BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
BAB II
ISI
Proses Leblanc
Proses Leblanc adalah proses pembuatan soda Ash sintetik yang pertama di lakukan
pada tahun 1775. Perusahaan pertama yang memproduksi soda ash dengan proses Leblanc di
bangun di Inggris pada tahun 1823. Proses Leblanc pada umumnya adalah proses pengolahan
garam dengan asam sulfat untuk membuat sodium sulfat dan asam hydro chloric :
NaCl(l) + H2SO4(l) NaHSO4(l) + HCl(l)
NaCl(l) + NaHSO4(l) Na 2SO4(S) + HCl(l)
Sodium sulfat di panaskan dengan batu kapur dan batu bara (kokas) untuk memproduksi
black ash yang mengandung sodium karbonat, Kalsium sulfida dan beberapa batu bara yang
tidak bereaksi.
Na2SO4(l) + 2 C(s) Na2S(s) + 2 CO2(g)
Na2S(s) + CaCO3(s) Na2CO3(s) + CaS(s)
Sodium karbonat dapat di pisahkan dengan air dari black ash dan di Kaustisasi dengan
kapur mentah, cara ini digunakan untuk mengembalikan sulfur dari kalsium sulfida.
Proses Leblanc masih di gunakan di Inggris dan benua Eropa selama perang dunia
pertama, tetapi jumlahnya terus berkurang selama perang dunia kedua. Pada saat ini proses
Leblanc sudah tidak dilakukan lagi karena beberapa kelemahan diantaranya :
1. Konsumsi energi yang sangat besar pada saat pelelehan.
2.
Membutuhkan tenaga kerja yang intensif karena prosesnya merupakan proses batch yang
memerlukan banyak tahap.
3.
mulanya proses ini mengalami kesulitan besar dalam bersaing dengan proses Leblanc yang
lebih tua dan lebih mapan, namun dalam beberapa tahun saja proses solvay berhasil
menurunkan harga soda ash sebanyak sepertiganya. Pada tahun 1915 proses soda ammonia
akhirnya berhasil menggantikan proses Leblanc.
Proses solvay pertama kali di perkenalkan di Eropa pada tahun 1866 di Couillt di dekat
Charleroi Belgia. Pabrik ini telah memproduksi 1,5 ton per hari pada tahun 1866 dan pada tahun
1872 meningkat jadi 10 ton per hari Penggunaan proses solvay di industri semakin berkembang,
di Eropa misalnya dibangun pabrik Dombasle di dekat Nancy Perancis dan di Amerika di bangun
pabrik stracause di New York.
Bahan baku proses solvay adalah garam, batu gamping, dan kokas atau gas bumi dan
menggunakan ammonia sebagai reagen siklus. Keberhasilan proses ini bergantung pada
kenyataan bahwa ammonia, karbon dioksida dan air, dalam perbandingan yang tepat bereaksi
membentuk natrium bikarbonat. Ammonium bikarbonat bereaksi dengan natrium klorida
membentuk natrium bikarbonat yang relativ tidak larut dalam larutan yang digunakan oleh,
karena itu dapat di saring keluar dan di panggang menjadi soda abu.
Proses yang digunakan adalah proses solvay, yang mana di bandingkan dengan proses
yang lain lebih ekonomis dan efisien. Pertimbangan-pertimbangan dibawah ini dapat mendukung
akan terlaksananya pendirian pabrik tersebut, di antaranya yaitu :
- Bahan baku yang digunakan lebih murah yaitu garam dan batu kapur di bandingkan dengan
proses Leblanc, dan Energi yang di gunakan lebih kecil.
- Proses yang digunakan lebih efisien karena menggunakan proses kontinue. dan karyawan yang
di butuhkan lebih kecil.
- Limbah yang dihasilkan tidak membahayakan bagi lingkungan dan sesuai dengan Dan ketentuan
peraturan perundangan.
- Kapasitas produksi lebih besar di bandingkan dengan proses Leblanc sehingga dapat di produksi
dalam jumlah yang sangat besar.
Dari uraian diatas maka akan dibahas bagaimana alur proses industri abu soda dengan
proses yang sedang digunakan sampai sekarang, yaitu proses solvay.
persamaan dari proses keseluruhannya dapat ditulis :
CaCO3 + 2NaCl
Na2CO3 + CaCl2
Tapisan dari rotary filter dialirkan ke menara pemulihan untuk membebaskan NH 3 dan Ca (OH)2
Slury ini bagian terbesar mengandung NH4CL 193 gr/lt.
Larutan buangan CaCL2 dari hasil analisa mengandung : CaCl2 = 90-95 gr/lt, NH3 = 6-12 ppm.
Sumber Ca ( OH )2 dan CO2 berasal dari pembakaran batu kapur dan C reaksi no.1,2,3
jenis sel elektrolisis yaitu diafragma, merkuri, dan membran . Bahan baku proses pembuatan
caustic soda adalah garam, air, dan listrik.
