Oleh:
PENDAHULUAN
Persaingan yang sangat tajam terjadi di semua lini usaha dalam era perdagangan
bebas. Fakta ini membawa dampak positif dan negative bagi Indonesia. Adapun dampak
positifnya adalah memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk semakin
luas. Sedangkan dampak negatifnya adalah persaingan yang terjadi bukan hanya pelaku
bisnis domestik, tetapi melibatkan pula pelaku bisnis dari luar negeri yang semakin bebas
memasarkan produk di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasaini, jenis-jenis produk makin
bertambah jumlahnya. Seiring dengan itu, persoalan yang dihadapi perusahaan terutama
perusahaan industry akan semakin komplek. Hal ini menuntut manajemen perusahaan
untuk menentukan suatu tindakan dengan memilih berbagai alternative dan kebijaksanaan
dalam mengambil keputusan yang sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Salah satu tujuan yang paling utama adalah optimalisasi laba atau keuntungan.
Perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus
mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik. Hasil produksi yang
tinggi akan tercapai apabila perusahaan memiliki efisiensi produksi yang tinggi. Akan
tetapi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi ini tidak mudah, karena banyak faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor-faktor
tersebut antara lain tenaga kerja, bahan baku, mesin, metode produksi dan pasar.
II.
KAJIAN TEORI
Target Costing
Pengertian target costing menurut Robert S. Kaplan dan A.A. Atkinson adalah
sebagai berikut: target costing is a cost management tool that planner use during product
and pocess design to drive improvement effort aimed at reducing the products futur
manufacturing cost. (Kaplan dan Atkinson, 1998: 224).
Sedangkan pengertian target costing menurut R.H. Gorrison dan E.W. Noreen
adalah: target costing is the process of determining the maximum allowable cost for a
new product and then developing a prototype that can be profitably made for that
maximum target cost figure (Gorrison dan Noreen, 2003: 880).
Jadi target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang
difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufaktur, sehingga target
costing ini digunakan oleh perancang sebelum produk dan proses desain dilakukan untuk
mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya manufaktur produk di masa
depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam
pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat
diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima
serta memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan dan tingkat
1
fungsionalitas. Di atas semua itu, target costing merupakan alat yang memperhatikan dan
memfasilitasi komunikasi antar anggota dari cross-functional team yang bertanggung
jawab pada desain produk. Target costing merupakan customer-oriented mulai dari harga,
kualitas dan fungsi yang dibutuhkan semuanya di tentukan oleh konsumen.
Target costing dimulai dengan memperkirakan harga produk yang mencerminkan
fungsi dan atribut produk serta kekuatan pesaing pasar. Pendekatan yang digunakan
perancang untuk menggambarkan kebutuhan konsumen adalah pengertian atas nilai
(notion of value), yang merupakan rasio dari fungsionalitas pada harga yang dibayar oleh
konsumen. Perusahaan meningkatkan consumer value dengan meningkatkan fungsi dari
produk, sementara pengaruh harga tetap atau dengan mengurangi harga sementara
pengaruh fungsional tetap. Input pada proses target costing adalah vektor harga pasar
fungsional produk (market price product functionality vektor) dimana proses perencanaan
produk harus sesuai dengan target yang mencerminkan kumpulan dari fungsi produk
dimana produk tersebut harus sampai pada konsumen.
Di sini ada 2 elemen penting dalam perencanaan produk, yaitu :
a. Konsumen atau pasar pada umumnya menentukan harga yang akan dibayar untuk
produk dan fungsi desainnya.
b. Untuk memperluas usaha dimana ada pasar untuk produk yang sama tapi dengan
fungsi yang berbeda.
