Laporan Acara 6

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Penentuan Aktivitas -Amilase

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :
Kelompok 1
1. Nur Lailatul Febriatika
2. Dimas Ganda Permana P
3. Sunartik Handayani
4. Rosi Rosana
5. Muji Sayekti Sukarno
6. Miftahul Ulum
7. Akhmad Shofyan Fernanda
8. Nur Rahmania Dwi A.
9. Erlin Susilowati
10. Imaduddin Mutawakkil A.

(141510501010)
(141510501070)
(141510501084)
(141510501114)
(141510501131)
(141510501164)
(141510501179)
(141510501207)
(141510501211)
(141510501215)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


LABORATURIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Proses pertumbuhan pada tanaman tidak lepas dari aktivitas enzim. enzim
berperan hampir seluruh proses dalam kehidupan tumbuhan. Aktivitas enzim yang
terganggu dapat menyebabkan aktivitas lain dalam tumbuhan juga akan
terganggu. Enzim yang normal berperan dalam proses pergantian sel yang rusak,
konversi makanan menjadi energi, metabolisme dalam

tumbuhan, proses

reproduksi dan mobilisasi. Enzim merupakan katalisator dalam proses biokimia


dalam tumbuhan. Keberadaan enzim sangat bermanfaat dalam proses biokimia
karena dengan adanya enzim maka reaksi kimia akan berlangsung secara cepat.
Proses kimia atau biokimia yang tidak didukung oleh enzim maka proses dalam
dalam reaksi kimia akan berlangsung secara lambat dan bahkan tidak dapat
berlangsung.
Enzim didefinisikan sebagai senyawa protein yang memiliki fungsi khusus.
Enzim karbohidrase, amilase dan selulase merupakan enzim yang berperan untuk
merubah karbohidrat komplek. Enzim yang dibutuhkan biji untuk proses
perkecambahan adalah enzim amilase. Enzim amilase dapat memecah ikatan
amilum atau pati menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi yaitu maltosa. Proses
pemecahan senyawa pati menjadi dilakukan dalam peroses katalis pemecahan
atau hidrolisis senyawa sehingga dapat larut dalam air dan dapat dimanfaatkan
oleh biji. Enzim amilase dapat diaktifkan melalui adanya tunas pada biji. Enzim
amilase mampu menyediakan nutrisi yang baik untuk membantu tunas dalam
proses perkecambahan. Enzim amilase ada tiga macam yaitu -amilase, -amilase
dan -amilase. Enzim yang terdapat pada aktivitas metabolisme pada proses
perkecambahan adalah -amilase.
Enzim -amilase mengkatalis proses perubahan cadangan makanan menjadi
gula sederhana sehingga dapat menghasilkan energi yang digunakan oleh sel
untuk melakukan proses lainya dalam tumbuhan. Enzim -amilase melakukan
hidrolisis pada senyawa yang mengandung pati sebagai cadangan makanan. Pati
yang diubah menjadi gula digunakan untuk membentuk struktur akar, tunas dan
batang. Enzim amilase banyak terdapat pada biji-bijian karena pada biji-bijian
banyak terdapat protein yang merupakan sruktur dasar dari enzim. Aktivitas enzim
-amilase yang terhambat dapat diukur secara kuantitatif berdasarkan panjang
gelombang dengan metode Dinitro Salysilic Asid

(DNS).

DNS merupakan

senyawa yang dapat bereaksi dengan gula reduksi maupun pereduksi yang
membentuk 3-amino-5-nitrosalicylic acid yang dapat menyerap gelombang
elektromagnetik. Aktivitas enzim dapat diketahui dengan cara mengukur kadar
maltose yang terbentuk dengan menggunakan substrat Soluble starch.
Praktikum penentuan aktivitas enzim -amilase bertujuan untuk mengetahui
aktivitas enzim -amilase dengan menggunakan metode DNS. Aktivitas enzim amilase perlu diketahui karena enzim -amilase memiliki peran penting dalam
proses perkecambahan biji pada tanaman. Praktikum penetuan aktivitas enzim amilase juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas kerja enzim.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui aktivitas enzim -Amilase.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Makhluk hidup terdiri dari beberapa sel, dimana setiap sel terdiri dari
berbagai macam zat, antara lain: karbohidrat, lipida, protein, enzim asam nukleat

