Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pendahuluan
Geologi adalah factor terpenting dalam menentukan jenis, bentuk dan biaya terowongan,
pelaksanaan terowongan akan menemui tingkat ketidak pastian yang tinggi jika data kondisi
batuan atau tanah disekitar terowongan tidak lengkap.
Sebelum pelaksanaan terowongan, pada umumnya akan dilakukan penyelidikan geologi teknik
menggunakan metode pemboran, insitu testing, adits maupun pilot tunnel. Adits untuk ekplorasi
umumnya tidak dilakukan kecuali suatu bagian terowongan dianggap berbahaya.Pada pemboran
inti, core sampel harus selalu disimpan untuk membantu jika ditemui masalah geoteknik saat
pelaksanaan.
Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan harus digunakan bila
terowongan berukuran besar akan dilaksanakan pada jalur yang mempunyai kondisi geologi
yang kritis. Degan membuat pilot tunnel maka berbagai masalah yang akan ditemui pada
pelaksanaan penggalian pada skala yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.
Syarat utama untuk konstruksi suatu terowongan adalah :
1) Dapat dilaksanakan dengan aman.
2) Pelaksanaan tidak mengakibatkan kerusakan yang tidak dikehendaki pada bangunan penting
lainnya.
3) Konstruksi terowongan harus minim pemeliharaan.
4) Dalam jangka panjang harus dapat menahan segala gaya yang bekerja , terutama tekanan
tanah dan aair tanah.
B. Kondisi Batuan
1) Terowongan pada Massa Batuan
Batuan kompeten adalah batuan intact yang keras sehingga tidak memerlukan supporting namun
kekerasannya harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaannya.Sedangkan batuan tidak
kompeten memiliki sifat diskontinu berupa adanya joint, fault, zona fracture, sesar/ kekar,
bidang foliasi, dll.Batuan ini dapat bervariasi, mulai batuan lunak hingga keras tergantung jenis
mineral dan derajat pelapukannya.
2) Klasifikasi Massa Batuan
Berbeda dengan tanah dimana sifat- sifat lapisan tanah dapat dicerminkan oleh sampel tanah
yang diuji di laboratorium.Pada batuan sifat batuan intact yang diperoleh dari pemeriksaan
laboratorium ini tidak bisa mencerminkan sifat masa batuan yang ada karena keberadaan joint.
Maka umumnya kemudian digunakan klasifikasi geomekanikatau Rock Mass Rating yang
menggunakan enam parameter yang diperoleh dari pengukuran dilapangan dan laboratorium
meliputi:
Kekuatan tekanan uniaksial dari batuan utuh (uniaxial compressive streght of intact rock
material).
Rock Quality Designation (RQD).
Jarak Diskontinuitas.
Kondisi Diskontinuitas.
Keadaan air tanah.
Arah dari Diskontinuitas.
C. Masalah pada Pelaksanaan Terowongan pada Batuan
Jalur Terowongan yang melewatri Zona Patahan atau sesar aktif dapat membahayakan apabila
elevasi terowongan dibawah muka air.Arah sesar terhadap sumbu terowongan harus
dipertimbangkan dengan seksama.
Untuk menentukan efek joint pada konstruksi terowongan, Bieniawski (1974) mengelompokan
massa batuan menjadi lima kelompok untuk mengetahui metode yang cocok digunakan untuk
pelaksanaan. Material batuan dengan banyak joint dapat digali dengan menggunakan ripper.
Bidang permukaan joint yang lebar sering dijumpai dalam pelaksanaan terowongan.Jika arahnya
sejajar atau hampir sejajar dengan as terowongan maka dapat menimbulkan masalah besar dalam
pelaksanaannya.
Jangka waktu dimana masa batuan masih dalam kondisi stabil tanpa perlu sokongan disebut
dengan Stand-Up Time atau bridging capacity.Stand-up time ini tergantung dari lebar bukaan,
kekuatan batuan dan pola diskotinuitas. Bila Stand-up time rendah berarti segera setelah
dilakukan pembukaan/ penggalian harus segera dilakukan proteksi atau supporting terhadap
massa batuan yang ada.