Tujuan dan Alasan Menggunakan Target Costing
Tujuan target costing adalah untuk merancang biaya produk pada tahap
perencanaan daripada mencoba mengurangi biaya selama tahap manufaktur. Target
costing merupakan contoh yang relevan yang dapat digunakan untuk tujuan strategi dan
betapa pentingnya bagi perusahaan untuk mempunyai system yang mempertimbangkan
pengukuran kinerja sepanjang value chain secara keseluruhan. Alasan menggunakan
target costing ini berkaitan dengan pengamatan 2 karakteristik dari market dan cost yang
penting, yaitu :
a. Banyak perusahaan yang hanya mempunyai sedikit kontrol atas harga. Pasar
(penawaran dan permintaan) benar-benar menentukan harga dan perusahaan yang
tidak mau berusaha mengetahui hal ini akan berbahaya. Karena itu antisipasi dari
harga pasar dilakukan dengan menggunakan target costing.
b. Kebanyakan biaya dari produk itu ditentukan pada tahap desain, sehingga sekali
produk itu sudah didesain dan masuk dalam proses produksi, tidak banyak yang
dapat dilakukan untuk mengurangi biayanya secara signifikan. Padahal kesempatan
untuk mengurangi biaya kebanyakan berasal dari desain produk. Misalnya, dengan
menjadikannya mudah dibuat, menggunakan bahan yang tidak mahal namun dapat
memenuhi kebutuhan konsumen.
Perbedaan antara target costing dengan pendekatan untuk pengembangan produk
yang lain sangat mendalam. Yaitu, daripada mendesain produk dan kemudian mencari
berapa biayanya, lebih baik target costing disusun dulu dan kemudian produk tersebut
baru didesain, sehingga targetnya dapat diperoleh. (Gorrison dan Noreen, 2000: 880-881).
Tujuan Pangsa Pasar
Target Harga
Fungsi produk
Target Biaya
Target Laba
Produksi Produk
3
Proses target costing dibagi menjadi empat langkah utama, yaitu market driven
costing, product-level target costing, component-level target costing dan chained target
costing.
Pengertian Kaizen Costing
Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Kaizen
diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement). Ciri kunci
manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil, manajmen
fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan perlatan lain untuk
mendukung peningkatan yang terus menerus.
Menurut Supriyono (2002:152), pengertian kaizen costing yaitu:
Kaizen costing adalah perbaikan secara terus-menerus yang didukung proses
pengurangan biaya dalam tahap pemanufakturan produk yang sudah ada.
Perusahaan yang menerapkan kaizen costing dengan melakukan perubahan secara
bertahap dan berkesinambungan, biasa disebut dengan continuous improvement.
Tujuan Kaizen
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan teknonogi, sistem manajemen, dan standar operasional yang
ada sekaligus menjaga standar tersebut melalui pelatihan serta disiplin dengan tujuan
Sasaran Kaizen
Karena konsumen tidak mau menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.
Sasaran akhir kaizen adalah tercapainya Kualitas, Biaya, Distribusi (Quality, Cost, Delivery
-- QCD). Pada praktiknya kaizen menempatkan kualitas pada prioritas tertinggi. Kaizen
mengajarkan bahwa perusahaan tidak akan mampu bersaing jika kualitas produk dan
pelayanannya tidak memadai, sehingga komitmen manajemen terhadap kualitas sangat
dijunjung tinggi. Kualitas yang dimaksud dalam QCD bukan sekedar kualitas produk
melainkan termasuk kualitas proses yang ditempuh dalam menghasilkan produknya.
dan
dilaksanakan
dengan
menggunakan
sumberdaya
antar-
departemen atau fungsional-silang serta sumber daya yang berasal dari luar
perusahaan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi biaya, mengontrol pemborosan
sampai tingkat tertentu serta memuaskan pelanggan.
7. Memelihara Proses Hubungan yang Benar Perusahaan jepang melakukan segala
sesuatu yang mampu mereka lakukan supaya terpelihara keharmonisan dalam
hubungan antar-manusia terutama para staff, manajer dan para pemimpin tim.
Hubungan tersebut dapat menumbuhkan loyalitas dan komitmen dari karyawan.
8. Mengembangkan Disiplin Pribadi Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat
alamiah orang Jepang
9. Memberikan Informasi pada Semua Karyawan Berbagi informasi merupakan hal yang
sangat penting dalam perusahaan Kaizen. Dengan memberikan informasi yang
penting pada setiap orang maka tantangan perusahaan berubah menjadi tantangan
pribadi. Informasi ini juga merupakan langkah penting untuk menciptakan budaya
berdasarkan pengetahuan.
10. Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan Dalam pelaksanaan kaizen, setiap
karyawan diberikan wewenang untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik
dengan kata lain melibatkan peran karyawan dalam melakukan peningkatan.
