Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

10 OKTOBER 2015

ABDOMEN AKUT

Nama

: Indra Firmansyah Mangimbo

No. Stambuk

: N 111 14 0

Pembimbing

: dr. Amsyar Praja, Sp. A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2015

DAFTAR ISI
1

HALAMAN JUDUL ........................................................................................1


DAFTAR ISI .....................................................................................................2
Bab I PENDAHULUAN ..................................................................................3
Bab II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................4
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Anatomi dan Fisiologi Abdomen......................................................4


Definisi Abdomen Akut..................................................................8
Epidemiologi Abdomen Akut.........................................................8
Etiologi Abdomen Akut..................................................................8
Diagnosis dan Pemeriksaan Klinis Abdomen Akut.......................12
Penatalaksanaan Abdomen Akut....................................................17
Komplikasi Abdomen Akut............................................................19
Prognosis Abdomen Akut...............................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam praktek sehari-hari sering didapatkan kasus-kasus kegawatan
traktur gastrointestinal yang memerlukan evaluasi dan tata laksana segera.

Terminology abdomen akut digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis


berupa gejala dan tanda penyakit intrabdomen yang seringkali membutuhkan
terapi operatif. Nyeri perut hebat yang berlangsung lebih dari 6 jam merupakan
salah satu dasar diagnosis abdomen akut. 1
Abdomen akut dilaporkan 5-10% kunjungan pasien di unit gawat darurat.
Sakit perut biasanya terjadi pada anak usia 5-14 tahun dengan frekuensi tertinggi
pada usia 5-10 tahun.2
Nyeri abdomen akut pada anak merupakan masalah yang umum terjadi.
Istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat
kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dan nyeri sebagai
keluhan utama. Gawat abdomen memerlukan penanganan segera yang sering
berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi atau perdarahan masif
di rongga perut ataupun di saluran cerna.2
Infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan
perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut perut oleh isi saluran
cerna sehingga terjadilah peritonitits. Keputusan untuk melakukan tindakan bedah
harus segera diambil karena setiap keterlambatan akan menimbulkan penyulit
yang berakibat meningkatnya morbiditas dan mortalitas.2
Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya bergantung pada kemampuan
melakukan analisis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pengetahuan anatomi dan fisiologi perut beserta isinya sangat penting
untuk menyingkirkan satu demi satu dari kemungkinan penyebab nyeri perut
akut.3,6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi abdomen


Gambar 1. Anatomi organ dalam abdomen

Gambar 1. Pembagian Regio Abdomen


Abdomen merupakan ruang yang terdapat antara thoraks dan pelvis.
Cavitas abdominis berisi peritoneum, organ cerna seperti gaster, intestinum,
hepar, vesica billiaris, dan pancreas, serta terdapat pula kedua ren, glandula
suprarenalis, dan ureter. Untuk memberi gambaran tentang lokasi suatu organ
abdominal atua penyebaran rasa nyeri, cavitas abdominis biasa dibedakan
menjadi 9 kuadran yang di pisahkan oleh 4 bidang (dua horisontal yakni
subcostal dan transtrabekular serta dua vertikal yakni medioclavicula. Area
abdomen dapat pula dibagi ke dalam 4 kuadran yang dibatasi oleh 2 bidang,
yaitu satu horisontal (transumbilikal) dan satu vertikal (median). 4,5

Tabel 1. Struktur Abdomen Berdasarkan Kuadran


Right
Liver

Left
Upper
Liver left lobe

Gall Bladder

Spleen

Pylorus Duodenum

Stomach

Pancreas: head

Pancreas: body

Right adrenal gland

Left adrenal gland

Right kidney upper pole

Left kidney upper pole

Hepatic Flexure

Splenic flexure

Ascending colon: portion

Transverse colon: portion

Transverse colon: portion

Descending colon: portion


Lower
Left kidney lower pole

Right kidney: lower pole


Caecum

Sigmoid colon

Appendix

Descending colon: portion

Ascending colon: portion

Left ovary

Right ovary

Left fallopian tube

Right fallopian tube

Left ureter

Right ureter

Left spermatic cord

Right spermatic cord

Uterus (if enlarged)

Uterus (if enlarged)

Bladder (if enlarged)

Bladder (if enlarged)


Peritoneum merupakan selaput serosa yang tembus pandang dan
sinambung, terdiri dari 2 lembar, yakni :4
a. Peritoneum parietale yang melapisi dinding abdomen
b. Peritoneum viscerale yang menutupi viscera.
Cavitas peritoneal, ruang antara kedua lembar peritoneum, ialah sebuah
rongga potensial karena organ-organ tersusun amat berdekatan. Dalam cavitas
peritonealis terdapat sedikit cairan sebagai lapisan tipis untuk melumas
permukaan peritoneum, sehingga memungkinkan viscera abdomen bergerak
satu terhadap yang lain tanpa terjadi gesekan. 4,5
Adanya peritoneum memisahkan organ dalam cavitas abdomen menjadi
organ intraperitoneal dan retroperitoneal. Intraperitoneal merupakan organorgan

yang

ditutupi

oleh

peritoneum

viscerale

contohnya

gaster.

