Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
NI WAYAN EKA JULI PATRINI
P07120014080
P07120014081
P07120014083
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul Asuhan Keperawatan Klien dengan Kecemasan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak sekali mendapat
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan kali ini, penulis
menghaturkan terima kasih yang tulus kepada Dosen Pengampu, teman-teman dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Tak lupa, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan, baik penulis pada khususnya, serta bagi
para pembaca sekalian pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan2
1.4 Manfaat Penulisan..2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Definisi.............................................................................................3
Gejala Umum Ansietas.....................................................................3
Faktor Predisposisi............................................................................4
Penggolongan Ansietas.....................................................................5
Rentang Respon.........8
Bentuk Gangguan Ansietas8
Gambaran Klinis...............................................................................9
Faktor Presipitasi9
Mekanisme Koping..10
Pengkajian.......................................................................................11
Diagnosa Keperawatan.12
Intervensi Keperawatan12
Implementasi18
Evaluasi19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..21
4.2 Saran21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan
objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas
nilai ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai
motivasi, tetapi apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru
akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik
dan psikis individu yang bersangkutan.
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan
pun tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta
membuktikan bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi
setiap harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi
saat ini.
Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan
menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu
sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi
kasus kecemasan yang terjadi.
Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan
mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World
Health Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan
dunia, memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu
global WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti
Schizoprenia,
Alzheimer,
epilepsy,
keterbelakangan
mental
dan
ansietas ?
Apa saja yang perlu dikaji dari klien dengan kecemasan ?
5.
ansietas.
Mengetahui asuhan keperawatan apa saja yang harus diberikan pada lien
dengan kecemasan.
asuhan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Ansietas
adalah
perasaan
yang
difius,
yang
sangat
tidak
menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang
khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini
dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan
ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. (Harold I. LIEF)
Anenvous condition of unrest (Leland E. HINSIE dan Robert S Campbell).
Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh
dugaan
akan
bahaya
atau
frustrasi
yang
mengancam
yang
akan
ansietas kronik seperti: rasa sesak nafas, rasa sakit dada, kadang-kadang
merasa harus menarik nafas dalam, ada sesuatu yang menekan dada,
jantung berdebar, mual, vertigo, tremor, kaki dan tangan merasa
kesemutan, kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak
terus menerus, kaki merasa lemah, kadang- kadang ada gagap dan banyak
lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang
dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan
ansietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya
beberapa gejala atau satu keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan
gejala ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat.
C. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, diantaranya :
1. Teori Psikoanalitik
Menurut freud, struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu ID,
EGO Dan SUPER EGO. Ego melambangkan dorongan insting dan
impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan Ego
digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari ID Ego dan Super Ego.
2. Teori Interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal
ini juga dihubungkan akan trauma pada masa pertumbuhan, seperti
kehilangan, perpisahan individu yang mempunyai harga diri rendah
biasanya sangat mudah mengalami ansietas yang berat.
3. Teori Perilaku
Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.teori
ini
meyakini
bahwa
manusia
yang
pada
awal
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda
dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak,
menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri.
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada.
a. Respon Fisiologis
1) Sesekali nafas pendek
2) Nadi dan tekanan darah naik
3) Gejala ringan pada lambung
4) Muka berkerut dan bibir bergetar
5) Ketegangan otot ringan
6) Rileks atau sedikit gelisah
b. Respon Kognitif
1) Mampu menerima rangsang yang kompleks
2) Konsentrasi pada masalah
3) Menyelesaikan masalah secara efektif
4) Perasaan gagal sedikit
5) Waspada dan memperhatikan banyak hal
6) Terlihat tenang dan percaya diri
7) Tingkat pembelajaran optimal
c. Respon Perilaku dan Emosi
1) Tidak dapat duduk tenang
2) Tremor halus pada tangan
3) Suara kadang-kadang meninggi
4) Sedikit tidak sabar
5) Aktivitas menyendiri
2. Ansietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi.
Misalnya, seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam
beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda.
Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya
menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun, individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan
mengesampingkan hal yang lain.
a. Respon fisiologis
1) Ketegangan otot sedang
Respon Adaptif
Antisipasi
Respon Maladatif
Ringan
Sedang
Berat
Panik
pusat dan menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama,
yamg terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang mengalami
serangan panik juga mengalami agorafobia.
Ada dua kriteria Gangguan panik : gangguan panik tanpa
agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik
ini harus ada serangan panic.
G. Gambaran Klinis
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan
panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan
kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi
harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering
mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala
yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah
ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien
biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin
merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien
seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung
20 sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi
dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa
mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
H. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan dating atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
I.
Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme
koping sebagai berikut:
Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan
situasi stress, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan, menarik diri untuk
memindahkan dari sumber stress. Kompromi untuk mengganti tujuan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :
Perilaku
Produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata jelek,
gelisah, melihat sekilas sesuatu, pergerakan berlebihan (seperti: foat
shuffling, pergerakan lengan/tangan), ungkapan perhatian berkaitan
dan mencemaskan.
Fisiologis
Suara bergetar, gemetar/tremor tangan, bergoyang-goyang. respirasi
meningkat (simpatis), kesegeraan berkemih (parasimpatis), nadi
meningkat (simpatis), dilasi pupil (simpatis), refleks-refleks meningkat
(simpatis), nyeri abdomen (parasimpatis), gangguan tidur (parasimpatis),
perasaan geli pada ekstremitas (parasimpatis), eksitasi kardiovaskuler
(simpatis), peluh meningkat, wajah tegang, anoreksia (simpatis), jantung
berdebar-debar
(simpatis),
diarrhea
(parasimpatis),
keragu-raguan
Kognitif
Hambatan berfikir, bingung, preokupasi, pelupa, perenungan, perhatian
lemah, lapang persepsi menurun, takut akibat yang tidak khas,
cenderung menyalahkan orang lain, sukar berkonsentrasi, kemampuan
10
B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
Harga diri rendah
Gangguan citra tubuh
Koping individu inefektif
Kurangnya pengetahuan
C. Perencanaan Keperawatan
Pasien harus meningkatkan keterampilannya dalam mengendalikan ansietas
dan menggunakan keterampilan tersebut secara sadar dan konstruktif. Dengan
cara ini klien menjadi kuat dan lebih terintegrasi.
Rencana keperawatan pada ansietas tingkat berat dan sedang
Diagnosa keperawatan
: Ansietas barat/panik
Kriteria hasil
: Pasien akan mengurangi ansietasnya
sampai tingkat sedang atau ringan.
a. Rencana keperawatan
mekanisme
pertahanan dari klien.
Kenalkan klien pada
Rasional
Ansietas berat dan
panik dapat
dikurangi dengan
mengizinkan klien
criteria kesedihan
untuk menentukan
yang berhubungan
dengan mekanisme
kopingnya saat ini.
11
dapat ditangani.
Jika klien tidak
mampu
menghilangkan
ansietas, ketegangan
sumber koping.
Hindari perhatian
pada fobia, ritual atau
keluhan fisik.
Kuatkan ide bahwa
dapat mencapai
tingkat panik dan
klien dapat
kehilangan kendali.
kesehatan fisik
berhubungan dengan
kesehatan emosional.
Batasi perilku
maladaptive klien
dengan cara yang
mendukung
Klien akan mengalami Bersikap tenang
terhadap klien.
Kurangi stimulus
dimodifikasi dengan
lingkungan.
Batasi interaksi klien
sedikit menimbulkan
ansietas.
mengubah lingkungan
dengan lingkungan.
untuk meminimalkan
aspek menularnya
ansietas.
Identifikasi dan
modifikasi situasi
yang dapat
menimbulkan ansietas
bagi klien.
Berikan tindakan fisik
yang mendukung,
seperti mandi air
Klien akan terlibat
12
Dengan mendorong
dajadwalkan sehari-
untuk memberikan
perawat membatasi
hari
dukungan pada
penguatan perilaku
tersedia untuk
produktif secara
meknisme koping
social.
Berikan beberapa
destruktif sambil
partisipasi dan
meningkatkan
menikmati aspek
kehidupan lainnya.
setiap hari.
