Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGANTAR TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

Menganalisis Sistem pada Suatu Artikel


(Sistem Irigasi Subak di Bali)

Oleh
Nama & NPM

:
:Sondang Kiki (240110140076)
Istiqomah Haq (240110140088)
Lia Genesya S (2401101400)

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

I. Menganalisis Sistem Pada Artikel


Sistem Irigasi Subak di Bali
Subak merupakan system irigasi yang ada di sebuah kawasan persawahan
tertentu dan dibatasi oleh sungai, jurang, dan batas fisik lainnya yang tentunya
terlihat jelas. Lalu apa bedanya system irigasi subak dengan system irigasi
persawahan pada umumnya? Sistem irigasi subak memiliki komponen- komponen
pembeda dimana di dalamnya sangat khas akan kearifan local bali. Sumber air
subak, yang merupakan komponen fundamental, biasanya berasal dari mata air
yang mengalir ke sebuah sungai yang dikelola sedemikian rupa oleh para petani
subak dengan system meminjam air, yang secara konkret merupakan system
yang penekanannnya lebih ke arah gotong- royong dan saling bahu membahu,
bukan system utang piutang. Dalam subak, juga harus memiliki satu bangunan
bagi serta pura yang terpasang di pematang masing- masing sawah. Pura ini
merupakan syarat utama subak. Sistem irigasi subak dipimpin oleh seorang
pekaseh yang mana merupakan seorang pengatur dari system irigasi ini. Pekaseh
atau klean subak merupakan birokrat yang otonom. Namun demikian, pekaseh
masih melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan kepala desa, dimana kepala
desa tidak memiliki wewenang untuk mengatur kinerja pekaseh. Contoh
konkretnya, ketika warga desa meninggal di saat musim panen, maka upacara
ngaben yang seharusnya dilakukan harus diundur demi kelancaran proses
memanen. Dalam system ini, air sangat mudah didapat bahkan tak akan habis,
sehingga kekeringan pun jarang terjadi. Ketika memang air yang mengalir ke
dalam sawah seorang petani kurang, maka system pinjam air pun berlaku di
sini.
Dalam sistem ini, terdapat empat jenis sumber air dalam bentuk danau.
Bahkan selain danau, hutan pun merupakan sumber air bagi subak bali. Subak
sendiri memiliki prinsip untuk tidak mengutamakan effisiensi, melainkan
effektivitas, dimana hal ini justru menjadikan subak sebagai bemper kebudayaan
bali. Meskipun system irigasi subak terdiri atas sawah- sawah yang sempitsempit, subak memiliki beberapa landasan berupa Tri Hita Karana, atau tiga hal
yang menyebabkan kebahagiaan, yang terdiri atas harmoni dengan alam, meliputi
sawah yang sesuai dengan kontur, kemudian harmoni dengan sesame yang
meliputi system pinjam air, rapat dan atau konsolidasi. Selain itu, ada pula
harmoni kepada tuhan, dimana disimbolkan dalam sesajen yang dipersembahkan
di pematang. Sistem irigasi ini sangat berlandaskan sosio-kultural masyarakat,
sehingga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain
bersifat fleksibel, bersifat good governance, mampu beradaptasi dengan teknologi
baru dan dinamika budaya yang ada. Kelemahannya terletak pada tidak kuatnya

sistem pertahanan dalam menahan intervensi dari pihak luar. Namun demikian,
sistem subak ini sangatlah unik. One inlet & one outlet system. Begitulah bunyi
sistem tersebut yang diutarakan oleh ahli irigasi, dimana satu petani memiliki satu
gate dan satu pure. Untuk konsolidasinya sendiri, system ini sangat menganjurkan
petani untuk selalu melakukan perundingan setiap akan menanam, bahkan saat
hendak membunuh hama dan tikus. Gabungan antara subak subak yang terikat
dalam satu system disebut subak agung. Secara konkret, memang jelas bahwa
system irigasi semacam ini sangat kurang efisien. Namun demikian, subak sendiri
merupakan sebuah cerminan kearifan local yang berhasil dilestarikan sehingga
berhasil pula dalam mengangkat derajat bangsa Rasyid

