M H 71620
N2
n2
... (3.1)
dimana :
MH
= Putaran (rpm )
M H 71.620
455
6000
M H 5431,18 kgf.cm
Dalam hal ini harga torsi maksimum yang diperoleh dari data spesifikasi ternyata
lebih besar dari pada harga torsi maksimum (statik), maka untuk menjaga
keamanan pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi yaitu, M H = 5431,18
(kgf.cm).
3.3. Penentuan Torsi Gesek
Harga torsi didapat dari hubungan :
M R C.M H
... (3.2)
dimana :
MR = Torsi gesek (kgf.cm)
C
= Konstanta
Harga C dapat dipilih dari Tabel 2.1 yang mana harga ini berkisar 2-3 untuk
kendaraan mobil. Dengan memilih C = 2,7 maka diperoleh torsi gesek sebagai
berikut:
M R 2, 7 5431,18
M R 14664,186 kgf.cm
Gambar 3.1 memperlihatkan kurva putaran kopling terhadap waktu pada poros
penggerak dan poros yang digerakan ketika kopling bekerja.
MR MH
... (3.3)
MB MR MH
... (3.3)
AR
M R n
tR
1910
dimana :
AR
MR
= Putaran
tR
... (3.4)
AR
AR 23032, 75 kgf.cm
Harga daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi
penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan
waktu, yaitu :
NR
AR Z
270000
... (3.5)
dimana :
NR
= Daya gesek ( hp )
NR
23032, 75 65
270000
N R 5,545 hp
0,4
NR
b
KT j n1/2
d
d 71,5
dimana :
d
= Diameter Rata-Rata ( cm )
= Ratio antara lebar pelat terhadap diameter rata-rata
... (3.6)
= Putaran (rpm)
Harga-harga tersebut diambil berdasarkan jumlah pelat gesek. Sebagai contoh jika
diasumsikan jumlah pelat gesek yang dimiliki j = 2, maka akan diketahui dari
tabel bahwa harga KT berkisar antara 1 1,6 dan harga b/d berkisar antara 0,15
0,3. Dengan memilih harga KT = 1,3 dan harga b/d = 0,23, maka akan didapat
harga diameter rata-rata sebagai berikut:
5,545
d 71,5
1/ 2
1,3 0, 23 2 6000
d 30,588 cm
0,4
sehingga besar lebar pelat akan diperoleh dengan subtitusi harga d kedalam ratio
b/d, dimana untuk rasio b / d 0, 23 akan diperoleh harga b 7, 035 cm. Dari
sisni harga diameter dalam pelat (di) dan diameter luar pelat (d0) dapat dihitung
sebagai berikut:
Diameter dalam pelat (di) :
di d b 23,553 cm
... (3.7)
d 0 d b 37, 623 cm
... (3.8)
KT
N R 1000
cm
b d j v
... (3.9)
d n
60
... (3.10)
30,588 6000
96, 095 m/s
60
KT
5,545 1000
1,31
7, 035 30, 588 2 96, 095
Harga KT masih berada dalam rentang KT pada pada Tabel 3.2, maka harga KT
dapat diterima.
Pengecekan harga KU:
KU
2M R
b d 2 j
KU
2 14664,186
= 2,23
7, 035 30,5882 2
... (3.11)
Harga KU masih berada dalam rentang KU pada pada Tabel 3.2, maka harga KU
dapat diterima.
adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas bidang
tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat diperoleh dari hubungan :
F b d j Y
... (3.12)
dimana:
F = Luas bidang tekan (cm2)
Y = Faktor koreksi luas permukaan nilainya diasumsikan 0,9
Dari data diatas maka luas bidang tekan dapat dicari
F 7, 035
30,588 2 0,9 1216,85
cm2
3.8. Tekanan Rata-Rata
Tekanan rata-rata dicari dari hubungan torsi maksmum, diameter rata-rata,
koefesien gesekan dan luas bidang tekan:
2.M R
.d .F
... (3.13)
dimana:
2
2 14664,186
2, 25 kgf/cm2
0,35 30, 588 1216,85
Pmax P
d
di
Pmax 2, 25
3.10.
... (3.14)
30,588
2,92 kgf/cm2
23, 553
Umur plat gesek ditentukan dari hubungan volume keausan spesifik dan gaya
gesek. Volume keausan pat dihitung sebagaimana berikut:
VV F SV
... (3.15)
dimnaa :
Vv = Volume keausan (cm3)
Sv= tebal keausan (cm)
Dengan adanya paku keling maka tebal lapisan permukaan gesek yang aus diukur
dengan keadaan paku keling tersebut adalah 2 mm dan ini sama dengan tebal
keausan maksimum dari pelat gesek, selanjutnya
Vv = F x keadaan paku keling x j (cm3)
Vv = 1216,85 x 0.2 x 2 (cm3)
Vv = 486,74 cm3
Umur pelat gesek akhirnya dapat ditentukan dari persamaan:
LB
Vv
Qv .N R
dimana :
LB = umur pelat gesek (jam)
Vv = volume keausan (cm3)
... (3.16)
486, 74
jam
0.165 x 5,545
LB 531,99 jam
3.11. Temperatur Kerja Pelat dan kopling
Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang diizinkan, karena
apabila melewati batas yang diizinkan akan menyebabkan pelat gesek cepat sekali
aus sehingga umur kopling akan lebih pendek. Temperatur kerja kopling
dipengaruhi oleh koefisien perpindahaan panas dari rumah kopling, luas
perpindaaan panas dan temperatur sekeliling.
Jika diasumsikan temperatur lingkungan adalah 32oC, maka temperatur kerja
kopling adalah :
t tl t
... (3.17)
dimana :
t
632.N R
Fk . k
... (3.18)
dimana :
Fk = luas permukaan bidang pendingin (m2)
Fk .d k .bk
(d k2 di2 )
4
... (3.19)
dimana :
dk = diameter terluar atau diameter rumah kopling
bk = lebar rumah kopling (asumsi bk = 5,5 cm)
Karena itu
dk = b + d + 5 (cm)
dk = 7,035 + 30,588 + 5 cm
dk = 42,623 cm
4
2
Fk = 1727,62 cm
Fk = 0.17 m2
Koefisien perpindahan panas dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan
k 4.5 6(vk )
dengan:
3
4
... (3.20)
.d k .n
60
(42, 623)(6000)
133,904 m/s
60
Selanjutnya:
3
4
o
k 4.5 6(133,904) 240, 68 kkal/m C jam
632 x 5,545
85, 65o C
(0,17)(240, 68)