Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan
angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa tersusun
atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang
dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian
rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat menampilkan sebuah angka
heksadesimal.
Fungsi seven segment pada suatu sistem digital biasanya digunakan untuk
keperluan menampilkan bilangan, pada display seven segment misalnya pada
keluaranya mikrokontroler ingin ditampilkan pada seven segment maka
keluaranya pada port mikrokontoler yang berupa bilangan biner dihubungkan
dengan dekoder

kemudian keluaranya dihubungkan dengan display seven

segment. Atau pada aplikasi lainnya misalnya untuk menampilkan rangkaian


counter.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang dilakukan pada praktikum kedua adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan seven segment ?
2. Ada berapa jenis display untuk seven segment ?
3. Bagaimana cara menerapkan dan mengaplikasikan rangkaian seven
segment ?
1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuan dari praktikum kedua adalah sebagai berikut :
1.
2.

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian seven segment.


Mahasiswa mampu menganalisis komponen seven segment.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

33

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan pada praktikum kedua ini tentang sevent segment
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengerti dan paham tentang seven segment.
2. Dapat membuat rangkaian dan membuat trainer kit seven segment.
3. Dapat mengimplementasikan pada rangkaian elektronika.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

34

BAB 2. LANDASAN TEORI


Seven segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu seven-segment
indikator, adalah suatu format dari alat tampilan yang suatu alternatif ke dotmatrix tampilan yang semakin kompleks. Seven segment adalah biasanya
digunakan di dalam elektronika sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan
balik klasifikasi sistem desimal dengan operasi yang internal tentang alat. Seven
segment diatur sebagai segiempat panjang dari dua segmen yang vertikal pada
masing-masing sisi dengan satu segmen yang horizontal di bagian atas dan alas.
Apalagi, segment yang ketujuh membagi dua bagian segiempat panjang secara
horizontal.
Secara sederhana, masing-masing LED adalah secara khas dihubungkan
dengan satu terminal ke pin yang sendiri dengan diam-diam bagian luar dari paket
dan LED terminal yang lain dihubungkan secara umum dengan semua lain LED
di alat dan diterbitkan persis sama benar bersama pin. Pin yang bersama ini
kemudian akan menyusun semua katoda (terminal yang negatif) atau semua kutub
positif (terminal yang positif) dari LED di alat dan demikian akan jadi yang
manapun " katoda yang umum" atau " kutub positif yang umum" tergantung dari
bagaimana alat dibangun. Karenanya suatu 7 paket segment yang lebih hanya
perlu sembilan pin untuk menyajikan dan dihubungkan.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

35

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanan pada hari Kamis, 17 Maret 2016
pukul 19.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB di Laboratorium Listrik Dasar,
Juusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kedua adalah sebagai
berikut :
1. Kit Trainer Seven Segment (LED, togel switch);
2. IC HD74LS48P;
3. Catu daya.
3.3 Gambar Percobaan
Berikut gambar percobaan yang digunakan pada praktikum kedua adalah
sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rangkaian Seven Segment


3.4 Prosedur Kerja
LABORATORIUM LISTRIK DASAR
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

36

Berikut prosedur kerja yang digunakan pada praktikum kedua adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.


Memberi masukan D0D3, 1 atau 0.
Memperhatikan dan mencatat keluaranya desimal.
Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

37

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Praktikum
Berikut data praktikum yang digunakan pada praktikum kedua adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Data Percobaan
Masukannya