Libatkan anggota
keluarga dan sistem
pendukung lainnya.
Klien akan mengalami Berikan medikasi
Efek hubungan
penyembuhan dan
terapeutik dapat
gejala-gejala ansietas
berat.
nyaman klien.
Amati efek samping
kendali kimiawi
terhadap gejala
memungkinkan klien
penyuluhan kesehatan
untuk mengarahkan
yang relevan.
b. Rencana keperawatan
Tingkat Jangka Pendek
Pasien akan
Intervensi
Bantu pasien
Rasional
Untuk mengadopsi
mengidentifikasi dan
mengidentifikasi dan
menggambarkan
menggambarkan
perasaan tentang
perasaan yang
ansietasnya
mendasari
perasaan dan
kecemasan.
Kaitkan perilaku
13
mengatasi
penyangkalan dan
klien dengan
perasaan tersebut.
Validasikan semua
perubahan dan
asumsi kepada
pasien.
Gunakan pertanyaan
terbuka untuk beralih
dari topic yang tidak
mengancam ke isuisu konflik.
Variasikan besarnya
ansietas untuk
meningkatkan
motivasi klien.
Gunakan konfrontasi
suportif dengan
Klien akan
bijaksana
Bantu klien
Setelah perasaan
mengidentifikasi
menggambarkan
penyebab ansietas
harus mengerti
yang mendahului
perkembangannya
ansietas.
Tinjau penilaian
termasuk stressor
pencetus, penilaian
klien terhadap
stressor, nilai-nilai
yang tersedia.
14
Klien akan
menguraikan respons
menurunkan
ansietasnya dimasa
melalui analisa
maladaptive.
mekanisme koping
yang dilakukan
yang digunakan
untuk
menurunkannya.
Tunjukkan efek
ulang stressor,
menggunakan sumber
maladaptif dan
destruktif dari
dan menerima
ini.
Dorong klien
berubah.
menggunakan
koping adaptif yang
epektif dimasa lalu.
Fokuskan klien pada
tanggung jawab
untuk berubah.
Bantu klien untuk
mengevaluasi nilai,
sifat, dan arti stressor
pada saat yang tepat.
Bantu klien secara
aktif mengaitkan
hubungan sebab
Klien akan
akibat.
Bantu klien
Individu dapat
mengimplementasikan
mengidentifikasi
mengatasi stress
cara untuk
dengan mengatur
untuk mengatasi
membangun kembali
distress emosional
ansietas
pikiran,
yang menyertainya
memodifikasi
melalui teknik
perilaku,
penatalaksanaan
15
menggunakan
stress.
D. Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendy, 1995 dalam
Riyadi dan Purwanto, 2009). Pada situasi nyata seringkali implementasi jauh
berbeda dengan rencana. Hal ini karena perawat belum terbiasa dengan
rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Rencana yang
dilakukan adalah rencana yang tidak tertulis, apa yang dipikirkan, dan
dirasakan.
Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal dan
tidak memenuhi aspek legal. Focus intervensi pada klien dengan respons
ansietas menurut tingkatannya, yaitu :
1. Intervensi dalam ansietas tingkat berat dan panik
Prioritas tertinggi dari tujuan keperawatan harus ditujukan untuk
menurunkan ansietas tingkat berat atau panik. Pasien dan intervensi
keperawatan yang berhubungan harus supportif dan protektif.
2. Intervensi dalam ansietas tingkat sedang
16
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh
dugaan
akan
bahaya
atau
frustrasi
yang
mengancam
yang
akan
Respon Adaptif
Antisipasi
Respon Maladatif
Ringan
Sedang
18
Berat
Panik
19
DAFTAR PUSTAKA
S.Kep., Ners., Ade Herman Surya Direja, 2011, Asuhan Keperawatan Jiwa,
Yogyakarta: Nuha Medika
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius.
Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen,
Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien,
Yogyakarta: Penerbit MocoMedia
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
Jakarta : EGC.
Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta :
EGC.
Suliswati,dkk., Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: EGC
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
Videbeck, Sheila L., 2008, Buku Ajar Keprawatan Jiwa. Jakarta: EGC
20