Ekstraperitoneal merupakan viscera yang terletak antara peritoneum parietale


dengan dinding abdomen dorsal misalnya ginjal, pakreas, colon ascendens,
dan colon descendens.4,5

Secara umum nyeri dapat dibedakan menjadi visera dan somatik. Nyeri
visera ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umum ditemukan pada otot,
peritoneum, mesenteri, periosteum dan viscera.4,5
1. Nyeri viseral
Nyeri visera ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umum
ditemukan pada otot, peritoneum, mesenteri, periosteum dan viscera.
Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur
dalam rongga perut, misalnya karena cedera atau peradangan. Nyeri
viseral memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan
embrional organ bersangkutan. 4,5
Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung
duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menimbulkan nyeri di
epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut)
yaitu usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon transversal
menimbulkan nyeri sekitar umbilikus.4,5
Bagian saluran cerna lainnya yaitu pertengahan kolon transversus
sampai kolon sigmoid yang berasal dari usus belakang (hindgut)
menimbulkan nyeri di perut bagian bawah. Karena tidak disertai rangsang
peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita
biasanya dapat aktif bergerak.4,5

Gambar 2. Jalur inervasi sensori organ viseral


2. Nyeri somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang
dipersarafi oleh saraf tepi, misalnya renggangan pada peritoneum parietalis
dan luka pada dinding perut. Nyeri di rasakan seperti di tusuk atau di sayat
dan pasien dapat menunjukkan letak nyeri dengan jari seccara tepat.
Rangsang yang menimbulkan nyeri dapat berupa rabaan, rekanan,
rangsangan kimiawi, atau proses radang.4,5
Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan
rangsangan peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri
ataupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan
intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menimbulkan nyeri kontralateral
pada appendisitis akut.4,5

B. Definisi
Abdomen akut merupakan terminologi yang digunakan untuk
menggambarkan sindrom klinis berupa gejala dan tanda penyakit

intraabdomen yang seringkali membutuhkan terapi operatif. Nyeri perut hebat


yang berlagsung lebih dari 6 jam merupakan salah satu dasar abdomen akut.1
Nyeri abdomen merupakan nyeri sangat hebat yang dirasakan di area
abdomen. Hal ini merupakan kondisi gawat darurat yang disebabkan masalah
bedah dan non-bedah. Oleh karenanya, klinisi utamanya pemberi layanan
kesehatan tingkat primer harus mampu mengidentifikasi kasus sebagai
masalah bedah atau non bedah.2
C. Epidemiologi
Abdomen akut dilaporkan 5-10% kunjungan pasien di unit gawat
darurat. Sakit perut biasanya terjadi pada anak usia 5-14 tahun dengan
frekuensi tertinggi pada usia 5-10 tahun. Insidensi pada anak perempuan lebih
tinggi dibanding anak laki-laki. Sakit perut jarang terjadi pada anak dibawah
usia 5 tahun dan di atas 15 tahun.2,7
Sebuah penelitian menemukan penyebab umum nyeri abdomen pada
bagian gawat darurat adalah nyeri abdomen non spesifik (35%), appendisitis
(17%), obstruksi usus (15%), penyebab urologi (6%), gangguan bilier (5%),
penyakit divertikulum (4%), dan pakreatitis (2%).7
D. Etiologi
Penyebab abdomen akut tersering pada anak adalah appendicitis akut,
sedangkan pada neonatus, nyeri perut disertai distensi abdomen dan muntah
seringkali disebabkan oleh suatu abnormalitas congenital atau sepsis. Secara
umum terdapat 3 klasifikasi diagnosis abdomen akut yaitu:1
1. Penyakit yang patologi primer terhadap pada traktus gastrointestinal.
2. Penyakit abdomen akut sekunder akibat penyakit kritis yang diderita
anak.
3. Abdomen akut sebagai menifestasi penyakit sistemik.
Tabel 2. Penyakit abdomen akut1
Penyakit abdomen akut
Patologi abdomen primer
- Obstruksi mekanik
- Iskemia usus halus akut
- Infeksi/peradangan