Keluaranya

D3

D2

D1

D0

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

38

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kedua ini yakni menganalisis seven segment, dimana kita
akan mengkonversikan suatu kode biner menjadi kode desimal. Pengertian dari
seven segment adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menampilkan
karakter huruf dan angka. Penggunaan seven segment secara umum untuk
menampilkan informasi secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh
suatu rangkaian. Penmapil dasar pada seven segmentyang berjumlah 7 ruas
tersusun dari LED (Light Emitting Diode) yang diberi label A-G dan juga karakter
dot. Seven segment terdapat dua jenis yaitu common anoda dan common katoda.
Dimana common anoda berada pada kondisi aktif low, sedangkan common katoda
berada pada kondisi aktif high.
Rangkaian yang digunakan pada praktikum ini terdiri dari empat saklar yaitu
D0, D1, D2, D3. Masing masing saklar mewakili suatu bilangan biner. Seven
segment yang digunakan adalah jenis common katoda. Jadi jika saklar dalam
keadaan ON atau high, maka akan berlogika 1. Jika dalam keadaan off atau low,
maka akan berlogika 0. Dimana, kita ketahui bahwa bilangan biner terdiri dari dua
bilangan, high yaitu 1 dan low yaitu 0. Selain itu rangkaian tersebut juga terdapat
IC 74LS48. Dimana IC 74LS48 berfungsi untuk mengkonversikan kode biner
menjadi kode desimal, dimana hasil konversi tersebut akan ditampilkan pada
seven segment.
Pada percobaan pertama, pada saat saklar D 0, D1, D2, dan D3 dalam keadaan
off atau low, dimana semua saklar diberi masukan (input) berlogika 0. Maka kode
biner yang akan dikonversikan adalah 0000 menjadi kode desimal, maka dapat
kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 0.
Pada percobaan kedua, pada saat saklar D0 diberi masukan (input) berlogika
1, dimana saklar ini dalam keadaan on atau high, dan saklar D1, D2, dan D3 diberi
input berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi OFF atau low.
Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0001 menjadi kode desimal,
maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 1.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

39

Pada percobaan ketiga, pada saat saklar D1 diberi input berlogika 1, dimana
saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D2, dan D3 diberi
input berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi off atau low.
Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0010 menjadi kode desimal,
maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 2.
Pada percobaan keempat, pada saat saklar D0, D1 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D2, D3
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0011 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
3.
Pada percobaan kelima, pada saat saklar D2 diberi input berlogika 1, dimana
saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D1, D3 diberi input
berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi off atau low. Maka
kode biner yang akan dikonversikan adalah 0100 menjadi kode desimal, maka
dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 4.
Pada percobaan keenam, pada saat saklar D0, D2 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D1, D3
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0101 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
5.
Pada percobaan ketujuh, pada saat saklar D1, D2 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D3
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0110 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
6.
Pada percobaan kedelapan, pada saat saklar D0, D1, dan D2 diberi input
berlogika 1, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan
LABORATORIUM LISTRIK DASAR
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

40

saklar D3 diberi input berlogika 0, dimana saklar ini dalam keadaan kondisi off
atau low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0111 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
7.
Pada percobaan kesembilan, pada saat saklar D3 diberi input berlogika 1,
dimana saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D1, D2 diberi
input berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi off atau low.
Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 1000 menjadi kode desimal,
maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 8.
Pada percobaan ketujuh, pada saat saklar D0, D3 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D1, D2
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 1001 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
9.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

41

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kedua, dapat diambil kesimpulan dari hasil praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Seven segment menampilkan output bilangan desimal 0-9 dan huruf A-F
berdasarkan masukan atau input binernya.
2. Rangkaian seven segment menggunakan IC 74LS48 dimana IC tersebut terdiri
dari rangkaian decoder dengan output berupa kode desimal.
3. Apabila semua input diberikan logika 0, maka hasil output adalah 0.
4. Apabila pada D1, D2, dan D3 yang diberikan input dengan logika 0, sedangkan
hanya pada D0 yang diberikan input dengan logika 1, maka hasil output adalah
1.
5. Apabila hanya D1 yang diberikan input dengan logika 1, sedangkan D0, D2, dan
D3 diberikan input dengan logika 0, maka hasil outputnya adalah 2.
6. Apabila diberikan input D0 dengan logika 1,pada D1 dengan logika 0, pada
D2dengan logika 0, dan D3 dengan logika 1, maka hasil output adalah 9.
5.2 Saran
Dari praktikum kedua, dapat diambil saran dari hasil praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya peralatan praktikum ditambahi.
Agar lebih kondisional.
2. Perlu dilakukan pengadaan perlengkapan praktikum.
3. Mahasiswa diharuskan paham dan mengerti pada praktikum.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

42

DAFTAR PUSTAKA
Gillam, R. (2002) Unicode Demystified: A Practical Programmers Guide to the
Encoding Standard, 1st edition,Addison-Wesley Professional, Boston,
MA, USA.
MacWilliams, F. J. and Sloane, N. J. A. (2006) The Theory of Error Correcting
Codes, North-Holland Mathematical Library, Elsevier Ltd, Oxford, UK.
Huffman, W. C. and Pless, V. (2003) Fundamentals of Error-Correcting Codes,
Cambridge University Press, Cambridge, UK.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

43

Anda mungkin juga menyukai