Anda di halaman 1dari 14

Sektor pemerintah

Diajukanuntukmemenuhi Salah Satu Tugas Stuktur


Dalam Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen pengampu : Dr. Ayus Ahmad Yusuf, SE, MSi

Dibuat Oleh:

Ai Sari Atikah ( 14122210925 )


Atikah mawadah ( 141222109xx)
Arif Hidayat ( 141222109xx)
Dede Deni Nasution ( 14122109xx)
Kelompol 7
MEPI 2 / SEMESTER 4
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
JalanPerjuanganBy Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132
2014
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan antara
penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak
misalnya adalah penerimaan pemerintah yang berasal dari pinjaman
pemerintah baik pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri,
penerimaan dari badan usaha milik pemerintah, penerimaan dari lelang,
dan sebagainya.
Penerimaan pemerintah lainnya adalah dari pajak. Definisi pajak
adalah suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah,
pungutan tersebut didasarkan pada Undang-undang, pemungutannya
dapat dipaksakan kepada subyek pajak untuk mana tidak ada balas jasa
yang langsung dapat ditunjukkan penggunaanya.
Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah
telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, penegeluaran pemerintah
mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.
Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara yang besar untuk
investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan infrastruktur seperti sarana jalan,
kesehatan, pendidikan, dll. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap
diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta sudah
mulai berkembang. Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap
diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya peningkatan
pendidikan, kesehatan, jaminan sosial dsb

BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerimaan Pemerintah
Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan antara penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak misalnya adalah penerimaan pemerintah
yang berasal dari pinjaman pemerintah baik pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar
negeri, penerimaan dari badan usaha milik pemerintah, penerimaan dari lelang, dan
sebagainya.
Penerimaan pemerintah lainnya adalah dari pajak. Definisi pajak adalah suatu pungutan
yang merupakan hak prerogatif pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada Undangundang, pemungutannya dapat dipaksakan kepada subyek pajak untuk mana tidak ada balas
jasa yang langsung dapat ditunjukkan penggunaanya.
Masalah penerimaan pemerintah dari sektor nonpajak kurang mendapat perhatian
karena asal usul dan pertanggungjawabannya sudah jelas. Ini berbeda dengan penerimaan
negara dari pajak, selalu mendapat perhatian yang besar oleh karena dari sektor pajak ini
timbul dua hal yang sebenarnya merupakan akibat dari adanya aktivitas pemerintah, yaitu:
1. Siapakah yang membayar pajak (wajib pajak), dan
2. Siapakah yang pada akhirnya menderita beban pajak.
Aspek yang pertama kurang menarik bagi para ahli keuangan negara, oleh karena telah
jelas pihak pihak yang membayar suatu jenis pajak (wajib pajak) tertentu, yaitu orang atau
badan yang disebutkan dalam undang-undang pajak.
Aspek kedua, yaitu siapa yang sebenarnya menderita beban pajak tidaklah sesederhana
aspek pertama, oleh karena pihak yang membayar pajak (wajib pajak) mungkin bukanlah
pihak yang menderita beban pajak. Ini akan terjadi apabila wajib pajak mampu melimpahkan
seluruh beban pajak kepada pihak lain. Teori yang menganalisis pihak yang menderita beban
pajak disebut teori insidens pajak (tax incidence theory). Pada umumnya ada 3 konsep beban
pajak, yaitu: insidens pajak absolut; insidens pajak anggaran berimbang.

Didalam makalah ini, kami akan menerangkan secara garis besar mengenai sumbersumber penerimaan negara, bagaimana penerimaan negara yang ideal, pajak, serta klasifikasi
dan tarif pajak.
B. Sumber-Sumber Penerimaan Negara
1.

