Area klinis (area perawatan/pelayanan langsung terhadap pasien):
1. Wastafel dengan air yang mengalir
2. Larutan chlorhexidine 2% (indikasi kebersihan tangan momen 2 dan 3) : poli rawat jalan, ICU, kamar bayi, UGD (area non tindakan), ruang keperawatan, unit penunjang medik (laboratorium klinik) 3. Larutan chlorhexidine 4% : UGD (area tindakan), kamar bedah, VK 4. Sabun biasa (handsoap) : kamar pasien, pos perawat (indikasi kebersihan tangan momen 1, 4, 5), toilet, dapur 5. Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : setiap tempat tidur pasien di area kritis (UGD, VK, bayi, ICU, kamar bedah), setiap pintu masuk kamar pasien dan meja trolly tindakan. Area non-klinis (area pelayanan tidak langsung terhadap pasien):
pemulasaran jenazah, area dimana fasilitas kebersihan tangan
dengan sabun dan air mengalir tidak tersedia/jauh letaknya. Monitoring compliance kebersihan tangan dengan cara :
1. Mengukur/mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan : Petugas
klinis setiap 2 minggu sekali (ruang keperawatan, IGD, VK, ICU, OK, rawat jalan, kamar bayi, Gizi). 2. Dengan memperhatikan 4,5,6 kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien (Momen 1 menurut WHO). 3. Petugas non-klinis setiap bulan sekali (kamar cuci, farmasi, dapur, IPSRS, sanitasi, pemulasaran jenazah) : sesuai indikasi kebersihan tangan secara umum. 4. Kepatuhan kebersihan tangan melibatkan petugas klinis maupun non klinis dengan sasaran 30% dari jumlah masing-masing profesi (Dokter, Perawat, Fisioterapi dan Gizi).