Anda di halaman 1dari 12

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
GEOLOGI LAUT

TUGAS

OLEH
SYAHREZA MUSLIH ARAFAH
D611 15 010

GOWA
2016

1. Gambarkan peta perjalanan dari Makassar Denpasar Gili Trawangan


Lombok !
Jawab :

Makassar

Gili Trawangan
Teluk Kode

Mataram

Denpasar

2. Sebutkan nama laut yang dilewati!


Jawab :
A. Selat Lombok
B. Laut Bali
3. Jelaskan ocean circulationnya!
Jawab :

Walapun dinamika di lautan yang mendorong arus laut lebih banyak


terbentuk oleh angin lokal. Tetapi akibat bentuk morfologi atau rupa muka bumi
maka lautan juga memiliki arus laut yang terbentuk akibat tekanan dari morfologi
dasar laut. Arus yang terbentuk lebih karena tekanan di dalam laut ini
menyebabkan adanya aliran yang mengitari bumi. Arus yang ditemukan sebagai
hasil utama dari proyek penelitian Wolrd Ocean Circulation Experiment (WOCE)
sekitar dekade 90an dikenal dengan arus perputaran sabuk dunia atau the Great
Ocean Conveyor Belt (Gambar 3.7). Arus ini mengalir di permukaan dari samudera
Hindia menuju samudera Atlantik, lalu berputar di atlantik bagian utara sekitar
pulau Greenland dan masuk ke laut dalam (The North Atlantic over turning) ke
atlantik selatan dan mengalir menuju samudera Pasifik utara dan sebelah barat
samudera Hindia (Indian Ocean) dimana arus ini akan menyembul disana. Arus
menyembul yang merupakan gejala upwelling terbesar ini membawa arus dingin
dari laut dalam dan menjadi sumber nutrisi serta konsentrasi karbon ke
permukaan setempat.
Arus laut di samudera Pasifik yang merupakan samudera terluas akan
mengalir ke arah barat akibat dari tekanan momentum akibat perputaran bumi
pada rotasinya ke arah timur. Prinsip serupa terlihat pada arah angin pasat akibat
tekanan gaya serupa dan gaya koriolis yang mengarahkannya ke barat. Arus muka
air laut di daerah Pasifik yang mengalir ke barat ini akan berkumpul di daerah
ekuator sekitar daerah kolam hangat (warm pool) atau sebelah utara pulau Papua.
Karena tempat ini merupakan tempat mengumpulnya arus permukaan yang
notabene hangat akibat radiasi matahari maka panas yang terbawa arus laut ini

akan mengumpul dan menciptakan daerah yang lebih hangat dari sekitarnya atau
kolam hangat. Selain menciptakan kolam hangat, arus yang mengumpul tersebut
juga akan menumpuk sehingga menciptakan tinggi muka laut yang lebih tinggi
dibandingkan di samudera Hindia dan menimbulkan tekanan geostropis.
Akibatnya akan terjadi aliran arus lintas Indonesia.

Gambar 1. Arus perputaran sabuk dunia (the Great ocean conveyor belt) yang mengitari
bumi dalam 2000 tahun. Arus permukaan masuk ke dalam di Atlantik utara, sementara
arus dalam menyembul di barat samudera Hindia (Indian Ocean) dan utara samudera
Pasifik.

Penumpukan massa air laut di daerah warm pool menyebabkan tekanan


geostropis (tekanan akibat perbedaan tinggi muka laut) antara samudera Pasifik
dengan samudera Hindia. Akibatnya arus dari samudera Pasifik kemudian kembali
mengalir menuju samudera Hindia melalui kepulauan benua maritim. Arus yang
mengalir melewati kepulauan Indonesia ini disebut sebagai Arus Lintas Indonesia
atau Arlindo yang polanya sangat persisten atau terus menerus (Gambar 3.8). Masa

air yang dibawa oleh Arlindo ini adalah masa air hangat yang terkumpul di kolam
air hangat di sebelah utara pulau Papua. Daerah kolam hangat (warm pool)
terbentuk karena pengumpulan arus muka laut yang relatif hangat. Variabilitas
aliran massa laut ini kurang dipengaruhi oleh gejala lokal, tetapi untuk fenomena
regional seperti aliran Kelvin wave dari samudera Hindia serta gejala El Nio,
variabilitas dari aliran ini cukup terganggu terutama hingga lapisan termoklin.
Dari hasil observasi dan analisis profil arus dan suhu di selat Makassar yaitu
dengan pemasanan buoy di Labbani Channel dalam proyek riset Arlindo yang
mana channel tersebut merupakan sill (lembah di laut) dengan kedalaman diatas
2000 m terlihat pengaruh nyata El Nio terhadap arlindo (field et al, 1999 dan
Gordon et al, 1999). Aliran arus laut lintas Indonesia ini dari samudera Pasifik
terutama melewati selat Makassar dan menuju selat Lombok dan selat Ombai
dekat pulau Timor. Selain itu juga mengalir lewat selat Lifamatola antara Maluku
Utara dan Sulawesi Tengah dan juga mengalir melewati selat Ombai setelah
melalui laut Banda. Arus lintas Indonesia ini sangat mengendalikan sistim iklim di
daerah Indonesia bagian timur terutama akan dampak dari fenomena regional di
daerah Pasifik yaitu ENSO. Hal ini dapat mudah dimengerti karena sinyal
perubahan laut yang terjadi di daerah Pasifik akan dengan mudah terbawa oleh
arus lintas Indonesia. Akibatnya akan terlihat pengaruh langsung terhadap iklim di
benua maritim. Pengendali lain yang mempengaruhi daerah ini hanya sifat
monsunal dari arus laut. Sifat monsunal juga mempengaruhi dari sistim dampak
dari ENSO terhadap benua maritim Indonesia. Dengan kuatnya pengaruh ENSO
terhadap iklim Indonesia, deteksi dini dari ENSO diharapkan datang dari

informasi yang dibawa oleh arus lintas ini. Selain itu lautan membawa sinyal yang
jauh lebih stabil di bandingkan oleh sinyal yang dibawa oleh atmosfer yang cuma
bertahan relatif lebih singkat.

Gambar 2. Arus utama dari arus lintas Indonesia dengan nilai satuan aliran persatuan
waktu yaitu Sv (juta m3/detik) berdasarkan nilai rerata tahunan (Gordon, 2005).

4. Gambarkan morfologi pantai yang anda amati!


Jawab :

A. Tanah Lot

B. Gili Trawangan

C. Malimbu

5. Sebutkan morfologi yang anda lihat!


Jawab :
A. Tanah Lot
Orientasi batuan yang ada di Tanah Lot mengarah ke Tufa (abu Vulkanik
terbawa menuruni lereng dan tercampur breksi). Termasuk di daerah letusan
gunung Batur Agung. Batuannya konglomerat (sedimen) dan resistensi abrasi juga
berbeda.
Kenampakan morfologi di daerah ini tergolong bentuk lahan asal marine.
Daerahnya terpengeruh air permukaan yang bersifat asin secara langsung ataupun
daerah daerahnya mengalami pasang surut. Daerah ini mengalmi pengikisan hebat
sehingga permasalahan yang paling utama di hadapi oleh daerah ini adalah adanya
abrasi yang tinggi yang dapat berpengaruh terhadap keberadaan lahan di daerah

