PENDAHULUAN
Perkembangan pendidikan Islam mempunyai sejarah yang tidak bisa kita lepaskan
dengan sejarah kemunculannya. Kalau kita lihat masyarakat Arab, dimana Islam lahir dan
pertama kali berkembang, kedatangan Islam lengkap dengan usaha-usaha pendidikan yang
merupakan upaya transformasi besar menuju perubahan. Sebab, masyarakat pra-Islam pada
dasarnya merupakan masyarakat yang tidak memiliki sistem pendidikan formal. Namun,
motivasi atau semangat untuk berubah sudah ditunjukkan umat Islam sejak awa, ketika
diturunkannya surat al-Alaq 1-5.
Pada masa awal perkembangan Islam di Indonesia, pendidikan formal yang sistematis
belum terselenggara. Pendidikan yang berlangsung bisa dikatakan umumnya bersifat
nonformal ; dan inipun berkaitan dengan upaya-upaya dakwah Islamiyah. Berupa
penyebaran, dan penanaman dasar-dasar kepercayaan dan ibadah Islam yang dilakukan oleh
pedagang yang berasal dari Timur Tengah.
Di Indonesia, pendidikan Islam baru dikenal sejak kedatangan Islam itu sendiri ke
Indonesia.Sejarah pendidikan Islam sama tuanya dnegan masuknya agama tersebut ke
Indonesia.1 Hal ini karena pemeluk agama baru tersebut sudah barang tentu ingin
mempelajari dan mengetahui lebih mendalam tentang ajaran-ajaran Islam. Ingin pandai
shalat, berdoa dan membaca al-Quran yang menyebabkan timbulnya proses belajar,
meskipun dalam pengertian yang amat sederhana. Dari sinilah mulai timbul pendidikan
Islam, dimana pada mulanya mereka belajar di rumah-rumah, langgar, masjid dan kemudian
berkembang menjadi pondok pesantren. Setelah itu, baru timbul sistem madrasah yang
teratur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan Bidang Kajian dalam Pendidikan Islam
1. Pendidikan Islam Masa Klasik (Masa Rasulullah saw)
Kurikulum pada masa Rasulullah saw baik pada periode Mekkah ataupun periode
Madinah adalah al-Quran. Kurikulum pendidikan di Mekkah berisi materi
pengajaran yang berkaitan dengan akidah dan akhlak mulia dalam arti yang luas.
Yakni akidah yang dapat mengubah keyakinan dan pola pikir masyarakat yang
semula mempertuhankan benda-benda yang tidak berdaya sebagai tempat memohon
sesuatu, menjadi orang yang meyakini adanya Allah swt yang memiliki berbagai
sifat kesempurnaan dan jauh dari sifat-sifat kekurangan dan sebagau pencipta segala
seuatu yang ada di alam jagad raya untuk kepentingan manusia.
Adapun yang dimaksud dengan akhlak mulia adalah akhlak yang bukan hanya
menunjukkan keshalihan individual dengan mengerjakan serangkaian ibadah dan
bersikap ramah dan tawadhu, melainkan juga akhlak mulia dalam praktik
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Selain berisi pelajaran tentang akidah dan
akhlak,kurikulum pendidikan di Mekkah juga berisi ajaran tentang pokok-pokok
agama, ibadah dan membaca al-Quran.2
Kurikulum pendidikan di Madinah selain berisi materi pengajaran yang berkaitan
dengan akidah dan akhlak, juga pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antarkaum
muslimin, pendidikan kesejahteraan sosial dan kesejahteraan keluarga kaum kerabat,
pendidikan anak-anak, pendidikan tauhid, pendidikan shalat, pendidikan adab sopan
santun, pendidikan kepribadian, dan pendidikan pertahanan keamanan.3 Sedangkan
materi yang berkaitan scientific belum dijadikan sebagai mata pelajaran. Nabi ketika
itu hanya memberikan dorongan untuk memperhatikan kejadian tentang manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam raya.4
2. Pendidikan Islam Masa Khulafaur Rasyidin
2 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2011), hlm. 81.
3 Ibid., hlm. 94.
4 Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004),
hlm. 15.
2
Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq pola pendidikan pada masa Abu Bakar
masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga
pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya.
Khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan
penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk
tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Quran
dan ajaran Islam lainnya.
Pada masa khalifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak
jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan
apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai
pendidikan Islam.
