Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN

Oleh:

ANDINI UTARI PUTRI (01022681519002)


KELAS BKU AKUNTANSI REGULER PAGI
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2016
1

I.

PENDAHULUAN
Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran

dan

penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Banyak pihak
seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan lain-lainnya yang
berkepentingan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa
agar dapat memenuhi kebutuhan dari semua pihak yang membutuhkannya. Perkembangan
pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi
keuangan perusahaan.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
untuk memenuhi kebutuhan para pengguna. Audit report lag dapat mempengaruhi nilai
informasi suatu laporan keuangan. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu.
Informasi yang disajikan tidak tepat waktu dapat mengurangi,

bahkan menghilangkan

kemampuan laporan keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna. Untuk memenuhi
tanggung jawabnya atas pelaporan, auditor harus:

mempunyai pemahaman yang mendalam atas keempat standar pelaporan

mengetahui kata-kata yang tepat dalam laporan standar auditor dan kondisi-kondisi yang
harus dipenuhi agar laporan itu dapat diterbitkan

memahami jenis-jenis penyimpangan dari laporan standar serta situasi yang sesuai

untuk setiap laporan, dan


memahami perimbangan pelaporan lain yang bersifat khusus.
II. KAJIAN TEORI

A. STANDAR PELAPORAN
Standar pelaporan menurut GAAS mencakup empat standar yang berlaku umum,
berikut akan dijelaskan masing masing standar tersebut :
1.

Standar Pelaporan Utama

Standar pelaporan pertama menyatakan:


Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum .
Standar pelaporan pertama mengharuskan auditor untuk secara eksplisit menyatakan apakah
laporan keuangan

telah disajikan secara wajar

sesuai dengan GAAP.Standar

ini

mengharuskan pernyataansuatu pendapat, bukan pernyataan tentang fakta. Untuk tujuan


standar ini, GAAP tidak hanya mencakup prinsip-prinsip akuntansi, seperti prinsip biaya, tetapi
juga metode penerapanya, seperti metode masuk pertama keluar pertama (FIFO) dan masuk
akhir keluar pertama (LIFO) untuk persediaan, serta metode penyusutan garis lurus dan
jumlah angka tahun.

Sumber-sumber GAAP
Frasa prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) meliputi pedoman yang luas serta
ketentuan, aturan, dan prosedur yang spesifik. Tidak ada kompilasi tunggal dari seluruh
prinsip akuntansi yang telah ditetapkan.
Perumusan GAAP
Prinsip-prinsip yang berasal dari sumber ini disebutkan dalam Rule 203 dari AICPACode
of

Professional

Conduct sebagai prinsip

akuntansi

yang

dirumuskan

(promulgated accounting principles). Sesungguhnya, AICPA menyatakan bahwa setelah


prinsip-prinsip yang dirumuskan berlaku untuk laporan keuangan entitas, maka prinsip iu
harus diikuti guna memenuhi standar pelaporan pertama.
Rule 203 juga memberikan suatu pengecualian. Jika terdapat situasi yang tidak biasa
sehingga ketaatan terhadap prinsip yang dirumuskan akan mengakibatkan laporan
keuangan menjadi menyesatkan, maka prinsip dari satu kategori lainya dapat digunakan.
Situasi ini tidak biasa yang dikemukakan dalam Rule 203 terutama terdiri dari peraturan
perundangan baru atau evolusi dari bentuk transaksi bisnis yang baru.
2.

Standar Pelaporan Kedua

Standar pelaporan kedua adalah:


Laporan yang harus menunjukkan situasi diman prinsip-prinsip tersebut belum diterapkan
secara konsisten selama periode berjalan dalam kaitanya dengan periode sebelumnya .
Tujuan dari standar ini adalah (1) untuk memberikan keyakinan bahwa komparabilitas laporan
keuangan diantara periode-periode akuntansi tidak dipengaruhi secara

material oleh

perubahan prinsip akuntansi dan (2) untuk mempersyaratkan pelaporanyang tepat

oleh

auditor apabila komparabilitas telah dipengaruhi secara material oleh perubahan semacam itu.

Perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi

a.

Perubahan dalam prinsip itu sendiri, seperti perubahan dari dasar penjualan ke
dasar produksi ketika mencatat pendapatan pertanian.

b.

