10 OKTOBER 2015
ABDOMEN AKUT
Nama
No. Stambuk
: N 111 14 0
Pembimbing
DAFTAR ISI
1
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam praktek sehari-hari sering didapatkan kasus-kasus kegawatan
traktur gastrointestinal yang memerlukan evaluasi dan tata laksana segera.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Left
Upper
Liver left lobe
Gall Bladder
Spleen
Pylorus Duodenum
Stomach
Pancreas: head
Pancreas: body
Hepatic Flexure
Splenic flexure
Sigmoid colon
Appendix
Left ovary
Right ovary
Left ureter
Right ureter
yang
ditutupi
oleh
peritoneum
viscerale
contohnya
gaster.
Secara umum nyeri dapat dibedakan menjadi visera dan somatik. Nyeri
visera ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umum ditemukan pada otot,
peritoneum, mesenteri, periosteum dan viscera.4,5
1. Nyeri viseral
Nyeri visera ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umum
ditemukan pada otot, peritoneum, mesenteri, periosteum dan viscera.
Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur
dalam rongga perut, misalnya karena cedera atau peradangan. Nyeri
viseral memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan
embrional organ bersangkutan. 4,5
Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung
duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menimbulkan nyeri di
epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut)
yaitu usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon transversal
menimbulkan nyeri sekitar umbilikus.4,5
Bagian saluran cerna lainnya yaitu pertengahan kolon transversus
sampai kolon sigmoid yang berasal dari usus belakang (hindgut)
menimbulkan nyeri di perut bagian bawah. Karena tidak disertai rangsang
peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita
biasanya dapat aktif bergerak.4,5
B. Definisi
Abdomen akut merupakan terminologi yang digunakan untuk
menggambarkan sindrom klinis berupa gejala dan tanda penyakit
- Perforasi visera
- Trauma abdomen
Patologi abdomen sekunder akibat penyakit kritis
- Perdarahan gastrointestinal
- Ileus
- Pancreatitis akut
- Kolesistitis akut
- Enteritis: colitis pseudomembranosa
- Megakolon toksik
- Sindrom kompartemen abdomen (SKA)
Abdomen akut sebagai manifestasi penyakit sistemik
Ketoasidosis diabetikum
Perfiria intermiten akut
Purpura Henoch-Schoenlein
Penyakit Kawasaki
Krisis sickle cell
Etiologi nyeri abdomen akut berdasarkan gejalanya dapat dibedakan
sebagai berikut :
Tabel 3. Etiologi nyeri akut abdomen2
Neonatus
Necrotizing enterocolitis (NEC)
Perforasi lambung spontan
Pnyakit Hirchsprung
Ileus mekonium
Atresia/stenosis intestinal
Perforasi
traumatik
(kesulitan
kelahiran)
Remaja
GEA
ISK
Appendisitis
Trauma
Konstipasi
Pneumonia
Pankreatitis
Torsio ovari
Batu empedu
Kolesistitis
Purpura Henoch-schonlein
GEA
ISK
Appendisitis
Trauma
Konstipasi
Pneumonia
Pankreatitis
Pelvic inflamatory disease
Kolesistitis
Purpura Henoch-schonlein
1. Kolik infantil
Kejadian kolik infantil berkisar 10-20% bayi pada awal kehidupannya.
Secara khas, bayi akan menggambarkan nyeri koliknya dengan
memfleksikan panggul ke arah atas (arah abdomen).2
2. GEA
Kondisi ini merupakan penyebab paling umum dari nyeri abdomen anak.