Penciutan pada lubang terowongan yang digali dapat terjadi sebagai akibat perubahan kondisi
tegangan, munculnya tegangan geser sesar dan adanya lapisan lempung ekspansif.
Masalah serius yang terjadi pada saat penggalian terowongan adalah adanya aliran air yang
bersifat tiba- tiba dalam jumlah besar.Kondisi air tanah adalah factor penyebab utamanya. Untuk
terowongan yang berada dibawah sungai atau laut, maka bocoran harus sama sekali dihindarkan,
karena jumlah air yang dapat memasuki lubang terowongan akan sulit terkontrol. Pada
terowongan sipil yang biasanya dangkal maka temperature tidak terlalu berpengaruh pada
pelaksanaannya namun demikian biasanya hal tersebut dapat diantisipasi sepenuhnya dengan
membuat sebuah ventilating system yang baik, hal ini juga sangat berguna untuk mengantisipasi
adanya gas- gas berbahaya yang timbul dari massa batuan yang ada.
Getaran gempa adalah factor penting yang harus diperhitungkan dalam perencanaan lining dan
supporting system.Pengaruh gempa biasanya relative lebih kecil dibandingkan pada struktur
yang terdapat diatas permukaan tanah.
D. Metode Pelaksanaan Terowongan pada Batuan
Metode galian secara manual dilakukan bila kondisi batuan relative lunak, proteksi dilakukan
secara konvensional dengan memasang penyokong disekeliling terowongan.
Metode galian dengan peledakan diawali dengan pemboran untuk penempatan bahan peledak.
Peledakan dapat dilakuakn secara full face atau secara bertahap sesuai kondisi batuan dan
peralatan yang tersedia. Metode blasting ini disamping cepat namun berdampak negatif karena
dapat merusak struktur batuan disekelilingnya, sehingga perlu dilakukan sokongan yang lebih
baik. Jenis- jenis supporting system yang bisa digunakan adalah dengan pemasangan steel rib,
rock bolt, shotcrete dan wire mesh. Penyokong ini harus terpasang sebelum lining yang
permanen dilaksanakan.
Metode terkini dalam penggalian terowongan pada kondisi batuan adalah dengan menggunakan
Tunnel Boring Machine (TBM), namun sistim ini menjadi terlalu mahal untuk sebuah
terowongan yang pendek.
1. Terowongan
Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung.Terowongan
umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagaisebuah tembusan di bawah
permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, danyang lebih pendek dari itu lebih pantas
disebut underpass.
Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau keretaapi)
maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, ada pula terowonganyang
berfungsi mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi,terowongan untuk
saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan terowongan yangmenyalurkan kabel
telekomunikasi.Ada juga terowongan yang berfungsi sebagai jalanbagi hewan, umumnya hewan
langka, yang habitatnya dilintasi jalan raya. Beberapaterowongan rahasia juga telah dibuat
sebagai metode bagi jalan masuk ke atau keluardari suatu tempat yang aman atau berbahaya,
seperti terowongan di jalur Gaza,dan terowongan Cu Chi di Vietnam yang dibangun dan
dipergunakan ketika perangVietnam.
Di Inggris, terowongan bawah tanah untuk pejalan kaki atau transportasi umumnya disebut
subway. Istilah ini digunakan di masa lalu, dan saat ini sering di sebutunderground rapid transit
system. Berdasarkan fungsinya, terowongan dapat dibedakanmenjadi dua jenis, yaitu:
desain terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya
pelaksanaan yang paling rasional serta persiapan yang sebaik baiknya direncanakan
aspek keamanan pelaksanaan. Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak
karena kurang tersedianya data geologi.
Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :
a. Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.
b. Menentukan sifat fisik batuan.
c. Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.
d. Memberikan kepastian setinggi tingginya bagi suatu proyek dan dan memberi
wawasan kepada engineer mengenai kondisi yang mungkin terjadi saat
pelaksanaan.
e. Mengurangi unsur ketidakpastian bagi kontraktor.
f. Meningkatkan keselamatan kerja.
g. Memberi pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas kualitaskeputusan di
lapangan.
Dalam penyelidikan lapangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tinjauan literatur
- Dilakukan sebelum berangkat ke lapangan
- Cari informasi yang pernah dipublikasikan mengenai geologi, tanah, air tanah,
sejarah seismik, struktur
- Untuk kota, informasi daerah penimbunan lama atau alterasi pola penirisan.
