Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: FITRATUL AULYA
NIM
: 201310300511062
KELOMPOK : 9
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
HIPERKOLESTEROL
1. DEVINISI
Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat sebagai
kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.Umumnya
kolesterol dalam darah dan limfe terlihat sebagai kolesterilester Sedangkan yang dalam
sel-sel darah otot, hepar, dan jaringan lain dalam bentuk bebas (Irawan dan Poestika,
1997 dalam Yudhasari, 2008).
Struktur kimia dasar kolesterol berupa steroid. Terdapat dalam jaringan dan
lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dari asam lemak rantai
panjang sebagai ester kolesteril. Senyawa kolesterol ini disintesis dalam banyak jaringan
dari asetil-Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui empedu sebagai garam
kolesterol atau empedu. Kolesterol adalah produk khas hasil metabolisme hewan
sehingga terdapat dalam semua bahan makanan yang berasal dari hewan, misalnya
kuning telur, otak, daging dan hati (Sulistyowati, 2006).
Menurut Rahayu (2005), kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang
diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam
jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah). Jika aterosklerosis ini terjadi di pembuluh darah jantung, maka akan
menyebabkan penyakit jantung koroner. Penggumpalan darah yang bercampur dengan
lemak yang menempel di pembuluh darah akan menyebabkan serangan jantung. Rahayu
(2005) juga menyatakan, terdapat korelasi yang jelas antara penyakit aterosklerosis
arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang terutama mencerminkan
kandungan kolesterol pada LDL (Kolesterol LDL).
Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi dan atau
meningkatnya penggunaan LDL (Low Density Lipoprotein). Hiperkolesterolemia dapat
merupakan hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol
tinggi. Menurut Prawitasari dkk. (2011), hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan
kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung koroner/aterosklerosis.
Hiperkolesterol
terutama
fraksi
LDL,
adalah
faktor
terpenting
terbentuknya
dan jaringan lain menuju hati, selanjutnya mengeluarkannya lewat empedu. Kadar LDL
yang tinggi cenderung disertai dengan kadar trigliserida yang tinggi pula, sedangkan
apabila kadar HDL tinggi maka kadar trigliserida cenderung rendah (Yudhasari, 2008).
2. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan
oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia
poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes
mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat),
kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi
menderita hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
pengubahan gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi setidaknya pengurangan
faktor resiko harus dilakukan semaksimal mungkin. faktor resiko utama penyebab
tingginya kolesterol darah antara lain obesitas atau kegemukan, makanan tinggi asam
lemak dan lemak jenuh, biasanya makanan yg digoreng, makanan rendah serat, kurang
beraktifitas fisik, stress, merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri,
kota yg padat kendaraan bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary
syndrome.
1.
Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan, merupakan
interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-faktor lingkungan
lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini biasanya tidak
disertai dengan xantoma.
2.
Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada reseptor
LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati
tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak ada, hati kemudian
memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada pasien dengan
Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600 sampai
1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal
sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
3.
Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi dan
disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam sel
kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan diekskresikan
keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag dan kemudian
menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila
menumpuk didalam pembuluh darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan
menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan
LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang menyebabkan
peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia
muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga
menyebabkan rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan
LDL berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel,
pembentukan
dan
pertumbuhan
plak,
ketidakstabilan
plak
dan
7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes
berpotensi menyebabkan hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol
LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis terjadinya
hiperkolesterolemia
adalah
kebocoran
pada
membrane
basalis
glomerulus
Dislipidemia campuran
VLDL + kilomikron
Keterangan:
LDL = Low Density Lipoprotein
VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas
normal (>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia
semakin besar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian
hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan olah
raga dan kebiasaan merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.
Tabel 2
Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)
No. Kadar Lipid Plasma
o Kolesterol total < 200
tinggi 240
o 2 LDL < 100
159
Tinggi
Optimal 100 129
tinggi
o 3 HDL < 40
Rendah 60 Tinggi 4
Batas
500
Sangat tinggi.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG CVA
a) Terapi
Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pengendalian berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik (disarankan untuk secara teratur berolahraga
ringan selama 30 menit setiap harinya), dan pengaturan diet. Diutamakan
untuk banyak mengonsumsi makanan kaya serat.
1. Terapi non farmakologi
2. Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.
Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti
margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus
dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan
Trigliserida
6. PENCEGAHAN
Menghentikan merokok
Mengurangi konsumsi kolesterol
Mempertahankan kadar gula normal
Latihan fisik (senam) secara teratu
Periksa tekanan darah
Lakukan latihan olahraga.
Konsumsi makanan yang bergizi
Kurangi makanan berlemak.
Jauhi alkohol.
Daftar Pustaka
http://copeebreak.blogspot.com/search/label/healthly.
6. Hubungan merokok dengan risiko terjadinya hiperkolesterolemia pada pasien
kardiovaskuler. 2004. RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Diakses dari
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2730.