Segmentasi Kaizen
kaizen dibagi menjadi tiga segmen, tergantung kebutuhan masing-masing
perusahaan :
1. Kaizen yang berorientasi pada manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah
logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar
kemajuan dan moral.
2. Kaizen yang berorientasi pada kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,
kelompok
statistik
baik
lagi.
Kaizen
perusahaanmempunyai
dapat
dimulai
dengan
menyadari
bahwa
setiap
pada
dasarnya
merupakan
proses
perubahan
sikap
dengan
b.
c.
d.
Produktifitas Kerja
Kualitas Kerja
Keselamatan Kerja dapat lebih mudah dipenuhi.
Penerapan Kaizen
Dalam menerapkan Kaizen, para
pemimpin
dinegara Jepang berpegang pada dua prinsip, antara lain : Memerlukan proses atau
cara kerja yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan proses atau
cara kerja demikian, kita bisa bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk
mendapatkan proses yang baik, para pemimpin perusahaan perlu mengetahui
sumber
masalah-masalah,
kemudian
meminta
ide/gagasan/solusi
dari semua
karyawannya. Bagaimanapun juga, merekalah yang menjalani pekerjaan seharihari/dekat dengan pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik adalah solusi yang paling
sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan.
Memilih gagasan-gagasan yang sekiranya bisa atau memungkinkan untuk
dilaksanakan kemudian menrapkannya dan bersabar menunggu hasilnya. Ternyata,
satu perbaikan kecil yang dilakukan dalam perusahaan atau organisasi akan dapat
menghasilkan dampak yang besar, dimana waktu dan uang dapat dihemat.
Para karyawan pun semakin bersemangat
pada
masalah
yang
dipilih.
Menggunakan prinsip go look, go see atau lebih dikenal dengan nama Genchi
Genbutsu. Prinsipnya adalah langsung melihat kejadian dilapangan tempat proses
berlangsung.
3. Mengumpulakan dan meneliti. Meneliti semua proses yang ada lalu mencari 7
mudas yang terdiri dari proses, menunggu, inventory, transportasi, pergerakan,
4.
5.
6.
7.
III.
KASUS
PT Tri Dharma Wisesa merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang
melakukan Kaizen Project pada line machining body caliperuntuk meningkatkan kapasitas
produksi demi memenuhi kebutuhan customer. Dari sini kita akan melakukan analisis
implementasi dari Kaizen project untuk peningkatan kapasitas ini dibandingkan dengan
penambahan unit mesin produksi.
Langkah-langkah Perhitungan :
1. Mengidentifikasi data yang tersedia
Data Permintaan Customer Meningkat dari tahun 2009 sampai tahun 2010
-
Data Order untuk Body Caliper R2 Pada tahun 2009 3.531.173 pcs
Data Order untuk Body Caliper R2 tahun 2010 mengalami peningkatan dari
tahun 2009, sebanyak 4.120. 155 pcs.
Dalam kasus ini, Perusahaan dapat menerapkan Kaizen Costing untuk mengurangi
biaya namun dapat memenuhi order dari pembeli yang meningkat.
10
Berdasarkan hasil studi dan diskusi dengan para engineer maka kita akan
menentukan proses yang akan kita improve sebagai berikut :
Proses Rough bore (no 4) akan kita gabung dengan proses Finish Reamer Bore (no
6). Cutting tool akan di desain ulang menjadi tool kombinasi dan material cutting tool
akan di upgrade dari carbide ke PCD (Polycristalline Diamond) untuk mendapatkan
cutting parameter yang lebih tinggi serta tool life yang lebih lama.
Proses Bottom Groove (no 5) cutting tool nya akan didesain ulang untuk mendapatkan
cutting parameter yang lebih tinggi. Proses Seal Groove (no 7) akan kita gabung
dengan proses Boot Groove(no 8). Cutting tool juga akan di desain ulang menjadi tool
kombinasi dan material cutting tool
IV.
PEMBAHASAN ARTIKEL
11
baru, perincian informasi biaya yang disediakan selama pengembangan produk baru
mendukung pengurangan biaya, meting dari berbagai bagian dilakukan untuk mereview
pengembangan produk baru, biaya untuk produksi didasarkan pada biaya target yang
disetujui oleh semua bagian, dan semua bagian setuju bahwa biaya produksi tidak akan
melebihi biaya target.