- Peta geologi Litbang geologi, geoteknologi LIPI
b. Studi foto udara (bila ada)
- Untuk melihat kondisi lokasi dari jarak yang jauh dan luas.
- Analisis geomorfis dan sifat-sifat batuan dari evaluasi respon batuan terhadap
lingkungan
- Teknik pemotretan : vertikalitas dan kemiringan, fotografi warna,infra merah,
radar.
- Topografi lereng yang terdiri dari dua tipe dapat dikenali
- Mudah dikenali adanya tanah longsor, patahan, struktur geologi seperti antiklinsinklin, dome.
Cara-cara tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah permukaan yang akan digali.
Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah pekerjaan menjadi lebih cepat,
lintasanpembuangan hasil peledakan dapat langsung dipasang bersamaan dengan
prosespenggalian berikutnya, dan proses tunneling dapat dilakukan secara kontinu.
Sedangkankerugiannya adalah saat penggalian banyak membutuhkan alat mekanis, tidak
dapatdigunakan untuk batuan yang tidak stabil, dan hanya terbatas untuk terowongan
yanglintasannya pendek.
Heading dan bench
Cara penggaliannya adalah bagian atas terowongan digali lebih dulu sampai mencapai 3
3.5 m (heading), selanjutnya penggalian bagian bawah penampang dikerjakan (benchcut)
sampai membentuk penampang yang diinginkan. Proses ini diulangi sampai seluruhlintasan
terowongan tercapai.
Untuk kondisi batuan yang buruk, cara penggalian dapat dimodifikasi menjadi top
heading heading diperpanjang sampai 25 m 35m atau lebih, kemudian pasangi
penyangga, baru kemudian bench cut dibuat.
Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah memungkinkan pekerjaan pengeboran
dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, efektif untuk ukuran
terowongan penampang besar dan lintasan, dan dapat diterapkan untuk setiap kondisi
batuan. Sedangkan kerugian dari menggunakan cara ini adalah metoda ini
membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan metoda full face.
Drift
Cara yang digunakan dalam metoda ini adalah dengan menggali terlebih dahulu lubang
bukaan yang berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan, kemudian diperbesar
sampai membentuk penampang yang direncanakan. Berdasar posisi lubang terhadap
sumbu terowongan :
Center drift
Dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan terowongan.
Selanjutnya penggalian bagian arch diikuti dengan pemasangan penyangga sementara.
Selesai penyangga dipasang, penggalian bagian tengah dikerjakan.
Keuntungan dari cara ini adalah proses lining dapat dikerjakan sebelum penggalian
bagian tengah dilaksanakan, metoda ini efektif untuk terowongan besar dengan kondisi
batuan yang buruk. Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan perluasan harus
menunggu drift selesai dikerjakan.
Top drift
Awal dibuat lubang vertikal sampai pada terowongan yang akan digali. Dengan
demikian akan terbentuk tiga buah heading face.
Sumuran dapat bersifat sementara atau permanen. Sumuran sementara berfungsi saat
pelaksanaan membantu pembuangan pelaksanaan pembuangan sisa sisa peledakan
(mucking), salah satu jalur untuk mensuplai peralatan dan material, dsb. Sumuran
permanen bila masih tetap berfungsi setelah terowongan mulai digunakan untuk
keperluannya, misal sebagai sarana ventilasi.
Pilot tunnel
Pillot tunnel digali paralel pada jarak 25 meter dari sumbu terowongan yang
direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m2 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama
sendiri dilakukan dengan metoda drift.
Pada interval tertentu dibuat cross cut memotong sumbu utama rencana. Bila cross cut
mencapai drift, proses pelebaran dimulai dari titik ini dengan dua heading face. Bila
cross cut mencapai titik dimana drift belum mencapai titik ini, maka drift heading
dilakukan dengan titik potongan melintang.
Keuntungannya adalah efektif untuk terowongan yang lintasannya panjang, dengan
topografi yang tidak memungkinkan untuk membuat sumuran, pilot tunnel dengan
sendirinya merupakan sistem ventilasi, mucking dapat dilakukan dengan cepat.
Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaannya memerlukan lebih banyak waktu, biaya
MASS
MATERIAL PROPERTIES +
PROPERTIES
FABRIC (KEMAS) +
BATUAN
Fondasi :tanah/batuan fondasi
SEMENTASI
mass properties
GENESIS TANAH
Terowongan adalah lubang bukaan yang dipersiapkan untuk kelancaran produksi tambang
bawah tanah. Fungsi terowongan : 1. Sebagai jalan masuk dan keluar bagi karyawan dan jalan
angkut. 2. Mengangkut material trava system telekomunikasi, pipa air dan pipa lumpur 3.
Lubang khusus ventilasi 4. Untuk penirisan sumur dan open channel 5. Untuk keselamatan kerja
(penyelamatan jika terjadi kecelakaan) Bentuk-bentuk terowongan 1.Bentuk lingkaran 2.Bentuk
segi empat 3. Bentuk Travesium 4. Bentuk Tapal kuda 5. Bentuk Poligon Dalam bentuk
terowongan dilihat dari : 1. Sifat fisik dari material itu sendiri 2. Struktur yang terjadi didaerah
tersebut 3. Posisi Perbedaan terowongan tambang dengan terowongan sipil : 1. Dari sifatnya,
pada tambang sifatnya temporer sedang sipil (aua gellap kaga tau aq soalnya terlambat ka
menyalin jadi tidak dgr na bilang ibu dosen heheheheheheh) 2. Dari penggunaan pada tambang
untuk sarana penambangan, sedang sipil untuk sarana umum 3.Lokasi untuk tambang dibuat
dimana terdapat cadangan bijih, untuk sipil dipilih batuan baik. 4. Kondisi batuan, untuk
tambang kondisi dapat diketahui secara baik karena aktivitas bertahun-tahun, untuk sipil
memerlukan eksplorasi secara rinci 5. Kondisi, untuk tambang berubah-ubah karena sifatnya
dinamis, untuk sipil karena sifatnya statis maka kondisinya tetap. Secara filosofis Tujuan dasar
setiap rancangan untuk penggalian dibawah tanah harus menggunakan massa batuan itu sendiri
sebagai massa utamanya. Selama penggalian harus menghasilkan gangguan kemantapan yang
sekecil mungkin dan sedikit mungkin menggunakan beton dan penyangga Dalam keadaan asli
dan buatan mengalami tegangan tekan dimana batuan keras itu lebih kuat daripada
beton.Geometri terowongan. Ukuran kecil Menengah 3000 meter Besar diameter > 6 meter
Metode penggalian lubang bukaan Metode penggalian bebas dilakukan dengan cara sederhana
dengan menggunakan alat yang sederhana seperti ganco, linggis, dan sekop. Metode mekanis
sudah lebih canggih dengan menggunakan tunnel boring machine, koadheader, drum seader.
Metode pemboran dan peledakan.Pemilihan metode ini juga memperhatikan karakteristik dari
batuan itu sendiri.Siklus penggalian suatu lubang bukaan. Penggalian Pembersihan asap ledakan
jika menggunakan peledakan. Pembersihan atap Pengumpulan dan pembuatan material hasil
penggalian. Pengangkutan material Penyanggaan baik permanen atau sementara Distribusi
tegangan disekitar terowongan terbagi atas beberapa bagian Distribusi tegangan sebelum dibuat
terowongan terbagi atas 3 yaitu : - Tegangan grafitasi yaitu tegangan yang terjadi karena berat
dari tanah/ batuan yang berada diatasnya. - Tegangan tektonik, terjadi akibat geseran-geseran
pada kulit bumi yang trjadi pada waktu lampau maupun saat ini. - Tegangan sisa adalah
tegangan yang masih tersisa walaupun penyebab tegangan tersebut sudah hilang yang berupa
panas ataupun pembengkakan pada kulit bumi. Secara teoritis tegangan mula-mula dirumuskan
dengan : o = .H KET : = Density (ton/m2 ) H = Kedalaman/ tinggi (m) o = Tegangan mulamula (ton/m2 ) Distribusi tegangan disekitar pada terowongan untuk keadaan paling deal Geometri dari terowongan adalah yang diperhatikan terowongan adalah sebuah lingkaran
dengan jari-jari r. terowongan berada pd bidang horizontal, terowongan terletak pada kedalaman
H > r, dengan syarat reaksinya H>20 r, terowongan sangat panjang sehingga dapat digunakan
hipotesa tegangan bidang (plain strain). - Keadaan batuan adalah kontinu, homogeny dan
isotrop. - Kesdaan tegangan mula-mula atau inisial stress hidroblastik atau diasumsikan ^o = 0
o = = o = . H = o + o . R2 / r2 yang bekerja tegangan radial dan tegangan tangensial
Distribusi tegangan terowongan mula-mula tegangan hidrostatik, dimana tegangan vertical 0
dan tegangan horizontal = 0, dimana tegangan horizontal = k tegangan vertical h = k. v
dimana v = ^. H KET. K = - R2 x tegangan mula-mula o R= Dinotasikan dengan jari-jari
linkaran r = jarak antar permukaan. Distribusi tegangan disekitar terowongan untuk batuan yang
tidak isotrop.Dalam hal elastic ortotrop dimana ada dua modus yang tegak lurus untuk system
pembongkaran yang aksial.Distribusi tidak dipengaruhi hanya devormasinya, jadi distribusi
tegangan yang didapat dari perhitungan sebelumnya tetap diberlakukan.Contoh batuan yang
tidak isotrop yaitu batuan yang berlapis seperti sekis yang berfungsi bagaimana perkuatan
batuan dan arah perlapisan.Distribusi tegangan disekitar terowongan untuk batuan yang
mempunyai perilaku plastic sempurna. Dicirikan dari akibat tegangan yang diserap oleh
devormasi plastic pada daerah lingkaran yang dibatasi oleh daerah elastic dari lingkaran yang
berjari-jari R dimana jari-jari ini dapat dihitung dengan RI = R ( 2/ 1+ . o (-1 + oX/ c)
(1/-1) R = Jari-jari lubang bukaan = 1 + sin q/ 1 sin q (q = sudut geser dalam) c = tegangan
sekitar yang diperkirakan ada jari-jari ini dapat tak terhingga untuk batuan yang tidak (anu
hehehehe) jadi kestabilan tidak akan dicapai untuk dipakai penyangga, rumus diatas dapat
dipermudah jika sudut geser dalam yang diambil 19.5o sehingga = 2 hingga R1 = 2 R/3 (o/ c
H) Distribusi tegangan disekitar terowongan yang dibentuk tidak bulat untuk keadaan yang
paling ideal ini berdasrkan tegangan garis-garis terowongan dengan berbagai bentuk penampang
dan berbagai tegangan mula-mula untuk keadaan paling ideal. Ritasinya H = tegangan
horizontal, v = tegangan verikal sebelum penggalian terowongan, Q = tegangan tangensial
untuk tiap garis terowongan. Lingkaran mor untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada
dinding.
Make Money Online :http://ow.ly/KNICZ
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung dari
barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas
manusia.Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedunggedung atau jalan raya.Berguna untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas,
saluran pembuangan dan lain-lain.
B. Klasifikasi Terowongan berdasarkan Fungsinya
1) Terowongan Lalu Lintas (Traffic)
Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu-lintas diantaranya :
Terowongan Kereta api
Terowongan jalan raya
Terowongan navigasi
Terowongan tambang
2) Terowongan Angkutan
Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
Terowongan Water Supply
Terowongan Sewerage water
Terowongan untuk utilitas umum
Terowongan yang dimaksud di sini adalah sebuah struktur bawah tanah sehingga dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan tanpa boleh mengganggu aktifitas/ kondisi di permukaan
tanah atau dapat pula dilakukan secara gali dan timbun (cut and cover).
C. Klasifikasi Terowongan berdasar Cara Pelaksanaannya
1) Micro Tunnel
Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air. Ukuran dari
terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan secara modern dengan cara
otomatis dengan peralatan robot.
