Anda di halaman 1dari 7

A.

Sistem Ekonomi Islam

1. PENGERTIAN SISTEM EKONOMI ISLAM


Menurut M.A. Manan dalam Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Ekonomi Islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
Islam. Sementara itu, menurut H. Halide ekonomi Islam adalah kumpulan dasar-dasar umum
ekonomi yang disimpulkan dari al-Quran dan sunnah yang ada hubungannya dengan urusan
ekonomi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sistem ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari alQuran dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan
dasar-dasar tertentu sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa tertentu.
Pendekatan Islam dalam ekonomi, antara lain :
1. Konsumsi manusia dibatasi pada tingkat yang perlu dan bermanfaaat bagi kehidupan manusia.
2. Antara alat pemuas dan Kebutuhan manusia harus seimbang.
3. Dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus ditegakkan.
4. pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat bahwa sumber kekayaan seseorang yang
diperoleh berasal dari usaha yang halal.
5.

Zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan miskin
merupakan alat yang ampuh.
Menurut pendapat para pakar ekonomi Islam, cirri utama dari system ekonomi Islam adalah
masalah kepemilikan. Dalam Islam, hak milik mutlak itu berada di tangan Allah, sedang manusia
hanya memiliki hak milik secara relatif terhadap barang dan jasa yang dikuasainya.

2. NILAI DASAR EKONOMI ISLAM


Tiga asas pokok dari filsafat ekonomi Islam adalah :
1.

Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah SWT, karena Dia-lah yang
menciptakannya. Manusia berhak mengurus dan memanfaatkan alam semesta untuk untuk
kelangsungan hidupnya.

2. Allah SWT itu Maha Esa. Dialah pencipta makhluk yang ada di alam ini, termasuk yang diberi
kelengkapan sempurna agar dapat melaksanakan tugas, hak, dan kewajibannya sebagai khalifah

di bumi. Sedangkan hewan dan tumbuhan diperuntukkan bagi manusia agar dapat dimanfaatkan
bagi kehidupannya.
3. Beriman kepada hari kiamat dan hari pengadilan. Keyakinan ini merupakan asas penting dalm
sistem ekonomi Islam, dengan keyakinan itu perilaku dan tindakan ekonomi manusia akan dapat
terkendali, sebab semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akherat kelak.
Ketiga asas pokok dari filsafat ekonomi Islam itu melahirkan nilai-nilai dasar ekonomi Islam.
Nilai-nilai tersebut antara lain :
1. Kepemilikan
Kepemilikan oleh manusia bukanlah penguasaan mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi,
tetapi hanya pemanfaatan sebatas kemampuan. Kepemilikan oleh manusia terbatas sepanjang
usia kehidupan di dunia, dan bila orang itu meninggal dunia, maka harta kekayaan harus
didistribusikan kepada ahli warisnya sesuai ketentuan dalam al-Quran. Kepemilika perorangan
tidak boleh meliputi sumber-sumber ekonomiyang menyangkut hajat hidup orang banyak.
2. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan nilai dasar yang mempengaruhi berbagai aspek tingkah laku
ekonomi seorang Muslim. Asas keseimbangan ini misalnya, terwujud dalam kesederhanaan,
hemat, dan menjauhi pemborosan. Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan antara
kepentingan dunia dan akhirat, keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
umum, dan kepentingan antara hak dan kewajiban.
Dan

orang-orang

yang

apabila

membelanjakan

(harta),

mereka

tidak

berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian. (Q.S. al-Furqan:67)

3. Keadilan
Keadilan harus diterapkan di segala bidang ekonomi dalam proses produksi, konsumsi dan
distribusi. Selain itu, keadilan juga harus menjadi alat pengatur efesiensi dan pemberantas
pemborosan. Keadilan juga berarti kebijaksanaan dalam mengalokasikan sejumlah kecil kegiatan
ekonomi tertentu bagi orang yang tidak mampu memasuki pasar, yaitu melalui zakat, infak, dan
sedekah kepada orang miskin.
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi
mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku

terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu


sehancur-hancurnya. (Q.S. al-Isra:16)

3.