2. Penggunaan Target Costing Dalam Pengembangan Produk
Sari, Z. P.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1 No. 4 Juli 2012
Tujuan pembahasan adalah memberikan pemahaman mengenai penggunaan
target costing dalam pengembangan produk. Target costing memiliki manfaat dalam
pengembangan produk terutama saat persaingan usaha sangat ketat. Hal ini disebabkan
target costing memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan produksi dengan
penetapan harga yang sesuai dengan kemampuan menciptakan keunggulan bersaing di
pasar. Adanya target costing membuat ada kemampuan melakukan produksi sesuai
dengan biaya yang ditetapkan yaitu pada akhirnya mendorong penetapan harga yang
lebih murah dibandingkan pesaing, dan pada akhirnya menyebabkan ada kemampuan
menarik minat beli konsumen.
Penerapan value chain akan mendukung keberhasilan dalam target costing, sebab
pada value chain akan dilakukan identifikasi setiap tahapan proses produksi. Identifikasi
tersebut akan mendatangkan kemampuan untuk memilih aktivitas yang memiliki nilai
tambah saja, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan memiliki manfaat yang maksimal.
Kondisi yang ada menyebabkan ada kemampuan menekan biaya, serta pada akhirnya
target costing dapat dicapai.
3. Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan Biaya Produksi Pada CV.
Sinar Mandiri
Longdong, M. F.
Jurnal EMBA Vol. 4 No. 1 Maret 2016, Hal. 1409-1418
Perkembangan perekonomian Indonesia sebagai bagian dari Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) dimana semakin mudah para pengusaha atau perusahaan asing yang
bukan berasal dari Indonesia bisa dengan mudah memperjual-belikan hasil produksi
mereka, dengan demikian para pengusaha-pengusaha tersebut harus mampu bersaing
12
dan mempertahankan pasar dengan terus berinovasi dengan produk dibarengi dengan
tetap harus memperhatikan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan.Tujuan yang
diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan target
costing dalam perencanaan biaya produksi pada CV. Sinar Mandiri. Metode penelitian
yang digunakan yaitu berupa analisis deskriptif dengan sumber data diperoleh dari hasil
wawancara oleh pemilik dan karyawan. Hasil penelitian yaitu dalam proses penerapan
target costin dalam perencanaan biaya produksi terdapat biaya yang dapat ditekan
dengan
menggunakan
rekayasa
nilai
sehingga
kesimpulannya
yaitu
penerapan
V.
PENUTUP
Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Kaizen
bulan = Cost reduction x Order per bulan dan Cost reduction per tahun = Cost reduction x
Order per bulan x 12.
14
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, A.A., Robert S. Kaplan. 1998. Edisi 3. Advance Management Accounting.
New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Garrison,Ray H., Eric W. Noreen. 2003. Edisi 10. Managerial Accounting. Boston :
Irwin/ Mc.Graw-Hill, Co.
Imai, M. 2005. Kaizen. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo
Longdong, M. F. 2016. Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan Biaya Produksi
Pada CV. Sinar Mandiri. Jurnal EMBA Vol. 4 No. 1 Maret 2016, Hal. 1409-1418
(http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=432899&val=1025&title=PENERAPAN%20TARGET%20COSTING
%20DALAM%20PERENCANAAN%20BIAYA%20PRODUKSI%20PADA
%20%20CV.%20SINAR%20MANDIRI) Diakses Pada Tanggal 27 September 2016.
Mildawati, T. 2012. Impementasi Target Costing Pada IKM Di Indonesia (Studi Kasis
Pada Sebuah Perusahaan Penyamaan Kulit dan Sarung Tangan Di Surabaya).
Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP) Vol. 8 No. 3
Juni 2012 : 382 -396 ISSN 1829 9857.
(http://jurnal.stiesia.ac.id/article/download_selection_article/2/20141105012/1)
Diakses Pada Tanggal 27 September 2016.
R A. Supriyono. 2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, Z. P. 2012. Penggunaan Target Costing Dalam Pengembangan Produk Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi Vol. 1 No. 4 Juli 2012
(http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/viewFile/256/251) Diakses Pada
Tanggal 27 September 2016.
15