II. Hasil Analisis Sistem


1. Artikel diatas berisi tentang sistem subak yang termasuk kedalam sistem
irigasi
2. Tujuan dari Sistem tersebut adalah:
a. pendistribusian air secara merata dan adil pada setiap lahan
b. Menjaga penggunaan air yang optimal
c. Menyalurkan air ke sebuah kompleks persawahan sehingga tidak ada
masalah kekurangan air pada kawasan tersebut.
d. karenamenyangkut suatu organisasi juga suabak memiliki tujuan mengelola
air irigasi untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat (petani)
e. melestarikan sumber daya air di satu daerah aliran sungai.
3. Bagaimana sistem tersebut berhasil?
Sistem ini masih sangat terikat terhadap budaya sehingga komponenkomponen pada sistem ini masih banyak yang berkaitan dengan adat istiadat
Bali seperti pura, pekaseh, dan upacara ngaben yang sebenarnya jika
dihubungkan dengan sistem irigasi modern, hal seperti tidak memiliki
keterhubungan. Karena hal tersebut hanya sesuai dengan kepercayaan yang
dianut di Bali. Tetapi jika dilihat dari sistem irigasinya, sistem subak ini
memiliki komponen atau subsistem dari danau dan hutan yang berfungsi
sebagai sumber air irigasi.
Sistem subak mampu melakukan pengelolaan irigasi dengan dasar-dasar
harmoni dan kebersamaan sesuai dengan prinsip konsep THK, dan dengan
dasar itu sistem subak mampu mengantisipasi kemungkinan kekurangan air
(khususnya pada musim kemarau), dengan mengelola pelaksanaan pola tanam
sesuai dengan peluang keberhasilannya. Selanjutnya, sistem subak sebagai
teknologi sepadan, pada dasarnya memiliki peluang untuk ditransformasi,
sejauh nilai-nilai kesepadanan teknologinya dipenuhi.
Subak telah dipelajari oleh para ahli yang telah menarik perhatian umum
tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Mereka mempelajari pura-pura
di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa dilupakan
oleh orang asing. Dengan bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk
mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia
membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.
Sistem kerja subak
Pertama-tama subak membuat bendungan pada sungai (banyak juga
bendungan dibuat oleh pemerintah) Lalu air melalui tembuku (pintu air I).
Uuntuk kemudian dialirkan ke saluran primer (telabah gede) . Besar kecilnya
debit air yang boleh dimasukkan ke saluran primer ini ditetapkan antarsubaksubak yang memakai air yang bersangkutan. Dari saluran primer air dialirkan
dan dibagi oleh tembuku aya (pintu air II) ke dalam saluran-saluran skunder

dengan bagian air yang sebanding dengan luas tempek masing-masing.


Selanjutnya air dari saluran sekunder ini dibagi oleh tembuku pemaron (pintu
air III) ke dalam saluran tersier. Dari sini air dibagi lagi ke dalam saluran
pengambilan atau saluran kuarter (kekalen penyuangan) melalui tembuku
gde(pintu air IV) . Baru dari saluran pengambilan inilah air langsung dialirkan
ke petak-petak sawah dengan bantuan temuku cerik (empangan kecil) masuk
penampang pemasukan . Luas penampang pemasukan disesuaikan dengan luas
sawah anggota. Sisa air dari petak terakhir kemudian dibuang, atau kadangkadang dapat dipakai lagi oleh petak-petak lain yang letaknya di sebelah
bawah.
4. Komponen Sistem
Bangunan-bangunan irigasi yang terdapat pada jaringan irigasi subak
umumnya terdiri dari empelan (empangan pengumpul air), saluran asupan air
(intake), awungan (terowongan air), andungan (kantong lumpur), pengoros
(pintu penguras), pepiyuh (pelimpah samping), telabah gede (saluran air
utama), tembuku aya (bangunan pembagi air utama), telabah (saluran
kedua/sekunder), telabah cerik (saluran ketiga/tersier), kluwung (goronggorong), telepusan (shypon), telabah penyahcah (saluran kwarter), telabah
pengalapan (saluran kepetakan sawah), tembuku pengalapan (bangunan
pembagi air ke sawah), tembuku pengutangan (saluran pembuangan), petaku
(bangunan terjun), abangan (talang air), dan lain-lain.
Pengaturan irigasi dalam satu subak umumnya terdiri dari 4 unsur fungsional
pokok yaitu:
a. Bangunan utama, berupa bangunan pengambilan yang terletak pada
sumber air.
b. Jaringan pembawa, berupa saluran pembawa yang berfungsi menyalurkan
air irigasi dari sumber air ke saluran utama, bangunan bagi utama, saluran
sekunder, saluran tersier, saluran kwarter hingga ke bangunan bagi ke
petak sawah.
c. Kumpulan petak sawah sesuai topografi dengan sistem pembagi air dan
sistem pembuangan kolektif.
d. Sistem pembuangan adalah saluran air alami atau buatan yang terletak
diluar wilayah irigasi subak untuk membuang kelebihan air.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Keprofesian. 2014. Sistem Irigasi Subak di Bali


http://permateta.tp.ugm.ac.id/2014/03/sistem-irigasi-subak-di-bali/ (diakses
pada tanggal 23 Mei 2015 pada pukul 13.00 WIB)
Iendro, 2012. Subak-Sistem Pengairan Sawah
http://iendro.blogspot.com/2012/11/subak-sistem-pengairan-sawah-bali.html
(diakses pada tanggal 23 Mei 2015 pukul 14.07)
Firdaus Rizqi. 2013. Irigasi Subak di Bali. http://forumtani.blogspot.com/2013/04/irigasi-subak-di-bali.html (diakses pada tanggal
24 Mei 2015 pada pukul 20.36)
Teken, I.B dkk. 2013. Irigasi Subak Di bali.
http://permateta.tp.ugm.ac.id/2014/03/sistem-irigasi-subak-di-bali/ (diakses
pada tanggal 25 Mei 2015 pada pukul 18.15 WIB)

Anda mungkin juga menyukai