Perubahan metode penerapan prinsip.seperti perubahan dari metode penyusutan


garis lurus ke metode jumlah angka tahun.

c.

Perubahan entitas yang melaporkan.seperti penyajian laporan konsolidasi yang


menggantikan laporan masing masing perusahaan atau perubahan anak
perusahaan

tertentu

yang

termasuk

dalam

kelompok

konsolidasi.

Suatu

penggabungan usaha yang diperhitungkan dengan metode penyatuan kepentingan


juga menghasilkan entitas pelaporan yang berbeda.
d.

Perubahan prinsip yang tidak dipisahkan dari perubahan estimasi. Seperti


perubahan dari mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya atau harga pokok
menjadi mencatatnya sebagai beban pada saat terjadinya karena sekarang masa

manfaatnya diragukan.

Perubahan yang tidak mempengaruhi konsistens

Standar konsistensi tidak mencakup pengaruh terhadap komparabilitas dari hal-hal berikut:

a. Perubahan akuntansi yang melibatkan estimasi akuntansi.


b. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan suatu prinsip.
c. Klasifikasi dan reklasifikasi.
d. Transaksi atau peristiwa yang secara substansial berbeda.
e. Perubahan kondisi bisnis, seperti akuisisi (aatau pelepasan) anak perusahaan.
f.

Peluncuran lini produk baru.

g. Kehendak yang Mahakuasa (misalnya, kebakaran, banjir atau peristiwa serupa).


3.

Standar Pelaporan Ketiga

Standar pelaporan ketiga menyatakan:


Pengungkapan informative dalam laporan keuangan dianggap cukup memadai kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit .
Pengungkapan informative mencakup hal-hal material yang berkaitan dengan bentuk,
susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan yang menyertainya. Pengungkapan
informative telah meluas hinggaperistiwa kemudian dan pelaporan estiamasi segmen.
4.

Standar Pelaporan Keempat

Standar pelaporan keempat adalah:


laporan yang harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan, atau asersi yang menjelasakn bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan.
Apabila suatu pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasanya harus
disebutkan. Dalam semua kasus dimana auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan
audit harus memuat petunjuk yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor,kalau ada, dan tingkat
tanggungjawabnya.
Tujuan dari standar keempat adalah untuk mencegah misinterprestasi atas tingkat tanggung
jawab yang diemban auditor apabila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.
Menyatakan Suatu Pendapat
Standar ini mengisyaratkan auditor untuk menyatakan pendapat atau menegaskan bahwa
suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Dalam kasus terakhir, alasan penyebabnya harus

dinyatakan dalam laporan auditor.


Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disebutkan dalam standar ini berlaku untuk laporan tunggal seperti
neraca, dan juga untuk seperangkat laporan dasar (neraca, laporan laba rugi, laporan laba
ditahan, dan laporan arus kas). Dalam bebrapa kasus, laporan dasar dapat disertai dengan
laporan perubahan akun ekuitas pemegang saham. Laporan keuangan dapat berupa laporan
perusahaan tersendiri, laporan konsolidasi, dan laporan dari satu atau lebih periode berjalan.
Pendapat auditor harus dinyatakan (atau menolak memberikan pendapat) dalam kaitannya
dengan laporan keuangan yang diidentifikasi dalam paragraf pendahuluan dari laporan
auditor.
Sifat Audit
Bersama dengan pernyataan pendapat (atau menolak memberikan pendapat)

mengenai

laporan keuangan, auditor diisyaratkan untuk menyertakan dalam laporan itu petunjuk, yang
jelas mengenai sifat audit. Hal ini diuraikan dalam kalimat pertama dari paragraf ruang lingkup
laporan auditor melalui frasa sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Dalam
pengertian yang longgar frasa ini dapat diintepretasikan berarti bahwa audit telah
dilaksanakan sesuai dengan standar profesional yang ditetapkan.
Kaitan dengan Laporan Keuangan
Seorang akuntan publik berijasah dapat dikaitkan dengan laporan keuangan yang telah diaudit
atau yang belum diaudit. Bab ini akan membahas laporan yang telah diaudit atua yang belum
diaudit. Seorang akuntan publik (CPA) bersangkutan d engan laporan keuangan yang telah
diaudit apabila ia ditugaskan untuk mengaudit laporan sesuai dengan GAAS dan menerapkan
prosedur audit pada laporan-lapran tersebut. Kaitan ini juga ada bila seorang CPA setuju atas
penggunaan namanya dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis yang memuat
laporan keuangan yang telah diaudit.
Tingkat Tanggung Jawab
Persyaratan terakhir adri standar pelaporan keempat adalah bahwa auditor harus
menunjukkan tingkat tanggung jawab yang diembannya atas audit tersebut dan pendapatnya.
Hal ini dilakukan melalui kata-kata seperti kami telah mengaudit. Penggunaan kata-kata ini
tanpa pengecualian berarti bahwa auditor memikul tanggung jawab penuh atau lengkap atas
pekerjaan yang dilakukan dan pendapat yang disampaikan.
B. LAPORAN AUDITOR