- Perforasi visera
- Trauma abdomen
Patologi abdomen sekunder akibat penyakit kritis
- Perdarahan gastrointestinal
- Ileus
- Pancreatitis akut
- Kolesistitis akut
- Enteritis: colitis pseudomembranosa
- Megakolon toksik
- Sindrom kompartemen abdomen (SKA)
Abdomen akut sebagai manifestasi penyakit sistemik
Ketoasidosis diabetikum
Perfiria intermiten akut
Purpura Henoch-Schoenlein
Penyakit Kawasaki
Krisis sickle cell
Etiologi nyeri abdomen akut berdasarkan gejalanya dapat dibedakan
sebagai berikut :
Tabel 3. Etiologi nyeri akut abdomen2
Neonatus
Necrotizing enterocolitis (NEC)
Perforasi lambung spontan
Pnyakit Hirchsprung
Ileus mekonium
Atresia/stenosis intestinal
Perforasi
traumatik
(kesulitan
kelahiran)

Usia sekolah (2-13 tahun)

Bayi < 2 tahun


Kolik (usia < 3 bulan)
GEA
Intususepsi
Hernia inkarserata
Volvulus (malrotasi)
Intoleransi susu sapi
Diverticulum meckel

Remaja

GEA
ISK
Appendisitis
Trauma
Konstipasi
Pneumonia
Pankreatitis
Torsio ovari
Batu empedu
Kolesistitis
Purpura Henoch-schonlein

GEA
ISK
Appendisitis
Trauma
Konstipasi
Pneumonia
Pankreatitis
Pelvic inflamatory disease
Kolesistitis
Purpura Henoch-schonlein

1. Kolik infantil
Kejadian kolik infantil berkisar 10-20% bayi pada awal kehidupannya.
Secara khas, bayi akan menggambarkan nyeri koliknya dengan
memfleksikan panggul ke arah atas (arah abdomen).2
2. GEA
Kondisi ini merupakan penyebab paling umum dari nyeri abdomen anak.
Penyebabnya bisa karena bakteri, virus, atau parasit.2
3. Appendisitis
Appendisitis merupakan kondisi bedah yang umum terjadi pada anak
dengan nyeri abdomen. Terjadinya obstruksi appendiks oleh fekalit atau
pembesaran jaringan limfoid menyebabkan appendiks distensi yang dapat
berlanjut menjadi iskemik dan nekrosis. Nyeri periumbilikal kadang
dirasakan di awal infeksi, diikuti dengan muntah. Dalam beberapa jam,
nyeri terlokalisir disekitar fossa iliaka kanan. Gejala tersebut disertai
demam (suhu sekitar 39oC). Pada kasus lanjut dimana terjadi peritonitis
akibat perforasi, gejala peritonitis umum akan jelas terlihat disertai
dengan meningkatnya laju nadi dan leukosit > 12.000mm3.1,2
4. Konstipasi
Konstipasi akut biasanya disebabkan oleh kausa organik (gastreoenteritis
atau appendisitis) sedangkan konstipasi kronik umumnya dikarenakan
penyebab fungsional. Nyeri yang dirasakan utamanya di sebelah kiri atau
suprapubik.2

10

5. Trauma abdomen
Nyeri abdomen karena trauma tumpul lebih sering dibanding trauma
tajam. Trauma abdomen dapat menyebabkan cedera muskulokutaneus,
perforasi usus, hematom intramural, laserasi atau hematom pada hepar
atau spleen.2
6. Obstruksi intestinal
Obstruksi intestinal menghasilkan nyeri kramp. Penyebabnya termasuk
volvulus, intususepsi, hernia inkarserata.2
7. Pelvic inflamatory disease
Biasanya disebabkan oleh Chlamydia trochomatis atau Neisseria
ghonorrhea. Faktor resiko termasuk gonta-ganti pasangan seksual,
penggunaan alat dalam uterin, dan ada riwayat PID sebelumnya.2
8. Obstruksi usus
Obstruksi usus didefinisikan sebagai hambatan mekanis pasase usus yang
terjadi secara intrinsic (intraluminal atau dari dinding usus) atau akibat
oleh dekompresi ekstrinsik. Penyebab tersering obstruksi usus adalah
kasus adhesi yang didapat. Berbagai penyebab obstruksi usus mekanik
adalah:1
Tabel 4. Penyebab obstruksi usus1
Penyebab Obstruksi usus
Adhesi
Intususepsi
Hernia inkarserata
Tumor
Penyakit Crohn
Hematoma duodenum
Obstruksi karena cacing
Malrotasi usus
Divertikulum Meckel
Duplikasi intestinal
Pancreas annulare
Atresia ileum atau duodenum
Penyakit Hirschrug
Megakolon toksik
Pseudo-obstruksi intestinal kronik
Anus imperforata
Atresia kolon
9. Intususepsi (invaginasi)

