Laporan Acara 6
Laporan Acara 6
Laporan Acara 6
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 1
1. Nur Lailatul Febriatika
2. Dimas Ganda Permana P
3. Sunartik Handayani
4. Rosi Rosana
5. Muji Sayekti Sukarno
6. Miftahul Ulum
7. Akhmad Shofyan Fernanda
8. Nur Rahmania Dwi A.
9. Erlin Susilowati
10. Imaduddin Mutawakkil A.
(141510501010)
(141510501070)
(141510501084)
(141510501114)
(141510501131)
(141510501164)
(141510501179)
(141510501207)
(141510501211)
(141510501215)
Proses pertumbuhan pada tanaman tidak lepas dari aktivitas enzim. enzim
berperan hampir seluruh proses dalam kehidupan tumbuhan. Aktivitas enzim yang
terganggu dapat menyebabkan aktivitas lain dalam tumbuhan juga akan
terganggu. Enzim yang normal berperan dalam proses pergantian sel yang rusak,
konversi makanan menjadi energi, metabolisme dalam
tumbuhan, proses
(DNS).
DNS merupakan
senyawa yang dapat bereaksi dengan gula reduksi maupun pereduksi yang
membentuk 3-amino-5-nitrosalicylic acid yang dapat menyerap gelombang
elektromagnetik. Aktivitas enzim dapat diketahui dengan cara mengukur kadar
maltose yang terbentuk dengan menggunakan substrat Soluble starch.
Praktikum penentuan aktivitas enzim -amilase bertujuan untuk mengetahui
aktivitas enzim -amilase dengan menggunakan metode DNS. Aktivitas enzim amilase perlu diketahui karena enzim -amilase memiliki peran penting dalam
proses perkecambahan biji pada tanaman. Praktikum penetuan aktivitas enzim amilase juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas kerja enzim.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui aktivitas enzim -Amilase.
mempercepat
reaksi (sebagai
katalis). Enzim tidak diubah oleh reaksi yang dikatalisnya dan enzim tidak
mengubah kedudukan normal dari keseimbangan kimia. Dengan kata lain,
enzim dapat membantu mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya
jumlah produk tetap sama dengan produk yang diperoleh tanpa enzim.
Kondisi yang mempengaruhi aktifitas enzim diantaranya konsentrasi enzim,
konsentasi substrat, pH dan suhu (Risnoyatiningsih, 2011).
Enzim memiliki kekuatan katalitik besar dan mempercepat reaksi dengan
mengurangi energi untuk sedikitnya satu juta kali aktivasi. Enzim mudah
terdenaturasi dan kehilangan aktivitas katalitik. Suhu lebih dari 40C dan pH
ekstrim harus dihindari setiap saat. Persiapan enzim juga harus disimpan pada
suhu rendah, tetapi tidak harus dibekukan, karena pembekuan dan pencairan
mungkin dapat menyebabkan enzim kehilangan aktivitas (Amutha dan Priya,
2011).
Menurut Nisa dkk. (2013), enzim tidak selalu menguntungkan jika
pemakainnya tidak sesuai, sebab enzim bersifat spesifik. Penggunaan enzim
dalam keadaan bebas yaitu terlarut dalam air, kurang menguntungkan karena
enzim hanya dapat digunakan satu kali reaksi. Oleh sebab itu, perlu digunakan
teknologi amobilisasi enzim, yaitu penempatan atau lokalisasi enzim supaya
dapat dipakai kembali secara terus menerus. Teknik amobilisasi yang dipilih
seharusnyamemenuhi kriteria utama, yaitu tidak terjadi perubahan konformasi
enzim dan tidak mengganggu gugus fungsi di pusat aktif enzim.
Salah satu jenis enzim yaitu enzim amilase. Amilase berasal dari bahasa
amerika, yaitu amylone yang berarti pati. Bagian utama pada manusia yang
menghasilkan enzim tersebut adalah pankreas dan kelenjar ludah, namun juga
terdapat pada jaringan lain dengan jumlah yang sedikit. Selain pada manusia,
enzim amilase juga terdapat pada makhluk hidup lain, termasuk tumbuhan. Pada
tumbuhan enzim amilase berfungsi dalam proses pertumbuhan. Fungsi utama
enzim amilase adalah untuk mengubah pati menjadi bentuk polisakarida yang
lebih kecil (Ewadh et al., 2014).