Keempat standar audit yang berlaku umum untuk pelaporan dipenuhi dengan menerbitkan
suatu laporan auditor dalam bentuk yang sesuai.
1.

Laporan Standar

Laporan standar adalah laporan yang terdiri dari paragraph pendahuluan, paragraph ruang
lingkup, paragraph pendapat, dan bahasa standar. Laporan standar auditor harus diberi
tanggal per penyelesaian pekerjaan lapangan. Untuk klien berbentuk koperasi,

laporan

dialamatkan kepada dewan komisaris atau pemegang saham, untuk klien bukan koperasi,
alamatnya adalah partner atau pemilik perseorangan. Tanda tangan yang dicantumkan pada
laporan itu umumnya adalah nama kantor itulah yang memikul tanggung jawab atas pekerjaan
dan temuan dari staf profesionalnya.
Unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan audit standar adalah
sebagai berikut:

Suatu kalimat yang berbunyi Laporan Auditor Independen

Alamat laporan ditujukan kepada pihak yang memberi tugas

Laporan disusun dalam tiga paragraf yang terdiri dari:

1) Paragraf pengantar
2) Paragraf scope
3) Paragraf Opini

Tanda tangan auditor, nama dan nomor register auditor

Tanggal laporan audit

Mengacu pada unsur-unsur pokok yang dikemukakan diatas maka bentuk Analisis terhadap
kandungan masing-masing paragraf
1.

Paragraf pengantar

Kami telah mengaudit neraca PT. Misal per tanggal 31 Desember 00 serta laporan laba
rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 00. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manjemen perusahaan. Tanggung
jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit
yang kami lakukan.Dalam paragraph pengantar ini ada beberapa hal yang harus dicermati:
Kami telah mengaudit.
Kalimat ini menegaskan jenis jasa yang diberikan auditor kepada PT. Misalkan Sebelum
diterbitkannya standar profesioanal akuntan publik, kalimat ini dimulai dengan pernyataan,
Kami telah memeriksa. Akan tetapi sejak diterbitkannya SPAP pada tahu 1994 maka

pernyataan tersebut dirubah menjadiKami telah mengaudit


Neraca PT Misal per 31 Desember 00, dan perhitungan laba rugi
Pernyataan ini menjelaskan bahwa, jasa audit yang diberikan

auditor adalah

untuk

Neraca PT. Misal , bukan untuk perusahaan selain dari PT Misal. Neraca per 31 Desember 00
dan , menegaskan bahwa yang diaudit auditor hanyalah Laporan keuangan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 00 bukan untuk laporan keuangan diluar periode tersebut. Auditor
hanya bertanggung jawab atas opini yang diberikan untuk laporan keuangan yang berakhir
pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manjemen perusahaan.
Pernyataan ini menegaskan bahwa, yang bertanggung atas laporan keuangan yang diaudit
auditor adalah manajemen perusahaan. Maksudnya adalah, yang bertanggung jawab
menyusun laporan keuangan adalah manajemen perusahaan bukan auditor.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit yang kami lakukan.
Pernyataan ini untuk mempertegas pernyataan diatas, dan lebih mempertegas bahwa
tanggung jawab auditor hanyalah pada opini yang diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya.
2.

Paragraf ruang lingkup audit (scope)

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan


Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji materil. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia Pernyataan
ini menegaskan bahwa audit yang dilaksanakan auditor adalah audit
yang bersifat umum yang pelaksanaannya didasarkan pada standar profesional akuntan
publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, bukan didasarkan pada standar yang
lain.
merencanakan dan melaksanakan audit
Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan yang pertama dinyatakan bahwa, pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan yang disusun manajemen bebas dari salah saji yang material.