11

Penyakit ini ditandai dengan episode nyeri perut yang mendadak. Usia
penderita biasanya < 2 tahun. Nyeri perut ini ditandai datangny relative
teratur dan anak tampak cukup tenang diantara dua episode. Sebelum
masuk rumah sakit biasanya terdapat diare, diikuti muntah yang terjadi
setelah timbul nyeri perut. Anak akan sangat rewel saat terjadi serangan
nyeri perut yang hebat. Pada pemeriksaan fisis didapatkan tanda dehidrasi.
Pada feses dapat dijumpai red currant jelly, yang merupakan tanda
kegawatan dan harus segera ditindaklanjuti dengan pencitraan abdomen.
USG cukup sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan ini. 1
E. Diagnosis dan Pemeriksaan Klinis
Keterampilan mendiagnosis awal membutuhkan pengetahuan dasar
tentang anatomi dan fisiologi dari traktus gastrointestinal yang ditelusuri
selama anamnesis dan pemeriksaan fisik. Menghadapi akut abdomen, deretan
pertanyaan yang harus dijawab untuk membantu penegakan diagnosis
adalah : bagaimana karakteristik nyeri? (apakah nyeri terlokalisasi atau
menyebar pada seluruh lapang abdomen?); organ apa yang kemungkinan
terlibat dengan melihat lokasi nyeri abdomen?; reseptor nyeri apa yang
berperan?; apakah ada disfungsi gastrointestinal sehubungan dengan nyeri?;
apa kemungkinan penyebab nyeri? Pertanyaan terpenting yang harus dijawab
adalah apakah kasus membutuhkan intervensi bedah atau hanya managemen
konservatif.3
Mengevaluasi anak dengan nyeri abdomen dibutuhkan anamnesis pasien
untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya. Evaluasi riwayat diikuti
dengan pemeriksaan fisik untuk menilai kembali poin dari anamnesis.
- Anamnesis 1,2
1. Onset usia : dilihat berdasarkan tabel 2
2. Riwayat nyeri : anak-anak tidak mengatakan atau menunjukkan secara
langsung. Anak-anak sampai usia remaja masih sulit menentukan atau
melokalisasi nyeri dengan baik. Sebagai tambahan nyeri abdomen, adanya
beberapa keluhan dapat ditandai. Misalnya nausea, vomitus, anoreksia,
BAB cair atau konstipasi. Anoreksia biasanya ditemukan pada hampir
12

semua kasus abdomen akut, utamanya appendisitis dan kolesistitis akut,


tetapi jarang ditemukan pada kasus uroogi atau ginekologi.
Vomitus merupakan keluhan utama nyeri abdomen. Kondisi ini
menandakan adanya stimulasi rangsangan ke pusat saraf muntah di medula
spinalis. Pada awal kasus abdomen akut refleks vomitus terjadi tidak
progresif. Tetapi pada obstruksi usus amati terdapat muntah progresif dan
terus menerus disertai nyeri abdomen berat.
Nyeri abdomen biasanya di sertai adanya distensi yang mengarah pada
adanya gas berlebih yang dijadikan sebagai penanda obstruksi ileus. Jika
nyeri perut disertai dengan BAB cair berdarah, kemungkinan adalah IBD
dengan diagnosis bandingnya disentri, iskemik mesenterika.
3. Trauma : apakah anak mendapat trauma beberapa waktu belakangan dapat
mengindikasikan adanya nyeri.
4. Faktor yang memperburuk nyeri : pada nyeri somatik, nyeri bertambah
buruk dengan gerakan.
5. Gejala yang berkaitan : pada kasus bedah, umumnya ada gejala muntah.
Beberapa anak yang memuntahkan isi empedu diasumsikan adanya
obstruksi usus. Diare biasanya berhubungan dengan GEA atau keracunan
makanan. Diare berdarah ditemukan pada kondisi IBD atau infectious
enterocollitis. Tanda klasik current-jelly stool sering ditemukan pada
pasien intususepsi. Kegagalah flatus atau feses dicuriggai adanya obstruksi
usus.
Gejala urinari seperti frekuensi, disuria, urgensi menggambarkan ISK.
Adanya batuk, sesak, dan nyeri dada menggambarkan sumber nyeri dari
area thorakalis. Poliuruia dan polidipsi menandakan gejala diabetes
mellitus. Nyeri sendi, kemerahan, dan urin berwarna asap (smoke colored)
mengarah pada Henock-schonlein purpura.
6. Riwayat ginekologi : pada remaja perempuan yang memiliki riwayat
ginekologi seperti menstruasi, riwayat aktivitas seksual, dan kontrasepsi
7. Penggunaan obat : riwayat obat yang dikonsumsi karena beberapa obat
dapat menyebabkan nyeri abdomen seperti eritromisin dan salisilat.
8. Riwayat penyakit keluarga : yang penting seperti anemia sickle sel, atau
sistik fibrosa.

13

- Pemeriksaan fisik 1,2


1. Tampakan umum : secara umum, anak dengan nyeri viseral akan
menggeliat selama gelombang peristaltik. Sedangkan anak dengan nyeri
somatik umumnya tenang dan menghindari pergerakan.
2. Tanda vital : demam mengindiasikan adanya infeksi, adanya takikardia
dan hipotensi dicurigai hipovolemia. Pada peremuan yang sudah
menstruasi mengalami syok dicurigai kehamilan ektopik. Hipertensi dapat
dihubungkan dengan Henoch-sconlein purputa atau sindrom hemolisis
uremik.
3. Pemeriksaan abdomen : perhatikan perut ada distensi atau datar. Minta
anak menunjukkan dengan satu jari area letak sakitnya dan pemeriksa
memberikan nyeri tekan untuk menemukan nyeri tekan maksimalnya.
Palpasi diperlukan untuk menentukan adanya pembesaran massa atau
tidak. Pada pemeriksaan auskultasi ileus obstruktif terdengar episodik
gemerincing logam bernada tinggi (metalic sound), tetapi setelah beberapa
hari dalam perjalanan penyakit dan usus telah berdilatasi maka aktivitas
peristaltik menurun bahkan tidak ada. Sedangkan pada ileus paralitik
bising usus menurun atau bahkan menghilang baik keadaan umum sakit
ringan maupun sakit berat.8
Pemeriksaan penunjang1,2
1. Pemeriksaan darah lengkap
Rendahnya hemoglobin mengindikasikan hilangnya sel darah merah atau
kondisi perdarahan abdormal. Leukositosis mengindikasikan suatu infeksi.
2. Urinalisis
Dapat membantu mengidentifikasi penyebab di traktus urinarius seperti
infeksi atau batu dan kehamilan.
3. Foto polos abdomen
Membantu penegakan diagnosis

obstruksi,

batu

saluran

kemih,

pneumoperitonium dan penumatosis intestinal atau adanya perforasi.


4. Ultrasonografi
Penting pada kasus emergensi di abdomen yang berhubungan dengan
ginekologi.
5. CT scan
CT lebih baik di bandingkan USG, akan tetapi pembacaan yang tepat
tergantung dari pengalaman operator dalam mengambil gambar dan
menginterpretasikan.
14

15

Gambar 3. Algoritma untuk evaluasi nyeri abdomen akut pada anak6

F. Penatalaksanaan
Dehidrasi harus diatasi dulu dengan pemberian cairan sesuai dengan
derajat dehidrasi. Anak yang menderita dehidrasi sedang atau berat harus
segara mendapatkan cairan. ASI dapat dilanjutkan, terutama bila satu-satunya
gejala adalah diare ringan. Pada sebagian kasus dengan enteritis bacterial
akan membaik spontan, sedangkan untuk kasus yang lebih berat, antibiotic
sesuai kultur harus diberikan.1
Masalah preoperative juga meliputi keputusan mengenai apakan tindakan
bedah harus segera dilakukan. Keputusan ini harus diambil dalam 6 jam
pertama perawatan di PICU. Tata laksana pada kasus ileus paralitik dengan
penyakit dasar sepsis tentunya berbeda dengan ileus obstruktif yang dapat
diatasi dengan terapi bedah.1
Persiapan praoperatif meliputi penapisan petanda sepsis yaitu hemoglobin,
hematokrit, jumlah dan hitung leukosit, trombosit, C-reactive protein (CRP),
rasio neutrofi imatur disbanding neutrofil total (rasio IT) dan prokalsitonin.
Adanya gejala dan tanda klinis infeksi disertai penunjang laboratorium mandu
klinisi untuk memberikan atau tidak memberikan antibiotik.1
Pada kamar operasi, evaluasi yang harus dilakukan adalah serah terima
yang rinci tentang kejadian di kamar bedah, apakan pasien dilakukan reseksi
usus, bagian mana yang direseksi dan komplikasi lain seperti perdarahan yang
sulit diatasi atau gangguan metabolic serta elektrolit. Semua data yang
diperoleh akan memandu klinisi di PICU untuk membuat rencana tindak
lanjut. Masalah yang mempengaruhi tata laksana pascabedah pada kasus
abdomen akut adalah:1
16

