PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah, jenis maupun
kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit IbudanAnakAnnisaterdiri dari berbagai jenis
pelayanan seperti pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik yang diberikan
kepada pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Rumah Sakit
IbudanAnakAnnisamempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan
penapisan teknologi bidang kesehatan.
Dalam Pasal 63 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dinyatakan bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu keStaf
Keperawatan an dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan
ilmu keStaf Keperawatan an atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Penyelenggaraan
kebidanan
di Rumah
Sakit
dan kebidanan yang diberikan, sumber daya manusia tenaga keperawatan sebagai pemberian
pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan.
Tenaga keperawatan di Rumah Sakit merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar
(jumlahnya antara 5060%), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta
merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan
profesional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien
dan keluarganya.
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu
berkembang serta memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan
dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Dalam profesi tenaga keperawatan dikenal tindakan yang bersifat mandiri dan
tindakan yang bersifat delegasi. Tindakan yang bersifat mandiri merupakan kompetensi
utama dari profesi tenaga keperawatan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.
Tindakan yang bersifat mandiri ini merupakan kewenangan yang melekat dan menjadi
tanggung jawab penuh dari tenaga keperawatan. Kewenangan tenaga keperawatan untuk
melakukan tindakan medik merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan
Kewenangan Klinis tertentu dan perlu dikredensial. Dengan demikian, tindakan medik yang
bersifat delegasi, tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
Pertumbuhan tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih belum optimal,
karena kurangnya komitmen terhadap pertumbuhan profesi, kurangnya keinginan belajar
terus-menerus, dan pengembangan diri belum menjadi perhatian utama bagi individu tenaga
keperawatan dan rumah sakit. Tenaga keperawatan di Rumah Sakit cenderung melakukan
tugas rutin dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan. Hal ini digambarkan
dengan berbagai kondisi antara lain: tidak jelasnya uraian tugas dan cenderung melakukan
tugas rutin, selalu mengalami konflik dan frustasi karena berbagai masalah etik dan disiplin
tidak diselesaikan dengan baik, jarang dilakukan pembinaan etika profesi.
Tenaga keperawatan juga memiliki motivasi yang rendah serta kesempatan yang
terbatas untuk meningkatkan kemampuan profesinya melalui kegiatan-kegiatan audit
keperawatan dan kebidanan serta kegiatan pendidikan berkelanjutan.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat terjadi dan
terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian yang
terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan
dan tata norma profesi sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan
asuhan keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga
keperawatan dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific)
dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan. Mekanisme
dan sistem pengorganisasian tersebut adalah Komite Keperawatan.
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada kepala/direktur Rumah Sakit
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Komite Keperawatan bertugas membantu kepala/direktur Rumah Sakit dalam
melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan dan kebidanan
serta pengembangan profesional berkelanjutan termasuk memberi masukan guna
pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan dan kebidanan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan pasien melalui
mekanisme kredensial Staf Keperawatan di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun jenis-jenis kewenangan
klinis (clivical privilege) bagi setiap Staf Keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan
di RSIA Annisa
b. Memberikan panduan bagi Direktur RSIA Annisa untuk menerbitkan kewenangan klinis
(clinical privilege) bagi setiap Staf Keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan di
RSIA Annisa
c. Meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas staf Keperawatan di RSIA Annisa
d. Meningkatkan reputasi dan kredebilitas para Staf Keperawatan dan institusi RSIA Annisa
dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit lainnya.
BAB II
DEFINISI
Rumah Sakit
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan saki tmaupun sehat.
Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk
Asuhan Keperawatan.
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
Perawat terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis.
Perawat Ahli Madya adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma
Tiga (D III) Keperawatan.
Ners adalah Perawat profesional yang telah menyelesaikan pendidikan profesi dalam bidang
keperawatan umum dan memiliki kemampuan sebagai perawat profesional jenjang pertama (
first professional degree).
Ners spesialis adalah Perawat yang telah menyelesaikan pendidikan Spesialis Keperawatan
Komite Keperawatan dan Kebidanan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
keperawatan
danKebidananmelalui mekanisme
tenaga
Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
BAB III
RUANG LINGKUP
Direktur RSIA Annisa telah menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan fungsi dan tugas Komite Keperawatan RSIA Annisa.
Komite Keperawatan RSIA Annisa bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Direktur
serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan
di RSIA Annisa.
keperawatan.
D. FUNGSI UTAMA KOMITE KEPERAWATAN
Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui:
1. Mekanisme kredensial
2. Penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan profesi, sehingga pelayanan asuhan
keperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai dengan standar yg
baik (etis), sesuai kode etik profesi dan hanya diberikan oleh tenaga keperawatan yang
kompeten dengan kewenangan yang jelas.