Audit dilaksanakan berdasarkan

bukti penguat,
Auditor juga menilai

pengujian terhadap bukti- bukti pendukung dan

prinsip-prinsip

akuntansi

yang

diterapkan manajemen

apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan diterapkan secara konsisten.
Dan auditor juga menilai kewajaran estimasi-estimasi signifikan yang dibuat oleh

manajemen.

Auditor juga melakukan penilaian terhadap penyajian laporan secara keseluruhan


apakah telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (standar akuntansi
keuangan)

Kami yakin bahwa audit kami


Pernyataan ini menegaskan bahwa pernyataan pendapat yang diberikan auditor didasarkan
pada keyakinannya atas pekerjaan audit yang sudah dilaksanakannya. Auditor tidak boleh
memberikan pernyataan pendapat apabila dia tidak melaksanakan pekerjaan audit.
3.

Paragraf pernyataan pendapat (opini)

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Misal per tanggal 31 Desember
00, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dalam paragraph ini auditor memberikan sebuah pernyataan pendapat tentang :

tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan

tingkat kewajaran posisi keuangan yang digambarkan dalam neraca

tingkat kewajaran hasil usaha

tingkat kewajaran arus kas, diukur dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku
umum (standar akuntansi keuangan)

Penyimpangan dari Laporan Standar


Penyimpangan dari laporan standar terjadi apabila auditor menyimpulkan bahwa (a)
bahasa penjelasan harus ditambahkan pada laporan itu walaupun masih menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualiaan atau (b) jenis pendapat yang berbeda harus dinyatakan
pada laporan keuangan itu.
Bahasa penjelasan dengan pendapat wajar tanpa pengecualiaan
Dapat saja terjadi situasi dimana bahasa penjelasan ditambahkan pada laporan tetapi
auditor masih menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan atas laporan keuangan
bersangkutan. Tujuan dari informasi penjelasan adalah untuk memberi tahu pemakai laporan
itu tentang satu atau lebih fakta material berkenaan dengan audit atau laporan keuangan yang
telah diaudit.
Berikut ini adalah daftar situasi yang dapat mengakibatkan tambahan infomasi penjelasan

pada laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian :

Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang dirumuskan yang diperlukan untuk

kewajaran situasi yang tidak biasa


Inkonsistensi dalam prinsip prinsip akuntansi yang dipertanggungjawabkan sesuai

dengan GAAP.
Kepastian yang dipertanggungjawabkna sesuai dengan GAAP
Keraguan yang subtansial tentang kelangsungan usaha suatu entitas yang

dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP


Penekanan suatu hal oleh auditor
Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain dimana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan GAAP

Jenis jenis Pendapat Lainnya


Auditor dapat menyimpulkan bahwa pendapat wajar tanpa pengecualian tidak dapat
diberikan. Auditor dapat menyatakan salah satu dari jenis pendapat lain sebagi berikut :

Pendapat wajar dengan pengecualian, yang menyatakan bahwa kecuali untuk


pengaruh hal-hal yang berkaita dengan pengecualian. Laporan keuangan itu
menyajikan secara wajar sesuai denga GAAP
Pendapat tidak wajar, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
lsecara wajar sesuai dengan GAAP.

Penolakan memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa auditor tida menyatakan


suatu opini tersebutatas laporan keuangn.
Disamping berisi salah atau dari pendapat tersebut di atas, laporan auditor juga
harus memuat satu atau lebih paragraph penjelasan sebelum praragraf pendapat yang
memberikan alsasn-alasan substantive atas pendapat yang diberikan. Selain itu, dalam
kerangka kerja standar audit yang berlaku umum dan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dalam memutuskan pendapat yang tepat, auditor harus menjawab pertanyan- pertanyaan
berikut:

Apakah bukti yang mencukupi telah diperoleh dalam audit guna mendapatkan dasar

yang layak untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan?


Apakah laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas sesuai dengan GAAP?
Materialitas merupakan hal yang penting dalam menjawab kedua pertanyaan tersebut.