Pajak
Merupakan sumber utama penerimaan pemerintah. Secara ekonomi pajak diartikan

sebagai pembayaran yang diwajibkan dalam kaitannya dengan aktivitas-aktivitas ekonomi


tertentu. Secara yuridis, pajak didefinisikan sebagai pungutan yang merupakan hak prerogatif
pemerintah yang paling sedikit harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Harus ditetapkan dengan undang-undang (peraturan lain yang sederajat dengan
undang-undang)
Dapat dipaksakan, artinyabagi wajib pajak yang tidak atau belum mau membayar
pajak dapat dikenakan upaya pemaksaan atau sanksi seperti: denda, penyitaan,
penyanderaan.
Harus memenuhi persyaratan kepastian hukum,seperti kapan harus membayar, berapa
jumlahnya, dan siapa saja yang harus membayar.
Dituntut adanya kejujuran dari pemungut atau pelaksana pajak, artinya ada jaminan
bahwa pungutan tersebut akan digunakan oleh pemerintah secara efektif, efisien dan
dikembalikan kepada masyarakat.
A. Pajak dalam negeri, antara lain :
1. Pajak penghasilan
2. Pajak pertambahan Nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas
barang mewah (PPnBM),
3. Bea, terdiri dari bea masuk dan bea keluar. Bea masuk ialah bea
yang dipungut dari jumlah harga barang yang dimasukkan ke daerah
pabean dengan maksud untuk dipakai dan dikenakan bea menurut
tarif tertentu yang ditetapkan dengan UU dan keputusan Mentri
keuangan.Bea keluar ialah bea yang dipungut dari jumlah harga
barang tertentu yang dikirim keluar daerah Indonesia dihitung
berdasarkan tarif tertentu berdasarkan UU
4. Cukai, yaitu pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu
berdasarkan tarif yang sudah ditentukan misalnya tembakau, gula,
bensin.
5. serta pajak lainnya.
B. Pajak perdagangan internasional, antara lain :
1. Bea masuk (impor), ialah bea yang dipungut dari jumlah harga barang
yang dimasukkan ke daerah pabean dengan maksud untuk dipakai dan
4

dikenakan bea menurut tarif tertentu yang ditetapkan dengan UU dan


keputusan Mentri keuangan.
2. Bea keluar (ekspor),yaitu bea yang dipungut dari jumlah harga barang
tertentu yang dikirim keluar daerah Indonesia dihitung berdasarkan
tarif tertentu berdasarkan UU

Pengumpulan pajak ditujukan untuk:


Membiayai input yang diperlukan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa
yang ditawarkan oleh pemerintah.
Redistribusi sumber-sumber ekonomi diantara anggota masyarakat.
Untukmemperbaiki neraca pembayaran, mencegah atau mengurangi pengeluaran
konsumsi yang tidak diharapkan dengan jalan menetapkan pajak yang tinggi.
2.

Retribusi
Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintahkepada seseorang (dan atau

badan hukum) yang telahmenikmati jasa (dan barang) pemerintah. Kontra prestasi/balas jasa
atas pembayaran retribusi dapat diterima/dinikmati secara langsung. Berlaku azas
pengecualian atau exclution principle bagi yang tidak menikmati jasa pemerintah tersebut
dikecualikan dari pungutan retribusi.
3.

Keuntungan Perusahaan Negara


Adalah penerimaan pemerintah dari keuntungan dalam penjualan brang-barang dan

jasa yang dihasilkan oleh perusahaan negara.


4.

Denda dan Perampasan


Merupakan pungutan paksaan terhadap seseorang yang melanggar peraturan yang

dibuat pemerintah sebagau badan hukum publik.


5.

Sumbangan Masyarakat
Biasanya untuk jasa-jasa yang diberikan oleh pemerintah seperti pembayaran biaya

perijinan (lisensi). Perbedaanya dengan retribusi, balas jasa atas pembayaran sumbangan
masyarakat tidak diperoleh secara langsung.

6.

