Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yoga Dwi Paksindra

Nim : F1D214001
Prodi : Teknik Geologi

Komposisi Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan hasil pengendapan baik yang berasal dari
hasil sedimentasi mekanis (hasil rombakan batuan asal), sedimentasi kimiawi
(hasil penguapan larutan) maupun sedimentasi organik (hasil akumulasi organik).
Batuan sedimen hasil sedimentasi mekanis terbentuk dalam suatu siklus
sedimentasi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi dan
diagenesa. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun
kimia. Proses erosi dan transportasi terutama dilakukan oleh media air, angin atau
es. Batuan sedimen berbeda dengan batuan beku karena batuan sedimen memiliki
komposisi yang lebih bervariasi, meskipun ada beberapa diantaranya yang
memiliki komposisi sangat sederhana. Konsentrasi unsur-unsur kimia di kerak
bumi terutama ditemukan dalam batuan sedimen. Sebagian konsentrat itu
merupakan produk pembersihan dan penggabungan residu pelapukan batuan tua,
misalnya saja pasir kuarsa yang dapat mengandung silika > 99%. Sebagian lain
merupakan produk proses-proses kimia dan biokimia selektif, jika kondisinya
memungkinkan. Contohnya adalah batugamping kalsium-tinggi (mengandung
CaCO3 > 99%), garam batu, dan gipsum.
Proses pembentukan batuan sedimen dimulai dengan rombakan batuan
asal, baik secara fisika maupun secara kimia, tererosi, tertransportasi, terendapkan
dan litifikasi (diagenesa).
Material atau komponen penyusun batuan sedimen adalah :
1. Material detritus (Allogenik) sebagai hasil rombakan yang terbentuk dari
luar daerah sedimentasi terdiri dari fragmen mineral atau kristal, seperti
mineral silikat, yaitu kwarsa, feldspar, mineral lempung, dll. dan Fragmen
batuan yang berukuran kasar hingga halus.

2. Material Autogenik, terbentuk di daerah sedimentasi atau cekungan

sebagai hasil proses kimiawi atau biokimia, seperti kalsit, gypsum, halit,
oksida besi, dan lain-lain.
Batuan sedimen terbagi menjadi dua sedimen klastik dan non-klastik :
Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari


pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan
dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini
berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan
proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun di
lingkungan laut. Batuan sedimen klastik terbentuk oleh proses sedimentasi
mekanis. Komponen pembentuk batuan sedimen klastik :

Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa mineral,


fosil atau fragmen batuan (litik).

Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan
diendapkan bersama-sama dengan butiran.

Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan


matrik, diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen karbonat,
silika, oksida besi, lempung, dll.

Komponen Pembentuk Batuan


Sedimen Klasitik

Tekstur Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen
seperti besar butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Tekstur batuan sedimen
mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan
tersebut (terutama proses transportasi dan pengendapanannya) dan dapat digunakan
untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan sedimen.
Besar Butir (Grain Size)
Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama
dari batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat
transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth
Besar butir ditentukan oleh :

Jenis pelapukan : pelapukan kimiawi (butiran halus), pelapukan mekanis


(butiran kasar)
Jenis transportasi

Waktu/jarak transportasi

Resistensi

Pemilahan (sorting)
Pemilahan (sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang
dipakai dalam pemilahan adalah terpilah sangat baik, terpilah baik, terpilah
sedang, terpilah buruk dan terpilah sangat buruk

Pemilahan dan Tingkat


Keseragaman Butir

Kebundaran (Roundness)
Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut
butir, yang mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Kebundaran
dipengaruhi oleh komposisi butir, besar butir, jenis transportasi, jarak transportasi

dan resistensi butir. Istilah yang dipakai dalam kebundaran adalah very angular
(sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular (menyudut tanggung), sub
rounded (membundar tanggung), rounded (membundar) dan well rounded (sangat
membundar).

Tingkat Kebundaran

Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total
batuan (dinyatakan dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan
(air) ke dalam batuan. Istilah yang dipakai adalah porositas baik (batuan menyerap
air), porositas sedang (di antara baik-buruk), dan porositas buruk (batuan tidak
menyerap air). Jenis-jenis porositas : intergranular, microporosity, dissolution dan
fracture
Kemas (fabric)
Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa
dasar atau diantara semennya, sebagai fungsi orientasi butir dan packing. Kemas
secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi
serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Istilah yang dipakai adalah
kemas terbuka (bila butiran tidak saling bersentuhan) dan kemas tertutup (bila
butiran saling bersentuhan). Jenis-jenis kontak antar butir
Warna

Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena


mencerminkan komposisi butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan
untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan merah
menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan warna batuan hitam atau gelap
menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada batuan sedimen
dipengaruhi oleh :

Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral


pembentuk batuan sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan
berwarna putih (misal batupasir quartz arenite).

Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida


besi, maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.

Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir


kuarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau

Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan


komposisi sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan
cenderung lebih gelap.

Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam
kekompakan batuan adalah :

Dense : sangat padat

Hard : keras dan padat

Medium hard : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja

Soft : lunak, mudah tergores dan dipecahkan.

Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan

Spongy : berongga

REFERENSI

Diktat Praktikum GEODAS-Tim Asisten Lab. Geofisika Unhas (Diakses pada tanggal 3
Februari 2015)
https://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/17/batuan-sedimen/ (Diakses pada
tanggal 3 Februari 2015)
F. J. Pettijohn, Paul E. Potter, Raymond Siever. Sand and Sandstone. Springer Science &
Business Media, 6 Des 2012

Anda mungkin juga menyukai