Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

Keanekaragaaman Hayati
Nama

: Oskhar Ndappa

Nim

: 1511310004

GAMBAR. Garis Wallace Garis khayal yang membatasi penyebaran


fauna Oriental atau Asiatis, fauna
ausstralis serta fauna
peralihaan

1. Faktor yang mempengaruhi perbedaan jenis flora dan fauna


di rumpun indo-melayu/ asiatis/oriental dan rumpun
australia/ australis.
Pada umumnya penyebaran flora dan fauna dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan pada wilayah tersebut. Ada jenis flora yang hanya dapat tumbuh di daerah
yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang
hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Beberapa faktor yang
mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi diantaranya adalah
1. Iklim
Unsur iklim yang berpengaruh terhadap keanekaragaman flora, antara lain, curah
hujan, suhu, kelembapan udara dan angin. Ke empat unsur tersebut akan
membentuk suatu kondisi lingkungan tertentu yang memengaruhi sifat-sifat fisik
dan kimia tanah. Daerah dengan curah hujan dan kelembapan udara yang tinggi
cenderung memiliki vegetasi yang beraneka ragam, misalnya hutan hujan tropis di
pedalaman Kalimantan dan Papua. Kondisi fisik hutan hujan tropis, antara lain,
pohonnya besar-besar, ketinggian pohon beragam, suasana selalu basah atau
lembap, daun-daun lebat sehingga sinar matahari terhalang dan tidak dapat

menyinari lantai hutan secara langsung, dan banyak ditemui vegetasi yang
merambat.
2. Kondisi Tanah
Faktor tanah dsebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya
tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti
meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi.
Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara
lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah
3. Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu
tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula
perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang
berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi
tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab
itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah
dengan ketinggian tertentu
4. Faktor Biotik (Manusia, hewan dan tumbuh tumbuhan)
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan. Manusia
dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tmpat ke tempat lainnya. Selain itu
manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan
melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Selain faktor tersebut hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran
tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung,
tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh
tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan
terjadi perkembangan kehidupan tumbuh tumbuhan dan juga mempengaruhi
kehidupan faunanya.
2. Perbedaan ciri fauna Asiatis/Oriental dan Fauna Australis
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan
biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan
perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam beradaptasi. Sebagai contoh hewan yang biasa hidup di
pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah
panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Secara
langsung dan tidak langsung perbedaan jenis fauna di daerah asiatis dan australis dipengaruhi
oleh tingkat adaptasi fisiologis hewan terhadap keadaan lingkungan serta jenis flora pada
wilayah tersebut. Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya.

Makhluk hidup harus mampu beradaptasi agar tetap bertahan hidup (lestari).Bentuk Adaptasi
makhluk hidup merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap perubahan yang terjadi
di lingkungan sekitarnya.

A. Fauna Asiatis (Oriental)


Fauna ini tersebar di bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan,
Jawa, dan Bali. Daerah ini juga disebut daerah fauna dataran Sunda. Fauna Asiatis antara
lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak
bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, orang utan di
Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu
di Sumatera dan Kalimantan.
Ukuran fauna asiatis umumnya lebih besar dari pada fauna australlis hal ini
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada wilayah asiatis yang didominasi oleh iklim
hutan hujan tropis yang terdapat di daerah sekitar khatulistiwa yaitu antara garis 10
derajat LU sampai dengan 10 derajat LS dengan curah hujan yang sangat tinggi. Ciricirinya yaitu: pohonnya tinggi dan lebat/rapat, jenisnya sangat bervariasi (heterogen) dan
selalu hijau. Sebagian besar jenis flora di dunia terdapat pada hutan jenis ini yang
diperkirakan mencapai lebih dari 3000 spesies.
Ciri fauna pada daerah asiatis berikut adalah terdapat banyak jenis hewan primata
atau pemanjat seperti orang utan di sumatra dan kalimantan yang merupakan salah satu
contoh adaptasi fisiologis hewan terhadap kondisi lingkungan fisik wilayah
oriental/asiatis yang didominasi oleh berbagai jenis pohon yang tinggi dan lebat.
Jenis burung pada daerah oriental memiliki warna bulu yang kurang menarik,
yang dipengaaruhi oleh lingkungan hidupnya salah saatunya kondisi hutan yang lebat
serta jenis makanan. Burung-burung yang endemik, misalnya jalak bali (Leucopsar
nothschili), elang jawa (spizaetus bartelisi), murai mengkilat (Myophoneus melurunus),
dan elang putih (Mycrohyerax latifrons).
B. Fauna Australis
Jenis fauna pada daerah ini mempunyai kesamaan dengan fauna di
benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul., contohnya antara lain:
kanguru, kasuari, kuskus, burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil,
dan amphibi. Pada daerah ini jenis fauna umumnya berukuran kecil dibandingkan dengan
fauna asiatis dikarenakan pada wilayah ini mempunyai musim kering (kemarau) dan
musim hujan. Ciri-cirinya adalah: biasanya tumbuhan meranggaskan daun-daunnya pada
musim kering (kemarau). Berbeda dengan hutan hujan tropis yang pohon-pohonnya
sangat lebat sehingga sinar matahari sulit untuk sampai ke tanah, maka pada hutan musim
pohon-pohonnya lebih jarang, tidak terlalu tinggi dan jumlah spesiesnya tidak begitu
banyak, sehingga sinar matahari sampai ke tanah.
Ciri khas fauna pada daerah ini adalah mamalia berkantung dan tidak ditemukan
pada daerah oriental/asiatis yang merupaakaan adaptasi morfologi atau penyesuaian
makhluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh
yang tampak dari luar dan mudah diamati, fungsi kantung pada hewan marsupialia adalah
sebagai tempat perlindungan bagi anak hewan marsupilalia serta tempat menyusui.
Daerah australis juga dicirikan dengan keragaman spesies burung dengan warna
yang menaarik beberapa contohnya adalah burung cendrawasih (Paradisaea minor),

burung kausari (Casuarius casuarius), burung kakatua raja ( Probosciger atterimus ) di


Papua dan di Maluku. Faktor genetik dan adaptasi fisiologis terhadap lingkungan dan
makanan sangat mempengaruhi karakteristik warna pada fauna diwilayah tersebut, warna
burung pada umumnya dipengaruhi oleh pigmen warna dengan difraksi dan intensitas
cahaya pada wilayah tersebut. Jenis makanan merupakan fakktor eksternal yang
mempengaruhi warna pada jenis burung, Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada
bulu adalah melanin dan karotenoid.

Anda mungkin juga menyukai