SISTEM

EKONOMI

ISLAM

DI

ANTARA

KAPITALISME

DAN

SOSIALISME
Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dari ekonomi kapitalis maupun sosialis. Ekonomi
Islam bukan pula berada di tengah-tengah antara keduanya, karena sangat bertolak-belakang
dengan sistem ekonomi kapitalis yang lebih bersifat individual dan sistem ekonomi sosialis yang
memberikan hamper semua tanggung-jawab kepada warganya. Sedangkan ekonomi Islam
menetapkan bentuk perdagangan serta penentuan yang boleh dan tidak boleh ditranskasikan.
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem-sistem
ekonomi lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
lainnya, adalah :
1.

Asumsi dasar dan norma pokok dalam proses maupun interaksi kegitan ekonomi yang
diberlakukan. Dalam sistem ekonomi Islam, yang menjadi asumsi dasarnya adalah syariat Islam.

2.

Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan alam.

3. Motif ekonomi Islam adalah mencari keseimbangan dunia dan akhirat dengan jalan beribadah.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi Islam mengatur
dan memberikan pedoman bagi kehidupan perekonomian umat Islam yang di
dasarkan pada al-Quran dan sunnah. Dalam pelaksanaannya sistem ekonomi Islam
lebih mengedepankan prinsip keseimbangan dan keadilan dengan tujuan untuk
menghindari adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Disamping itu,
menciptakan suatu harmonisasi antar umat Islam juga menjadi cita-cita dari sistem
ekonomi Islam.

4. NILAI-NILAI INSTRUMENTAL EKONOMI ISLAM


Dalam sistem ekonomi Islam nilai Instrumentalnya ada lima. Kelima nilai instrumental
tersebut, yaitu :
1. Zakat
Zakat adalah kewajiban keagamaan yang dibebankan atas harta kekayaan yang dimiliki
seseorang menurut aturan tertentu yang harus didistribusikan kepada behak menerimanya. Dalam
al-Quran, perintah zakat selalu dirangkaikan dengan perintah shalat. Hal ini menunjukkan
pentingnya shalat dan zakat sekaligus dalam membentuk kehidupan yang harmonis.
2.

Larangan Riba
Riba berarti bertambah atau mengembang. Menurut istilah, riba adalah tambahan dalam

pembayaran hutang sebagai imbalan jangka waktu selama hutang tersebut belum terbayar. Jenis
dari riba diantaranya adalah riba nasiah dan riba fadhal. Riba nasiah adalah tambahan yang
terjadi dalam hutang-piutang berjangka waktu sebagai imbalan waktu tersebut. Riba fadhal
adalah tembahan yang diperoleh seseorang sebagai hasil pertukaran dua barang yang sejenis
3.

Kerjasama Ekonomi
Kerjasama ekonomi merupakan watak masayarakat ekonomi menurut Islam. Bentuk

kejasama ekonomi yang sesuai dengan ajaran Islam adalah qiradh. Qiradh adalah kerjasama
antara pemilik modal dengan pengusaha yang memiliki keahlian dalam melaksanakan unit-unit
ekonomi. Qiradh mempunyai dua bentuk, yaitu : mudharabah dan murabahah. Didalam
mudharabah bank Islam membiayai seluruh operasi unit ekonomi, sedangkan pengusaha sebagai
pelaksana kegitan unit ekonomi.
4.

