Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Kuarsa

Oleh :
Nama
Nim

: Adhita Mariani

: F1D214009

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bumi, proses
terbentuknya, materi-materi penyusunnya sampai ke sejarah bumi. Dalam ilmu
geologi, para geologist wajib mengetahui tentang batuan hingga ke penyusunpenyusun terkecilnya. Untuk itu saya akan membahas tentang salah satu mineral
penyusun batuan, yaitu Kuarsa.
Makalah ini juga dibuat dalam memenuhi tugas wajib pada praktikum
Kristalografi dan Mineralogi, selain itu juga untuk melengkapi penilaian terhadap
poin-poin yang kurang yang saya peroleh dalam praktikum.

1.2 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui macam bentuk kristal.


Untuk mengetahui mengapa kuarsa berbentuk jarum/meruncing.
Untuk mengetahui materi kuarsa pada batuan berkarbonat.
Untuk mengetahui apa-apa yang mempengaruhi proses kristalisasi.

BAB II
ISI
2.1 Macam bentuk kristal
1. Sistem Kristal Isometrik

3 Bentuk sistem isometrik/kubus:

Kubus sederhana, Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat

satu atom pada semua sudut kubus.


Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok

kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus.


Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua
pojok kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi
kubus.

2. Sistem Kristal Tetragonal


Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana
masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut tetragonalnya.
Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan kubus
berpusat badan, yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal, dan atom lainnya
berada pada pojok tetragonal tersebut.
3. Sistem Kristal Ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik
sederhana, body center (berpusat badan), berpusat muka, dan berpusat muka pada
dua sisi ortorombik. Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda
(a b c), dan memiliki sudut yang sama ( = = ) yaitu sebesar 90.
4.Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana
dan berpusat muka pada dua sisi. Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang
rusuk yang berbeda-beda (a b c), serta sudut = = 90 dan 90.
5.Sistem Kristal Triklin
Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a b c), serta memiliki besar sudut yang
berbeda-beda pula yaitu 90.
6.Sistem Kristal Rombohedral atau Trigonal

Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b
c). sedangkan sudut-sudutnya adalah = = 90dan =120.
7.Sistem Kristal Heksagonal
Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa =
enam), maka system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki
dua nilai sudut yaitu 90 dan 120 ( = = 90dan =120), sedangkan pajang
rusuk-rusuknya adalah a = b c. semua atom berada pada sudut-sudut heksagonal
dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi.

2.2 Mineral Kuarsa


Kuarsa adalah mineral yang paling berlimpah dan didistribusikan secara
luas di permukaan bumi. Mineral kuarsa hadir dan berlimpah di seluruh belahan
dunia. Ia dapat terbentuk pada setiap derajat suhu atau temperatur. Mineral ini
banyak ditemukan di batuan beku, metamorf dan batuan sedimen. Mineral ini
sangat tahan terhadap pengaruh suhu dan tekanan. Daya tahan ini membuat
mineral dominan ditemukan puncak gunung dan daaerah sekitaran pantai, sungai
dan gurun pasir.
Bentuk mineral kuarsa paling umum dan dominan adalah bentuk
Hexagonal atau meruncing.Salah satu sifat dari mineral kuarsa adalah ia termasuk
mineral yang umum yang menentang arus, sehingga pada permukaannya menjadi
meruncing.
Kuarsa memiliki berat jenis 2,6 - 2,7, yang berarti berat kalsit ketika di
luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika di dalam air. Kuarsa memiliki
pecahan (fracture) concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung
di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang
dipecah.
Sifat dalam (tenacity) dari kuarsa adalah rapuh (brittle), sehingga bila
digores menjadi tepung/bubuk dan mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk
kristalnya hexagonal, dengan kelas simetri dihexagonal bypiramidal. Kuarsa
bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet.

Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh adanya ikatan


antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung
SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral
yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende, kaolin, dll.
Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan
enam sisi pada bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak
mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kaca adalah
penciri utama mineral kuarsa ini.

2.3 Kuarsa pada Batuan Berkarbonat


Batu karbonat adalah batuan beku yang mengalami pengendapan
(sedimen). Batuan ini dapat juga terbentuk dari pengendapan garam-garam di
daerah pengendapan disertai mineral-mineral lain sehingga jadilah batuan baru,
yaitu batu berkarbonat.
Mineral kuarsa tersebar di permukaan bumi dan secara alami terbentuk,
menyatu atau bersatu sendiri membentuk sebuah batuan. Mineral kuarsa bisa
terdapat pada batuan berkarbonat karena pada proses pengendapan pada batu
karbonat ini, mineral kuarsa juga ikut masuk tercampur dan terikat hingga batuan
berkarbonat terbentuk.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Proses Kristalisasi


Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal dari ion-ion yang terdapan
di magma yang membeku. Ion-ion tersebut saling terikat dan membentuk kristal
yang memiliki pola tiga dimensi.
Kecepatan pendinginan magma sangat mempengaruhi pertumbuhan
kristal. Bila Ia mendingin perlahan-lahan, memungkinkan kristal tumbuh dengan
sempurna dan besar-besar. Sebaliknya, bila ia mendingin dengan cepat maka
yang terjadi pun sebaliknya. Ion-ion kehilangan daya geraknya dengan cepat dan
terbentuklah kristal-kristal kecil.

Apabila pendinginannya sangan cepat sehingga ion-ion tidak sempat


membentuk kristal dan hasilnya adalah massa yang terdiri dari ion-ion yang
acak. Batuan yang terdiri dari atom-atom yang tidak beraturan ini dinamakan
glass, seperti gelas atau kaca yang dibuat di pabrik.
Contohnya pada erupsi gunung api, magma tersembur ke udara sehingga
mengalami pendinginan yang sangat cepat. Hasilnya adalah batu apung atau
pumice yaitu batuan yang amorf, dan berongga-rongga karena tekanan udara
jauh lebih rendah, gas-gas yang terlarut keluar dengan cepat.
Pertumbuhan kristal tidak hanya tergantung

pada

kecepatan

pendinginannya saja, melainkan juga pada ruang yang ada.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kristal memiliki bermacam-macam bentuk pada setiap sistem kristalnya.
2. Mineral kuarsa berbentuk runcing karena ia memiliki bentuk kristal
Hexagobal. Mineral kuarsa juga bersifat melawan arus dan tahan terhadap
gaya

magnetik

sehingga

tidak

membuat

banyak

perubahan

pada

permukaannya.
3. Materi kuarsa pada batu berkarbonat bermacam-macam tergantung
banyaknya endapan mineral tersebut dalam batu berkarbonat.
4. Proses kristalisasi dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Smith, G. A. dan Pun, A. 2006. How does Earth Work, Physical geology and the
process of science. Pearson Education, Inc. Pearson Prentice Hall, 640p.
Online :
King, Hobart. 2005-2015. http://geology.com/minerals/quartz.shtml. Diakses pada
tanggal 25 September 2015.
Rusli, Rolan. 2011. http://rolanrusli.com/sistem-kristal-dan-kisi-bravais/. Diakses
pada tanggal 25 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai