BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pembangunan
kesehatan
nasional
pada
hakekatnya
adalah
2.
3.
mewujudkan
masyarakat,
derajat
diselenggarakan
kesehatan
upaya
yang
setinggi-tingginya
kesehatan
yang
bagi
terpadu
dan
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
nomor
1. Penyusunan
rencana
program
kegiatanpemantauandanevaluasi
dan
penerapan
dan
metode
pelayanan
kesehatan
fisik, makanantinggi lemak dan kalori, serta konsumsi alkohol yang diduga
merupakan faktor risiko PTM. Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi
peningkatan insidens dan prevalensi PTM secara cepat, yang merupakan
tantangan utama masalah kesehatan dimasa yang akan datang. WHO
memperkirakan pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian
dan60% seluruh kesakitan di dunia.
situasi
Penyakit
Tidak
Menular
pada
Tahun
2007
kredibilitas
dalam
dunia
biomedis
kesehatan.
Survei
masyarakat
untuk
mengobati
hipertensi
diantaranya
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah yang akan
dikaji adalah pengaruh terapi akupunktur terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi di Kota Makassar.
C. TujuanPenelitian
TujuanUmum
Mengetahui
gambaran
penurunan
tekanan
darah
pada
pasien
E. Metode Penelitian
1. JenisPenelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah case control yaitu suatu penelitian
(survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari
dengan menggunakan metode prospektif.
2. WaktudanLokasiPenelitian
a. Waktu
b. Lokasi
Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar, RSUD
Daya, RS Sayang Rakyat
3. PopulasidanSampel
a. Populasi
Penderita hipertensi di Kota Makassar
b. Sampel
Penderita hipertensi yang berobat di BKTM, RSUD Daya, RS Sayang
Rakyat yang memenuhi kriteria inklusi
c. Responden
Pasien hipertensi yang bersedia mengikuti jalannya penelitian.
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang dilakukan secara purposive yang memenuhi
kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
a. Hipertensi ringan (Sistole: 140-159mmHg, Diastole: 90-99mmHg)
b. Hipertensi sedang (160-179mmHg, Diastole: 100-109mmHg)
c. Tetap mengkonsumsi obat konvensional
Sedangkan kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah:
a. Hipertensi dengan gangguan ginjal
b. Hipertensi dengan penyakit DM
5. AlatdanBahan
a. Alat
1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Timbangan Berat Badan
4) Alat Ukur Tinggi Badan
5) Neerbekken
6) Timer
7) Safetybox
8) Kartu kontrol pasien
9) Lembaran Informed consent
b. Bahan
1) Jarum akupunktur
2) Kapas alkohol
3) Sabun cair
4) Desinfektan tangan
5) ATK
6) Tissue
6. JalannyaPenelitian
a. Tahappersiapan:
1) rapatpersiapan,
2) penyusunan proposal
3) presentasi proposal
4) perbaikan proposal
5) penetapan proposal
b. Tahap Koordinasi
PengurusanizinkeBalitbangda Kantor GubernurProvinsi Sulawesi
Selatan, rapat koordinasi dengan direktur RSUD Daya dan RS
Sayang Rakyat
c. Tahap Pelaksanaan
Tahappelaksanaanmeliputi:
1) Pemeriksaan fisik pasien
2) Pengisian kuesioner
Data diperolehdari penelusuran sumber-sumber tertulis seperti bukubuku, literatur, laporan-laporan hasil penelitian yang relevan dengan
judul penelitian yang sedang diteliti.
b. Data Primer
Data primer diperolehdari hasil wawancara dan observasi setelah
pemberian terapi akupunktur terhadap pasien hipertensi.
8. Teknikanalisa Data
Teknik yang digunakanadalahanalisis univariat, bivariat, dan multivariat;
yaitudigunakan untuk melihat hubungan antara terapi akupunktur
(variabel independen) dengan penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi (variabel dependen).
9. Jadwalpenelitian
Sesuaijadwalterlampir.
10. Kerangka Konsep
Umur
Jenis Kelamin
Riwayat Keluarga
Hipertensi
Terapi
Akupunktur
Tekanan
Darah
Turun
Obat
Konvensional/
Obat Kimia
Pola Makan
Kontrasespsi
Terapi
Herbal
Gaya Hidup:
kebiasaan merokok,
minum alkohol,
olahraga
Keterangan:
F. Alur Penelitian
Penderita hipertensi di wilayah kerja BKTM
( 17 provinsi)
11.
Identifikasi Variabel
a. Variabel independen
Yang menjadi veriabel independen dalam penelitian ini adalah terapi
akupunktur
b. Variabel dependen
Yang menjadi veriabel dependen dalam
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan
transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola
penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit
degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah
morbiditas dan mortalitas.3 Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan
terjadinya perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur
penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat, misalnya
merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori, serta konsumsi
alkohol yang diduga merupakan faktor risiko PTM.3
Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi peningkatan insidens dan
prevalensi PTM secara cepat, yang merupakan tantangan utama masalah
kesehatan dimasa yang akan datang. WHO memperkirakan, pada tahun 2020
PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia.
Diperkirakan negara yang paling merasakan dampaknya adalah negara
berkembang termasuk Indonesia.3
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat
ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Di Amerika,
diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Apabila penyakit ini
tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan
serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa
penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar
terkena congestiveheart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.3
Menurut WHO dan the International Society of Hypertension(ISH), saat ini
terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya
meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak
mendapatkan pengobatan secara adekuat.3
12
A. Tinjauan Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang terjadi akibat
peningkatan tekanan darah. Yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan
hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal , penyakit
endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll. Kurang lebih 90 %
penderita hipertensi tergolong hipertensi essensial sedangkan 10 % nya
tergolong hipertensi sekunder.10
Tekanan darah adalah menunjukkan keadaan dimana tekanan yang
dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti
berikut: 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh
arteri ketika jantung berkontraksi, disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80
menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi, disebut dengan
tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah dalam keadaan duduk atau berbaring.10
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan
darah
yang
terus-menerus
tinggi
dalam
jangka
waktu
lama
dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu hipertensi perlu diditeksi dini yaitu
dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan
pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.10
The seventh Report of the Joint National Commite on Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) 2003 dan World
Health Organization-International Society of Hypertension (WHO-ISH) 1999
telah memperbaharui klasifikasi, definisi, serta stratifikasi risiko untuk
menentukan prognosis jangka panjang.
13
Tabel 1
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII.11
Kategori
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi tahap 1
Hipertensi tahap 2
Sistol (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
Dan/atau
Dan
Atau
Atau
Atau
Diastole (mmHg)
<80
80-89
90-99
100
Faktor risiko
Elsanti (2009), mengelompokan menjadi 2 (dua) yaitu faktor risiko yang
dapat dikontrol dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol.
a. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
1) Jenis kelamin
Pada dasarnya tidak ada perbedan prevlensi antara wanita dan lakilaki,akan tetapiwanita setelah menopause menjadi lebih berpotensi
terserang penyakit hipertensi.Karena wanita yang belum menopause
dilindungi oleh hormon esterogen yangberperan aktif dalm peningkatan
kadar High Density Lipoprotein (HDL). HDLmerupakan faktor yang
berperan penting dalam melindungi terjadinyaarterosklerosis. Pada wanita
yang sudah mencapai umur 45 tahun ke atas makasedikit demi sedikit
hormon estrogen akan mengalami penyusutan baik kuantitasmaupun
kualitasnya sehingga berdampak pada banyaknya kasusu hipertensi pada
wanita.
2) Umur
Kenaikan umur seseorang sebanding dengan kenaikan tekanan
darah.Penambahan usia menyebabkan semakin hilang daya elastisitas dari
pembuluhdarah yang mengakibatkan arteri dan aorta kehilangan daya
untuk menyesuaikandiri dengan aliran darah (Wolff, 2008). Oleh karena itu
14
orang yang lebih tua akan lebih cenderung terkena penyakit hipertensi dari
pada orang yang berumur lebihmuda.
Hipertensi pada usia lebih lanjut harus ditangani lebih serius hal ini
karenapada usia lanjut terjadi penurunan fungsi organ seperti ginjal yang
berperan aktifdalam proses rennin angiotensin aldosteron, karena itu dosis
obat harus diberikansecara tepat. Menurut Susilo (2011), seiring dengan
bertambahnya
usia
kepekaanorang
bertambah
terhadap
hipertensi.
bekerja
ekstra
karena
banyaknya
timbunan
lemak
15
mempunyai
beberapa
pengaruh
langsung
yang
endotel
(dinding
dalam
pembuluh
darah),mempermudah
hipertensi
puskesmas
kesimpulan
pada
bangking
yaitu
pasien
periode
kejadian
yang
januari-juni
hipertensi
berobatdipoliklinik
mendapatkan
banyak
dewasa
suatuhasil
dijumpai
pada
16
sumbatan
pembuluh
darah.
Namun
jika
berlebihanakan
dan
jika
asupan
garam
juga
bertambah
akan
berolahraga
dilakukan
rutin
dan
sering
daripada
17
18
safety,
efficacy,
quality
dengan
cara
memperluas
Hal
ini seringkali
disebabkan
oleh
19
4. Pergerakan Angin Dalam Hati, dengan gejala: sakit kepala yang hebat,
pusing, afasia, kejang-kejang, stroke.
5. Defisiensi Yin dan Yang, dengan gejala: napas pendek, tinitus, kelelahan
mental, rasabaal pada anggota gerak, tungkai lemah, polakisuria (terutama
pada malam hari pada beberapa kasus), kemungkinan menderita
impotensi, lidah agak pucat, nadi halus dan tenggelam.
Adapun titik-titik meridian yang digunakan pada penelitian ini yaitu4:
1. Ll 4 Hegu
Kumpulan lembah (Adjoining valleys)
Diantara Os metakarpalis I dan II pertengahan tepi radial Os metakarpalis
II.Tegak lurus 0,5 1 cun.
2. ST 36 Zusanli
Tiga mil di tungkai (The three miles in the leg)
Tiga cun di bawah Dubi (ST 35), pada garis penghubung Dubi dan Jiexi
(ST 41). Satu jari fibular dari krista tibialis.Tegak lurus 0,5-1,5 cun
20
3. KI 3 Taixi
Aliran yang besar (The great stream)
Di antara tendon achiles dan maleolus internus, setinggi bagian prominens
dari maleolus internus.Tegak lurus 0,3-1 cun
4. LV 3 taichong
Serangan besar (Big rush)
Pada lekuk distal dari pertemuan basis Os metatarsal I dan II.Tegak lurus
0,5 cun
5. GV 20 Baihui
Ratusan pertemuan ( Hundred meetings)
Tujuh cun dari batas rambut posterior /5 cun dari batas rambut anterior/ 1,5
cun kranial Houding (GV 19). Titik pertemuan antara garis sagitalis medialis
dengan
garis
yang
menghubungkan
kedua
ujung
kranial
daun
6. HT7 Shenmen
Pintu jiwa (Spirits door), pada lekuk sisi ulnar lipat pergelangan tangan,
pada tepi radial dari tendon m.karpi ulnaris.
21
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
A. Karakteristik Umum
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Umur Responden
Umur (tahun)
Jumlah
Persentasi (%)
0-9
0
0
10-19
0
0
20-29
1
2,78
30-39
4
11,11
40-49
10
27,78
50-59
8
22,22
60-69
9
25,00
70-79
3
8,33
>80
1
2,78
Total
36
100
Sumber: Data Primer BKTM
Dari tabel hasil diatas terlihat bahwa responden terbanyak pada kajian ini
adalah kelompok usia 40-49 tahun yaitu berjumlah 10 orang (27,78%),
sedangkan yang terendah adalah kelompok usia 20-29 tahun dan >80 tahun
yaitu masing-masing berjumlah satu orang (2,78%).
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin
besar risiko mengidap hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena
hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut
cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60
tahun.38 Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada orang berusia 35tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan
darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh
perubahan alami pada jantung, pembuluhdarah dan hormon.Arteri kehilangan
elastisitasnya atau kelenturannya sehingga tekanan darah meningkatseiring
bertambahnya usia.Kebanyakan orang tekanan darahnya meningkat ketika
berumur lima puluhan dan enampuluhan.32
22
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Tingkat
Jumlah
Persentasi (%)
Pekerjaan
PNS
6
16,67
Pensiunan
9
25
TNI/POLRI
0
0
Wiraswasta
6
16,67
IRT
15
41,67
Total
36
100
Sumber: Data Primer BKTM
23
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status
Jumlah
Persentasi (%)
Perkawinan
Belum Menikah
1
2,78
Menikah
35
97,22
Duda/Janda
0
0
Total
36
100
Sumber: Data Primer BKTM
B. Karakteristik Khusus
1.
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan IMT
IMT
Jumlah
Persentasi (%)
Kurus
Normal
overweight
Pra obese
Obesitas I
Obesitas II
Total
0
15
6
5
8
2
36
0
41,67
16,67
13,89
22,22
5,6
100
24
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik
Persentasi
Jumlah
dalam Sehari
(%)
< 30
15
41,67
> 30
21
58,33
Total
36
100
Sumber: Data Primer BKTM
25
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Pada Penderita Hipertensi
Kebiasaan Merokok
Jumlah
Persentase (%)
29
80,56
Tidak Merokok
Merokok
19,44
Total
36
100
26
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kebiasaan Minum-Minuman Beralkohol
Persentasi
Kebiasaan Minum-Minuman Beralkohol
Jumlah
(%)
0
0
Ya
Tidak
36
100
Total
36
100
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Obat Hipertensi Yang dikonsumsi
Obat Hipertensi yang
Persentasi
Jumlah
di Konsumsi
(%)
Diuretika
0
0
Beta Bloker
0
0
Calcium Antagonis
6
16,67
ACE I
20
55,56
ARB
0
0
dll
0
0
Tidak minum obat
10
27,78
Total
36
100
Sumber: Data Primer BKTM
27
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keteraturan Konsumsi Obat
Konsumsi Obat
Persentasi
Jumlah
Hipertensi
(%)
Teratur
10
27,,78
Minum,tapi tidak teratur
18
50
Tidak minum
8
22,22
Total
36
100
Sumber: Data Primer BKTM
pernah
mengkonsumsi
ramuan
herbal,
yang
pernah
mengkonsumsi ramuan herbal jenis Kumis Kucing, Daun Salam, dan Bawang
Putih masing-masing berjumlah dua orang (25%), dan yang mengkonsumsi
ramuan herbal jenis Pegagan danSambung Nyawa masing-masing berjumlah
satu orang (13%).
28
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat
Pengobatan Tradisional yang Pernah Dijalani
Riwayat Pengobatan
Persentasi
Jumlah
yang Pernah diJalani
(%)
Akupunktur
0
0
Akupresur/Pijat Refleksi
0
0
Ceragem
3
0
Bekam
0
0
Herbal
5
100
dll
0
0
Total
8
100
Sumber: Data Primer BKTM
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
A.111
S.21
P.01
S.04
M.44
J.06
A.76
H.46
J.10
S.67
N.56
Sebelum
Sesudah
Persentasi
Penurunan
(%)
Sebelum
Sesudah
Persentasi
Penurunan
(%)
160
150
160
210
150
220
160
140
140
180
160
150
130
160
140
140
180
140
120
130
150
120
6,25
13,33
0
33,33
6,67
18,18
12,50
14,28
7,14
16,67
25
100
100
100
110
90
115
120
80
100
110
100
80
90
110
80
80
100
90
80
90
110
80
20
10
-10
27,27
11,11
13,04
25
0
10
0
20
29
Tabel 16
Gambaran Penurunan Klasifikasi Tekanan Darah
Sebelum dan Sesudah Tindakan Akupunktur
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nomor
Responden
A.111
S.21
P.01
S.04
M.44
J.06
A.76
H.46
J.10
S.67
N.56
11/36x100%=30,56%
30
31
Sebelum
200
U.05
220
N. 24
180
L. 11
170
Z. 01
180
S.61
180
R. 18
170
M. 50
170
H. 10
130
A. 37
130
A.101
130
A.108
150
A.110
170
S. 60
150
P.08
180
G.05
180
A.107
140
R.51
160
T. 10
160
S.62
170
B. 01
140
S.70
160
N.58
150
R.50
200
H.54
160
E.12
Sumber: Data Primer BKTM
Sesudah
Persentasi
Penurunan
(%)
130
190
150
140
140
150
170
190
120
120
120
150
190
130
130
170
120
160
120
150
140
160
140
190
150
35
13,64
16,67
17,65
22,22
16,67
0
-11,76
7,69
7,69
7,69
0
-10,53
13,33
27,78
5,56
14,29
0
25
11,76
0
0
6,67
5
6,25
32
Sebelum Sesudah
90
110
120
90
90
100
100
100
80
80
80
80
100
90
130
100
100
90
70
90
90
90
80
100
95
80
110
100
80
90
100
100
110
90
90
90
90
90
90
80
100
80
80
80
110
90
100
80
100
90
Persentasi
Penurunan
(%)
11,11
0
16,67
11,11
0
0
0
-10
-12,50
-12,50
-12,50
-12,50
10
0
38,46
0
20
11,11
-14,28
22,22
0
-11,11
0
0
5,26
Tabel 18
Gambaran Penurunan Klasifikasi Tekanan Darah
Sebelum dan Sesudah Tindakan Akupunktur
Klasifikasi Tekanan Darah
Nomor
Urut
Responden
Sebelum
Sesudah
Sesi Terapi
U.05
Hipertensi II
Prehipertensi
9x
N. 24
Hipertensi II
Hipertensi II
8x
L. 11
Hipertensi II
Hipertensi I
8x
Z. 01
Hipertensi II
Prehipertensi
7x
S.61
Hipertensi II
Prehipertensi
6x
R. 18
Hipertensi II
Hipertensi I
6x
M. 50
Hipertensi II
Hipertensi II
6x
H. 10
Hipertensi II
Hipertensi II
6x
A. 37
Prehipertensi
Prehipertensi
6x
10
A.101
Prehipertensi
Prehipertensi
6x
11
A.108
Prehipertensi
Prehipertensi
6x
12
A.110
Hipertensi I
Hipertensi I
5x
13
S. 60
Hipertensi II
Hipertensi II
5x
14
P.08
Hipertensi I
Prehipertensi
4x
15
G.05
Hipertensi II
Prehipertensi
3x
16
A.107
Hipertensi II
Hipertensi II
3x
17
R.51
Hipertensi I
Normal
3x
18
T. 10
Hipertensi I
Hipertensi I
3x
19
S.62
Hipertensi I
Normal
2x
20
B. 01
Hipertensi II
Hipertensi II
2x
21
S.70
Prehipertensi
Prehipertensi
2x
22
N.58
Hipertensi I
Hipertensi I
2x
23
R.50
Hipertensi I
Prehipertensi
2x
33
24
H.54
Hipertensi II
Hipertensi II
2x
25
E.12
Hipertensi I
Hipertensi I
2x
25/36x100%=69,44
%
Dari 25 orang yang tidak dapat menyelesaikan 10 sesi terapi, frekuensi
terapi berkisar dari 2 kali sampai 9 kali, dengan uraian sebagai berikut:
34
Tetap
Naik
Tetap
Naik
35
TABEL 19
PEMBAHASAN 11 RESPONDEN YANG MENYELESAIKAN TERAPI
No. Urut
No. Resp.
JENIS KELAMIN
UMUR
PEKERJAAN
STATUS PERKAWINAN
IMT
1
A.111
L
69
PENSIUNAN
MENIKAH
NORMAL
2
S.21
P
65
IRT
MENIKAH
NORMAL
3
P.01
L
48
SWASTA
MENIKAH
PRA OBESE
4
S.04
P
73
IRT
MENIKAH
NORMAL
5
M.44
P
57
IRT
MENIKAH
NORMAL
6
J.06
L
42
SWASTA
MENIKAH
NORMAL
7
A.76
P
52
PNS
MENIKAH
NORMAL
8
H.46
L
65
PENSIUNAN
MENIKAH
NORMAL
9
J.10
L
50
SWASTA
MENIKAH
NORMAL
10
S.67
P
49
IRT
MENIKAH
PRA OBESE
NORMAL
1-3 TH
1-3 TH
1-3 TH
1-3 TH
7-12 BLN
1-3 TH
7-12 BLN
>3 TH
7-12 BLN
1-3 TH
<6 BLN
TDK TAHU
TDK ADA
TDK ADA
TDK ADA
AYAH&IBU
AYAH&IBU
AYAH&IBU
TDK ADA
TDK TAHU
AYAH&IBU
TDK
TAHU
KONSUMSI OBAT
MINUM, TDK
TERATUR
MINUM, TDK
TERATUR
MINUM, TDK
TERATUR
MINUM, TDK
TERATUR
MINUM, TDK
TERATUR
MINUM, TDK
TERATUR
TDK MINUM
TERATUR
MINUM, TDK
TERATUR
TERATUR
TERATUR
ACE I
ACE I
ACE I
ACE I
ACE I
ACE I
TIDAK
ACE I
ACE I
CALSIUM
ANTAGONIS
ACE I
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
BAWANG PUTIH
TDK ADA
TDK ADA
TDK ADA
TDK ADA
KUMIS KUCING
TDK ADA
DAUN SIRSAK
TDK ADA
MAHKOTA
DEWA
TDK ADA
RIWAYAT YANKESTRAD
YANG PERNAH DIJALANI
TDK PERNAH
TDK
PERNAH
TDK
PERNAH
TDK
PERNAH
TDK
PERNAH
HERBAL
TDK
PERNAH
CERAGEM
CERAGEM
CERAGEM
TDK
PERNAH
KEBIASAAN MEROKOK
TIDAK
TIDAK
YA
TIDAK
TIDAK
YA
TIDAK
TIDAK
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
<30 MENIT
>30 MENIT
>30 MENIT
>30 MENIT
>30 MENIT
>30 MENIT
<30 MENIT
<30 MENIT
>30 MENIT
>30 MENIT
4-6 JAM
4-6 JAM
4-6 JAM
4-6 JAM
4-6 JAM
4-6 JAM
>6 JAM
>6 JAM
4-6 JAM
1-3 JAM
<30
MENIT
>6 JAM
KONSUMSI Na (FOOD
RECALL)/HARI (mg)
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
(SEBELUM)
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
(SESUDAH)
556,9
132,6
285,8
104,6
79,6
384,9
116,7
35
65,3
150,7
88,4
HIPERTENSI I
HIPERTENSI I
HIPERTENSI I
HIPERTENSI II
HIPERTENSI I
HIPERTENSI II
HIPERTENSI II
PREHIPERTENSI
HIPERTENSI I
HIPERTENSI II
HIPERTENSI I
HIPERTENSI I
PREHIPERTENSI
HIPERTENSI II
PREHIPERTENSI
PREHIPERTENSI
HIPERTENSI II
PREHIPERTENSI
NORMAL
PREHIPERTENSI
HIPERTENSI II
NORMAL
KESIMPULAN
TIDAK TURUN
TURUN
TIDAK TURUN
TURUN
TURUN
TIDAK TURUN
TURUN
TURUN
TURUN
TIDAK TURUN
TURUN
LAMA MENGALAMI
HIPERTENSI
36
11
N.56
P
65
IRT
MENIKAH
Grafik 1
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden A. 111
Grafik 2
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden A. 111
37
38
Grafik 3
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden S.21