Pada masa Ali terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia
berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali
berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat
itu Ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan
perhatiannya itu ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh
masyarakat Islam.5
3. Pendidikan Islam Masa Pertengahan
a. Bidang Kajian Pendidikan Islam pada Masa Bani Umayyah
Kurikulum pendidikan Islam pada masa dinasti Umayyah meliputi : (a) Ilmu
agama : Al-Quran, Hadis dan Fiqh. Sejarah mencatat, bahwa pada masa Umar ibn
Al-Aziz (9-10 H) dilakukan proses pembukuan hadis, sehingga studi hadis
mengalami perkembangan yang pesat, (b) ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala
ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat, (c) ilmu
pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu,
saraf,dan lain-lain, (d) filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari
bangsa asing, seperti ilmu mantik,kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang
berhubungan dengan hal tersebut, seperti ilmu kedokteran.
Kurikulum pelajaran ini selanjutnya diatur secara lebih khusus pada setiap
lembaga pendidikan.Untuk pendidikan di istana misalkan diajarkan tentang al-
Quran, hadis, syair-syair yang terhormat, riwayat para hukama (filusuf), membaca,
menulis, berhitung, dan ilmu-ilmu umum lainnya.6
b. Bidang Kajian Pendidikan Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Materi pendidikan dasar Bani Abbasiyah terlihat ada unsur demokrasinya, di
samping materi pelajaran yang bersifat wajib (ijbari) bagi setiap murid juga ada
materi yang bersifat pilihan (ikhtiari), hal ini tampaknya sangat berbeda dengan
materi pendidikan dasar pada masa sekarang. Di saat sekarang ini, materi pendidikan
tingkat dasar dan menengah semuanya adalah materi wajib, tidak ada materi pilihan.
Materi pilihan baru ada di perguruan tinggi.
Materi pelajaran yang bersifat wajib (ijbari) adalah :
a) Al-Quran
b) Shalat
c) Doa
d) Sedikit ilmu nahwu dan bahasa Arab (maksudnya yang dipelajari baru pokokpokok dari ilmu nahwu dan bahasa Arab belum secara tuntas dan detail) ; dan
e) Membaca dan menulis
Sedangkan materi pilihan (ikhtiar) ialah :
a) Berhitung
b) Semua ilmu nahwu dan bahasa Arab (maksudnya yang dipelajari baru pokokpokok dari ilmu nahwu dan bahasa Arab belum secara tuntas dan detail)
c) Syair-syair
d) Riwayat / Tarikh Arab 7
4. Pendidikan Islam Masa Modern
Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejalan dengan perkembangan
penyebaran Islam di nusantara, baik secara agama maupun sebagai arus kebudayaan.
Islam mulai masuk ke Indonesia dalam akhir abad ke-13 mencakup sebagian besar
nusantara dalam abad ke-16.8
a. Masa Awal Masuknya Islam di Nusantara
Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam
dilaksanakan secara informal yang pelakasanaannya menitikberatkan kepada
terjadinya hubungan dan kontak pribadi antara muballighah dan masyarakat sekitar.9
Seperti dikemukakan dalam banyak literatur, bahwa agama Islam datang ke
Indonesia di bawa oleh para pedagang muslim. Setiap ada kesempatan
6 Abuddin Nata, Op.Cit, hlm. 134.
7 Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, ( Jakarta : Prenada Media, 2005), hlm. 15.
8 Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan , (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 221.
4
Islam
berlangsungnya
di
dalamnya
pendidikan
dan
sejak
saat
nonformal10Pendidikan
itu
di
mulai
langgar
menuis
huruf
al-Quran
(huruf
arab),
dengan
rendah;
merupakan
tingkatan
pemula,
yaitu
12 Ibid.,
13 Enung K.Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2006),
hlm. 30.
14http://www.atin.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/71/2014/06/sej-pddk-islamind.pdf. Di akses pada tanggal 26 September 2016.
15 Enung K.Rukiati, Op.Cit., hlm.33.
6
di
setiap
mukmin
dan
disamakan
dengan
madrasah
Aliyah
Arab,
tauhid,
tasawuf/akhlak,
ilmu
bumi,
mengutamakan
pelajaran
praktis,
misalnya
tentang
melanjutkan
pengkajian
kitab.
