DI SUSUN OLEH
EPIDEMIOLOGI IV
TAHUN 2016
A. PENDEKATAN KESEHATAN DARURAT
Disiplin ilmu kesehatan yang kerap digunakan dalam penanganan pasca
bencana adalah epidemiologi bencana. Pendekatan epidemiologi bencana
menggunakan data-data lapangan didaerah bencana untuk dapat menjadi bahan
pelajaran dalam prosedur penanganan korban sebagai faktor risiko. Pasca
bencana, epidemiologi lapangan berperan mengklasifikasi para korban cidera dan
meninggal serta dapat mengestimasi angka kematian dari total korban bencana.
Dari hasil studi epidemiologi lapangan, dapat diketahui faktor risiko yang
berhubungan dengan bencana gempa dan tsunami. Misalnya seberapa besar orang
yang berada pada bangunan bertingkat terhadap risiko cidera atau meninggal
dengan Odds ratio.
B. PERAN, UPAYA DAN MANFAAT EPIDEMIOLOGI
1. Peran Epidemiologi
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan melalui kemampuan
epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah
kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan. Bentuk peran itu
dapat dijabar dalam 7 peran utama (Valanis,10), yaitu:
1.
Investagasi etiologi penyakit
2.
Identifikasi faktor resiko
3.
Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
4.
Melakukan diagnosis banding dan perencanaan pengobatan
5.
Surveilan status kesehatan penduduk
6.
Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
7.
Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.
2. Upaya Epidemiologi
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau
inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu
Pendekatan logis.
Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dg
mengukur mortlitas, morbiditas & cacat yg timbul dari
penyakit-penyakit yg ada dlm masyarakat
b. Pendekatan pragmatis
Pada umumnya setiap org ingin bebas dari rasa sakit tidak
aman yg ditimbulkan penyakit/kecelakaan.
Dg demikian
c. Pendekatan Politis
Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar
pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat
(pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).
Kolera
Diareberdarah
Thypoid fever
Hepatitis
Campak
Tetanus
Malaria
DBD
Pnemonia
Diare
Malaria
Campak
Malnutrisi
Keracunan pangan
untuk
recovery
(rehabilitasi
dan
rekonstruksi).
Prinsip
dasar
fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah dan jenis obat serta alat kesehatan,
terbatasnya tenaga kesehatan dan dana operasional. Kondisi ini tentunya dapat
menimbulkan dampak lebih buruk bila tidak segera ditangani (Pusat
Penanggulangan Masalah Kesehatan Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan,
2001).
Dampak bencana terhadap kesehatan masyarakat relatif berbeda-beda,
antara lain tergantung dari jenis dan besaran bencana yang terjadi. Kasus cedera
yang memerlukan perawatan medis, misalnya, relatif lebih banyak dijumpai pada
bencana gempa bumi dibandingkan dengan kasus cedera akibat banjir dan
gelombang pasang. Sebaliknya, bencana banjir yang terjadi dalam waktu relatif
lama dapat menyebabkan kerusakan sistem sanitasi dan air bersih, serta
menimbulkan potensi kejadian luar biasa (KLB) penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui media air (water-borne diseases) seperti diare dan
leptospirosis. Terkait dengan bencana gempa bumi, selain dipengaruhi kekuatan
gempa, ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi banyak sedikitnya korban
meninggal dan cedera akibat bencana ini, yakni: tipe rumah, waktu pada hari
terjadinya gempa dan kepadatan penduduk (Pan American Health Organization,
2006).
F. RIWAYAT ALAMIAH KESEHATAN DARURAT
Dalam konteks penyakit, riwayat alamiah
merupakan
akhir.Karena
kedaruratan
dianggap
sebagai
suatu
atau
suatu
riwayat
ilmiah.Riwayat
alamiah
dalam
diperlukan
mengantisipasi
suatu
upaya
kemungkinan
prediksi
timbulnya
untuk
suatu
mampu
kejadian.
menghadapi
ancaman
bencana
yang
nyata.
Penyelenggaraan
Penyiapan
dan
pemasangan
instrumen
sistem
plan),
Mobilisasi
prasarana/sarana peralatan)
b) Peringatan Dini. Menurut
dimaksudkan
untuk
sumber
daya
(personil
dan
Hasnawir
(2012),
peringatan
dini
memberitahukan
tingkat
kegiatan
hasil
terjadi
bencana.