Amilase merupakan enzim ekstraseluler yang terdiri dari tiga subtipe (jenis),
yaitu: -amilase, -amilase dan -amilase. Enzim -amilase hanya diproduksi
pada hewan, sedangkan yang lain diprosuksi oleh tumbuhan, jamur dan bakteri.
Enzim amilase yang berperan untuk mengubah pati menjadi gula, terdiri dari 4
jenis, yaitu: endoamilase, eksoamilase, debranching enzymes dan transferases
enzyme (Benjamin et al., 2013).
Enzim -Amilase merupakan kalsium metaloenzim, yang tidak dapat
berfungsi tanpa adanya kalsium. Enzim -Amilase merusak ikatan panjang
karbohidrat
dengan
cara
menyebar
pada
sekumpulan
pati.
-Amilase
menghasilkan maltotriosa dan maltosa dari amilosa, maltosa glukosa dan sedikit
dekstrin. Enzim -Amilase dapat bereaksi lebih cepat dari enzim -Amilase
karena enzim tersebut dapat bereaksi dimana saja pada substrat yang tersedia
(Singh et al., 2011).
Menurut Lestari dkk. (2011), -amilase mampu menghidrolisis pati dan
glikogen melalui pemotongan internal ikatan -1,4-glikosida secara acak,
menghasilkan oligosakarida seperti maltosa, glukosa, dan -dekstrin. Enzim yang
mempunyai peranan penting pada penggunaan polisakarida ini banyak dikandung
berbagai bakteri, fungi, tanaman, dan hewan. -amilase merupakan enzim yang
penting dan dimanfaatkan secara luas dalam dunia industri seperti industri pangan,
fermentasi, tekstil, kertas, obat-obatan, dan gula.
Cara kerja enzim amilase dalam memecah substrat pati melalui tiga
tahapan utama, yaitu: gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Ketiga proses
tersebut merupakan proses dengan tingkat konsumsi energi yang tinggi sehingga
meningkatkan biaya hidrolisis bahan berpati. Solusi yang dapat diambil untuk
menurunkan tingkat konsumsi energi tersebut adalah
dengan
menggunakan
enzim amilase yang dapat memecah pati tanpa proses gelatinisasi (pati
mentah). Penggunaan enzim amilase pemecah pati mentah (APPM) akan
dari
mikroba
adalah
waktu produksi
cepat,
proses
mudah
dimodifikasi, dan tidak memerlukan tempat yang luas (Nangin dan Sutrisno,
2015).
Pati adalah salah satu senyawa cadangan di dalam tumbuhan. Pati alami
terdir dari dua senyawa yang dapat dipisahkan, yaitu amilosa, dan amilopektin.
Amilosa terdiri dari rantai panjang unit-unit glukosa yang tidak bercabang dan
saling berikatan melalui ikatan -(1,4), sedangkan amilopektin terdiri dari rantai
glukosa yang bercabang pada ikatan -(1,4) dan-(1,6). Enzim yang dapat
menghidrolisis pati terdiri dari 3 kelompok, yaitu: Enzim -amilase (-1,4glucan glucanohydrolase, EC 3.2.1.1), disebut endoamilase, enzim -amilase (1,4- glucan maltohydrolase, EC 3.2.1.2), disebut eksoamilase dan enzim
glukoamilase (-1,4- glucan glucohydrolase, EC 3.2.1.3), diwakili oleh pullunase
dan isoamilase (Gandjar dkk., 2006).
Benih kecambah
Buffer phosphat 0.1 M dengan pH 7,55
Starch soluble 1%
Larutan DNS
Enzim CE
Enzim -Amilase
3.2.2 Alat
1.
2.
3.
4.
