: MUHAMMAD ULULAZMI
NIM
: 040911199
KELAS
:B
MATA KULIAH
: KETENAGAKERJAAN
Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur dan rendahnya
pendidikan dan ketrampilan.:
a. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain.
Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungakan
hidup pada orang tua atau pada pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk menjadi pengangguran, selain
itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain. Bila banyak lulusan
sekolah seperti itu, tingkat pengangguran tentu akan sangat tinggi.
b. Cacat
Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah hukum rimba. Karena itu, tidak ada tempat bagi
mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.(meski sebagian orang cacat mampu
bekerja sesuai kemampuannya).
c. Pendidikan Rendah
Tidak bisa dipungkiri, tingkat pendidikan yang rendah bisa menyebabkan seseorang untuk sulit mendapatkan
pekerjaan. Kalau ingin menciptakan lapangan kerja sendiri, tetap akan kesusahan karena pola piker dan
pengetahuannya tidak berkembang. Ini bukanlah hal mutlak, tetap ada beberapa orang yang berhasil memiliki
pekerjaan walau hanya berpendidikan rendah.
BPS melakukan survei setiap Februari dan Agustus per tahun, dari hasil survei diketahui sumber
pengangguran dari lulusan SMK sebesar 17,26 persen,
Lulusan SMA 14,31 persen,
Lulusan Universitas 12,59 persen,
Lulusan Diploma 11,21 persen,
Lulusan SMP 9,39 persen,
Lulusan SD dan tidak sekolah 35,24 persen.
d. Kurang keterampilan
f. Faktor Kemiskinan.
Banyaknya jumlah pengangguran itu dari kalangan masyarakat miskin. Karena untuk mendapatkan
pekerjaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar.
Contohnya: Di suatu pabrik, untuk menjadi seorang karyawan di suatu pabrik tersebut, harus ada orang
dalam yang membantunya dan menjamin pekerjaan dapat diraih selain itu juga orang yang ingin masuk
pabrik tersebut harus memakai jasa seorang calo dengan memberikan uang jerih payah. Dan nominal uang
tersebut tidak sedikit. Kesimpulannya, orang yang tidak mempunyai uang, dia tidak bisa kerja.
g. Faktor Keahlian
Untuk zaman sekarang, diperlukan manusia yang kreatif dan inovatif. Meskipun hanya lulusan SLTA,
jika seseorang itu mempunyai keahlian dan keterampilan, maka orang tersebut bisa menciptakan
lapangan kerja sendiri.
Contohnya: Membuat kue, membuat prakarya, dan lain-lain.
Tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya malas untuk bekerja keras, bekerja dari nol, maka karena itu
pula pengangguran tercipta.
h.Faktor Budaya
Telah disebutkan bahwa sindrom pengangguran tidak hanya terjadi di kalangan bawah saja. Namun,
kalangan atas pun ada. Ini dikarenakan faktor budaya. Orang yang senantiasa hidup berkecukupan,
ingin memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan segala sesatu itu harus mengalami proses yang
jelas. Kebanyakan dari orang tersebut menginginkan kerja enak saja tanpa melakukan proses.
i. Faktor Pasaran
Kurangnya lapangan kerja, banyaknya masyarakat yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
dikarenakan krisis ekonomi yang melanda negri ini, juga rendahnya kualitas SDM yang kurang
memenuhi standar di lapangan kerja tersebut.
j. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak
(outsourcing).
Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih
menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya
tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem
pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada
proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya
hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar. Namun sistem ini membuat
munculnya pengangguran
banyak
ketimpangan
dan
pengangguran.
Banyaknya
pembukaan
industri
tanpa
memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang
sudah ada.
Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya.
Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen atau pengemis yang kadang
kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan mengancam para korban atau bisa
melukai apabila tidak diberi uang.
Terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
Pengangguran
tidak
menggalakkan
pertumbuhan
ekonomi.Adanya
pengangguran
akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang produksi
akan berkuran. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan
perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan
ekonomipun tidak akan terpacu.
Sumber : http://ichatrisqi.blogspot.com/2012/04/tingkat-pengangguran-di-indonesia.html