Peringatan
dini
tersebut
b. Event
Masalah sewaktu kejadian tentu berkaitan erat dengan jenis
kejadian atau masalah yang sedang timbul. Wabah demam
tifoid pada suatu kampung tertentu lebih kecil masalahnya
dari suatu gempa yang melanda suatu areal luas.
Penyelenggarakan penanggulangan bencana pada saat bencana (tanggap
darurat) menurut UU Nomor 24 Tahun 2007, meliputi :
1) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan, dan sumber
daya;
2) Penentuan status keadaan darurat bencana;
3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4) Pemenuhan kebutuhan dasar
5) Pelindungan terhadap kelompok rentan
6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
c. Post-event
Post-event adalah masa yang terjadi setelah timbulnya suatu
bencana.Pada masa ini akan terdapat manusia-manusia yang
terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok korban
tewas, kelompok korban hilang, kelompok korban luka, dan
kelompok pengungsi.Panjang masa dari masing masing
event berbeda sesuai bentuk bentuk masalah kesehatan
darurat yang terjadi. Secara umum masa pre-event dan event
relative singkat, sedangkan masa post-event cenderung
panjang mengingat dampak yang timbul memerlukan masa
recovery (pemulihan) yang lama.
kesatuan
organisasi
pemerintah
yang
selalu
luas.
laut/udara,
telekomunikasi,
dli),
serta
jaringan
listrik
bencana
sekunder
dan
yaitu
b) Tsunami
Tsunami adalah gelombang pasang yang timbul akibat
terjadinya gempa bumi di laut, letusan gunung api
bawah laut atau longsoran di laut.
c) Letusan Gunung Api
Pada letusan gunung api, bencana dapat ditimbulkan
oleh jatuhan material letusan, awan panas, aliran lava,
gas beracun, abu gunung api, dan bencana sekunder
b.
manusia seperti:
a). Epidemi dan Wabah Penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
b). Kebakaran Gedung dan Pemukiman
Kebakaran
gedung
dan
permukiman
penduduk
kecerobohan
manusia
diantaranya
sebab
umum
kejadian
kebakaran
permukiman/gedung.
c). Kegagalan Teknologi
Kegagalan teknologi merupakan kejadian yang
diakibatkan
oleh
kelalaian
dan
kesalahan
desain,
kesengajaan
pengoperasian,
manusia
dalam
bahan
radioaktif/nuklir,
kecelakaan
industri,
atau
ketidakmampuan
masyarakat
menghadapi
yang
bahaya
menyebabkan
atau
ancaman.
b. Kerentanan Ekonomi
Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat
sangat menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman
bahaya. Pada umumnya masyarakat atau daerah yang
miskin atau kurang mampu lebih rentan terhadap bahaya,
karena
tidak
memadai
mempunyai
untuk
kemampuan
melakukan
upaya
finansial
yang
pencegahan
atau
mitigasi bencana.
c. Kerentanan Sosial
Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat
kerentanan
terhadap
ancaman
bahaya.
Dari
segi
bencana
akan
mempertinggi
tingkat
kerentanan,
dapat
berupa
kesiapsiagaan
dan
pencegahan,
keterampilan
mengurangi
dampak,
mempertahankan
hidup
mengurangi
kerentanan
dan
meningkatkan
kapasitas.
H. UPAYA PENCEGAHAN
Upaya pencegahan dan penanggualangan masalah kesehatan darurat
dilakukan sesuai dengan riwayat perjalanan suatu bencana sehingga akan
ketersiapan
dalam
situasi
darurat,
perencanaan;kebijakan;dan
Pada saat atau sesaat sebelum terjadinya bencana (event) aktivitas yang bisa
dilakukan diantaranya adalah
a. Penilaian-penilaian yang mencakup tujuan penilanain situasi daruat, proses
penilaian, tehnik penilaian lapangan, dan pengorganisasian penilaian situasi
darurat
b. Evakuasi yang meliputi peringatan bencana dan instruksi darurat, evakuasi
terorganisir, evakuasi secara spontan, dan lain-lain
untuk
membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan
pencegahan
dan
pengendalian
penyakit,
pelayanan
Kesehatan;
pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Kesehatan;
pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;
pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di
Kesehatan; dan
pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di
standardisasi
dan
kebutuhan
penyelenggaraan
dan
mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan
efisien; serta
Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara