Oleh
Nyoman Krisna Tri Wijaya
H1A 011056
BAB I
PENDAHULUAN
menganggu kontinuitas anatomi keseluruhan mata, tidak sampai terjadi prolapsus dari isi bola
mata. Namun demikian trauma merupakan hal yang sangat serius dan dapat mengancam dari
fungsi bola mata tersebut.
Secara umum insiden trauma mata terbuka sebanyak 3.6-3.8 per 100.000 populasi
seluruh dunia dimana puncak insidensi ada pada kelompok dewasa rata-rata di sekitaran usia
30-an tahun, remaja <20 tahun dan orangtua usia >70. Studi lainnya menyebutkan angka
kejadian trauma tembus berkisar 3.1 dari 100.000orang.70-80 % terjadi pada kaum pria,
kecuali pada lansia dan bayi.Bisa dikatakan perbandingannya 3:1 antara pria dengan wanita,
ini dikarenakan laki-laki lebih sering berhadapan dengan aktivitas beresiko terhadap paparan
trauma ocular.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Nama
: Tn. S
Usia
: 47 Tahnun/L
Pekerjaan
: Tukang batu
Agama
: Islam
Alamat
Tgl pemeriksaan
: 23-9-2016
Anamnesis
Keluhan utama: Luka pada mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kiri terkena percikan pecahan batu 1 minggu yang
lalu. Pasien mengeluh mata nyeri setiap kali berkedip. Selain itu pasien juga
mengeluh matanya sering berair. Pasien juga mengeluh matanya silau jika melihat
sinar yang terlalu terang. Pasien mengatakan mata kirinya agak kabur saat melihat.
Pasien mengatakan nyeri matanya berkurang jika mata ditutup dan lebih nyaman
ketika melihat pada cahaya redup.
Riwayat penyakit dulu
Pasien tidak pernah mengalami trauma pada mata sebelumnya, tidak ada riwayat
hipertensi, dan tidak ada riwayat DM.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan serupa tidak ada. Riwayat hipertensi dan DM disangkal
Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang tukang batu dan tidak pernah memakai pelindung mata
pada saat bekerja.
Riwayat Alergi
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan maupun makanan
Pemeriksaan fisik
Kesan umum : pasien tidak tampak kesakitan
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital sign
:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80x/menit
Status Oftalmologis
RR: 20x/menit
Temp: 36,9 c
Pemeriksaan
Visus Naturalis
OD
6/6
OS
4/60 PH 4/60
Ortho
Ortho
+
+
+
+
+
Palpebra
Edema (-)
Hiperemi (-)
Entropion (-)
Ptosis (-)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Entropion (-)
Ektropion (-)
Konjungtivatarsalis
Ektropion (-)
Edema (-)
Edema (-)
superior
Hiperemi (-)
Hiperemi (-)
Eksudat (-)
Eksudat (-)
Massa (-)
Konjungtiva tarsalis
inferior
Konjungtiva bulbi
Massa (-)
Edema (-)
Edema (-)
Hiperemi (-)
Hiperemi (-)
Eksudat (-)
Eksudat (-)
Massa (-)
Massa (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Massa (-)
Massa (-)
Hiperemis (-)
Sklera
Kornea
Rupture (-)
Cembung
Massa (-)
Rupture (-)
Cembung
Kesan jernih
Kesan Jernih
Ruptur di central
Sikatrik (-)
Sikatrik (-)
COA
Edema (-)
Kesan dalam
Edema (+)
Kesan dangkal
Iris
Jernih
Corakan coklat
Jernih
Corakan coklat
Permukaan rata
Bulat
Permukaan rata
Bentuk ireguler
Ukuran 3 mm
Ukuran 3 mm
RCL (+)
RCL (+)
RCTL (+)
Jernih
Normal/palpasi
R.Fundus (+) menurun
RCTL (+)
Jernih
Normal/palpasi
R.Fundus (+) baik
Pupil
Lensa
TIO
Funduskopi
Gambaran Mata Pasien
OS
OS
Pada mata kiri tampak adanya ruptur kornea dan prolaps iris. Terdapat injeksi konjungtiva.
Identifikasi Masalah
1. Subjektif ODS
Nyeri pada mata kiri
Penglihatan kabur
Mata kiri berair
2. Objektif OD
Visus OD 6/6
Lensa bening
Funduskopi (+), reflek fundus (+)
3. Objektif OS
Visus OS 4/60
Lensa bening
Funduskopi (+), refleks fundus (+)
Injeksi konjungtiva
Ruptur kornea
Edema kornea
Prolaps iris
COA dangkal
Assesment
Analisa Kasus
Pasien mengeluhkan saat ini nyeri pada mata kiri yang dikarenakan terkena percikan
batu 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan pasien pada saat berkedip. Pasien juga
mengeluhkan matanya kering dan sering berair pasien juga mengeluhkan merasa silau pada
saat melihat cahaya dan merasa lebih nyaman pada saat berada di ruangan yang cahayanya
redup. Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal oleh pasien, riwayat DM, HT dan
penglihatan kabur disangkal oleh pasien. Di keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapakan luka pada kornea mata kiri dan dicurigai
terdapat prolaps pada iris. Hal inilah yang menyebabkan pasien merasakan nyeri dan merasa
tidak nyaman mata kiri. Penyebab pasien mengalami fotofobia dikarenakan oleh adanya
nyeri. Di samping itu, jika iris mengalami radang akan berkontraksi jika datangnya sinar.
Pada pasien juga dikeluhkan adanya penurunan tajam penglihatan, dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan visus 4/60 hal ini disebabkan karena adanya edema kornea dan ruptur kornea
pada bagian central sehingga mengakibatkan terjadinya kelainan refraksi. Edema kornea
terjadi karena membran descement ikut ruptur dan mengenai lapisan endotel kornea. Prolaps
iris terjadi karena upaya pertahanan tubuh karena adanya luka terbuka pada kornea sehingga
iris menutupi luka tersebut, selain itu
menyebabkan terbukanya bilik mata depan sehingga terjadi ketidak seimbangan produksi dan
ekskresi aqueous humor dimana aqueous humor lebih banyak dihasilkan sehingga aliran
produksi lebih deras dan hal ini menyebabkan iris terdorong ke daerah luka tersebut.
Planning terapi
Planning diagnostik
Slit lamp
USG mata
Fluoroscein
Ringkasan akhir
Pasien laki-laki usia 47 tahun datang ke poli mata RSUP NTB dengan keluhan luka
pada mata kiri. Keadaan ini sudah terjadi selama kurang lebih satu minggu yang lalu. Selain
itu pasien juga mengeluhkan adanya nyeri, mata berair, penurunan tajam penglihatan dan
merasa silau jika terkena cahaya. Riwayat keluhan serupa sebelumnya tidak ada, riwayat HT,
DM tidak ada dan pada keluarga tidak ada yang memiliki riwayat HT dan DM.
Saat ini, pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/6 dan VOS 4/60 dengan pinhole
tidak maju. Kornea OD jernih. Kornea OS diadaptkan luka trauma. Funduskopi ODS (+),n
pada OD.
Pasien didiagnosa dengan open globe injury dengan ruptur kornea dan prolaps iris.
Daftar Pustaka
Iljas, S. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Budiono et al, 2004. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Universitas Airlangga