1. Sindrom usus pendek


Masalah yang akan timbul pada sindrom usus pendek adalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit serta gangguan penyerapan saat
realimentasi secara enteral. Ketergantungan pada nutrisi parenteral
pada pasien ini dapat meningkatka risiko sepsis, kolestasis, dan
mortalitas. 1
Tatalaksana sindrom usus pendek meliputi pemberian nutrisi parenteral
yang adekuat, baik jumlah maupun komposisinya. Kecukupan
mikronutrien, terutama A,D,E,K. bakteri tumbuh lampau dapat diatasi
dengan pemberian antibiotik.1
2. Adanya ileostomi atau kolostomi
Kasus dengan ileostomi atau kolostomi membutuhkan perawatan
pascabedah yang cermat. Ileostomi atau kolostomi asendens akan
menyebabkan kehilangan cairan > 500 ml per hari juga mengandung
enzim pencernaan. Masalah lain yang dapat terjadi adalah infeksi pada
stoma sehingga teknik pemeliharaan stoma harus dilakukan dengan
cermat dan benar serta melibatkan keluarga pasien. Selain tata laksana
pasca bedah, adanya stoma juga merubah gaya hidup pasien.1
3. Adanya gangguan metabolic atau gangguan keseimbangan elektrolit
4. Sepsis
Penatalaksanaan harus langsung berhubungan dengan penyebab nyeri.
Pada banyak pasien, kunci diagnosis adalah pemeriksaan fisik berulang.
Indikasi untuk pembedahan jika :3
1. Nyeri abdomen meningkat atau berat dengan tanda progresif
2.
3.
4.
5.
6.
7.

perburukan
Muntah berwarna empedu atau feculent vomitus
Kekakuan abdomen involunter
Rebound tenderness abdomen
Tanda kehilangan cairan atau darah yang akut dari abdomen
Trauma abdomen
Nyeri abdomen tanpa etiologi yang jelas
Pemberian analgesik pada pasien nyeri abdomen akan meringankan

nyeri tetapi dapat menginterfensi evaluasi dan diagnosis menjadi tidak akurat.

17

G. Komplikasi3
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Massa periapendikular
4. Pankreatitis edematosa interstisial
5. Pankreatitis nekrosis
6. Gagal organ multipel
7. Gagal respirasi
8. Gagal ginjal
9. Perdarahan saluran cerna
H. Prognosis
Prognosis

untuk

sakit

perut

pada

anak

tergantung

dari

penyebabnya. Nyeri perut kiri diidentifikasi dan mendapatkan pengobatan


dini membawa prognosis yang baik secara keseluruhan. Namun, rasa sakit
yang terdiagnosis dan tidak diobati dengan cepat dapat mengancam jiwa.7

DAFTAR PUSTAKA

18

1. Budiwardhana, N. Buku ajar gawat darurat: Abdomen Akut. IDAI. 2012.


2.
3.
4.
5.
6.

Jakarta
Juffrie, M et al. Buku ajar gastroentero-hepatologi. 2010. IDAI : Jakarta
Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah. 2010. EGC : Jakarta
Moore, KL. Anatomi Klinis Dasar. 2002. Penerbit Hipokrates : Jakarta
Price, SA. Patofisiologi. 2005. EGC : Jakarta
Abdullah, M. Diagnostic approarch and management of accute abdominal

pain. Acta Med Indones. 2012 ; 44: 344-50


7. Leung, AK. Acute abdominal pain. American family physician. 2003; 67 :
2321-25
8. Martini, Ailia, S. Perbedaan Ileus Paralitik dan Ileus Obstruktif. Bagian Ilmu

Bedah, RSUD Saras Husada, Kab. Purworejo, Jawa Tengah, 2013.

19

Anda mungkin juga menyukai