Caustic soda memiliki rumus kimia yaitu NaOH yang bersifat basa, tidak berbau dan
tidak berwarna . soda caustic merupakan bahan kimia yang sangat korosif dan reaktif. larutan
soda caustic mudah bereaksi dengan logam seperti aluminium, magnesium, seng, timah,
kromium, perunggu, kuningan, tembaga, dan paduan mengandung logam.
Beberapa industri yang menggunakan coustic soda antara lain yaitu pabrik sabun,
detergen pulp dan kertas, soda juga digunakan dalam alumina seperti industri minyak dan
gas serta tekstil.
Kaustic soda adalah bahan kimia komoditas penting bagi industri pulp dan kertas.
Pokok menggunakan dalam industri pulp dan kertas termasuk memasak / pengolahan pulp
Kraft, ekstraksi lignin selama urutan pemutihan pulp, dan pembuatan on-situs natrium
hipoklorit. Prosedur pemutihan pulp umum melibatkan urutan pemutihan selama kotoran dan
materi berwarna pulp adalah teroksidasi dan diubah ke bentuk alkali larut, dan urutan
ekstraksi selama kotoran dihapus. Tahap Ekstraksi pada pulp hampir selalu digunakan soda
kaustik sebagai bahan baku ekstraksinya.
Sifat fisik dan kimia dari Produk
1.
Natrium hidroksida (NaOH)
a.
sifat fisik Natrium hidroksida (NaOH)
- berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan
jenuh 50%.
- bersifat lembab cair
- secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
- sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
- larut dalam etanol dan metanol
- tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya
- Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
- Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur.
- Titik leleh 318 C
- titik didih 1390 C.
- NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
- densitas NaOH adalah 2,1
- Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
b.
adalah sebuah unsur. Saat di temukan Klor bersenyawa terutama dengan natrium sebagai
garam (NaCl), karnalit dan silfit.
Sifat Klor sendiri yaitu termasuk unsur halogen (pembentuk garam) dan diperoleh
dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses
elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning kehijauan.
Yang akan kita bahas disini yaitu pembelajaran tentang Industri klor dan alkali. Dapat
membantu kita dalam proses pemahaman tentang proses-proses di industri klor dan alkali.
Mungkin bagi para teman-teman dari kimia murni atau dari teknik kimia sudah tak asing lagi
dengan yang nama nya industri klor alkali ini, proses klor alkali adalah proses elektrolisa
garam(NaCl) menjadi gas klorin(Cl2), gas hidrogen(H2) dan NaOH. (itu kalau produknya
dipisahkan). Kalau produknya dicampur saja maka akan menghasilkan sodium hypochloride
atau sodium chlorate.
Klor dalam bahasa yunani adalah: Chloros, (hijau pucat"), adalah unsur kimia
dengan simbol Cl . Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup
17 .Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang
tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan
hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna
kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan
sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi melalui warna dan sifatnya. Misalnya Cl :
berupa gas warna kuning kehijauan pada suhu kamar, nonpolar, kelarutan dalam air kecil dan
larut dalam pelarut non polar seperti heksana.
Pemutih Klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaClO). Ion ClOmerupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda
dengan Cl- sebab asam hipoklorit. HClO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang
cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugat dari HCl
kuat.
2.4 Proses Pembuatan Soda Kaustik dan Klor
Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad ke delapan
belas, tetapi barulah pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara lain. Sampai
beberapa tahun sebelum perang dunia I, kuantitas soda kaustik yang dihasilkan sebagai
koproduk klordari proses elektrolitik sudah boleh dikatakan dapat diabaikan bila dibanding
dengan yang dibuat dari soda abu dengan kaustisasi gamping. Bahan yang digunakan dalam
proses ini Natrium klorida (NaCl), Natrium karbonat (Na2CO3), air dan bahan baku samping
seperti Asam Sulfat (H2SO4), Mercury (Hg), Hidrogen (H2).
Bahan bahan di atas dapat di diolah dan diproses dalam beberapa cara :
1.
Diafragma sel
Menggunakan teknologi sel diafragma, klorin, soda kaustik dan hidrogen diproduksi secara
bersamaan. air garam jenuh memasuki kompartemen anoda dari sel, di mana gas klor
dibebaskan. Fungsi diafragma adalah memisahkan air garam dari larutan kaustik (sel yang
disebut effluent) pada sisi katoda, yang juga di mana gas hidrogen dilepaskan.
2.
Merkuri sel
Menggunakan larutan NaCl jenuh dengan garam padat, yang terlarut 70% kaustik langsung
3.
