Anda di halaman 1dari 11

3.

PERANCANGAN ULANG KOPLING GESEK


3.1. Data-Data Spesifikasi Mesin
Jenis Mobil: Chevrolet Corvette Z51 tahun 2014
Daya Maksimum N = 455 hp pada putaran n = 6000 rpm
Torsi maksimum M = 624 Nm pada putaran n = 4600 rpm
3.2. Penentuan Torsi Maksimum
Pemilihan torsi maksimum didasarkan pada harga paling tinggi antara torsi
maksimum yang diperoleh dari data spesifikasi dengan harga torsi maksimum
(statik) yang diperoleh melalui hubungan daya maksimum dan putarannya,
dengan persamaannya:

M H 71620

N2
n2

... (3.1)

dimana :
MH

= Torsi maksimum (kgf.cm )

= Daya maksimum (hp)

= Putaran (rpm )

71620 = Konstanta kolerasi satuan


Selanjutnya jika data pada Sub bab 2.1 digunakan:

M H 71.620

455
6000

M H 5431,18 kgf.cm
Dalam hal ini harga torsi maksimum yang diperoleh dari data spesifikasi ternyata
lebih besar dari pada harga torsi maksimum (statik), maka untuk menjaga
keamanan pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi yaitu, M H = 5431,18
(kgf.cm).
3.3. Penentuan Torsi Gesek
Harga torsi didapat dari hubungan :

M R C.M H

... (3.2)

dimana :
MR = Torsi gesek (kgf.cm)
C

= Konstanta

Tabel 3.1. Nilai Empirik untuk konstanta C

Harga C dapat dipilih dari Tabel 2.1 yang mana harga ini berkisar 2-3 untuk
kendaraan mobil. Dengan memilih C = 2,7 maka diperoleh torsi gesek sebagai
berikut:

M R 2, 7 5431,18
M R 14664,186 kgf.cm
Gambar 3.1 memperlihatkan kurva putaran kopling terhadap waktu pada poros
penggerak dan poros yang digerakan ketika kopling bekerja.

Gambar 3.1 Kurva putaran kopling vs waktu [Niemann, 1978]


Selama waktu tR, kecepatan n1 turun menjadi n, sedangkan n2 naik menjadi n2 = n
(tII).

MR MH

... (3.3)

MB MR MH

... (3.3)

dimana MB adalah torsi gesek dari poros yng digerakan.


3.4. Penentuan Kerja Gesek dan Daya Gesek
Kerja gesek dapat ditentukan dari hubungan:

AR

M R n
tR
1910

dimana :
AR

= Kerja gesek ( kgf.cm )

MR

= Torsi gesek ( kgf.cm )

= Putaran

tR

= Waktu penyambungan/slip (s)

Dengan asumsikan tR = 0,5 s, maka akan diperoleh Kerja Gesek:

... (3.4)

AR

14664,186 6000 0,5


1910

AR 23032, 75 kgf.cm
Harga daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi
penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan
waktu, yaitu :

NR

AR Z
270000

... (3.5)

dimana :
NR

= Daya gesek ( hp )

= Frekuensi penekanan kopling dalam satu jam

27 x104 = Faktor korelasi satuan


Dengan mengasumsikan pemakaian kopling rata-rata pada kondisi jalan apapun
adalah Z= 65 kali tiap jam, diperoleh:

NR

23032, 75 65
270000

N R 5,545 hp

3.5. Diameter Rata-Rata Pelat Gesek


Diameter rata-rata pelat gesek dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
untuk diameter rata-rata, yaitu:

0,4

NR

b
KT j n1/2
d

d 71,5
dimana :
d

= Diameter Rata-Rata ( cm )
= Ratio antara lebar pelat terhadap diameter rata-rata

... (3.6)

KT = Parameter koefisien gesek


n

= Putaran (rpm)

Harga KT dan b/d dapat diketahui dari Tabel 3.2 berikut:


Tabel 3.2. Karakteristik kopling gesek

Harga-harga tersebut diambil berdasarkan jumlah pelat gesek. Sebagai contoh jika
diasumsikan jumlah pelat gesek yang dimiliki j = 2, maka akan diketahui dari
tabel bahwa harga KT berkisar antara 1 1,6 dan harga b/d berkisar antara 0,15
0,3. Dengan memilih harga KT = 1,3 dan harga b/d = 0,23, maka akan didapat
harga diameter rata-rata sebagai berikut:

5,545

d 71,5
1/ 2

1,3 0, 23 2 6000

d 30,588 cm

0,4

sehingga besar lebar pelat akan diperoleh dengan subtitusi harga d kedalam ratio
b/d, dimana untuk rasio b / d 0, 23 akan diperoleh harga b 7, 035 cm. Dari
sisni harga diameter dalam pelat (di) dan diameter luar pelat (d0) dapat dihitung
sebagai berikut:
Diameter dalam pelat (di) :

di d b 23,553 cm

... (3.7)

Diameter luar pelat (d0) :

d 0 d b 37, 623 cm

... (3.8)

3.6. Pengujian Harga KT dan KU


Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas-batas yang
diizinkan. Jika harga KT dan KU tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal, maka
rancangan ini dapat dilanjutkan.
Pengecekan harga KT

KT

N R 1000
cm
b d j v

... (3.9)

dimana v = kecepatan tangensial,yang dihitung sebagai berikut:

d n
60

... (3.10)

Dari data di atas, diperoleh:

30,588 6000
96, 095 m/s
60

KT

5,545 1000
1,31
7, 035 30, 588 2 96, 095

Harga KT masih berada dalam rentang KT pada pada Tabel 3.2, maka harga KT
dapat diterima.
Pengecekan harga KU:

KU

2M R
b d 2 j

KU

2 14664,186
= 2,23
7, 035 30,5882 2

... (3.11)

Harga KU masih berada dalam rentang KU pada pada Tabel 3.2, maka harga KU
dapat diterima.