dan elektrolit. Masing-masing zat tersebut mempunyai fungsi tertentu. Hampir


semua reaksi kimia di dalam tubuh, baik yang terjadi di dalam sel maupun yang
terjadi diluar sel memerlukan jasa mikrobiomolekul spesifik yang dsebt enzim.
Enzim itu sendiri merupakan protein yang disintesis di dalam tubuh dan berperan
sebagai katalis (Soemardjo, 2008).
Enzim

merupakan protein yang dapat

mempercepat

reaksi (sebagai

katalis). Enzim tidak diubah oleh reaksi yang dikatalisnya dan enzim tidak
mengubah kedudukan normal dari keseimbangan kimia. Dengan kata lain,
enzim dapat membantu mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya
jumlah produk tetap sama dengan produk yang diperoleh tanpa enzim.
Kondisi yang mempengaruhi aktifitas enzim diantaranya konsentrasi enzim,
konsentasi substrat, pH dan suhu (Risnoyatiningsih, 2011).
Enzim memiliki kekuatan katalitik besar dan mempercepat reaksi dengan
mengurangi energi untuk sedikitnya satu juta kali aktivasi. Enzim mudah
terdenaturasi dan kehilangan aktivitas katalitik. Suhu lebih dari 40C dan pH
ekstrim harus dihindari setiap saat. Persiapan enzim juga harus disimpan pada
suhu rendah, tetapi tidak harus dibekukan, karena pembekuan dan pencairan
mungkin dapat menyebabkan enzim kehilangan aktivitas (Amutha dan Priya,
2011).
Menurut Nisa dkk. (2013), enzim tidak selalu menguntungkan jika
pemakainnya tidak sesuai, sebab enzim bersifat spesifik. Penggunaan enzim
dalam keadaan bebas yaitu terlarut dalam air, kurang menguntungkan karena
enzim hanya dapat digunakan satu kali reaksi. Oleh sebab itu, perlu digunakan
teknologi amobilisasi enzim, yaitu penempatan atau lokalisasi enzim supaya
dapat dipakai kembali secara terus menerus. Teknik amobilisasi yang dipilih
seharusnyamemenuhi kriteria utama, yaitu tidak terjadi perubahan konformasi
enzim dan tidak mengganggu gugus fungsi di pusat aktif enzim.
Salah satu jenis enzim yaitu enzim amilase. Amilase berasal dari bahasa
amerika, yaitu amylone yang berarti pati. Bagian utama pada manusia yang
menghasilkan enzim tersebut adalah pankreas dan kelenjar ludah, namun juga
terdapat pada jaringan lain dengan jumlah yang sedikit. Selain pada manusia,

enzim amilase juga terdapat pada makhluk hidup lain, termasuk tumbuhan. Pada
tumbuhan enzim amilase berfungsi dalam proses pertumbuhan. Fungsi utama
enzim amilase adalah untuk mengubah pati menjadi bentuk polisakarida yang
lebih kecil (Ewadh et al., 2014).
Amilase merupakan enzim ekstraseluler yang terdiri dari tiga subtipe (jenis),
yaitu: -amilase, -amilase dan -amilase. Enzim -amilase hanya diproduksi
pada hewan, sedangkan yang lain diprosuksi oleh tumbuhan, jamur dan bakteri.
Enzim amilase yang berperan untuk mengubah pati menjadi gula, terdiri dari 4
jenis, yaitu: endoamilase, eksoamilase, debranching enzymes dan transferases
enzyme (Benjamin et al., 2013).
Enzim -Amilase merupakan kalsium metaloenzim, yang tidak dapat
berfungsi tanpa adanya kalsium. Enzim -Amilase merusak ikatan panjang
karbohidrat

dengan

cara

menyebar

pada

sekumpulan

pati.