Jaminan Sosial
Di dalam al-Quran banyak dijumpai ajaran yang mengatur kehidupan social-

kemasyarakatan, termasuk ajaran yang bertujuan untuk menjamin tingkat dan kualitas kualitas
hidup minimum bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut, yaitu :
a. Manfaat sumber daya alam harus dinikmati oleh semua makhluk Allah.

b. Kehidupan fakir miskin harus mendapat perhatian dari masyarakat yang mempunyai
kekayaan lebih dari cukup.
c. kekayaan tidak boleh berputar-putar di antara orang-orang kaya.
d. Islam diperintahkan agar selalu berbuat baik kepada masyarakat, sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepada semua manusia.
e. Orang

mukmin

yang

tidak

memiliki

kekayaan

diperintahkan

agar

bersedia

menyumbangkan tenaganya untuk tujuan sosial.


f. Dalam memyumbangkan sesuatu untuk kepentingan sosial dan kepentingan pribadi serta
keluarganya sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
g. Jaminan sosial harus diberikan sekurang-kurangnya kepada mereka yang berhak atas
jaminan sosial.

5.

Peranan Negara
Campur tangan negara itu sebagai pemilik manfaat dari sumber-sumber daya alam, produsen,

distributor dan sebagai pengawas kehidupan ekonomi. Peranan negara diperlukan dalam aspek
legal, perencanaan, dan pengawasannya dalam pengalokasian sumber-sumber daya maupun
dana, pemerataan pendapatan, serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

5. RESPON ISLAM ATAS TRANSAKSI EKONOMI MODERN


1. E-Commerce (Perdagangan Elektronik)
Istilah E-Commerce (Electronic Commerce) secara bahasa, electronic berarti ilmu
elektronika, alat-alat elektronik, atau semua hal yang berhubungan dengan dunia elektronika dan
teknologi. Sedangkan commerce berarti perdagangan atau perniagaan. Definisi E-commerce
adalah bisnis online yang menggunakan medi elektronik internet secara keseluruhan, baik
pemasaran, pemesanan, pengiriman, serta transaksi jual-beli.

2. E-Commerce dalam Prespektif Islam


Dalam permasalahan e-commerce, fikih memandang bahwa transaksi bisnis di dunia maya
diperbolehkan kerena maslahat. Maslahat adalah mengambil manfaat dan menolak bahaya dalam
rangka memelihara tujuan syara. Bila e-commerce dipandang seperti layaknya perdagangan
dalam Islam, maka dapat dianalogikan: pertama, penjualnya adalah menchant (ISP), sedangkan
pembelinya disebut customer. Barang dan jasa yang ditawarkan berupa informasi.
3. Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah
a. Bank Konvensional
Dalam era globalisasi sekarang ini, umat Islam boleh dikatakan hamper tidak dapat lepas dari
bermuamalah dengan bank-bank konvensional bahkan dalam hal kegiatan ibadah (misalnya
ibadah haji). Pokok persoalannya sekarang ialah bagaimana pandangan hukum Islam terhadap
umat Islam yang mengadakan kegiatan dengan bank konvensional.
b. Bank Syariah
Perbankan Islam atas prinsip syirkah (mitra usaha) telah diakui seluruh dunia. Artinya, seluruh
sistem perbankan di mana pemegang saham, depositor, investor, dan peminjam akan berperanserta atas dasar mitra usaha.
Bank Syariah dalam menjalankan usahanya minimal mempunyai lima prinsip operasional,
terdiri dari :
1) Sistem simpanan murni
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank Islam untuk memberikan
kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk giro.
2) Prinsip bagi hasil
Prinsip ini mengatur tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola
dana.
3) Prinsip jual-beli dan margin keuntungan
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tatacara jual-beli, di mana bank akan
membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank
dan bertugas melakukan pembelian brang atas nama bank, kemudian bank menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli di tambah keuntungan.
4) Prinsip sewa

Prinsip ini secara garis besar terbagi menjadi dua jenis , yaitu sewa murni seperti penyewaan
alat-alat. Dan sewa beli, dimana penyewa memiliki hak memiliki barang pada akhir masa sewa.
5) Prinsip fee
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank.
http://imankoekoeh.blogspot.co.id/2013/01/sistem-ekonomi-islam.html
http://www.ekonomiplanner.com/2014/06/pengertian-sistem-ekonomi-islam.html
http://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-16
http://tafsirq.com/25-al-furqan/ayat-67

Anda mungkin juga menyukai