Pencetakan Uang
Karena sifat dan fungsinya, maka pemerintah memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki

oleh tiap individu dalam masyarakat. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk mencetak uang
kertas sendiri atau meminta kepada Bank Sentral untuk memberikan pinjaman kepada
pemerintah walaupun tanpa suatu jaminan.
Pencetakan uang harus dijalankan secara hati-hati oleh pemerintah, karena apabila kurang
hati-hati pencetakan uang cenderung menimbulkan inflasi.
7.

Hasil Dari Undian Negara


Seperti Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB).

Untuk Indonesia dampaknya cenderung negatif: Produktivitasnya rendah karena masyarakat


jadi malas, memicu tindakan kriminalitas, dan silang pendapat tentang kaidah agama (halal vs
haram).
8.

Pinjaman
Pinjaman bisa berasal dari dalam maupun luar negeri.

Pinjaman bisa dilakukan antara:


1.
2.
3.
4.
5.

negara dengan negara


negara dengan masyarakat dalam maupun luar negera
negara dengan badan internasional
negara dengan lembaga keuangan
negara dengan masyarakat

Pinjaman antara lain diperoleh dengan menjual obligasi pemerintah seperti: Surat Utang
Negara (SUN) dan Obligasi Ritel Republik Indonesia (ORI 001-ORI 004).
9.

Hadiah
Sumber hadiah berasal dari:
1. Pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
2. Swasta kepada pemerintah
3. Pemerintah suatu negara kepada negara lain
Penerimaan negara jenis ini sifatnya adalah volunter tanpa balas jasa baik langsung

maupun tidak langsung.1


10. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
1 file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/koleksi%20oom.htm di
unduh 17/2/14 11:13
6

a. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah yang


terdiri:Penerimaan jasa giro, penerimaan sisa anggaran.
b. Penerimaan dari hasil pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), terdiri atas: migas
(minyak bumi dan gas alam, nonmigas (pertambangan umum, kehutanan,
perikanan, dsb),
c. Penerimaan dari pemanfaatan SDA oleh pihak lain, terdiri dari:Royalti bidang
perikanan, Royalti bidang kehutanan, Royalti bidang pertambangan (Catatan:
Royalti adalah pembayaran yang diterima oleh negara sehubungan dengan
pemberian izin atau fasilitas tertentu dari negara kepada pihak lain untuk
memanfaatkan atau mengolah kekayaan negara).
d. Penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan terdiri
dari:Bagian laba pemerintah, hasil penjualan saham pemerintah, deviden
( pembayaran berupa keuntungan yang diterima oleh negara sehubungan dengan
keikutsertaan mereka selaku pemegang saham dalam suatu perusahaan)
e. Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilakukan pemerintah terdiri
dari:Pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pemberian hak paten, hak cipta,
dan merk, serta pelayanan lainnya;
f. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan yang terdiri dari:Lelang barang,
denda, hasil rampasan yang diperoleh dari kejahatan;
g. Laba Badan Usaha Milik Negera (BUMN);
h. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya.2

C. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran negara merupakan pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan pada
suatu negara dalam rangka menjalankan fungsinya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam
menjalankan fungsinya tersebutyang menggunakan SDE yang dimiliki hendaknya
berpedoman pada prinsip-prinsip pokok pengeluaran negara. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi.
1. . Prinsip atau azas moralita, berupa kumpulan nilai-nilai yang dipikul oleh
masyarakat atau bangsa misalnya nilai agama, etika, social, adat-istiadat, dan
kebudayaan.
2 file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/Penerimaan%20Negara
%20dan%20Jenis-jenisnya%20_%20Arti%20Pengetahuan.htm
7

2.

Prinsip Nasionalita, suatu azas yang menjadi dasar tugas dan pelaksanaan
tugas pemerintah serta merupakan identitas bangsa.

3.

Prinsip Kerakyatan, rakyat merupakan pihak yang harus dilayani tetapi rakyat
merupakan pihak yang harus dilayani tetapi rakyat juga sebagai pemilik
modal(pemegang kedaulatan) sehingga keungan negara tidak boleh merugikan
rakyat.