Apabila pengaruh dari suatu hal di mana bukti yang telah diperoleh adalah tidak material, atau
apabila keidak sesuaian dengan GAAP mempunyai pengaruh dari suatu hal di mana bukti
yang tidak mencukupi yang telah diperoleh adalha idak material, atau apabial ketidaksesuaian
dengan GAAP mempunyai pengaruh yang tidak material terhadap

laporan keuangan, maka

jawaban yang mengiyakan dapat diberikan kepada setiap pertanyaan dalam menerbitkan

suatu pendapat wajar tanpa pengecualian. Jawaban negative atas pertanyaan pertama berarti
ada pembatasan rung lingkup dalam pelaksanaan audit. Demikian pula, Jawaban negative
atas pertanyaan kedua berarti ada ketidaksesuaian yang material dalam GAAP.
Opsi pelaporan dari kedua jenis penyimpangan ini adalah sebagai berikut:

Pembatasan ruang linkup: pendapat wajar dengan pengecualian atau penolakan


memberikan pendapat

Ketidaksesuaian dengan GAAP: Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat


tidak wajar.
Pilihan diantara kedua pendapat audit untuk masing-masng jenis penyimpangan
merupakan

pertimbangan

audit. Apabila

pengaruh

pematasan

ruang

lingkup

atau

ketidaksesuaian demngan GAAP terhadapa laporan keuangan sangat material, maka auditor
kemungkinan besar akan menerbitkan pernyataan penolakan memberikan pendapat atau tau
pendapat tidak wajar.Apabila pengaruhnya tidak sangat material pendapat wajar

dengan

pengecualian sangta tepat


Akibat wajar dari kosep materialitas adalah penyebaran yang bekaitan dengan jumlah
pos-pos laporan keuangan yang dipengaruhi oleh situasinya. Apabiala jumlah pos yang
dipengaruhi kecil, auditor biasanya akan memberilkan pendapat wajar dengan pengecualian
karena pengaruhnya dapat dijelaskan secara meamdai dalam paragraph penjelasan, dan
keseluruhan laporan keuangan masih berguna. Sebaliknya jika jumlah pos yang dipengaruhi
besar, maka tidaklah praktis untuk berusaha menjelaskan semua pengaruh dalam paragraph
penjelasan dan penolakan memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar akan diterbitkan.
Berikut ini adalah daftarn situasi yang dapat mengakibatkan penerbitan pendapat wajar
dengan pengecualian, pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat:

Pembatasan ruang lingkup


Ketidaksesuaian dengan GAAP (selain ketidaksesuaian yang disyaratkan dengan
GAAP y ng dirumuskan dalam situasi tidak biasa)

Inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan


sesuai dengan GAAP.
Pengungkapan yang tidak memadai

1
0

Ketidakpastian yang tidak dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP


Keraguan yang substansial mengenai status kelangsungan usaha entitas yang tidak
dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP

Situasi yang berkenaan dengan pemebrian pendapat berdasarkan sebagian dari


laporan auditor lain yang melibatkan pembatasan ruang lingkup atau ketidaksesuaian
dengan GAAP.
Untungnya situasi-situasi ini jarang terjadi dalam praktik. Meskipun demikian, auditor harus
dapat mengenali hal itu dan mengetahui bagaimanahal itu mempengarugi pelaporan audit.
PENGARUH SITUASI YANG MENGAKIBATKAN PENYIMPANGAN DARI LAPORAN
Standar Pembatasan Ruang Lingkup
Dalam suatu audit yang dilakukan sesuaio dengan GAAP, auditor dapat melaksanakan semua
prosedur audit dianggap perlu dalam situasi bersangkutan. Dari prosedur-prosedur ini, auditor
diharapkan akan mendapatkan buki kompeten yang mencukupi sebagai dasar unutk
memberikan pendapat atas laporan keuangan. Apabila auditor tidak dapat melaksanakan
prosedur yang diperlukan atau prosedur itu tidak memberikan bukti yang mencukupi, auditor
dikatakan mempunyai pembatasan ruang lingkup.
Pembatasan ruang lingkup dapat ditentukan oleh klien atau beralsal dari berbagai situasi.
Contoh

contoh

pembatasn

yang

diajukan

oleh

klien

adalah

penolakan

untuk

memeperkenakan konfirmasi piutang, mendandatangani surat representasi klien tau


memberikan auditor akses ke catatan rapat dewan komisaris. Contoh pembatasan yang
berasal dari berbagai situasi adalah penetapan waktu prosedur, seperti perjanjian yang terlalu
lambat untuk dapat melakukan prosedur yang dianggap perlu dalam situasi situasi , dan
catatan klien yang tidak memadai.
Pendapat Wajar dengan Pegecualian
Apabila ada pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan, auditor harus:

Menunjukkan pembatasan ruang lingkup dalam paragraph ruang lingkup


Memberikan alasan substantive untuk pembatasan itu dalam paragraph penjelasan
Menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian pada paragraph pendapat dengan
referensi ke paragraf penjelasan.

Penolakan Memberikan Pendapat


Apabila penolakan memberikan pendapat dinyatakan:

Paragraf pendahuluan dimodifikasi


Paragraph ruang lingkup ditiadakan
Paragraph penjelasan disertakan setelah paragraph pendhuluan yang menjelaskan
alas an-alasan penolakan memberikan pendapat

Paragraph ketiga dan kesimpulan berisi penolakan memberikan pendapat


Ketidaksesuaian dengan GAAP
Apabila laporan keuangan dengan klien mengandung ketidaksesuaian dengan GAAP, maka
pengaruhnya terhadap laporan auditor akan berbeda atas dasar apakah hal itu merupakan
ketidaksesuaian yang diperlukan dengan GAAP yang dirumuskan atau ketidaksesuaian lain
dengan GAAP.
Bahasa Penjelasan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Apabila auditor sepakat bahwa karena keadaan yang tidak biasa, ketidaksesuaian dengan
prinsip akuntansi yang dirumuskan diperlukan untuk menjaga agar laporan keuangan klien
tidak menyesatkan, maka laporan standar dengan bahasa penjelasan akan diterbitkan. Secara
khusus, laporan itu berisi:

Paragraf pendahuluan dan ruang lingkup standar


Suatu paragraf penjelasan sebelum paragraf pendapat yang menjelaskan situasi dan
menyetakan bahwa penggunaan prinsip alternatif dapat dibenarkan

Suatu pendapat wajar tanpa pengecualian dalam paragraf pendapat standar


Jenis Pendapat Lain
Pendapat wajar dengan pengecualian diterbitkan, auditor harus:

Mengungkapkan dalam paragraf penjelasan sebelum paragfraf pendapat semua


lasan substantif atas pendapat itu

Mengungkapkan dalam paragraf penjelasan pengaruh utama dari hal pokok yang
menjadi pengecualian terhadap posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas, juka
dapat diterapkan. Jika tidak dapat diterapkan, maka laporan itu juga harus
menyatakan hal tersebut.

Meberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam paragraf pendapat dengan


referensi ke paragraf penjelasan.
Pendapat Tidak Wajar
Pengaruh penerbitan pendapat tidak wajar serupa tetapi tidak sama dengan pengaruh
pendapat wajar dengan pengecualian terhadap laporan auditor. Dalam kasus ini;

Paragraf penjelasan harus menunjukan alasan substantif pemberian pendapat tidak


wajar dan pengaruh utama dari hal yang menjadi pokok pendapat tidak wajar, juka
memungkinkan
Paragraf pendapat harus menyatakan bahwa karena pengaruh hal-hal yang diuraikan
dalam paragraf penejlasan, maka laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar.
Inkonsistensi Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi
Pengaruh perubahan prinsip-prinsip akuntansi terhadap laporan audit tergantung apakah
perubahan itu telah dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP. Suatu perubahan prinsip
dilakukan sesuai dengan GAAP bila (1) prinsip baru itu merupakan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, dan (2) perubahan itu dipertanggungjawabkan dengan tepat dan
diungkapakan dalam laporan keuangan, serta (3) manajemen dapat memberi alas an bahwa
prinsip yang baru lebih baik.

