Anda di halaman 1dari 5

BAB V PIPA AIR

5.1 Pertanyaan
1. Mengapa sebelum melakukan praktikum, teori dasar mengenai
hukum Kontinuitas, Bernoulli, dan Darcy Weisbach perlu dipahami?
Jawab: Karena untuk memudahkan dalam melakukan praktikum.
Dengan mengetahui dasar teori kita mempunyai gambaran
mengenai praktikum yang akan dilakukan. Dalam hukum Kontinuitas
kita mengetahui laju massa fluida yang masuk akan selalu sama
dengan laju massa fluida yang keluar. Hukum Bernoulli kita
mengetahui energi yang masuk melalui penampang pipa sama
dengan energi yang keluar. Hukum Darcy Weisbach kita mengetahui
rugi gesek pada aliran fluida.
2. Mengapa sebelum pompa dinyalakan, katup harus dibuka terlebih
dahulu?
Jawab: Karena tekanan yang diberikan pompa sangat besar bila
semua katup tertutup maka akan merusak pompa.
3. Jelaskan cara kerja manometer air raksa? Serta apa hubungan cara
kerja manometer air raksa dengan nilai tekanan yang didapatkan
dari hasil praktikum?
Jawab: Cara kerja manometer air raksa, tekanan air dari suatu
fluida dialirkan ke manometer sehingga dapat terlihat nilai tekanan
pada manometer. Kita dapat mengetahui nilai tekanan dari suatu
instalasi pipa air.
4. Nilai head apa saja yang didapatkan dari hasil praktikum? Jelaskan!
Jawab: Head loss mayor, karena adanya panjang pipa dan relative
roughness pipa, selain itu head loss minor, karena fitting dari
instalasi pipa air.
5. Apakah yang mempengaruhi nilai head loss mayor?
Jawab: panjang pipa, diameternya, kecepatan, faktor geseknya,
dan percepatan gravitasi yang ada.
6. Apakah yang mempengaruhi nilai head loss minor?
Jawab: Aksesoris perpipaan, seperti angle seat valve, gate valve,
sudden enlargement, sudden contraction.
7. Apakah pengaruh-pengaruh variasi nilai kapasitas dengan
kecepatan dengan nilai head loss total?
Jawab: Pengaruhnya adalah bila kapasitas fluida yang dialirkan
besar maka kecepatan fluida makin tinggi dan apabila kecepatan
fluida tinggi maka nilai head loss semakin besar.
8. Apakah pengaruh kebersihan pipa terhadap nilai head loss?

Jawab: Bila suatu pipa air dalam keadaan kotor maka hal tersebut
juga akan meningkatkan faktor gesek pipa tersebut sehingga nilai
head loss semakin besar.
9. Apakah aplikasi dari sistem instalasi pipa pada bidang marine
engineering?
Jawab: Aplikasi dalam perpipaan air tawar dalam kapal, instalasi
pipa untuk minyak pada kapal tanker.
10.
Apakah fungsi sudden enlargement, sudden contraction, dan
fitting T pada aplikasi sebenarnya?
Jawab: Sudden enlargement, digunakan untuk menurunkan
kecepatan tetapi kapasitas semakin besar. Sudden contraction,
digunakan untuk menaikkan kecepatan, tetapi kapasitas sedikit.
Fitting T, digunakan untuk percabangan.
11.
Buatlah suatu sistem instalasi perpipaan di mana fluida dari
tangki A dapat dialirkan menuju tangki B, begitu pula sebaliknya,
namun hanya menggunakan 1 buah pompa. Silakan gambarkan
sistem perpipaan beserta asesoris pipa yang dibutuhkan dan
jelaskan fluida mengalir.
Jawab:

Tangki B

Valve

Tangki A

Pompa

Fluida mengalir dari tangki A menuju tangki B


karena adanya perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh kerja dari pompa. Sedangkan
ketika fluida berada pada tangki B, karena
adanya perbedaan ketinggian sehingga terjadi
head statis, maka fluida akan mengalir menuju
tangki A lagi.

5.2 Kesimpulan
Pada percobaan sistem instalasi pipa air dengan mengacu pada
beberapa hal, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai head loss pada pipa mendatar adalah berbanding lurus dengan
koefisien gesek pipa (f) dan kuadrat kecepatan. Nilai f sendiri
merupakan nilai koefisien gesek yang didapat dari diagram moody,
dengan memperhatikan angka reynold dan relative roughness pipa.
Harga Reynold number berbanding lurus dengan kecepatan aliran
dan berbanding terbalik dengan viskositas dari fluida dimana
diketahui Re = vD /. Sehingga jika kecepatan dari aliran fluida
meningkat maka nilai dari Reynold number juga akan semakin
meningkat. Namun sebaliknya jka viskositas fluida meningkat
menyebabkan berkurangnya nilai dari Reynold number. Panjang pipa
pengaruhnya berbanding lurus terhadap Hf. Selain itu panjang pipa
juga berpengaruh terhadap nilai head loss. hal ini dapat dilihat pada
persamaan H = f (L / d) (v / 2g), dimana peningkatan dari panjang
pipa akan menimbulkan peningkatan nilai dari Hf itu sendiri.
2. Head loss minor berkaitan dengan penggunaan fitting atau aksesoris
pada instalasi pipa. Berdasarkan persamaan H = K.v2/2g. , nilai K
berbanding lurus dengan nilai Hf. Aksesoris yang digunakan di pipa
seperti katup dan siku akan mempengaruhi nilai dari K.
3. Berdasarkan persamaan H = f (L / d)(v / 2g), disimpulkan bahwa
diameter pipa berbanding terbalik dengan nilai Hf dimana nilai dari
diameter pipa berpengaruh kepada luas penampang dari aliran. Nilai
dari luas penampang sendiri berbanding lurus dengan nilai kapasitas
yang mana dapat dilihat dari persamaan Q=v.A. Sehingga semakin
meningkatnya diameter pipa akan menurunkan nilai dari Hf dan
meningkatkan nilai dari kapasitas. Begitu juga sebaliknya ketika
diameter mengecil maka akan menyebabkan kenaikan nilai dari Hf.

Anda mungkin juga menyukai