Membran sel
Teknologi sel Membran merupakan perkembangan yang relatif baru. Ini berbeda dari
teknologi diafragma sel dalam bahwa solusi sekitar elektroda masing-masing dipisahkan oleh
sebuah membran daripada diafragma. Membran ini sangat selektif dan terutama
memungkinkan migrasi ion natrium dari ruang anoda ke ruang katoda. Air garam jenuh
memasuki kompartemen anoda sel dimana gas klor dibebaskan. Karena ion natrium hanya
dapat melewati membran ke katoda (air garam tidak dapat melewati membran), soda kaustik
(sel limbah cair) mengandung natrium klorida substansial kurang. kemampuan garam
penghapusan Tidak diperlukan seperti pada proses diafragma sel. Klorin dan hidrogen yang
dihasilkan dalam proses membran sel elektrokimia meninggalkan pada tekanan sedikit lebih
tinggi daripada tekanan atmosfer. Setelah pendinginan pada penukar panas, gas dapat
mengalami proses tambahan dalam bentuk likuifaksi klorin, produksi atau produksi asam
klorida hipoklorit.
Proses elektrolitik dari produksi chlorine-caustic soda
Umpan berupa garam NaCl bersama air dimasukkan ke dalam tangki pencampur
(brine Purifier) untuk mendapatkan larutan garam, sehingga terjadi reaksi :
NaCl + H2O
NaOH + H2 + Cl2
Dan pada bagian atas brine purifier ditambahkan Na2CO3 sehingga terjadi endapan,
kemudian endapan di dasar tangki akan langsung dikeluarkan pada bagian bawah tangki
yang berupa kadar Ca,Mg, dan Fe, sedangkan sisanya keluar dari bagian atasnya menuju ke
filter. Endapan yang mungkin masih tersisa disaring dengan filter, dan diteruskan pada proses
pemanasan dengan steam sebelum menuju diaphragma sel, kemudian hasil dari penyaringan
tadi diteruskan langsung menuju diaphragma sel dimana pada proses ini menggunakan anoda
dan katoda yang dialiri arus DC (direct current / arus bolak balik) sebagai sumber energi,
reaksi
utama
yang
terjadi
yaitu
:
NaCl
+ anoda
NaOH Fe, H2
- katoda
Reaksi sel :
Anoda
: Cl- - e
Katoda
: Na+ + H2O + e
Cl2
Na+ + OH - + H2
NaOH + H2 + Cl2
Hasil samping dari proses diaphragma sel berupa gas Cl2 dan gas H2 keluar dari
bagian atas diaphragma sel. Kemudian gas Cl2 akan diproses lebih lanjut sedangkan NaOH
yang keluar dari diaphragma sel dimasukkan menuju evaporator untuk di pekatkan menjadi
50% NaOH, NaOH di evaporasi menggunakan steam sehingga akan menghasilkan 50%
NaOH.
Pada proses evaporator, Larutan sisa yang tidak terbentuk menjadi 50% NaOH, diolah
kembali untuk mendapatkan produk 70% NaOH, dimana berlanjut pada proses centrifugasi
dengan penambahan sisa garam, kemudian di aduk pada tangki salurator sambil di murnikan
dengan proses penyaringan (filter) , setelah larutan murni, diletakkan pada tangki konsentrasi
(consentrat head feed tank) untuk mengatur kestabilan konsentrasi pada larutan, setelah itu
diteruskan menuju mercury sel, dengan terjadi penambahan Hg, dimana pada proses ini
terjadi reaksi :
Notasi sel
Cl2,
C NaCl aq
+Anoda
Reaksi sel
Anoda
: Cl- - e
Katoda
: Na
NaHg
- katoda
Cl2
+ e
Na
Sisa
Na
+ Hg
: NaHg + H2O
Na
NaHg
NaOH
+ H2 + Hg
NaOH + H2 + Cl
Setelah terjadi reaksi mercury sel menghasilkan gas samping yang berupa gas
Cl2 yang nanti akan diteruskan pada pembentukkan Cl2 liquid. Dan senyawa NaHg yang akan
diteruskan pada denuding tower (menara penguraian) dimana terjadi pelepasan Hydrogen dan
penambahan air, yang akan diolah dengan reaksi yang terbentuk :
NaHg + H2O
NaOH + H2 + Hg
Pada reaksi ini terjadi pembentukkan NaOH kembali, lalu dilakukan penyaringan dengan
menggunakan filter press dimana akan terbentuk produk 70% NaOH.
Pada proses hasil samping yang berupa Cl2 gas ( dari diaphagma sel dan mercury sel)
dimanfaatkan untuk membentuk Cl2 Liquid dengan bantuan air yang kemudian dilanjutkan
pada tempat tangki pengeringan, dimana disini terjadi penambahan H2SO4 sebagai penyerap
air berlebih pada proses pengeringan, setelah Cl2 kering, dibasahkan kembali dengan
penambahan air dan kemudian di kompres dengan kompresor dengan suhu -30 C, dimana
akan didapat produk Cl2 yang berupa cairan (liquid) yang dapat dimanfaatkan.