3. Menjamin tersedianya norma-norma, standar praktik/asuhan/prosedur keperawatan yang sesuai
dengan lingkup asuhan dan pelayanan serta aspek penting asuhan di setiap area
keperawatan.
4. Menjaga mutu asuhan melalui perumusan rencana peningkatan mutu keperawatan tingkat rumah
sakit.
5. Mengkoordinasi semua kegiatan pemantauan mutu dan evaluasi keperawatan.
6. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana rumah sakit untuk
menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang berdampak pada lebih dari satu departemen atau
pelayanan.
7. Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua yang terkait.
8. Mengusulkan kepada manajemen rumah sakit tentang solusi masalah yang terkait dengan
profesionalitas tenaga dan asuhan, sistem pelaporan pasien, dan penugasan staf.
9. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
10. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset, dan praktik.
11. Dalam upaya meningkatkan mutu staf keperawatan, maka fungsi Komite Keperawatan adalah:
a. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan klinis staf keperawatan.
b. Merumuskan norma, harapan dan pedoman perilaku.
c. Menyediakan alat ukur kinerja staf keperawatan.
d. Memelihara dan meningkatkan kompetensi staf.
e. Membina dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika profesi keperawatan.
f. Mewujudkan komunitas profesi keperawatan.
g. Merumuskan sistem rekruitmen dan retensi staf.
12. Dalam kaitannya dengan pihak diluar keperawatan, Komite Keperawatan berfungsi:
a. Berbagi informasi yang bermanfaat bagi manajer rumah sakit.
b. Mendidik staf lain yang terlibat dalam sistem keperawatan
c. Mendorong dan melibatkan staf keperawatan yang terkena dampak dalam upaya mengelola
d.
e.
f.
g.
asuhan keperawatan.
Membangun jaringan dengan tim, unit dan komite lain di rumah sakit.
Melaksanakan program kegiatan bersama dengan profesi lain.
Menjamin keharminisan hubungan kerja dengan staf lain.
Berpartisipasi dalam Tim Mutu Rumah Sakit.
7. Memberikan rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi staf yang akan melakukan
tindakan keperawatan di rumah sakit.
8. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan staf keperawatan, menyampaikan laporan kegiatan Komite
Keperawatan secara berkala kepada seluruh tenaga keperawatan rumah sakit.
F.
Direktur
dengan
KOMITE KEPERAWATAN
SUB KOMITE
KREDENSIAL
SUB KOMITE
MUTU PROFESI
asuhan
keperawatan
dan
kebidanan
memiliki
kompetensi
dan
4. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh RSIA Annisa
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan Kredensial
dimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang disepakati;
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari direktur RSIA Annisa;
2)
3)
4)
5)
6)
Menerapkan perbaikan;
7)
Rencana reaudit.
tinggi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin
pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
1.
Tujuan
Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan:
a. Agar tenaga keperawatan RSIA Annisa menerapkan prinsip-prinsip etik dalam
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang
tidak profesional;
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan RSIA Annisa.
2.
Tugas
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan di RSIA Annisa;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan di RSIA Annisa;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan di RSIA Annisa;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalahmasalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan Klinis
(clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
3.
Kewenangan
4.
Mekanisme kerja
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1)
profesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi
c. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
1)
2)
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Persyaratan calon perawat/bidan
a. Berijazah minimal DIII Bidan/Keperawatan
b. Bertanggungjawab dan mampu melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan dan
Kebidanan di rawat inap, rawat jalan (poliklinik), rawat gawat darurat
c. Memahami prinsip pelayanan keperawatan dan Kebidanan khususnya memberikan
asuhan keperawatan dankebidanansesuai standar
d. Mampu mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan dan
kegiatan yang lain
e. Dapat bekerja sesuai dengan SOP
f. Dapat bekerja dalam tim
g. Dapat mematuhi peraturan di RSIA Annisa
2. Proses Kredensial
a. Direktur meminta komite keperawatan untuk melakukan kredensial
b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial.
c. Subkomite Kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan metode yang
telah disepakati.
d. Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial
sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis.
e. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya
dilaporkan secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi
kepada direktur.
f. Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap perawat/bidan bersangkutan.
3. Proses Rekredensial
BAB V
DOKUMENTASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SPO ProsedurKredensial
SPO Rekredensial
SPO VerifikasiIjazah
SPO VerifikasiSTR
SPO PendokumentasianBerkasKepegawaian
SPO PendokumentasianBerkasKredensial
Form BeritaAcara
Form RekomendasiKewenanganKlinis