-Amilase

menghasilkan maltotriosa dan maltosa dari amilosa, maltosa glukosa dan sedikit
dekstrin. Enzim -Amilase dapat bereaksi lebih cepat dari enzim -Amilase
karena enzim tersebut dapat bereaksi dimana saja pada substrat yang tersedia
(Singh et al., 2011).
Menurut Lestari dkk. (2011), -amilase mampu menghidrolisis pati dan
glikogen melalui pemotongan internal ikatan -1,4-glikosida secara acak,
menghasilkan oligosakarida seperti maltosa, glukosa, dan -dekstrin. Enzim yang
mempunyai peranan penting pada penggunaan polisakarida ini banyak dikandung
berbagai bakteri, fungi, tanaman, dan hewan. -amilase merupakan enzim yang
penting dan dimanfaatkan secara luas dalam dunia industri seperti industri pangan,
fermentasi, tekstil, kertas, obat-obatan, dan gula.
Cara kerja enzim amilase dalam memecah substrat pati melalui tiga
tahapan utama, yaitu: gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Ketiga proses
tersebut merupakan proses dengan tingkat konsumsi energi yang tinggi sehingga
meningkatkan biaya hidrolisis bahan berpati. Solusi yang dapat diambil untuk
menurunkan tingkat konsumsi energi tersebut adalah

dengan

menggunakan

enzim amilase yang dapat memecah pati tanpa proses gelatinisasi (pati
mentah). Penggunaan enzim amilase pemecah pati mentah (APPM) akan

menurunkan tingkat konsumsi energi dalam proses hidrolisis sehingga akan


menurunkan biaya produksi. Enzim APPM yang paling banyak dikembangkan
yaitu enzim yang berasal dari mikroba. Beberapa keunggulan dari enzim
APPM

dari

mikroba

adalah

waktu produksi

cepat,

proses

mudah

dimodifikasi, dan tidak memerlukan tempat yang luas (Nangin dan Sutrisno,
2015).
Pati adalah salah satu senyawa cadangan di dalam tumbuhan. Pati alami
terdir dari dua senyawa yang dapat dipisahkan, yaitu amilosa, dan amilopektin.
Amilosa terdiri dari rantai panjang unit-unit glukosa yang tidak bercabang dan
saling berikatan melalui ikatan -(1,4), sedangkan amilopektin terdiri dari rantai
glukosa yang bercabang pada ikatan -(1,4) dan-(1,6). Enzim yang dapat
menghidrolisis pati terdiri dari 3 kelompok, yaitu: Enzim -amilase (-1,4glucan glucanohydrolase, EC 3.2.1.1), disebut endoamilase, enzim -amilase (1,4- glucan maltohydrolase, EC 3.2.1.2), disebut eksoamilase dan enzim
glukoamilase (-1,4- glucan glucohydrolase, EC 3.2.1.3), diwakili oleh pullunase
dan isoamilase (Gandjar dkk., 2006).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Fisiologi Tumbuhan Acara 6 Penentuan Aktivitas


-Amilase dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 November 2015 bertempat di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan pada pukul 07.00 s.d. 08.00 WIB.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Benih kecambah
Buffer phosphat 0.1 M dengan pH 7,55
Starch soluble 1%
Larutan DNS
Enzim CE
Enzim -Amilase

3.2.2 Alat
1.
2.
3.
4.

Tabung reaksi dan rak


Oven
Spektrofotometer
Mikropipet

3.3 Cara Kerja


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengambil 100 l soluble starch 1% dan memasukkan ke dalam tabung reaksi.