4. Azas Rasionalitas, Azas ini mengharuskan bahwa segala tindakan pemerintah


hendaknya didasarkan pada penggunaan akal sehat.
5. Azas fungsionalita, pembagian tugas dan pembagian kekuasaan.
6. Azas perkembangan, pengeluaran untuk pembangunan
7.

Azas keseimbangan dan keadilan, azas ini adalah berkaitan dengan


keselarasan dan keserasian, keseimbangan dalam arti hubungan beberapa
variable dalam proporsi yang tepat dan adil. hukum dan keadilan social.

Sifat pengeluaran pemerintah :


a) Bersifat ekhsautif : pengeluaran pemerintah yang ada kontra prestasinya berupa
pembelian atau belanja barang atau jasa dalam perekonomian baik untuk konsumsi
maupun untuk menghasilkan barang lagi atau produksi.
b) Bersifat transfer : pengeluaran pemerintah yang tidak ada kontra prestasinya yaitu
berupa penyimpangan atau pemindahan.
D.Fungsi Pengeluaran
berdasarkan faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah dapat
disimpulklam masa kemunduaan bahwa pendapatan nasional tidak
memegang peranan yang penting dalam menentukan pembelanjaan
pemerntah , dengan kata lain pengeluaran pemerintah dalam satu
periode tertentu dan perubahandari sat periode ke periode lainyatidak di
dasarkan pada tingkat pendapatan nasional . dala harus dijaga agar
pengeluaran pemerintam masa kemunduran ekonomi, misalnya
8

pendapatan pajak berkurang, tetapi untuk mengatasi pengangguran


pemerintah perlu memperbanyak program-program, maka pengeluaran
pemerintah perlu ditambah, sebaliknya pada waktu inflasi dan tingkat
kemakmuran tinggi, pemerintah harus lebih berhati-hati dalam
pembelanjaanya. Harus dijaga agar pengeluaran pemerintah tidak
memperburuk keadaan inflasi yang berlaku.
Berdasarkan alasan diatas fungsi pengeluaran pemerintah yakni
sejajar dengan sumbu datar dan dengan demikian besarnya tidak
tergantung kepada pada pendapatan nasional. Ini seperti degan sifat
pengeluaran investasi pengeluaran pemerintah adalah pembelanjaan
otonomi.

E. APBN
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Belanja negara dipergunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah. Belanja negara sangat berperan penting dalam usaha
mencapai kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu sudah seharusnya rakyat mengawasi belanja
negara dalam penyelenggaraan tugas pemerintah agar dapat digunakan secara optimal untuk
melayani rakyat dalam usaha mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera sesuai
yang diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk mengawasi belanja negara, maka masyarakat juga
perlu tahu apa saja jenis-jenis belanja negara yang berasal dari uang mereka sendiri yang
dipungut oleh pemerintah melalui berbagai cara yang ditentukan oleh Undang-undang dan
peraturan-peraturan. 4
Pasal 11 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menetapkan klasifikasi jenis belanja negara terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang,
3 Sadono sukirno,2013, makro ekonomi ,jakarta : raja grafindo persada , hal 169.
4 file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/Pengertian,%20Sumber
%20Penerimaan%20dan%20Pengeluaran,%20Perhitungan%20APBN%20_%20my
%20mind.htm di unduh tgl 24/2/14 pukul 16:03.
9

Belanja Modal, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Iain-Iain dan Belanja Daerah.
Penjelasan mengenai jenis-jenis belanja tersebut adalah sebagai berikut:
Belanja Pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah di dalam maupun di luar
negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Belanja Barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan
belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan
belanja perjalanan dinas.
Belanja Modal
Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau menambah
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta
melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja
bukan untuk dijual.
Pembayaran Bunga Utang
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas
kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam maupun luar
negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. Jenis
belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan.
Subsidi