2) Terowongan Dongkrak (Jacking)
Teknik pelaksanaan ini dipilih sebagai alternative karena pengggalian biasa terlalu mahal karena
panjang yang terbatas, misalnya pembuatan underpass dan sejenisnya. Secara umum
pelaksanaannya dilakukan dengan mendongkrak secara horizontal sebuah segmen beton precast
atau baja memotong tanah dan membuang keluar secara manual bagian volume tanah yang
terpotong segmen yang didongkrak tersebut.
3) Terowongan Batuan (Rock)
Terowongan ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan dapat dilakukan
langsung dengan metode penggalian menggunakan peralatan manual, mekanis maupun
blasting.Masalah yang mungkin dihadapai adalah yang berkaitan dengan air tanah, dan struktur
penopang pada zona patahan.
4) Terowongan melalui tanah lunak (soft ground)
Termasuk dalam kategoro ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah lempung, pasir dan
batuan lunak (soft rock).Karena mudah runtuh maka untuk pelaksanaan penggalian digunakan
pelindung (shield).Sedangkan lining tunnel harus segera dipasang bersamaan dengan kemajuan
gerakan Tunnel Boring Machine (TBM).
5) Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover)
Terowongan ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai kedalaman yang
diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau pemesangan lining precast dan melakukan
penimbunan kembali (covering).Metode ini cocok dilaksanakan jika tersedia areal yang cukup,
tidak mengganggu aktifitas dipermukaan dan letak jalur terowongan cukup dekat dengan
permukaan.
6) Terowongan Bawah air (Underwater)
Terowongan ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak.Hal yang membedakan dengan
terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air yang sangat tingggi, sehingga diperlukan
metode untuk membuat terowongan menjadi kedap air. Salah satu metodenya yaitu dengan
membuat trench di dasar sungai atau laut lalu menempatkan precast tube lining dan menerapkan
teknik sambungan kedap air.
D. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang
Perbedaan mendasar antara terowongan Sipil dan terowongan tambang adalah sebagai berikut :
1) Kebanyakan terowongan Sipil adalah permanen, sedangkan terowongan tambang kebanyakan
bersifat sementara (temporary). Beberapa terowongan tambang ada yang dirancang untuk dapat
digunakan beberapa puluh tahun.
2) Terowongan Sipil digunakan untuk melayani kepentingan umum (transportasi, dll) sedangkan
terowongan tambang digunakan untuk kepentingan khusus (pekerja atau aktifitas tambang).
3) Panjang terowongan tambang biasanya cukup besar karena digunakan untuk terowongan
produksi tambang sedangkan terowongan Sipil kebanyakan dibuat sependek mungkin dan
dilaksanakan dengan standart yang sangat ketat.
4) Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi telah diketahui cukup
rinci karena adanya survey yang mendalam bersamaan dengan penyelidikan potensi material
tambangnya. Sedangkan terowongan Sipil biasanya dibangun pada lokasi yang baru sehingga
memerlukan penyelidikan geoteknik yang baru dan terperinci.
5) Kegiatan penambangan merupakan proses dinamis sehingga dapat mengakibatkan perubahan
kondisi (rock reinforcement).
6) Biaya penyelidikan terowongan Sipil jauh lebih besar karena tuntutan masalah keamanan.
E. Akses Terowongan dan Manajemen Material
1) Konstruksi Portal
Akses masuk ke areal bawah tanah secara umum disebut portal. Akses ini dapat berupa sebuah
shaft yang dikontruksi secara vertikal sampai kedalaman tertentu sesuai elevasi rencana
terowongan utama (horisontal), atau berupa face terowongan yang bisa disiapkan secara
horizontal karena kondisi lahan memungkinkan.
2) Manajemen Material
Yang dimaksud dengan manajemen material yang memerlukan pengaturan disini adalah:
Material hasil galian yang harus dibawa keluar terowongan.
Material supporting system dan elemen lining precast atau formwork dan beton cair yang harus
dibawa masuk dalam terowongan dan geraka alat keluar masuk terowongan.
Air hasil dewatering di dalam terowongan yang harus dibuang keluar terowongan.
F. Penyelidikan Geoteknik
Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan
sebuah terowongan.Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan desain terowongan
yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang rasional serta
persiapan yang sebaik- baiknya direncanakan aspek keamanan pelaksanaan. Biaya pelaksaan
akan sangat berpotensi membengkak karena kurangnya tersedianya data geologi.