Menambahkan KPI Ph 7,55 sebanayak 375 l.
Menambahkan 25 l enzim CE.
Menginkubasi pada suhu 35-40OC selama 30 menit.
Menambahkan DNS sebanyak 500 l.
Mendidihkan selama 5 menit.
Mendinginkan.
Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang 575 nm.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Kelompok
I
II
Kedelai
1,009
0,675
Kacang Hijau
Kedelai : absorbansi (X) = 1,009
y= 912,5 x (X) 2,95
y = 912,5 x 1,009 2,95

III

IV

0,094

0,113

0,118

y = 920,7125 2,95
y = 917,7625
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah didapat, kelompok I dan
kelompok II melakukan perlakuan pada benih kedelai yang didapat data 1,009
untuk kelompok I dan 0,675 untuk kelompok II. Sedangkan kelompok III, IV dan
V melakukan perlakuan pada benih kacang hijau yang didapat data 0,094 untuk
kelompok III, 0,113 untuk kelompok IV dan 0,118 untuk kelompok V. Pada
kelompok I yang melakukan perlakuan pada kedelai dengan nilai absorbansi 1,009
didapat nilai y = 917,7625. Konsentrasi substrat merupakan salah satu faktor yang
dapat menjadi suatu pengaruh terhadap aktivitas enzim amilase (Bahri dkk.,
2012). Pada konsentrasi substrat yang rendah, sisi aktif tempat terjadinya kontak
antara enzim dan substrat hanya menampung substrat yang sedikit. Dalam kondisi
ini konsentrasi kompleks enzim-substrat sedikit dan menyebabkan aktivitas enzim
kecil. Bila konsentrasi substrat diperbesar, maka semakin banyak substrat yang
dapat berhubungan dengan enzim pada sisi aktif tersebut. Akibatnya kompleks
enzim-substrat semakin besar dan aktivitas enzim juga semakin besar.
Enzim pada benih akan memiliki fungsi yang sangat penting pada proses
perkecambahan benih baik pada benih jagung dan kedelai. Perkecambahan benih
diawali dari air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk
mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini
mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensintesis dan
mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan akan memiliki berbagai fungsi
yang spesifik. Enzim yang akan dikeluarkan diantaranya adalah enzim amilase.
Enzim amilase akan berfungsi untuk menghidrolisis atau merombak cadangan
makanan pada biji seperti zat pati yang akan dirubah menjadi senyawa gula. Zat
gula yang dihasilkan dari pemecahan pati akan digunakan untuk proses
metabolisme seperti proses respirasi. Zat gula akan digunakan untuk bahan
respirasi yang kemudian dirubah menjadi energi. Energi yang didapatkan akan
digunakan untuk proses perkecambahan. Enzim amilase akan sangat penting

karena tanpa adanya enzim amilase cadangan makanan benih tidak dapat
dirombak dan digunakan untuk proses perkecambahan.
Enzim amilase cukup berperan dalam pemecahan pati menjadi gula yang
lebih sederhana antara lain monosakarida dan disakarida. Pengukuran aktivitas
enzim amilase dapat dilihat pada hasil kerja enzim tersebut dalam mengurai
substrat pati menjadi monosakarida. Monosakarida seperti glukosa merupakan
gula pereduksi. Saat menentukan aktivitas enzim amilase diperlukan suatu zat
reagen yang bisa mengetahui dan menjaga hasil produk pemecahan pati. Untuk
mengetahui kerja enzim tersebut digunakanlah reagen DNS. Reagen DNS yang
digunakan dalam mengukur gula pereduksi hasil hidrolisis amilase. Rahmansyah
dan Sudiana (2003) ada temperatur yang optimal bagi aktivitas enzim akan
berpengaruh dengan semakin efisiennya pengikatan gula pereduksi oleh reagen
DNS. Larutan hasil hidrolisis dianalisa kadar gula reduksinya dengan
menambahkan reagen DNS (Dinitrosalicylic acid) untuk selanjutnya di vortex.
Febriani

dkk.