Pengungkapan yang tidak memadai

Jika laporan keuangan dan catatan yang menyertainya tidak dapat mengungkapakan
informasi yang disyaratkan oleh GAAP, maka laporan itu tidak disajikan secara wajar.
Dalam aksus demikian, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualaian
atau

pendapat

tidak

wajar

karena

ketidaksesuaian

dengan

GAAP, dan

ada

penyompangan dari laporan standar. Jika perusahaan mengeluarkan laporan keungan


yang bertujuan menyajiakan posisi keungan dan hasil operasi tetapi tidak meniadakan
laporan arus kas yang bertalian, maka auditor lazimnya akan menyimpulkan bahwa
peniadaan itu memerlukan pendapat dengan pengecualian.
Keraguan yang Substansial Mengenai Status Kelangsungan Usaha
AU 341.06, The Auditor Consideration of an Entitys to Continue as a Going Concern (SAS
59), menunjukkan bahwa informasi yang bertentangan dengan asumsi kelangsungan usaha
mencakup:

Tren negative

Petunjuk laim dari kemungkinan kesulitan keuangan

Masalah internal

Masalah eksternal

Laporan Keuangan yang Disiapkan untuk Digunakan di Negara Lain


Laporan auditor mengenai laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP Negara
laintergantung pada tujuan dari penggunaan laporan keuangan itu. SAS 51, Reprting of
Financial Statement Prepared of Use in Other Countries (AU 534.07), menunjukkan bahwa:

Jika digunakan hanya diluar Amerika serikat, maka laporan itu dapat berupa (1)
laporan auditor gaya A.S yang dimodifikasi dengan prinsip-prinsip akuntansi Negara
lain atau (2) laporan standar Negara lain.

Jika digunakan baik diluar maupun di amerika Serikat, maka laporan gaya A.S. harus
digunakan dengan pendapt wajar dengan pengecualian atau penolakan memberikan
pendapat, tergantung pada maerialitas penyimpangan dari GAAP A.S.

III. PEMBAHASAN ARTIKEL


1. Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi Dalam Laporan
Keuangan
Oleh Suhayati, E.
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Vol. 1 No. 2 ISSN : 2338-9753
Adanya fenomena seperti yang dinyatakan oleh Anwar Nasution (2007) bahwa
informasi yang tidak akurat, adalah informasi sampah yang tidak ada manfaatnya bagi
pengambilan keputusan. Kemudian Sri Mulyani (2006) menyatakan bahwa ada perusahaan
yang melakukan praktek menyimpang dengan membuat laporan keuangan ganda seperti
memberikan laporan keuangan yang berbeda untuk bank dan pajak, serta mengkritik Akuntan
Publik yang asal-asalan membuat laporan audit. Adanya fenomena, maka penulis ingin
mengkaji tentang permasalahan Kualitas Audit terhadap Kualitas Informasi dalam Laporan
Keuangan.
Metode penelitian dalam artikel ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
kualitatif. Adapun pembahasan terhadap fenomena tersebut diatas adalah Kualitas Audit
merupakan faktor utama dalam praktek audit, Kualitas Audit sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dengan Akuntan Publik sebagai pihak pelaksana dari Audit, sehingga Kualitas
Audit sangat tergantung pada judgement dan integritas dari akuntan publik itu sendiri, jika

akuntan publik adalah seorang yang berkualitas tinggi dan melakukan pekerjaan sesuai
dengan fungsinya, maka akan menghasilkan Informasi yang berkualitas terhadap Laporan
Keuangan.

Kualitas audit dalam artikel ini, dapat dilihat dari dua sudut pandang, sudut pandang
yang pertama yaitu dilihat dari orang yang mengerjakan audit, auditing harus dilakukan secara
kritis dimana pelaksana pemeriksaan haruslah seorang yang mempunyai pendidikan,
pengalaman dan keahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan
akuntansi, sedangkan untuk sudut pandang yang kedua bagaimana proses audit tersebut
dilaksanakan, seperti sebelum dilaksanakan audit dilakukan perencanaan audit terlebih
dahulu seperti memahami business klien, memahami process business auditee, membuat
audit program, mampu mengaudit sesuai dengan audit program, ketepatan waktu di dalam
menyelesaikan pekerjaan, cukupnya bukti ketika melakukan pemeriksaan dengan biaya paling
rendah, kesesuaian dengan standar pengauditan, melakukan pengecekan terhadap internal
control auditee dan yang terakhir untuk menjaga mutu dari kantor akuntan public adalah
dilakukan review dari rekan sejawat atau pihak ketiga untuk kantor akuntan public tersebut,
sehingga apabila kedua hal tersebut dilakukan pada saat mengaudit maka akan
meningkatkan informasi dalam laporan keuangan karena menghasilkan 4 karakteristik
informasi yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

