assets atau non renewable), dengan kata lain industri pertambangan merupakan industri tanpa
daur. Oleh karena itu industry pertambangan selalu berhadapan dengan keterbatasan, baik
lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Selain hal tersebut, industri pertambangan
berkewajiban memperhatikan keselamatan kerja dan menjaga kelestarian lingkungan hidup
serta mengembangkan masyarakat sekitar.
Beberapa faktor resiko yang dapat mempengaruhi usaha pertambangan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Sistem elektronik yang canggih, menggantikan sistem elektronik yang lama (Santa Fe)
Meningkatkan kemampuan rata-rata pemuatan sejak dihidupkan (Syncrude Canada
Ltd.)
3. Optimasi bucket dan boom (maroko)
4. Pengembangan BWE (yang berwawasan lingkungan)
5. Truk
Pengembangan-pengembangannya antara lain :
1.
Pengaturan kemiringan dan letak titik berat untuk memperbaiki kestabilan (Caterpillar)
2. Penambahan kemampuan dan pengurangan penggantian suku cadang (Carter)
3. Penambahan pada Range Articulated (Caterpillar)
4. Perbaikan interior, elektronik dan pilihan sistem perhitungan pemuatan (Komatsu)
1.
In-Pit Crushing
Keuntungannya adalah mengurangi biaya pemindahan material dari lokasi ke pabrik
pengolahan. Perbandingan biaya dari metode pemuatan, penghancuran dan pengangkutan di
open pit dan kuari menunjukkan pengubahan sistem penggunaan truk ke system in-pit crushing
dan menggunakan konveyor sebagai alat angkut akan lebih menguntungkan untuk tambang
open cast besar (> 500.000 ton/hari).
1.
Conveying
Sistem konveyor bergerak merupakan konsep baru untuk pemindahan material dalam kuari dan
tambang open cast (Holywell, North Wales). Sistem Nordbergs Loko Link merupakan sistem
yang terdiri dari serangkaian konveyor. Bisa digunakan secara individual maupun bersama-sama
dengan panjang radius kerja maksimum 100 m dari pemuka kerja.
1.
Anchillary Equipment
Anchillary merupakan peralatan penghancur dengan menerapkan metode penghancuran
sekunder, sehingga secara berturut-turut biaya penghancuran dari atas ke bawah makin murah.
Tahap penghancurannya adalah :
Drop ball
2)
Mining Magazine.
3)
Rock Product.
4)
Coal.
5)
Mining Engineering.
6)
Quarry Management.
7)
8)
9)
7.
Faktor lingkungan
1.
Kontrol bawah tanah
2.
Penurunan permukaan tanah
3.
Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas, kontrol panas dan
kelembaban)
4.
Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan,
kehidupan, kondisi permukiman)
Obyektif dasar di dalam pemilihan suatu metode penambangan suatu endapan mineral tertentu
adalah merancang suatu sistem eksploitasi yang paling cocok di bawah suatu lingkungan yang
aktual (Hamrin, 1982). Suatu model untuk pekerjaan persiapan (development) dan pemilihan
metoda penambangan oleh Folinsbee dan Clarke, 1981. Evaluasi rekayasa dapat dibagi menjadi 3
(tiga) tahap. Pada tahap pertama, studi konseptual, karakteristik fisik dan kuantitas output dari
sejumlah metoda penambangan, layouts dan sistem dinilai. Tahap kedua, studi rekayasa, konsep
sebelumnya dikuantifikasi dan dibandingkan, menghasilkan rancangan dan biaya yang tetap.
Tahap terakhir, studi rancangan detail, gambar-gambar dan spesifikasi untuk konstruksi untuk
metode yang diinginkan disiapkan. Hasil dari evaluasi ini adalah laporan rekayasa final yang
merupakan dasar dari keputusan investasi, pembelian peralatan dan jadwal konstruksi. Di dalam
semua hal pemilihan metode penambangan, suatu langkah terobosan yang pendek tidak
diperkenankan dan suatu penyelesaian optimal memerlukan modifikasi dari suatu metode yang
sudah ada.
1.
