DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Pendahuluan
Strategi
pembangunan
nasional
seharusnya didasarkan pada keunggulan
kompetitif yang dimiliki Indonesia. Salah satu
cara mendapatkan keunggulan kompetitif
adalah dengan mengembangkan sektor
pertanian yang didukung oleh sumberdaya
domestik dan memiliki peluang usaha. Dalam
perumusan
strategi
serta
implementasi
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
terutama masyarakat pedesaan, sektor pertanian
masih merupakan tema sentral yang perlu
mendapatkan perhatian dengan sangat serius
dari para pemangku kepentingan (stakeholders)
yang terkait. Pembangunan agroindustri di
daerah-daerah dapat diwujudkan terutama
melalui upaya pemihakan dan pemberdayaan
masyarakat serta optimalisasi nilai tambah
setiap komoditi pertanian pada tingkat
produsen. Diharapkan peran agroindustri
pedesaan mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat, kualitas sumberdaya manusia,
dapat
mengoptimalkan
pemanfaatan
sumberdaya alam dan teknologi maju yang
murah, sederhana, dan efektif disertai penataan
dan pengembangan kelembagaan di pedesaan.
Agroindustri minyak atsiri memiliki
keunggulan komparatif dalam pengadaan bahan
bakunya disamping teknologi pengolahannya
yang
cukup
sederhana
dan
mudah
dikembangkan. Pengembangan industri minyak
atsiri bukan hanya meningkatkan kesejahteraan
82 87
(Hendrastuti)
BisnisInduk
UnitBisnis
ProsesBisnis
Akltivitas
Gambar
1.
Pembagian Level
berdasarkan Pendekatan
(Bittici, 1996)
Bisnis
IPMS
Kebutuhan Stakeholder
Pada tiap-tiap level binis (organisasi) harus
diketahui siapa saja stakeholder- nya atau
pemangku kepentingan pada bisnis tersebut.
Selanjutnya
diidentifikasikan
permintaan/keinginan mereka terhadap bisnis
yang
diistilahkan
dengan
Kebutuhan
83
DESEMBER 2011
Perancangan
Model
Pengukuran
Kinerja
Perancangan model pengukuran kinerja
usahatani dan industri kecil penyulingan dalam
agroindustri minyak nilam dilakukan mengikuti
beberapa tahapan yang sistematis. Penelitian
yang dilakukan merujuk pada metode IPMS
khususnya dalam hal identifikasi stakeholder
dan penentuan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
yang dijadikan ukuran keberhasilan sebuah
klaster agroindustri minyak nilam.
Tujuan (objectives)
Penyusunan tujuan harus didasarkan pada
keterlibatan dan prioritas perkembangan
kebutuhan bersama dengan target dan skala
waktu yang tepat. Tujuan seharusnya juga
didasarkan pada pemikiran sejumlah masukan
yaitu; permintaan stakeholder, kinerja bisnis
pesaing, kesenjangan dan rencana pesaing,
tingkat kinerja dimana organisasi mampu
mencapainya dengan berbagai batasan yang ada
(target realistis), tingkat kinerja dimana
organisasi memiliki kemampuan untuk
mencapainya dengan menghilangkan berbagai
batasan yang ada (target potensial) (Suwignyo,
2000).
Mengukur Kinerja
Suatu bisnis (organisasi) seharusnya
memiliki pengukuran kinerja yang benar-benar
menunjukkan tingkat kinerja yang dicapai,
serta mampu menunjukkan seberapa berhasil
pencapaian tujuan pada tiap level.
Pengukuran kinerja untuk setiap bisnis
memiliki perbedaan, oleh sebab itu diperlukan
pemahaman yang baik dari bisnis agar
diperoleh pengukuran kinerja yang benar.
Untuk memperoleh ukuran kinerja atau IKK
yang benar perlu dilakukan validasi terhadap
IKK yang dibuat. Kemudian apabila IKK sudah
valid, maka IKK dispesifikasikan untuk
memudahkan proses pengukurannya. Proses
spesifikasi IKK dilakukan antara lain untuk
mengetahui deskripsi yang jelas tentang IKK,
tujuan, keterkaitan dengan tujuan, target dan
ambang batas, cara mengukur IKK, frekuensi
pengukuran, siapa yang mengukur, dan apa
yang mereka kerjakan.
ISSN 0216-0188
84
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
82 87
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
(Hendrastuti)
b.
Kualitas SDM
2
1
Sarana
Kualitas SDM
2
3
4
Peningkatan 1
Efektivitas Fungsional
2
1
Mekanisme koordinasi
85
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Mekanisme koordinasi
Jumlah pertemuan
Keterwakilan industri
2
1
Pasokan
tahunan
nilam
2
kering 1
2
d.
Validasi IKK
Validasi IKK dilakukan setelah IKK
yang teridentifikasi disusun dalam bentuk
hirarki Sistem Perancangan Kinerja dengan
level teratas kinerja Industri Kecil Penyulingan,
level di bawahnya kriteria kinerja dilihat dari
berbagai aspek dan level paling bawah adalah
IKK. Proses validasi ini dilakukan dengan cara
mengembalikan hirarki SPK tersebut kepada
pengambil keputusan di industri kecil
penyulingan untuk memberikan penilaian
apakah IKK dan hirarki SPK yang ada sudah
sesuai atau belum dalam arti valid atau perlu
perbaikan. Berdasarkan proses validasi yang
dilakukan ternyata IKK yang tersusun
dinyatakan valid berdasarkan pendekatan
sistem bisnis industri penyulingan minyak
nilam.
e.
Spesifikasi IKK
Proses spesifikasi IKK dilakukan untuk
mengetahui deskripsi yang jelas tentang IKK,
tujuan, keterkaitan dengan tujuan, target,
formula/cara mengukur IKK, frekuensi
pengukuran, frekuensi review, siapa yang
mengukur, dan apa yang mereka kerjakan
seperti pada Tabel 3.
IKK No.
Deskripsi
1
Penyerapan tenaga kerja
Tujuan
Terkait dengan
Cara mengukur
Dengan kuesioner
Frekuensi
pengukuran
Setahun sekali
Frekuensi review
Setahun sekali
Siapa
mengukur
yang
Sumber data
Usaha tani,
penyulingan,
terkait
industri kecil
institusi/dinas
Kesimpulan
1.
86
82 87
Saran
1. Sistem pengukuran kinerja ini dapat
diimplementasikan
pada
agroindustri
minyak atsiri lainnya agar kinerja
agroindustri
minyak
atsiri
dapat
ditingkatkan
2. Dukungan dari institusi pemerintah/
Pemerintah Daerah sangat diperlukan agar
kualitas SDM dapat meningkat
Strategi
Daftar Pustaka
Armstrong M, Baron A. 1998. Developing
Practice Performance Management.
British:
Institute
of
Personnel
Development
Stenzel
(Hendrastuti)
87