Grafik 4
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden S.21
tidak
mempunyai
kebiasaan
merokok
dan
minum-minuman
beralkohol, melakukan aktifitas fisik lebih dari 30 menit dalam sehari, lama tidur
dalam sehari 4-6 jam. Riwayat yang berhubungan dengan hipertensi; telah
mengalami
keluarga, telah mengkonsumsi obat hipertensi jenis ACE I tetapi tidak teratur.
IMT normal, berdasarkan food recall 24 jam konsumsi natrium perhari berjumlah
39
132,6 mg. Sebelum menjalani terapi akupunktur tekanan darahnya berada pada
tingkat hipertensi I, setelah menyelesaikan 10 kali terapi turun menjadi
prehipertensi.
Kesimpulan:
Grafik 5
40
Grafik 6
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden P. 01
keluarga, telah mengkonsumsi obat hipertensi jenis ACE I tetapi tidak teratur.
41
IMT pra obese, berdasarkan food recall 24 jam konsumsi natrium perhari
berjumlah 285,8 mg.
Meskipun tekanan sistole pada akhir terapi sama dengan tekanan di awal
terapi, selama terapi responden ini mengalami empat kali peningkatan yang
melebihi tekanan pada awal terapi. Tekanan diastole pada akhir terapi lebih
tinggi daripada tekanan di awal terapi. Begitu pula selama terapi tekanan diastole
selalu lebih tinggi daripada tekanan di awal terapi. Tekanan darah pada
responden ini naik satu kelas dari hipertensi I menjadi hipertensi II.
Kesimpulan: Terapi akupunktur pada responden ini tidak menurunkan
tekanan darah. Hal ini disebabkan adanya faktor risiko responden yaitu: umur,
merokok, tidak teratur minum obat, IMT masuk dalam kategori praobese, dan
konsumsi garam dalam sehari masih tinggi.
42
Grafik 7
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden S.04
Grafik 8
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden S.04
tidak
mempunyai
kebiasaan
merokok
dan
minum-minuman
beralkohol, melakukan aktifitas fisik lebih dari 30 menit dalam sehari, lama tidur
dalam sehari 4-6 jam. Riwayat yang berhubungan dengan hipertensi; telah
mengalami
keluarga, telah mengkonsumsi obat hipertensi jenis ACE I tetapi tidak teratur.IMT
43
44
Grafik 9
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden M. 44
Grafik 10
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden M. 44
tidak
mempunyai
kebiasaan
merokok
dan
minum-minuman
beralkohol, melakukan aktifitas fisik lebih dari 30 menit dalam sehari, lama tidur
dalam sehari 4-6 jam. Riwayat yang berhubungan dengan hipertensi; telah
mengalami hipertensi selama 7-12 bulan, memiliki riwayat hipertensi dariayah
dan ibu, telah mengkonsumsi obat hipertensi jenis ACE I tetapi tidak teratur. IMT
normal, berdasarkan food recall 24 jam konsumsi natrium perhari berjumlah
104,6 mg.
Kesimpulan: Terapi akupunktur pada responden ini menurunkan tekanan darah.
45
Grafik 11
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden J. 06
Grafik 12
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden J. 06
46
47
Grafik 13
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden A. 76
Grafik 14
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden A. 76
riwayat hipertensi dariayah dan ibu, tidak pernah mengkonsumsi obat hipertensi
dan menjalani pelayanan kesehatan tradisional jenis apapun untuk mengatasi
48
49
Grafik 15
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden H. 46
Grafik 16
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden H. 46
50
Tekanan sistole pada responden ini cenderung turun. Pada akhir terapi
tekanan sistole mencapai normal (120 mmHg), namun selama 10 kali terapi
pernah mengalami peningkatan tekanan melebihi tekanan pada awal terapi.