2. Pendapat Auditor Atas Laporan Keuangan Untuk Perusahaan Yang


Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
Oleh Herusetya, A.
Journal The Winners, Vol. 8 No.1, Maret 2007. Hlm : 47-57
Laporan sangat penting bagi audit dan perjanjian asuransi karena laporan tersebut
mengkomunikasikan hasil yang ditemukan oleh auditor. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari tipe laporan audit yang dikeluarkan dalam daftar perusahaan publik di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Laporan audit ini mengambil 106 sampel perusahaan untuk dianalisis. Dalam
penelitian ditemukan bahwa kebanyakan dari audit opinion yang terdapat dalam daftar
perusahaan di Indonesia adalah unqualifed opinion (51.89%), diikuti dengan unqualified
opinion dengan paragraf penjelasan (39.79%), qualified opinion (7.55%), dan disclaimer
opinion (3.77%). Setiap audit opinion memiliki persyaratan tersendiri yang bervariasi dalam
setiap perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

Pertama, dari penelitian yang dilakukan terhadap 106 laporan Auditor Independen atas
laporan keuangan komparatif tahun 2005 dan 2004 perusahaan publik yang terdaftar di BEJ
maka untuk tahun audit 2005 terdapat 51,89 persen laporan auditor dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian, 36,79 persen pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan, 7,55 persen pendapat wajar dengan pengecualian, dan 3,77 persen adalah
laporan auditor tanpa pendapat. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya laporan auditor
dengan pendapat tidak wajar.
Kedua, perusahaan publik yang dijadikan uji petik menggunakan jasa kantor akuntan
publik baik yang tergolong the big four maupun non big four, masing- masing sebesar
39,62 persen dan 60,38 persen. Ketiga, penyebab utama diterbitkannya laporan auditor
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan sebagian besaar adalah
karena masalah ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan, sisanya adalah
karena masalah perubahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sebagian
pendapat auditor didasarkan atas pendapat auditor lain, maupun penjelasan pendapat auditor
lain atas anak perusahaan.
Keempat, laporan auditor dengan pengecualian sebagian besar disebabkan tidak
dipatuhinya prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU), yaitu sebesar 50 persen,
sedangkan sisanya 50 persen adalah terdapatnya pembatasan ruang lingkup audit oleh
karena oleh karena keadaan. Kelima, laporan auditor yang diterbitkan tanpa pendapat
disebabkan oleh karena adanya pembatasan ruang lingkup yang sangat material maupun
ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan yang sangat besar.

IV. PENUTUP
Sesudah mengevaluasi temuan-temuan audit dan merumuskan pendapat atas
keseluruhan laporan keuangan, auditor menyampaikan pendapatnya melalui laporan auditor
yang disiapkan sesuai dengan empat standar pelaporan GAAP.
Tergantung pada situasinya, laporan auditor dapat mengambil salah satu bentukbentuk berikut: (1) laporan standar yang berisi pendapat wajar anpa pengecualian, (2) laporan
yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan tambahan, (3)
laporan yang menyatakan salah satu dari tiga jenis pendapat lain-wajar dengan pengecualian,
tidak wajar, atau penilakan memberikan pendapat.

DAFTAR PUSTAKA
William C. Boynton, Raymond N. Johnnson, Wallter G. Kell. 2003. Modern Auditing Jilid II
Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Suhayati, E. 2014. Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi Dalam Laporan
Keuangan. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 1 No. 2 ISSN : 23389753. Desember 2014.
(http://akuntansi.pnj.ac.id/upload/artikel/files/ely%20suhayati.pdf)
Tanggal 28 Oktober 2016.

Diakses

Pada

Herusetya, A. 2007. Pendapat Auditor Atas Laporan Keuangan Untuk Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Journal The Winners, Vol. 8 No.1, Maret 2007. Hlm :
47-57
(http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=377972&val=5982&title=PENDAPAT%20AUDITOR%20ATAS%20LAPORAN
%20KEUANGAN%20UNTUK%20PERUSAHAAN%20YANG%20TERDAFTAR
%20%20DI%20BURSA%20EFEK%20JAKARTA) Diakses Pada Tanggal 29 Oktober
2016.

Anda mungkin juga menyukai