(2014)

menyatakan

bahwa

penambahan

reagen

DNS

(Dinitrosalicylic acid) nantinya bertujuan untuk membentuk senyawa asam 3amino-5-nitrosilicylic. Senyawa asam ini akan menyerap cahaya kuat pada saat
pembacaan menggunakan spektrofotometer utamanya pada panjang gelombang
540 nm. Semakin banyak gula pereduksi pada bahan percobaan maka semakin
banyak senyawa yang terbentuk. Senyawa tersebut akan semakin menggambarkan
tingkat kerja enzim amilase berupa warna yang diserap seamakin nampak jelas.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi substrat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas enzim amilase.
2. Enzim amilase berperan dalam menghidrolisis atau merombak cadangan
makanan pada biji seperti zat pati yang akan dirubah menjadi senyawa gula.

3. Reagen DNS (Dinitrosalicylic acid) bertujuan untuk membentuk senyawa asam


3-amino-5-nitrosilicylic yang akan menyerap cahaya kuat pada saat pembacaan
menggunakan spektrofotometer utamanya pada panjang gelombang 540 nm.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, namun akan lebih baik lagi apabila
praktikum untuk acara enzim ini lebih memperhatikan estimasi penggunaan waktu
serta praktikan dapat mengondisikan seefektif mungkin, sehingga seluruh
praktikan dapat melakukan kegiatan dan tidak membuat keramaian di
Laboratorium saat praktikum sedang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Amutha, K and K. J. Priya. 2011. Effect of p H, Temperature and Metal Ions on
Amylaseactivity from Bacillus Subtiliskcx 006. Pharma and Bio Sciences, 2
(2): 407-413.
Bahri, S., M. Mirzan dan M. Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari
Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Natural Science, 1 (1)
: 132-143.

Benjamin. S., R. B. Smitha., V. N. Jisha., S. Pradeep., S. Sajith., S. Sreedevi., P.


Priji., K. N. Unni and M. K. S. Josh. 2013. A Monograph on Amylases from
Bacillusspp.Bioscience and Biotechnology, 4 (1): 227-241.
Ewadh, M. J., T. M. Juda., Z. A. Ali and M. M. Ewadh. 2014. Evaluation of
Amylase Activity in Patients with Type 2 Daibetes Mellitus. Biosciences, 2
(5): 171-174.
Febriani, N. I., A. Ridlo dan AB. Susanto. 2014. Potensi Yeast dalam Fermentasi
Alginofit Sargassum polycystum C.A Agardh dengan Hidrolisis Asam Sulfat
untuk Pembuatan Bioetanol. Marine Research, 2 (3) : 91-98.
Gandjar, I., W. Sjamsuridzal dan A. Oetari. 2006. Mikologi: Dasar dan Terapan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Lestari, P., N. Richana., A. A. Darwis., K. Syamsu dan U. Murdiyatno. 2011.
Purifikasi dan Karakterisasi -amilase Termostabil dari Bacillus
stearothermophilus TII-12. Agrobiogen, 7 (1): 56-62.
Nangin, D dan A. Sutrisno. 2015. Enzim Amilase Pemecah Pati Mentah dari
Mikroba: Kajian Pustaka. Pangan dan Agroindustri, 3 (3): 1032-1039.
Nisa. K., Wuryanti dan Taslimah. 2013. Isolasi, Karakterisasi dan Amobilisasi Amilase dari Aspergillus niger FNCC 6018. Chem Info, 1 (1): 141-149.
Rahmansyah, M. dan I. M. Sudiana. 2003. Optimasi Analisis Amilase dan
Glukanase yang Diekstrak dari Miselium Pleurotus ostreatus dengan Asam
3,5 Dinitrosalisilat. Berk. Penel. Hayati, 9 (1) : 7-12.
Risnoyatiningsih, S. 2011. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa
Secara Enzimatis. Teknik Kimia, 5 (2): 417-424.
Singh, S., V. Sharma and M. L. Soni. 2011. Biotechnological Applications of
Industrially Important Amylase Enzyme. Pharma and Bio Sciences, 2 (1):
486-496.
Soemardjo, D. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Penumbukan Benih Kedelai

Gambar 2. Hasil Penumbukan Benih Kedelai yang Sudah Halus

Gambar 3. Sentrifuge

Gambar 4. Hasil Benih Kedelai yang sudah di sentrifuge

Anda mungkin juga menyukai