Tekanan diastole pada awal terapi normal, tetap normal pada akhir terapi dan
mengalami beberapa kali penurunan tekanan selama terapi.
Tekanan darah
51
Grafik 17
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden J. 10
Grafik 18
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden J. 01
hipertensi dalam keluarga, mengkonsumsi obat hipertensi jenis ACE I tetapi tidak
teratur, pernah menjalani terapi ceragem untuk mengatasi hipertensinya. IMT
normal, berdasarkan food recall 24 jam konsumsi natrium perhari berjumlah
52
Grafik 20
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden S.67
tidak
mempunyai
kebiasaan
merokok
dan
minum-minuman
beralkohol, melakukan aktifitas fisik lebih dari 30 menit dalam sehari, lama tidur
53
dalam sehari 1-3 jam. Riwayat yang berhubungan dengan hipertensi; telah
mengalami hipertensi selama 1-3 tahun, terdapat riwayat hipertensidariayah dan
ibu, telah mengkonsumsi obat hipertensi jenis Calsium Antagonis secara teratur,
pernah pula mengkonsumsi Mahkota Dewa dan menjalani terapi Ceragem untuk
mengatasi hipertensinya. IMT normal, berdasarkan food recall 24 jam konsumsi
natrium perhari berjumlah 104,6 mg. Sebelum menjalani terapi akupunktur
tekanan darahnya berada pada tingkat hipertensi II, setelah menyelesaikan 10
kali terapi tetap pada posisi hipertensi II.
Kesimpulan: terapi akupunkltur pada responden ini tidak dapat menurunkan
tekanan darah karena adanya faktor risiko yang diidap responden tersebut yaitu
umur, waktu istirahat sangat kurang dalam sehari, dan terdapat riwayat hipertensi
dari ayah dan ibu.
54
Grafik 21
Gambaran Tekanan Darah Sistole Responden N. 56
Grafik 22
Gambaran Tekanan Darah Diastole Responden N. 56
tidak
mempunyai
kebiasaan
merokok
dan
minum-minuman
beralkohol, melakukan aktifitas fisik kurang dari 30 menit dalam sehari, lama tidur
dalam sehari lebih dari 6 jam. Riwayat yang berhubungan dengan hipertensi;
telah mengalami
55
7/11x100%= 63,63%
Sedangkan tingkat kesuksesan secara keseluruhan pada pengkajian ini:
7/36x100%= 19,44%
Rendahnya tingkat kesuksesan tersebut terutama disebabkan rendahnya
nilai kepatuhan responden pada pengkajian ini. Kepatuhan dalam mengikuti
terapi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat mempengaruhi
kesuksesan terapi akupunktur. Selain itu dari pengkajian ini didapati bahwa terapi
akupunktur merupakan salah satu terapi komplementer, dimana untuk penderita
hipertensi tingkat I dan II akupuktur berfungsi sebagai penunjang pengobatan
konvensional.
56
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN
1. Nilai kepatuhan responden dalam menjalani terapi akupunktur: 11/36 x
100% = 30,56%
2. Tingkat kesuksesan terapi akupunktur secara keseluruhan pada
pengkajian ini:
7/36 x 100% = 19,44%. Rendahnya tingkat kesuksesan ini terutama
dipengaruhi oleh nilai kepatuhan responden.
Keturunan
B. SARAN
1. Penderita hipertensi tingkat I dan II, disarankan untuk mengikuti 3 seri
terapi.
