Anda di halaman 1dari 9

KONDUKTOR

Dalam elektro kita mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan arus listrik. Arus
listrik tersebut tentu dapat mengalir dalam suatu penghantar yang memungkinkan elektron
bergerak bebas. Bahan yang demikian itu disebut sebagai bahan konduktor. Konduktor adalah
bahan yang memiliki kemampuan konduktivitas. Konduktivitas terjadi karena hanya sedikit
energi yang dibutuhkan untuk mengaktivasi elektron-elektron yang terdelokalisir agar naik ke
tingkat konduksi.
Suatu bahan konduktor akan memiliki banyak elektron bebas yang mudah bergerak,
dimana tarikan antara elektron yang berada dalam edaran paling luar (elektron valensi) dan
intinya adalah sangat kecil. Hal tersebut akan mengakibatkan elektron mudah terlepas dari
atomnya, bahkan pada suhu normal sekalipun. Atom-atom pada bahan konduktor mempunyai
lintasan terluar yang tidak dipenuhi oleh elektron.

Gambar: Penggambaran kasar sebuah atom


dengan elektron, proton, dan neutron.

Logam-logam, dengan elektron valensi mereka yang terikat lemah, merupakan contoh
dari konduktor yang sangat bagus, baik untuk listrik maupun kalor. Jika dilihat dari tinjauan
kimia unsur, maka konduktor (logam-logam) merupakan unsur-unsur yang terletak di
golongan 1A-3A dan 1B-8B, dimana unsur-unsur tersebut memiliki Jika dilihat di tabel
periodik di bawah maka unsur yang termasuk konduktor adalah unsur dengan warna kuning.

Agar bisa menjadi bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dnegan baik, maka
bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
1. Konduktifitasnya cukup baik, sehingga bahan tersebut dapat menghantarkan
listrik dengan efisien.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi, sehingga bahan tersebut
tidak akan mudah rusak baik karena pengaruh dari dalam bahan tersebut ataupun
dari pengaruh lingkungan.
3. Koefisien muai panjangnya kecil, sehingga adanya perubahan suhu akibat aliaran
arus listrik tidak akan terlalu mengubah dimensi dari bahan konduktor tersebut.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

Gambar: Microchips yang sangat kecil terbuat dari


bahan konduktor tertentu.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor bisa berupa logam murni
(hanya terdiri dari satu unsur saja) atau campuran lebih dari 2 unsur logam. Pencampuran

logam tersebut dimaksudkan agar suatu konduktor memiliki ketahanan mekanis yang tinggi,
menurunkan koefisien muai panjang, maupun memperbesar modulus elastisitas. Dengan
demikian penggunaan konduktor akan lebih efektif dan efisien. Berikut adalah bahan-bahan
yang umum digunakan sebagai konduktor:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang
diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk
menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
Klasifikasi Konduktor Menurut Bahan
1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper
Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau
lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).

Gambar: penampang konduktor ACSR dan


konduktor inovasi baru yang lebih
efektif menghantarkan listrik, yaitu
ACCC.
Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit
menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.

3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis tengah luar yang besar, kawat ini cocok untuk high-frecuency AC.

gambar: kawat berongga


Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:
1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY

Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang
menyatakan kekuatan tarik dari berselubung AAAC-S pada konduktor (dari
SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm2 C, maka kemampuan maksimal dari
konduktor untuk menghantarpada suhu sekitar 30 arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus
listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu kebalikan
dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis penghantar tersebut
didefinisikan sebagai:

R=

.l
A

dimana;
A : luas penampang (m2)
l : Panjang penghantar (m)

R : tahanan penghantar (ohm)


: konduktivitas menyatakan kemudahan kemudahan suatu material untuk meneruskan
arus listrik.
Satuan konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat listrik
yang diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga listrik dan
mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau material yang merupakan
penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 107 (ohm.meter)
-1 dan sebaliknya material isolator memiliki konduktivitas yang sangat rendah, yaitu
antara 10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada
material semi konduktor yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai dengan 10-4
(ohm.m)-1. Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada kabel tegangan menengah untuk
pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat
konduktivitas tersebut diatas digunakan semuanya.
------------------------------------------------------------------------------------------

Konduktivitas Listrik Berbagai Logam dan Paduannya Pada Suhu Kamar


(dalam ohm/meter)
Perak ( Ag ) . 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ..

6,0 x 107

Emas ( Au ) .. .. 4,3 x 107


Alumunium ( Ac ) . .. 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu 30% Zn )

1,6 x 107

Besi ( Fe ) 1,0 x 107


Baja karbon ( Ffe C ) .

0,6 x 107

Baja tahan karat ( Ffe Cr )

0,2 x 107

Kriteria mutu penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan
dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur unsur pemandu
selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan
fisika lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada
yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah
rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan
penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat
ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi
antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai
kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada

saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel diatas, tembaga merupakan
penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh
International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang
menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International
Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat
tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang 1m
dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari
0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa
ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika
dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini
bisa mencapai diatas 100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap
standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis
EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 61.8%
IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988
persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat
penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium
Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu
lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau
kondisi berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.

b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation)
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

REFERENSI
http://www.tpub.com/neets/book1/chapter1/1p.htm
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/konduktor.html
http://agungbs.blogguru.org/files/2010/11/Bahan-bahan-listrik.pdf
http://www.gudangmateri.com/2010/07/bahan-konduktor-listrik.html
http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/komponen-elektronika/bahan-bahan-listrik.html

http://www.penghematlistrik.harga-murah.com/rangkaian-listrik-penghemat-listrik-listrikbahan-memilih-conduit-listrik-dan-konektor-listrik.html
http://listrik-smknesaba.blogspot.com/2010/04/bahan-konduktor.html
http://www.smpn7bgr.com/?ttg=ksi&h=278&y=10&kat=Karya%20Ilmiah&oleh=SYAEFI
%20NAZAR%20KUSNIDA&jdl=konduktor
http://kankunk-blogger.blogspot.com/2010/09/ilmu-bahan-listrik.html
http://www.nist.gov/public_affairs/techbeat/tb2004_0830.htm
http://www.cwu.edu/~cots/images/periodic_table.jpg
http://www.chemistryland.com/CHM151W/08-Bonds/VSEPR/ValenceElectrons.jpg
http://www.faqs.org/sec-filings/091214/COMPOSITE-TECHNOLOGY-CORP_10-K/
http://www.wiretec.eu/hollow-conductor.jpg
Van Harten, P., Instalasi Listrik Arus Kuat. Bandung: Percetakan Ekonomi, 1981.
Van Vlack, Lawrence H., Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Edisi Keenam,
Jakarta: Erlangga, 2006

Anda mungkin juga menyukai