III
IV
0,094
0,113
0,118
y = 920,7125 2,95
y = 917,7625
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah didapat, kelompok I dan
kelompok II melakukan perlakuan pada benih kedelai yang didapat data 1,009
untuk kelompok I dan 0,675 untuk kelompok II. Sedangkan kelompok III, IV dan
V melakukan perlakuan pada benih kacang hijau yang didapat data 0,094 untuk
kelompok III, 0,113 untuk kelompok IV dan 0,118 untuk kelompok V. Pada
kelompok I yang melakukan perlakuan pada kedelai dengan nilai absorbansi 1,009
didapat nilai y = 917,7625. Konsentrasi substrat merupakan salah satu faktor yang
dapat menjadi suatu pengaruh terhadap aktivitas enzim amilase (Bahri dkk.,
2012). Pada konsentrasi substrat yang rendah, sisi aktif tempat terjadinya kontak
antara enzim dan substrat hanya menampung substrat yang sedikit. Dalam kondisi
ini konsentrasi kompleks enzim-substrat sedikit dan menyebabkan aktivitas enzim
kecil. Bila konsentrasi substrat diperbesar, maka semakin banyak substrat yang
dapat berhubungan dengan enzim pada sisi aktif tersebut. Akibatnya kompleks
enzim-substrat semakin besar dan aktivitas enzim juga semakin besar.
Enzim pada benih akan memiliki fungsi yang sangat penting pada proses
perkecambahan benih baik pada benih jagung dan kedelai. Perkecambahan benih
diawali dari air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk
mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini
mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensintesis dan
mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan akan memiliki berbagai fungsi
yang spesifik. Enzim yang akan dikeluarkan diantaranya adalah enzim amilase.
Enzim amilase akan berfungsi untuk menghidrolisis atau merombak cadangan
makanan pada biji seperti zat pati yang akan dirubah menjadi senyawa gula. Zat
gula yang dihasilkan dari pemecahan pati akan digunakan untuk proses
metabolisme seperti proses respirasi. Zat gula akan digunakan untuk bahan
respirasi yang kemudian dirubah menjadi energi. Energi yang didapatkan akan
digunakan untuk proses perkecambahan. Enzim amilase akan sangat penting
karena tanpa adanya enzim amilase cadangan makanan benih tidak dapat
dirombak dan digunakan untuk proses perkecambahan.
Enzim amilase cukup berperan dalam pemecahan pati menjadi gula yang
lebih sederhana antara lain monosakarida dan disakarida. Pengukuran aktivitas
enzim amilase dapat dilihat pada hasil kerja enzim tersebut dalam mengurai
substrat pati menjadi monosakarida. Monosakarida seperti glukosa merupakan
gula pereduksi. Saat menentukan aktivitas enzim amilase diperlukan suatu zat
reagen yang bisa mengetahui dan menjaga hasil produk pemecahan pati. Untuk
mengetahui kerja enzim tersebut digunakanlah reagen DNS. Reagen DNS yang
digunakan dalam mengukur gula pereduksi hasil hidrolisis amilase. Rahmansyah
dan Sudiana (2003) ada temperatur yang optimal bagi aktivitas enzim akan
berpengaruh dengan semakin efisiennya pengikatan gula pereduksi oleh reagen
DNS. Larutan hasil hidrolisis dianalisa kadar gula reduksinya dengan
menambahkan reagen DNS (Dinitrosalicylic acid) untuk selanjutnya di vortex.
Febriani
dkk.
(2014)
menyatakan
bahwa
penambahan
reagen
DNS
(Dinitrosalicylic acid) nantinya bertujuan untuk membentuk senyawa asam 3amino-5-nitrosilicylic. Senyawa asam ini akan menyerap cahaya kuat pada saat
pembacaan menggunakan spektrofotometer utamanya pada panjang gelombang
540 nm. Semakin banyak gula pereduksi pada bahan percobaan maka semakin
banyak senyawa yang terbentuk. Senyawa tersebut akan semakin menggambarkan
tingkat kerja enzim amilase berupa warna yang diserap seamakin nampak jelas.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi substrat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas enzim amilase.
2. Enzim amilase berperan dalam menghidrolisis atau merombak cadangan
makanan pada biji seperti zat pati yang akan dirubah menjadi senyawa gula.
DAFTAR PUSTAKA
Amutha, K and K. J. Priya. 2011. Effect of p H, Temperature and Metal Ions on
Amylaseactivity from Bacillus Subtiliskcx 006. Pharma and Bio Sciences, 2
(2): 407-413.
Bahri, S., M. Mirzan dan M. Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari
Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Natural Science, 1 (1)
: 132-143.
LAMPIRAN FOTO
Gambar 3. Sentrifuge