Penyebabnya bisa karena bakteri, virus, atau parasit.2
3. Appendisitis
Appendisitis merupakan kondisi bedah yang umum terjadi pada anak
dengan nyeri abdomen. Terjadinya obstruksi appendiks oleh fekalit atau
pembesaran jaringan limfoid menyebabkan appendiks distensi yang dapat
berlanjut menjadi iskemik dan nekrosis. Nyeri periumbilikal kadang
dirasakan di awal infeksi, diikuti dengan muntah. Dalam beberapa jam,
nyeri terlokalisir disekitar fossa iliaka kanan. Gejala tersebut disertai
demam (suhu sekitar 39oC). Pada kasus lanjut dimana terjadi peritonitis
akibat perforasi, gejala peritonitis umum akan jelas terlihat disertai
dengan meningkatnya laju nadi dan leukosit > 12.000mm3.1,2
4. Konstipasi
Konstipasi akut biasanya disebabkan oleh kausa organik (gastreoenteritis
atau appendisitis) sedangkan konstipasi kronik umumnya dikarenakan
penyebab fungsional. Nyeri yang dirasakan utamanya di sebelah kiri atau
suprapubik.2
10
5. Trauma abdomen
Nyeri abdomen karena trauma tumpul lebih sering dibanding trauma
tajam. Trauma abdomen dapat menyebabkan cedera muskulokutaneus,
perforasi usus, hematom intramural, laserasi atau hematom pada hepar
atau spleen.2
6. Obstruksi intestinal
Obstruksi intestinal menghasilkan nyeri kramp. Penyebabnya termasuk
volvulus, intususepsi, hernia inkarserata.2
7. Pelvic inflamatory disease
Biasanya disebabkan oleh Chlamydia trochomatis atau Neisseria
ghonorrhea. Faktor resiko termasuk gonta-ganti pasangan seksual,
penggunaan alat dalam uterin, dan ada riwayat PID sebelumnya.2
8. Obstruksi usus
Obstruksi usus didefinisikan sebagai hambatan mekanis pasase usus yang
terjadi secara intrinsic (intraluminal atau dari dinding usus) atau akibat
oleh dekompresi ekstrinsik. Penyebab tersering obstruksi usus adalah
kasus adhesi yang didapat. Berbagai penyebab obstruksi usus mekanik
adalah:1
Tabel 4. Penyebab obstruksi usus1
Penyebab Obstruksi usus
Adhesi
Intususepsi
Hernia inkarserata
Tumor
Penyakit Crohn
Hematoma duodenum
Obstruksi karena cacing
Malrotasi usus
Divertikulum Meckel
Duplikasi intestinal
Pancreas annulare
Atresia ileum atau duodenum
Penyakit Hirschrug
Megakolon toksik
Pseudo-obstruksi intestinal kronik
Anus imperforata
Atresia kolon
9. Intususepsi (invaginasi)
11
Penyakit ini ditandai dengan episode nyeri perut yang mendadak. Usia
penderita biasanya < 2 tahun. Nyeri perut ini ditandai datangny relative
teratur dan anak tampak cukup tenang diantara dua episode. Sebelum
masuk rumah sakit biasanya terdapat diare, diikuti muntah yang terjadi
setelah timbul nyeri perut. Anak akan sangat rewel saat terjadi serangan
nyeri perut yang hebat. Pada pemeriksaan fisis didapatkan tanda dehidrasi.
Pada feses dapat dijumpai red currant jelly, yang merupakan tanda
kegawatan dan harus segera ditindaklanjuti dengan pencitraan abdomen.
USG cukup sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan ini. 1
E. Diagnosis dan Pemeriksaan Klinis
Keterampilan mendiagnosis awal membutuhkan pengetahuan dasar
tentang anatomi dan fisiologi dari traktus gastrointestinal yang ditelusuri
selama anamnesis dan pemeriksaan fisik. Menghadapi akut abdomen, deretan
pertanyaan yang harus dijawab untuk membantu penegakan diagnosis
adalah : bagaimana karakteristik nyeri? (apakah nyeri terlokalisasi atau
menyebar pada seluruh lapang abdomen?); organ apa yang kemungkinan
terlibat dengan melihat lokasi nyeri abdomen?; reseptor nyeri apa yang
berperan?; apakah ada disfungsi gastrointestinal sehubungan dengan nyeri?;
apa kemungkinan penyebab nyeri? Pertanyaan terpenting yang harus dijawab
adalah apakah kasus membutuhkan intervensi bedah atau hanya managemen
konservatif.3
Mengevaluasi anak dengan nyeri abdomen dibutuhkan anamnesis pasien
untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya. Evaluasi riwayat diikuti
dengan pemeriksaan fisik untuk menilai kembali poin dari anamnesis.