ini sehingga pemerintah setempat mengambil langkah solusi dengan membuat


pemecah gelombang pada daerah yang mengalami gelombang tinggi.
Bali merupakan salah satu pulau kecil yang berada di Indonesia. Secara
umum, kondisi hidrologi di Bali cukup baik. Banyak terdapat sungai-sungai besar
dan kecil serta terdaat danau yang ada di sana. Sumber-sumber hidrologi tersebut
sangat bermanfaat bagi penduduk sekitar. Pemanfaatan suber-sumber air tersebut
diantaranya untuk kegiatan sehari-hari penduduk seperti mandi, mencuci,
memasak da sebagainya serta digunakan untuk pengairan atau irigasi yang biasa
disebut subak oleh masyarakat setempat dan lain-lain. Begitu pula pada obyek
wisata Tanah Lot. Kondisi hidrologi di sana cukup baik selain berada pada tepi
laut, di daerah sekitar obyek tersebut juga terdapat aliran-aliran sungai yang
mengalir sepanjang tahun yang dimanfaatkan penduduk setempat untuk kegiatan
sehari-hari.
Tanah Lot merupakan salah satu obyek wisata di bali. Selain terkenal
dengan keindahan alam serta terdapatnya Pura yang berada di tengah laut, di
Tanah Lot juga digunakan sebagai tempat konservasi makhluk yang hidup di laut.
Seperti ikan, terumbu karang, kura-kura serta tidak ketinggalan ular yang
dipercaya penduduk sekitar sebagai penjaga pura. Oleh karena itu ular tersebut
sangat dihormati oleh penduduk sekitar. Penduduk sekitar percaya bahwa barang
siapa yang berani mengusik bahkan membunuh ular penjaga pura di tanah lot
maka orang tersebut akan menerima balasan yang setimpal. Dari hal tersebut
merupakan salah satu cara masyarakat Bali untuk melindungi satwa-satwa
maupun tumbuhan agar terjaga kelestariannya, yaitu salah satunya dengan cara

mengkeramatkannya, sehingga orang tidak berani untuk mengusik bahkan


membunuh satwa tersebut sehingga satwa tersebut terjaga kelestariannya.
B. Gili Trawangan
Gili Trawangan merupakan lokasi wisata pantai yang memanjang dari
Timur ke Barat. Pada lokasi pertama dijumpai material sedimen. Kemudian ketika
berjalan menuju ke Barat sekitar 200 meter dijumpai Batuan Piroklastik yang
menyusun bukit di pulau tersebut. Sekitar 500 meter ke arah Barat akan dijumpai
Pillow Lava atau Lava Bantal.

Gambar 4. Pillow Lava yang Terdapat pada Pantai Gili Trawangan (arah pengambilan
gambar 192o)

Berdasarkan hasil penelitian jenis batuan yang ditemukan di Gili


Trawangan termasuk kebdalam kelompok batuan sedimen dengan jenis Batupasir .
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan
(sedimentasi), hasil erosi atau batuan yang terjadi dari akumulasi mineral dari
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia

maupun organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
kemudian mengalami pembatuan (litifikasi) dan diagenesa.
Karakteristik pantai Gili Trawangan Lombok ialah terdiri atas material
sedimen yang berukuran pasir sedang (1/4 -1/2 mm). Pada meterial ini juga
dijumpai pecahan-pecahan coral hasil abrasi pantai oleh arus gelombang.
Data kemiringan (slope) pada dua titik pengambilan slope didapatkan dua
perbedaan slope yakni 2o dan 19o. Berdasarkan teori, semakin banyak perubahan
kemiringan (slope) berarti akan menunjukkan keaktifan daerah tersebut dalam
proses abrasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada daerah Gili Trawangan
Lombok cukup aktif dalam proses abrasi. Namun apabila dilihat dari ukuran butir,
masih banyak kandungan mineral seperti Biotit, Muskovit dan Kuarsa. Sehingga
pada daerah ini masih sangat dipengaruhi oleh proses sedimentasi.

Gambar 5. Foto Pecahan Coral di Dekat Garis Pantai Gili Trawangan (arah pengambilan
gambar 316o)

Gambar 6. Foto Material


pengambilan gambar 214o)

di Dekat Garis Pantai Gili Trawangan (arah

C. Malimbu
Bukit Malimbu merupakan lokasi wisata bukit di pulau Lombok yang
dekat dengan pantai. Di Bukit Malimbu dijumpai batuan sedimen yaitu breksi dan
tufa yang menyusun bukit tersebut.

Gambar 7. Batuan Penyusun Bukit Malimbu

Anda mungkin juga menyukai