a)
Seri I ( 3x seminggu)
b)
Seri II ( 2x seminggu)
c)
57
Lampiran
Nomor
Tabel 19
Gambaran Perubahan Tekanan Darah Selama 10 Kali Tindakan Akupunktur Pada Responden yang Patuh Mengikuti Terapi
Tindakan Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
Urut
Responden
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
10
A.111
160
100
170
100
140
100
140
90
140
90
150
90
160
90
140
70
150
80
150
80
S. 21
150
100
140
100
110
80
140
100
160
90
160
90
130
100
170
100
120
80
130
90
P. 01
160
100
150
120
150
120
180
130
170
120
150
110
150
110
200
120
200
120
160
110
S. 04
210
110
210
110
195
95
190
90
190
90
190
90
200
100
200
100
150
100
140
80
M. 44
150
90
150
90
150
90
150
90
150
90
150
90
150
90
170
90
170
70
140
80
J. 06
220
115
200
120
185
110
180
110
190
110
180
100
190
110
190
110
180
100
180
100
A. 76
160
120
170
100
160
100
150
90
140
90
155
90
140
90
150
80
150
85
140
90
H.46
140
80
130
70
120
60
150
70
130
70
130
80
140
70
130
80
130
80
120
80
J. 10
140
100
130
80
130
80
140
90
140
90
130
90
130
90
130
90
130
90
130
90
10
S.67
180
110
180
110
160
100
150
90
170
120
150
90
140
90
130
90
130
80
150
110
11
N.56
160
100
130
80
120
80
140
80
140
90
120
80
110
70
120
80
120
80
120
80
58
59
Tabel 20
Gambaran Perubahan Klasifikasi Tekanan Darah Selama 10 Kali Tindakan Akupunktur Pada Responden yang Patuh Mengikuti Terapi
Tindakan KeNomor
Urut Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A.111
Hipertensi I
Hipertensi II
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Hipertensi I
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
Hipertensi I
S.21
Hipertensi I
Hipertensi I
Normal
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi II
Normal
Prehipertensi
P.01
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
S.04
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi I
Prehipertensi
M.44
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi II
Hipertensi II
Prehipertensi
J.06
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
A.76
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi I
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
Hipertensi I
Prehipertensi
H.46
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
J.10
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
10
S.67
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi II
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Hipertensi II
11
N.56
Hipertensi I
Prehipertensi
Normal
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 21
Gambaran Perubahan Tekanan Darah Selama 10 Kali Tindakan Akupunktur Pada Responden yang Tidak Patuh Mengikuti Terapi
NOMOR
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
Sistole
RESPONDEN
URUT
60
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
U.05
N. 24
L. 11
Z. 01
S.61
R. 18
M. 50
H. 10
A. 37
A.101
A. 108
A.110
S. 60
P.08
G.05
A.107
R.51
T. 10
S.62
B. 01
S.70
N.58
R.50
H.54
E.12
200
220
180
170
180
180
170
170
130
130
130
150
170
150
180
180
140
160
160
170
140
160
150
200
160
90
110
120
90
90
100
100
100
80
80
80
80
100
90
130
100
100
90
70
90
90
90
80
100
95
170
200
140
140
190
140
160
210
130
130
130
140
150
140
160
180
140
160
120
150
140
160
140
190
150
90
110
90
90
90
110
100
120
90
90
90
90
90
90
100
90
100
90
80
110
90
100
80
100
90
190
180
150
150
170
140
160
210
120
120
120
160
140
130
130
170
120
160
100
90
110
90
90
100
90
100
90
90
90
90
90
80
80
100
80
80
160
200
120
150
140
140
145
210
110
110
110
140
150
130
90
80
90
90
80
100
90
110
80
80
80
90
90
90
140
200
150
130
170
140
150
200
130
130
130
150
190
61
90
80
80
70
80
100
100
100
90
90
90
90
90
140
210
135
160
140
150
170
190
120
120
120
80
90
100
90
90
100
100
110
90
90
90
140
190
130
140
80
90
80
80
120
190
150
70
110
100
130
80
Tabel 22
Gambaran Perubahan Klasifikasi Tekanan Darah Selama 10 Kali Tindakan Akupunktur Pada Responden yang Tidak Patuh Mengikuti Terapi
Nomor
Urut Resp.
Tindakan Ke5
9
Prehipertensi
U.05
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
N. 24
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
L. 11
Hipertensi II
Prehipertensi
Hipertensi II
Prehipertensi
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Hipertensi I
Z. 01
Hipertensi II
Prehipertensi
Hipertensi I
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
Prehipertensi
S.61
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Prehipertensi
Hipertensi II
Prehipertensi
R. 18
Hipertensi II
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
M. 50
Hipertensi II
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi I
Hipertensi II
H. 10
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
A. 37
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
Prehipertensi
Prehipertensi
10
A.101
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
Prehipertensi
Prehipertensi
11.
A.108
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
Normal
Prehipertensi
Prehipertensi
12
A.110
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
13
S. 60
Hipertensi II
Hipertensi I
Prehipertensi
Hipertensi I
Hipertensi II
14
P.08
Hipertensi I
Prehipertensi
Prehipertensi
Prehipertensi
15
G.05
Hipertensi II
Hipertensi I
Prehipertensi
16
A.107
Hipertensi II
Hipertensi II
Hipertensi II
17
R.51
Hipertensi I
Hipertensi I
Normal
62
10
63
64
65
66