Ketika sebuah sumber energi baru, seperti panas bumi (geothermal), ditemukan, hal pertama yang dilakukan para pengeksplorasi adalah mengestimasi jumlah energi yang terkandung didalam sumber. Informasi ini sendiri bagaimanapun adalah nilai kecil dalam memutuskan apakah untuk membangun sebuah pembangkit (power plant) pada tempat itu. Apakah kita sungguh membutuhkan untuk mengetahui potensi kerja dari sumber, itu adalah jumlah energi yang dapat kita ekstraksi sebagai kerja yang berguna. Sisa energi nantinya dibuang sebagai limbah energi (waste energy) dan tidak berguna dalam perhatian kita. Dengan demikian, itu akan sangat diperlukan untuk memiliki sebuah sifat (property) untuk memungkinkan kita menentukan potensi kerja berguna dari jumlah energi yang diberikan pada tempat yang ditetapkan. Sifat ini adalah exergy, yang juga disebut ketersediaan (availability) energi atau tersedia energi (available). Potensi kerja dari energi yang terkandung dalam sebuah sistem pada sebuah tempat tertentu secara sederhana yaitu kerja berguna maksimum yang dapat diperoleh dari sistem. Kamu akan mengingat bahwa kerja yang dilakukan selama proses bergantung pada keadaan awal (initial state), keadaan akhir (final state), dan perjanalan proses (process path). Dimana, Work = f (initial state, process state, final state) Didalam analisis exergy, keadaan awal (initial state) itu ditentukan, dan dengan demikian initial state bukan sebuah variabel. Output kerja maksimal ketika proses antara dua keadaan yang ditentukan dieksekusi dalam sebuah reversible manner. Oleh karena itu semua ireversibilitas diperdulikan dalam menentukan kerja potensial. Akhirnya, sistem harus dalam keadaan mati (dead state) pada akhir proses untuk memaksimalkan output kerja.