- Anamnesis 1,2
1. Onset usia : dilihat berdasarkan tabel 2
2. Riwayat nyeri : anak-anak tidak mengatakan atau menunjukkan secara
langsung. Anak-anak sampai usia remaja masih sulit menentukan atau
melokalisasi nyeri dengan baik. Sebagai tambahan nyeri abdomen, adanya
beberapa keluhan dapat ditandai. Misalnya nausea, vomitus, anoreksia,
BAB cair atau konstipasi. Anoreksia biasanya ditemukan pada hampir
12
13
obstruksi,
batu
saluran
kemih,
15
F. Penatalaksanaan
Dehidrasi harus diatasi dulu dengan pemberian cairan sesuai dengan
derajat dehidrasi. Anak yang menderita dehidrasi sedang atau berat harus
segara mendapatkan cairan. ASI dapat dilanjutkan, terutama bila satu-satunya
gejala adalah diare ringan. Pada sebagian kasus dengan enteritis bacterial
akan membaik spontan, sedangkan untuk kasus yang lebih berat, antibiotic
sesuai kultur harus diberikan.1
Masalah preoperative juga meliputi keputusan mengenai apakan tindakan
bedah harus segera dilakukan. Keputusan ini harus diambil dalam 6 jam
pertama perawatan di PICU. Tata laksana pada kasus ileus paralitik dengan
penyakit dasar sepsis tentunya berbeda dengan ileus obstruktif yang dapat
diatasi dengan terapi bedah.1
Persiapan praoperatif meliputi penapisan petanda sepsis yaitu hemoglobin,
hematokrit, jumlah dan hitung leukosit, trombosit, C-reactive protein (CRP),
rasio neutrofi imatur disbanding neutrofil total (rasio IT) dan prokalsitonin.
Adanya gejala dan tanda klinis infeksi disertai penunjang laboratorium mandu
klinisi untuk memberikan atau tidak memberikan antibiotik.1
Pada kamar operasi, evaluasi yang harus dilakukan adalah serah terima
yang rinci tentang kejadian di kamar bedah, apakan pasien dilakukan reseksi
usus, bagian mana yang direseksi dan komplikasi lain seperti perdarahan yang
sulit diatasi atau gangguan metabolic serta elektrolit. Semua data yang
diperoleh akan memandu klinisi di PICU untuk membuat rencana tindak
lanjut. Masalah yang mempengaruhi tata laksana pascabedah pada kasus
abdomen akut adalah:1
16
perburukan
Muntah berwarna empedu atau feculent vomitus
Kekakuan abdomen involunter
Rebound tenderness abdomen
Tanda kehilangan cairan atau darah yang akut dari abdomen
Trauma abdomen
Nyeri abdomen tanpa etiologi yang jelas
Pemberian analgesik pada pasien nyeri abdomen akan meringankan
nyeri tetapi dapat menginterfensi evaluasi dan diagnosis menjadi tidak akurat.
17
G. Komplikasi3
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Massa periapendikular
4. Pankreatitis edematosa interstisial
5. Pankreatitis nekrosis
6. Gagal organ multipel
7. Gagal respirasi
8. Gagal ginjal
9. Perdarahan saluran cerna
H. Prognosis
Prognosis
untuk
sakit
perut
pada
anak
tergantung
dari
DAFTAR PUSTAKA
18
Jakarta
Juffrie, M et al. Buku ajar gastroentero-hepatologi. 2010. IDAI : Jakarta
Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah. 2010. EGC : Jakarta
Moore, KL. Anatomi Klinis Dasar. 2002. Penerbit Hipokrates : Jakarta
Price, SA. Patofisiologi. 2005. EGC : Jakarta
Abdullah, M. Diagnostic approarch and management of accute abdominal
19