10

Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada perusahaan


negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual,
mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar
harga jualnya dapat dijangkau masyarkat. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran
subsidi kepada masyarakat melalui BUMN/BUMD dan pemsahaan swasta.
Hibah
Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat
tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengikat serta
tidak terus menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan
organisasi kemayarakatan serta organisasi intemasional.
Bantuan Sosial
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada
anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk
lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam bentuk
uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.
Belanja Lain-lain
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan
tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah.
Belanja Daerah (Transfer Ke Daerah)
Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana APBN kepada pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang besarnya berdasarkan perhitunganperhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan Undang-undang dan
peraturan-peraturan. Belanja daerah terbagi atas dua kelompok besar yaitu Dana
11

Perimbangan, merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana


bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk keperluan
pemerintah daerah, dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian, merupakan
Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan dana
penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.
Mekanisme belanja pemerintah pusat diatur dan ditetapkan oleh Kementerian Keuangan,
sedangkan belanja daerah mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh masing-masing
pemerintah daerah. 5
F. Fungsi dan Peran APBN
1) APBN sebagai alat mobilisasi dana investasi, APBN di negara-negara sedang
berkembang adalah sebagai alat untuk memobilisasi dana investasi dan
bukannya sebagai alat untuk mencapai sasaran stabilisasi jangka pendek. Oleh
karena itu besarnya tabungan pemerintah pada suatu tahun sering dianggap
sebagai ukuran berhasilnya kebijakan fiskal Baik pengeluaran maupun
penerimaan pemerintah mempunyai pengaruh atas pendapatan nasional.
Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar pendapatan nasional
(expansionary), tetapi penerimaan pemerintah dapat mengurangi pendapatan
nasional (contractionary).
2) APBN sebagai alat Stabilisasi Ekonomi,
Pemerintah menentukan beberapa kebijaksanaan di bidang anggaran belanja
dengan tujuan mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang dalam
arti bahwa pengeluaran total tidak melebihi penerimaan total
Tabungan pemerintah diusahakan meningkat dari waktu ke waktu dengan
tujuan agar mampu menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan luar
negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
Basis perpajakan diusahakan diperluas secara berangsur-angsur dengan cara
mengintensifkan penaksiran pajak dan prosedur pengumpulannya.

5 file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/Mengenal%20Jenis-jenis
%20Belanja%20Pemerintah%20Pusat%20Dalam%20APBN.htm di unduh 17/2/14
pukul 11:22
12

Prioritas harus diberikan kepada pengeluaran-pengeluaran produktif


pembangunan, sedang pengeluaran-pengeluaran rutin dibatasi. Subsidi kepada
perusahaan-perusahaan negara dibatassi.
Kebijaksanaan anggaran diarahkan pada sasaran untuk mendorong
pemanfaatan secara maksimal sumber-sumber dalam negeri

BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Semua pendapatan negara digunakan sebagai sumber penerimaan dalam APBN yang
nantinya akan digunakan untuk membiayai belanja pemerintah. Pendapatan negara terdiri
dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta hibah. Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan negara adalah
semua penerimaan negara yang tidak bersumber dari perpajakan. PNBP diantaranya adalah
sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba BUMN, serta penerimaan negara bukan pajak
lainnya. Dalam rangka menjalankan fungsinya mewujudkan kesejahteraan rakyat

13

Daftar pustaka
Sukirno,sadono.2013, Makro Ekonomi ,Jakarta : Raja Grafindo Persada.
file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/Pengertian,
%20Sumber%20Penerimaan%20dan%20Pengeluaran,%20Perhitungan
%20APBN%20_%20my%20mind.htm
file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/Penerimaan
%20Negara%20dan%20Jenis-jenisnya%20_%20Arti%20Pengetahuan.htm
file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/koleksi
%20oom.htm
file:///E:/semester%204/MAKRO%20EKONOMI/webb/Mengenal
%20Jenis-jenis%20Belanja%20Pemerintah%20Pusat%20Dalam
%20APBN.htm

14

Anda mungkin juga menyukai