3.7. Luas Bidang Tekan


Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai satuan luas
bidang tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar

= 0,35 dan ini

adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas bidang
tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat diperoleh dari hubungan :

F b d j Y

... (3.12)

dimana:
F = Luas bidang tekan (cm2)
Y = Faktor koreksi luas permukaan nilainya diasumsikan 0,9
Dari data diatas maka luas bidang tekan dapat dicari

F 7, 035
30,588 2 0,9 1216,85

cm2
3.8. Tekanan Rata-Rata
Tekanan rata-rata dicari dari hubungan torsi maksmum, diameter rata-rata,
koefesien gesekan dan luas bidang tekan:

2.M R
.d .F

... (3.13)

dimana:
2

P = tekanan permukaan rata-rata (kgf/cm )


= koefisien gesek
F = luas bidang tekan (cm2)
Asumsikan koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,35 sehingga

2 14664,186
2, 25 kgf/cm2
0,35 30, 588 1216,85

3.9. Tekanan Maksimum Permukaan


Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih plat gesek yang cocok
dan aman. Hubungan antara tekanan maksimum dan tekanan rata-rata adalah:

Pmax P

d
di

Pmax 2, 25
3.10.

... (3.14)

30,588
2,92 kgf/cm2
23, 553

Penentuan Umur Pelat Gesek

Umur plat gesek ditentukan dari hubungan volume keausan spesifik dan gaya
gesek. Volume keausan pat dihitung sebagaimana berikut:

VV F SV

... (3.15)

dimnaa :
Vv = Volume keausan (cm3)
Sv= tebal keausan (cm)
Dengan adanya paku keling maka tebal lapisan permukaan gesek yang aus diukur
dengan keadaan paku keling tersebut adalah 2 mm dan ini sama dengan tebal
keausan maksimum dari pelat gesek, selanjutnya
Vv = F x keadaan paku keling x j (cm3)
Vv = 1216,85 x 0.2 x 2 (cm3)
Vv = 486,74 cm3
Umur pelat gesek akhirnya dapat ditentukan dari persamaan:

LB

Vv
Qv .N R

dimana :
LB = umur pelat gesek (jam)
Vv = volume keausan (cm3)

... (3.16)

Qv = keausan spesifik (Tabel 2.3)

Tabel 3.3 Tipikal data untuk pasangan pelat gesek

Dengan asumsi Qv = 0.165 maka


LB

486, 74
jam
0.165 x 5,545

LB 531,99 jam
3.11. Temperatur Kerja Pelat dan kopling
Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang diizinkan, karena
apabila melewati batas yang diizinkan akan menyebabkan pelat gesek cepat sekali
aus sehingga umur kopling akan lebih pendek. Temperatur kerja kopling
dipengaruhi oleh koefisien perpindahaan panas dari rumah kopling, luas
perpindaaan panas dan temperatur sekeliling.
Jika diasumsikan temperatur lingkungan adalah 32oC, maka temperatur kerja
kopling adalah :

t tl t

... (3.17)

dimana :
t

= temperatur kerja kopling

tl = temperatur lingkungan (asumsikan tl = 320C )


t = kenaikan temperatur

Sementara itu kenaikan temperatur dapat diketahui dengan persamaan :

632.N R
Fk . k

... (3.18)

dimana :
Fk = luas permukaan bidang pendingin (m2)

k =koefisien perpindahan panas (kkal/moC jam)


Luas permukaan bidang pendingan dapat diketahui dengan persamaan:

Fk .d k .bk

(d k2 di2 )
4

... (3.19)

dimana :
dk = diameter terluar atau diameter rumah kopling
bk = lebar rumah kopling (asumsi bk = 5,5 cm)
Karena itu
dk = b + d + 5 (cm)
dk = 7,035 + 30,588 + 5 cm
dk = 42,623 cm

(42, 6232 23, 5532 )


Fk (42, 623)(5,5)
cm 2

4
2
Fk = 1727,62 cm
Fk = 0.17 m2
Koefisien perpindahan panas dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan

k 4.5 6(vk )
dengan:

3
4

... (3.20)

Vk = kecepatan tangensial rumah kopling (m/s) dimana Vk


Vk

.d k .n
60

(42, 623)(6000)
133,904 m/s
60

Selanjutnya:
3
4

o
k 4.5 6(133,904) 240, 68 kkal/m C jam

dengan data-data diatas dapat dicari kenaikan temperatur sebagai berikut:


t

632 x 5,545
85, 65o C
(0,17)(240, 68)

Sehingga temperatur kerja kopling (asumsikan temperatur lingkungan 32oC)


adalah :
t = 32oC + 85,65oC
t = 117,65oC
Berdasarkan Tabel 3.3, temperatur kerja yang diizinkan untuk asbestos fabric and
Plastic dari 100o-300oC, jadi temperatur kerja kopling hasil rancangan dapat
diterima karena masih dalam batas yang diizinkan.

Anda mungkin juga menyukai