PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan
angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa tersusun
atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang
dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian
rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat menampilkan sebuah angka
heksadesimal.
Fungsi seven segment pada suatu sistem digital biasanya digunakan untuk
keperluan menampilkan bilangan, pada display seven segment misalnya pada
keluaranya mikrokontroler ingin ditampilkan pada seven segment maka
keluaranya pada port mikrokontoler yang berupa bilangan biner dihubungkan
dengan dekoder
33
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan pada praktikum kedua ini tentang sevent segment
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengerti dan paham tentang seven segment.
2. Dapat membuat rangkaian dan membuat trainer kit seven segment.
3. Dapat mengimplementasikan pada rangkaian elektronika.
34
35
36
Berikut prosedur kerja yang digunakan pada praktikum kedua adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
37
Keluaranya
D3
D2
D1
D0
38
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kedua ini yakni menganalisis seven segment, dimana kita
akan mengkonversikan suatu kode biner menjadi kode desimal. Pengertian dari
seven segment adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menampilkan
karakter huruf dan angka. Penggunaan seven segment secara umum untuk
menampilkan informasi secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh
suatu rangkaian. Penmapil dasar pada seven segmentyang berjumlah 7 ruas
tersusun dari LED (Light Emitting Diode) yang diberi label A-G dan juga karakter
dot. Seven segment terdapat dua jenis yaitu common anoda dan common katoda.
Dimana common anoda berada pada kondisi aktif low, sedangkan common katoda
berada pada kondisi aktif high.
Rangkaian yang digunakan pada praktikum ini terdiri dari empat saklar yaitu
D0, D1, D2, D3. Masing masing saklar mewakili suatu bilangan biner. Seven
segment yang digunakan adalah jenis common katoda. Jadi jika saklar dalam
keadaan ON atau high, maka akan berlogika 1. Jika dalam keadaan off atau low,
maka akan berlogika 0. Dimana, kita ketahui bahwa bilangan biner terdiri dari dua
bilangan, high yaitu 1 dan low yaitu 0. Selain itu rangkaian tersebut juga terdapat
IC 74LS48. Dimana IC 74LS48 berfungsi untuk mengkonversikan kode biner
menjadi kode desimal, dimana hasil konversi tersebut akan ditampilkan pada
seven segment.
Pada percobaan pertama, pada saat saklar D 0, D1, D2, dan D3 dalam keadaan
off atau low, dimana semua saklar diberi masukan (input) berlogika 0. Maka kode
biner yang akan dikonversikan adalah 0000 menjadi kode desimal, maka dapat
kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 0.
Pada percobaan kedua, pada saat saklar D0 diberi masukan (input) berlogika
1, dimana saklar ini dalam keadaan on atau high, dan saklar D1, D2, dan D3 diberi
input berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi OFF atau low.
Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0001 menjadi kode desimal,
maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 1.
39
Pada percobaan ketiga, pada saat saklar D1 diberi input berlogika 1, dimana
saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D2, dan D3 diberi
input berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi off atau low.
Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0010 menjadi kode desimal,
maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 2.
Pada percobaan keempat, pada saat saklar D0, D1 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D2, D3
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0011 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
3.
Pada percobaan kelima, pada saat saklar D2 diberi input berlogika 1, dimana
saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D1, D3 diberi input
berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi off atau low. Maka
kode biner yang akan dikonversikan adalah 0100 menjadi kode desimal, maka
dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 4.
Pada percobaan keenam, pada saat saklar D0, D2 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D1, D3
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0101 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
5.
Pada percobaan ketujuh, pada saat saklar D1, D2 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D3
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0110 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
6.
Pada percobaan kedelapan, pada saat saklar D0, D1, dan D2 diberi input
berlogika 1, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan
LABORATORIUM LISTRIK DASAR
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
40
saklar D3 diberi input berlogika 0, dimana saklar ini dalam keadaan kondisi off
atau low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 0111 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
7.
Pada percobaan kesembilan, pada saat saklar D3 diberi input berlogika 1,
dimana saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D0, D1, D2 diberi
input berlogika 0, dimana ketiga saklar ini dalam keadaan kondisi off atau low.
Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 1000 menjadi kode desimal,
maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah 8.
Pada percobaan ketujuh, pada saat saklar D0, D3 diberi input berlogika 1,
dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi on atau high, dan saklar D1, D2
diberi input berlogika 0, dimana kedua saklar ini dalam keadaan kondisi off atau
low. Maka kode biner yang akan dikonversikan adalah 1001 menjadi kode
desimal, maka dapat kita lihat hasil konversi tersebut pada seven segment adalah
9.
41
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kedua, dapat diambil kesimpulan dari hasil praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Seven segment menampilkan output bilangan desimal 0-9 dan huruf A-F
berdasarkan masukan atau input binernya.
2. Rangkaian seven segment menggunakan IC 74LS48 dimana IC tersebut terdiri
dari rangkaian decoder dengan output berupa kode desimal.
3. Apabila semua input diberikan logika 0, maka hasil output adalah 0.
4. Apabila pada D1, D2, dan D3 yang diberikan input dengan logika 0, sedangkan
hanya pada D0 yang diberikan input dengan logika 1, maka hasil output adalah
1.
5. Apabila hanya D1 yang diberikan input dengan logika 1, sedangkan D0, D2, dan
D3 diberikan input dengan logika 0, maka hasil outputnya adalah 2.
6. Apabila diberikan input D0 dengan logika 1,pada D1 dengan logika 0, pada
D2dengan logika 0, dan D3 dengan logika 1, maka hasil output adalah 9.
5.2 Saran
Dari praktikum kedua, dapat diambil saran dari hasil praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya peralatan praktikum ditambahi.
Agar lebih kondisional.
2. Perlu dilakukan pengadaan perlengkapan praktikum.
3. Mahasiswa diharuskan paham dan mengerti pada praktikum.
42
DAFTAR PUSTAKA
Gillam, R. (2002) Unicode Demystified: A Practical Programmers Guide to the
Encoding Standard, 1st edition,Addison-Wesley Professional, Boston,
MA, USA.
MacWilliams, F. J. and Sloane, N. J. A. (2006) The Theory of Error Correcting
Codes, North-Holland Mathematical Library, Elsevier Ltd, Oxford, UK.
Huffman, W. C. and Pless, V. (2003) Fundamentals of Error-Correcting Codes,
Cambridge University Press, Cambridge, UK.
43