Sistem Ekonomi Islam
Sistem Ekonomi Islam
Zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan miskin
merupakan alat yang ampuh.
Menurut pendapat para pakar ekonomi Islam, cirri utama dari system ekonomi Islam adalah
masalah kepemilikan. Dalam Islam, hak milik mutlak itu berada di tangan Allah, sedang manusia
hanya memiliki hak milik secara relatif terhadap barang dan jasa yang dikuasainya.
Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah SWT, karena Dia-lah yang
menciptakannya. Manusia berhak mengurus dan memanfaatkan alam semesta untuk untuk
kelangsungan hidupnya.
2. Allah SWT itu Maha Esa. Dialah pencipta makhluk yang ada di alam ini, termasuk yang diberi
kelengkapan sempurna agar dapat melaksanakan tugas, hak, dan kewajibannya sebagai khalifah
di bumi. Sedangkan hewan dan tumbuhan diperuntukkan bagi manusia agar dapat dimanfaatkan
bagi kehidupannya.
3. Beriman kepada hari kiamat dan hari pengadilan. Keyakinan ini merupakan asas penting dalm
sistem ekonomi Islam, dengan keyakinan itu perilaku dan tindakan ekonomi manusia akan dapat
terkendali, sebab semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akherat kelak.
Ketiga asas pokok dari filsafat ekonomi Islam itu melahirkan nilai-nilai dasar ekonomi Islam.
Nilai-nilai tersebut antara lain :
1. Kepemilikan
Kepemilikan oleh manusia bukanlah penguasaan mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi,
tetapi hanya pemanfaatan sebatas kemampuan. Kepemilikan oleh manusia terbatas sepanjang
usia kehidupan di dunia, dan bila orang itu meninggal dunia, maka harta kekayaan harus
didistribusikan kepada ahli warisnya sesuai ketentuan dalam al-Quran. Kepemilika perorangan
tidak boleh meliputi sumber-sumber ekonomiyang menyangkut hajat hidup orang banyak.
2. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan nilai dasar yang mempengaruhi berbagai aspek tingkah laku
ekonomi seorang Muslim. Asas keseimbangan ini misalnya, terwujud dalam kesederhanaan,
hemat, dan menjauhi pemborosan. Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan antara
kepentingan dunia dan akhirat, keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
umum, dan kepentingan antara hak dan kewajiban.
Dan
orang-orang
yang
apabila
membelanjakan
(harta),
mereka
tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian. (Q.S. al-Furqan:67)
3. Keadilan
Keadilan harus diterapkan di segala bidang ekonomi dalam proses produksi, konsumsi dan
distribusi. Selain itu, keadilan juga harus menjadi alat pengatur efesiensi dan pemberantas
pemborosan. Keadilan juga berarti kebijaksanaan dalam mengalokasikan sejumlah kecil kegiatan
ekonomi tertentu bagi orang yang tidak mampu memasuki pasar, yaitu melalui zakat, infak, dan
sedekah kepada orang miskin.
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi
mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku
3.
SISTEM
EKONOMI
ISLAM
DI
ANTARA
KAPITALISME
DAN
SOSIALISME
Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dari ekonomi kapitalis maupun sosialis. Ekonomi
Islam bukan pula berada di tengah-tengah antara keduanya, karena sangat bertolak-belakang
dengan sistem ekonomi kapitalis yang lebih bersifat individual dan sistem ekonomi sosialis yang
memberikan hamper semua tanggung-jawab kepada warganya. Sedangkan ekonomi Islam
menetapkan bentuk perdagangan serta penentuan yang boleh dan tidak boleh ditranskasikan.
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem-sistem
ekonomi lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
lainnya, adalah :
1.
Asumsi dasar dan norma pokok dalam proses maupun interaksi kegitan ekonomi yang
diberlakukan. Dalam sistem ekonomi Islam, yang menjadi asumsi dasarnya adalah syariat Islam.
2.
Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan alam.
3. Motif ekonomi Islam adalah mencari keseimbangan dunia dan akhirat dengan jalan beribadah.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi Islam mengatur
dan memberikan pedoman bagi kehidupan perekonomian umat Islam yang di
dasarkan pada al-Quran dan sunnah. Dalam pelaksanaannya sistem ekonomi Islam
lebih mengedepankan prinsip keseimbangan dan keadilan dengan tujuan untuk
menghindari adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Disamping itu,
menciptakan suatu harmonisasi antar umat Islam juga menjadi cita-cita dari sistem
ekonomi Islam.
Larangan Riba
Riba berarti bertambah atau mengembang. Menurut istilah, riba adalah tambahan dalam
pembayaran hutang sebagai imbalan jangka waktu selama hutang tersebut belum terbayar. Jenis
dari riba diantaranya adalah riba nasiah dan riba fadhal. Riba nasiah adalah tambahan yang
terjadi dalam hutang-piutang berjangka waktu sebagai imbalan waktu tersebut. Riba fadhal
adalah tembahan yang diperoleh seseorang sebagai hasil pertukaran dua barang yang sejenis
3.
Kerjasama Ekonomi
Kerjasama ekonomi merupakan watak masayarakat ekonomi menurut Islam. Bentuk
kejasama ekonomi yang sesuai dengan ajaran Islam adalah qiradh. Qiradh adalah kerjasama
antara pemilik modal dengan pengusaha yang memiliki keahlian dalam melaksanakan unit-unit
ekonomi. Qiradh mempunyai dua bentuk, yaitu : mudharabah dan murabahah. Didalam
mudharabah bank Islam membiayai seluruh operasi unit ekonomi, sedangkan pengusaha sebagai
pelaksana kegitan unit ekonomi.
4.
Jaminan Sosial
Di dalam al-Quran banyak dijumpai ajaran yang mengatur kehidupan social-
kemasyarakatan, termasuk ajaran yang bertujuan untuk menjamin tingkat dan kualitas kualitas
hidup minimum bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut, yaitu :
a. Manfaat sumber daya alam harus dinikmati oleh semua makhluk Allah.
b. Kehidupan fakir miskin harus mendapat perhatian dari masyarakat yang mempunyai
kekayaan lebih dari cukup.
c. kekayaan tidak boleh berputar-putar di antara orang-orang kaya.
d. Islam diperintahkan agar selalu berbuat baik kepada masyarakat, sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepada semua manusia.
e. Orang
mukmin
yang
tidak
memiliki
kekayaan
diperintahkan
agar
bersedia
5.
Peranan Negara
Campur tangan negara itu sebagai pemilik manfaat dari sumber-sumber daya alam, produsen,
distributor dan sebagai pengawas kehidupan ekonomi. Peranan negara diperlukan dalam aspek
legal, perencanaan, dan pengawasannya dalam pengalokasian sumber-sumber daya maupun
dana, pemerataan pendapatan, serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Prinsip ini secara garis besar terbagi menjadi dua jenis , yaitu sewa murni seperti penyewaan
alat-alat. Dan sewa beli, dimana penyewa memiliki hak memiliki barang pada akhir masa sewa.
5) Prinsip fee
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank.
http://imankoekoeh.blogspot.co.id/2013/01/sistem-ekonomi-islam.html
http://www.ekonomiplanner.com/2014/06/pengertian-sistem-ekonomi-islam.html
http://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-16
http://tafsirq.com/25-al-furqan/ayat-67