MACAM-MACAM TAMBANG TERBUKA
Yang dimaksud dengan tambang terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatannya
atau aktvitasnya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bu mi, dan tempat
kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
1) Pengelompokkan Metode Tambang Terbuka Berdasarkan Jenis Endapan
Secara umum dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) metode :
1.
Open pit/open cast/open cut/open mine
2. Quarry
3. Strip Mine
4. Alluvial Mine
1.
a. Open pit/open cast/open cut
Metode ini biasanya diterapkan untuk menambang endapan-endapan bijih (ore). Secara umum
metode ini menggunakan siklus operasi penambangan yang konvensional, yaitu : pemecahan
batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti operasi penanganan material penggalian,
pemuatan dan pengangkutan.
Perbedaan antara open pit dengan open cut/open mine/open cast dicirikan oleh arah
penggalian/arah penambangan. Disebut open pit apabila penambangannya dilakukan dari
permukaan yang relatif mendatar menuju ke arah bawah dimana endapan bijih tersebut berada.
Disebut open cut/open atau cast/open mine apabila penggalian endapan bijih dilakukan pada
suatu lereng bukit. Jadi penerapan open pit atau open cut sangat tergantung pada letak atau
bentuk endapan bijih yang akan ditambang. Salah satu contoh metode open pit/open cast adalah
seperti yang diterapkan di PT. Freeport Indonesia dan PT. Kelian Equatorial Mining.
1.
b. Quarry
Perbedaan open pit dan open cast juga dilihat dari pemindahan tanah penutupnya. Pada open pit
tanah penutup dikupas dan dipindahkan ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan
di bawahnya, sedangkan pada open cast tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan,
tetapi dibuang ke daerah bekas tambang yang berbat asan.
Kuari adalah suatu metode tambang terbuka yang ditetapkan untuk menambang endapanendapan bahan galian industri atau mineral industri (Gambar 3.4). Berdasarkan letak endapan
yang digali atau arah penambangannya secara garis besar kuari dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1.
Side hill type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang
letaknya di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit. Berdasarkan jalan masuk ke
pemuka penambangan dibedakan menjadi dua, yaitu :
Sistem tangga, yaitu pengerukannya dengan membuat atau membentuk tangga atau
jenjang.
2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga sampai pada kedalaman
tertentu, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga
3. Sistem kombinasi, yaitu gabungan dari kedua sistem di atas. Berdasarkan dari tempat
kerjanya, maka penambangan kapal keruk dapat dibedakan menjadi kapal keruk darat dan
kapal keruk laut. Alat-alat yang dipakai pada penambangan kapal keruk berdasarkan alat
galinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Multy bucket dredge, kapal keruk yang alat galinya berupa rangkaian mangkok (bucket)
b) Cutter suction dredge, alat galinya berupa pisau pemotong yang menyerupai mahkota.
c) Bucket wheel dredge, alat galinya dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel)
1.
Manual mining method
Cara penambangan ini sangat sederhana dengan menggunakan tenaga manusia hampir tidak
memakai alat mekanis. Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau oleh kontraktorkontraktor kecil. Biasanya endapan yang ditambang bentuknya:
a) Ukuran atau jumlah cadangannya kecil
b) Letaknya tersebar dan terpencil
1.
Kuari
Auger mining
Keempat metoda ini adalah penanggung jawab 90% dari produksi permukaan. Secara luas,
metoda open pit dan open cast menggunakan siklus operasi penambangan yang konvensional;
pemecahan batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti operasi penanganan material
penggalian, pemuatan dan pengangkutan.
Pada kuari dan auger, peledakan merupakan kegiatan yang selalu melekat bersamanya. Pada
open pit mining, tanah penutup dikupas dan ditransportasikan ke suatu daerah pembuangan
yang tidak ada endapan mineral di bawahnya, sedangkan open cast mining yang hampir sama
dengan metodanya dengan open pit mining, tetapi berbeda pada satu hal yaitu tanah penutup
tidak dibuang ke daerah pembuangan tetapi diangkut langsung ke daerah yang berbatasan dan
telah ditambang. Penambangan material disini terdiri dari penggalian dan pengangkutan
(=casting), yang pada umumnya dikombinasikan oleh suatu alat saja. Kuari hampir sama dengan
open pit, tetapi jenjang adalah pendek dan hampir vertikal. Meskipun kuari selama ini
diterapkan untuk bahan galian logam, namun lebih disukai bila membatasi kuari untuk operasi
batu berdimensi. Jadi batu gamping yang di-crusher dihasilkan oleh open pit mine sedangkan
batu gamping berdimensi dihasilkan oleh kuari.
Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding yang
tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara dengan pemboran ataupun
penggalian bukaan ke dalam lapisan di antara lapisan penutup. Auger mining dilahirkan sebelum
1940-an adalah metode untuk mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah
penambangan permukaan secara konvensional. Penambangan batubara dengan auger bekerja
dengan prinsip skala besar drag bitrotary drill. Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi
dan menaikkan batubara dari lubang dengan memiringkan konveyor atau pemuatan dengan
menggunakan loader ke dalam truk. Penambangan dengan auger drilling merupakan salah satu
metode rotary drilling. Dimana tanah dibawa ke permukaan melalui pengaliran oleh alat auger.
Bekas lubang dibersihkan dan selalu satabil dalam formasi lepas walaupun tanpa pembilasan air
atau penggunaan semprotan air.
Diameter lubang yang besar pada tanah dan batuan yang tidak keras dapat dibor dengan cepat
dan biaya yang murah dengan auger drilling secara mekanis. Keuntungan menggunakan metode
ini adalah :
1.
2.
3.
4.
1) Mekanik
Bucket line (endless chian of buckets revolving along ladder).
Bucket wheel suction (buckets discharge in suction pipeline).
Dripper (showel, grapple, or dragline mounted on barge).
2) Hidraulik
bisa digali, maka daerah menjadi sempit tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang
mudah berpindah-pindah. Umur tambang biasanya pendek.Menurut Robert Meyers, contour
mining dibagi menjadi beberapa metode, antara lain: :
1.
Conventional contour mining
Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada daerah dimana batubara
tersingkap. Pemberaian lapisan tanah penutup dilakukan dengan peledakandan pemboran atau
menggunakan dozer dan ripper serta alat muat front end leader, kemudian langsung didorong
dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah . Pengupasan dengan contour stripping akan
menghasilkan jalur operasi yang bergelombang, memanjang dan menerus mengelilingi seluruh
sisi bukit.
1.
Block-cut contour mining
Pada cara ini daerah penambangan dibagi menjadi blok-blok penambangan yang bertujuan
untuk mengurangi timbunan tanah buangan pada saat pengupasan tanah penutup di sekitar
lereng. Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall) yang diijinkan tingginya.
Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya kemudian diambil. Setelah itu lapisan
blok 2 digali kira-kira setengahnya dan ditimbun di blok 1. Sementara batubara blok 2 siap digali,
maka lapisan tanah penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan
menimbun tanah buangan pada blok awal.
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4
dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup
blok 5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan
seterusnya sampai selesai (Gambar 3.17). Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah
lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk menutup final pit.c.
1.
Haulback contour mining
Metode haulback ini merupakan modifikasi dari konsep block-cut, yang memerlukan suatu jenis
angkutan overburden, bukannya langsung menimbunnya. Jadi metode ini membutuhkan
perencanaan dan operasi yang teliti untuk bisa menangani batubara dan overburden secara
efektif.
Ada tiga jenis perlatan yang sering digunakan, yaitu :
Scrapers
Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga penggalian lapisan
tanah penutup dan penimbunannya tidak terlalu mengganggu lingkungan. Kemudian lapisan
tanah penutup ini ditimbun di belakang daerah yang sudah ditambang
Lapisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu lapisan (single seam) atau
lebih (multiple seam). Pada cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua
sisi pada masing-masing pengupasan.
Lapisan tebal
Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan tanah penutup dan
penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus tersedia
dahulu daerah singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada operasi
berikutnya (Gambar 3.26). Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun
penggalian batubaranya, digunakan sistem jenjang (benching system).