Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sejak era tahun 60-an dikenal sebagai negara penghasil minyak
atsiri terbesar di dunia terutama minyak atsiri nilam dan hingga sekarang minyak
atsiri nilam dari Indonesia masih sangat dikenal di pasar dunia. Total produksi
nilam di Indonesia berdasarkan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis
Tanaman mencapai 2100 ton pada tahun 2014 (Direktorat Jenderal Perkebunan).
Dipasar Internasional Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar
berkisar 85% dengan rata-rata volume ekspor 1.057 t/tahun (Wahyudi dan
Ermiati,2012).
Minyak nilam atau

Patchouli

oil

(Bahasa

Inggris)

adalah

salah

satu minyak atsiri yang dihasilkan dari destilasi daun nilam nilam (Pogostemon
cablin Benth). Minyak nilam memliki potensi strategis dipasar dunia sebagai
pengikat aroma wangi pada parfum dan kosmetika. Minyak nilam dapat berfungsi
sebagai zat pengikat (fiksatif) dan tidak dapat digantikan dengan zat sintesis
lainnya. Harga minyak nilam sangat dipengaruhi oleh mutu minyak nilam yang
dihasilkan. Untuk menghasilkan minyak nilam bermutu baik, maka perlu
diperbaiki teknik destilasi dalam proses ekstraksi mnyak nilam sehingga dapat
meningkatkan harga minyak nilam.
Salah satu jenis daun nilam yang telah diketahui di Indonesia adalah
Pogostemon cablin benth yang kadar minyaknya 2,5-5%. Minyak nilam
mempunyai komponen kimia penyusun diantaranya yaitu patchouli alcohol
(32,60%), -guaiene (16,7%), -guaiene (15,91%), seychellene (6,95%), dan patchoulene (5,47%) (Aisyah,2010). Proses pengambilan minyak nilam umumnya
dilakukan dengan cara destilasi air (water distillation) destilasi uap dan destilasi

uap-air (steam-water distillation). Metode ini merupakan metode yang telah lama
dilakukan oleh penyuling-penyuling minyak nilam.
Untuk menaikkan harga jual minyak nilam dan mengoptimasi minyak nilam
yang ada di Indonesia, maka perlu upaya untuk menaikkan stabilitas produksi
minyak nilam dengan mutu minyak nilam dengan standar mutu yang berlaku,
dimana komponen utama yang menentukan mutu minyak nilam adalah patchouli
alcohol (Kusyanto dan Mahfud,2013) salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu
dengan menggunakan teknik destilasi microwave.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian yang telah dilakukan terdahulu yaitu ekstraksi minyak nilam
dengan teknik destilasi microwave dengan variasi waktu, ukuran daun, metode
destilasi, dan suhu. Pada penelitian tersebut, kondisi terbaik yang diperoleh yaitu
metode destilasi microwave dengan pelarut, waktu destilasi 60 menit, suhu 120
C, dan ukuran daun 2cm, didapat rendemen hingga 2,45 %. (Setya dkk.,2012)
dan penelitian yang dilakukan oleh Kusyanto dan Mahfud (2013) variasi yang
digunakan yaitu daya microwave dengan kondisi terbaik yaitu 400W.
Penelitian tersebut sudah baik. Rendemen yang dihasilkan meningkat hingga
2,45 % dibandingkan dengan cara konvensional yaitu hanya 1,9%. Mutu minyak
nilam yang dihasilkan pun sudah memenuhi standar baku mutu minyak nilam
berdasarkan SNI. Permasalahannya yaitu pada penelitian ini, teknik ekstraksi
yang digunakan yaitu masih dalam skala laboratorium, daun minyak nilam yang
diekstraksi hanya 100 g. Belum ada penelitian yang dilakukan dalam skala yang
lebih besar. Pengaruh perbandingan antara jumlah pelarut dan bahan baku
terhadap rendemen masih belum bisa diteliti karena skala yang terlalu kecil,
mengakibatkan selalu terjadi overflood.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kelemahan tersebut yaitu
mengembangkan penelitian hingga skala pilot, dengan begitu variable

perbandingan bahan baku dan pelarut dapat diteliti. Variabel ini harus diteliti
karena rasio perbandingan antara bahan baku dan pelarut sangat mempengaruhi
perolehan rendemen yang didapatkan. Karakteristik destilasi microwave pada
variabel ini sangat berbeda dibanding dengan cara konvensional, sehingga
penelitian ini perlu dilakukan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui kondisi
optimum yang digunakan pada ekstraksi minyak nilam dengan destilasi
microwave skala pilot plant. Beberapa variable yang akan diteliti adalah rasio
bahan baku terhadap pelarut, suhu, pengaruh waktu destilasi minyak nilam, serta
daya microwave terhadap rendemen minyak nilam yang dihasilkan. Pengaruh
variable tersebut sangat penting karena dapat mempengaruhi hasil perolehan
rendemen minyak nilam. Sasaran yang ingin dicapai yaitu didapatkan kondisi
optimum perolehan rendemen ekstraksi minyak nilam dengan destilasi microwave
skala pilot plant dan mutu minyak nilam yang sesuai SNI.
Manfaat penelitian ini yaitu dengan diaplikasikannya teknik ekstraksi minyak
nilam ini di Indonesia, dapat diperbaiki mutu minyak nilam serta jumlah
perolehan rendemen yang maksimal sehingga meningkatkan harga jual dan daya
saing ekspor minyak nilam di internasional.

Anda mungkin juga menyukai