Pada
pengkajian
ini
Parabek
Bukit
Tinggi
(1908)
yang
didirikan
Syekh
untuk
itu
dibentuklah
Kementrian
Pendidikan
Pengajaran
Sejak tahun 1966 telah terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia baik
itu menyangkut kehidupan social, agama maupun politik. Periode itu disebut
Zaman orde baru dan munculnya angkatan baru yaitu, angkatan 66. Berdasarkan
tekad dan semangat kemerdekaan untuk membangun manusia Indonesia
seutuhnya, maka pendidikan agama makin memperoleh tempat. Dalam siding
MPR yang menyusun GBHN sejak tahun 1973 menyatakan bahwa pendidikan
agama menjadi mata pelajaran wajib disemua sekolah negeri dan disetiap jenjang
pendidikan. Bahkan pendidikan agama sudah dikembangkan sejak taman kanakkanak.
Meskipun sebenarnya tentang pemantapan madrasah ini keberadaannya
sudah diakui sederajat dengan SMP dan SMA umum yang dikelola oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, jauh sebelum ditetapkan UU no.2
1989. Hal ini bisa dilihat dengan adanya SKB tiga menteri, antara menteri agama,
menteri dalam negeri, dan menteri P dan K pada tahun 1976. Di dalam SKB
dinyatakan bahwa ijazah madrasah disamakan dengan ijazah sekolah umum yang
sederajat. Kemudian dikeluarkan UU no.2 tahun 1989 pasal 39 dan dikuatkan
dengan PP no.28 tahun 1990 pasal 14 yang menggariskan kurikulum pendidikan
dasar dan menengah sekurang-kurangnya berisi bahan kajian : Pendidikan,
Bahasa Indonesia, membaca dan menulis, matematika, sains dan teknologi, ilmu
bumi, sejarah umum dan nasional, kerjinan, kesenian, kesehatan, menggambar,
bahasa inggris.
Pada era ini sudah ditetapkan dengan undang-undang terkait masalah
integrasi pelajaran agama dan umum. Integrasi merupakan pembauran sesuatu
hingga menjadi kesatuan yang utuh. Integrasi pendidikan adalah proses
penyesuaian antara unsur-unsur yang saing berbeda sehingga mencapai suatu
keserasian fungsi dalam penddikan. Integrasi pendidikan memerlukan integrasi
kurikulum, dan yang secaraa lebih khusus memerlukan integrasi pelajaran. Inilah
yang terjadi padaa pelajaran agama dengan pelajaran umum.
Hal ini didukung dengan adanya keputusan siding MPRS yang dalam
keputusannya dalam bidang pendidikan agama mengatakan, Pendidikan Agama
menjadi hak yang wajib mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Dengan adanya keputusan tersebut keberadaan Pendidikan Agama semakin
mendapatkan tempat dan akses yang luas untuk dijangkau setiap masyarakat.
Begitu juga teknik pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah
umum mengalami perubahan-perubahan tertentu seiring dengan berkembangnya
12
ilmu pengetahuan dan teknologi, serata perubahan sistem proses belajar mengajar,
misalnya tentang materi pendidikan agama diadakan pengintegrasian dan
pengelompokan, yang tampaknya lebih terpadu dan diadakan pengurangan
alokasi waktu.
BAB III
PENUTUP
13
Kesimpulan
Dari paparan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia di atas, maka kita bisa
melihat bahwa materi-materi pelajaran yang banyak dikembangkan adalah seputar keilmuan
agama Islam. Hampir tidak kita temui materi pelajaran sains dan teknologi, kecuali pada
tahun-tahun menjelang kemerdekaan dan setelahnya. Pemilihan materi yang banyak
membahas ilmu-ilmu agama lebih disebabkan pada keinginan masyarakat, termasuk juga
para pemuka pada masa itu yang menganggap bahwa pemahaman keislaman kaum muslimin
masih minim. Termasuk juga faktor sosiokultural dan letak geografis Indonesia yang
mayoritas penduduknya sebagai petani, sehingga lebih condong kepada kehidupan yang
sederhana dan bersahaja. Ini berbeda dengan kultur masyarakat perkotaan atau industri yang
cenderung kepada paradigma pengembangan sains dan teknologi.
Bagi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menjadi hal yang
sangat penting untuk tetap mempertahankan eksistensi pendidikan Islam di sekolah-sekolah
dan madrasah-madrasah, meskipun disadari bila dibandingkan dengan mata pelajaran umum,
frekuensinya tidaklah seberapa. Namun satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan
Islam dengan lembaga pendidikan dalam perjalanan pasang surutnya cukup mewarnai
perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dalam bidang kajian atau materi yang diajarkan pun
juga terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
14
Ali.
http://ibnualitamam.blogspot.co.id/2009/08/sejarah-sosial-pendidikan-islam-
15