S Geo 0705506 Bab II
S Geo 0705506 Bab II
KAJIAN PUSTAKA
PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT CIHIDEUNG
A.
Pertambangan Emas
Indonesia berada pada tiga lempeng benua, terdiri dari Indo-Australia,
Pasifik dan Eurasia serta dikelilingi pegunungan berapi yang masih aktif. Interaksi
antar lempeng sering mengakibatkan gempa bumi. Aktivitas geologi tersebut
memunculkan mineral-mireral yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, salah
saru mineral yang dibutuhkan tersebut adalah emas.
Sejak penjajahan Belanda, pemerintah kolonial telah mengeksploitasi
tambang emas diantaranya Rejang Lebong, Bengkulu, Cikotok dan daerah
lainnya. Berkembangnya tambang-tambang yang dieksploitasi oleh kolonial,
berkembang
juga pertambangan
emas
yang
diolah
masyarakat
sekitar
Mempunyai
Emas relatif langka di bumi, namun emas terdapat dalam berbagai macam
batu dan di banyak lingkungan geologi yang berbeda. Meskipun langka, emas
dipekatkan dengan proses geologi untuk membentuk deposito komersial dua jenis
utama: lapisan (primer) deposito dan (sekunder) placer deposito.
lain
menunjukkan
bahwa
emas-bantalan
solusi
dapat
dikeluarkan dari magma karena cools, menyebabkan bahan bijih ketika mereka
pindah ke batu di sekitarnya lebih dingin. Hipotesis ini diterapkan terutama untuk
deposito emas yang terletak di atau dekat massa batuan granit, yang mewakili
dipadatkan magma.
10
11
selama-periode ketika beban seluruh tempat tidur pasir, kerikil, dan batu-batu
yang gelisah dan bergerak hilir. Partikel emas halus mengumpulkan pada
cekungan atau di saku di pasir dan kerikil bar mana slackens sungai saat ini.
Konsentrasi emas dalam kerikil disebut "membayar coretan."
Emas-bantalan negara, prospectors mencari emas di mana pasir kasar dan
kerikil telah mengumpulkan dan dimana "pasir hitam" telah terkonsentrasi dan
diselesaikan dengan emas. Magnetit adalah mineral yang paling umum di pasir
hitam, tetapi mineral berat lainnya seperti cassiterite, monazit, ilmenit, kromit,
platinum kelompok logam, dan beberapa batu permata dapat hadir.
Placer deposit telah terbentuk dengan cara yang sama sepanjang sejarah
Bumi. Proses pelapukan dan erosi membuat deposito placer permukaan yang
mungkin terkubur di bawah puing-puing batu. Meskipun "fosil" placers yang
kemudian disemen ke bebatuan keras, bentuk dan karakteristik saluran sungai
lama masih dikenali.
Isi dari emas gratis dipulihkan dalam deposito placer ditentukan dengan
metode uji emas bebas, yang melibatkan penggabungan dari emas-bantalan
berkonsentrasi dikumpulkan oleh pengerukan, pertambangan hidrolik, atau
operasi placer lain pertambangan. Dalam periode ketika harga emas tetap, praktek
umum adalah untuk melaporkan hasil uji sebagai nilai emas (dalam sen atau
dolar) yang terkandung dalam meter kubik material. Sekarang hasil dilaporkan
sebagai gram per meter kubik atau gram per meter kubik.
Geolog memeriksa semua faktor mengendalikan asal dan emplasemen dari
deposit mineral, termasuk yang mengandung emas. Batuan beku dan metamorf
12
Secara umum, sianida mempunyai dua teknik pengolah, yaitu tank leaching dan
heap leaching.
1)
Sianidasi
Sianidasi adalah metode standar yang dipakai secara luas di seluruh dunia.
Sianidasi adalah proses pelarutan selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam
tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.
Proses
Sianidasi
terdiri
dari
dua
tahap
penting,
yaitu
proses
13
kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium
Cyanide (NaCN), Potassium Cyanide (KCN), Calcium Cyanide [Ca(CN)2], atau
Ammonium Cyanide (NH4CN). Pelarut yang paling sering digunakan adalah
NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Pada
tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan
pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation).
Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk
larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan
kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan
ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan
aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn,
Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan
kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi
sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun
Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik
menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan
menggunakan serbuk Zn ini disebut Proses Merill Crowe.
a)
bijih emas (diameter bijih <10 cm) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air
lindian yang mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian di kumpulkan
untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar
35 65 %.
14
b)
(diameter bijih < 5 cm) yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan
sianida pada bak kedap. Air lindianyang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk
dilakukan proses berikutnya. Proses pelindian berlangsung antara 3 7 hari dan
setelah itu tangki dikosongkan untuk pengolahan bijih yang baru. Efektifitas
ekstraksi emas berkisar 40 70%.
2)
Flotasi
Proses ini menghasilakan konsentrat logam dari bijih yang ditambang
15
bawah tank penampung). Pengikatan butiran bijih akan semakin efektif apabila
ditambahkan suatu zat collector. Prinsip dasar pengikatan butiran bijih oleh
gelembung udara berbuih melalui molekul collector adalah :
1)
Butiran zat yang mempunyai permukaan hidrofilik akan terikat air sehingga
akan tinggal pada dasar tank penampung.
2)
Butiran zat yang mempunyai permukaan non-polar atau hidrofob akan ditolak
air, jika ukuran butirannya tidak besar, maka akan naik ke permukaan dan
terikat gelembung udara.
Kebanyakan mineral terdiri dari ion yang mempunyai permukaan hidrofil,
sehinga partikel tersebut dapat diikat air. Dengan penambahan zat collector,
permukaan mineral yang terikat molekul air akan terlepas dan akan berubah
menjadi hidrofob. Dengan demikian ujung molekul hidrofob dari collector akan
terikat molekul hidrofob dari gelembung, sehingga mineral (bijih) dapat
diapungkan. Molekul collector mempunyai struktur yang mirip dengan detergen.
Mineral berharga yang terkumpul dalam palung tersebut adalah konsentrat.
Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65% padat menurut berat) ini dikeringkan
sampai kandungan airnya mencapai 9% kemudian dikirim ke fasilitas peleburan,
untuk pemisahan dan pemurnian masing-masing logam dasarnya.
3)
Konsentrasi Gravitasi
Konsentrasi grafitasi merupakan proses pemisahan emas dari batuan
karena berat jenis, emas mempunyai berat jenis 19,3 ton/m3 sedangkan batuan
memiliki berat jenis lebih kecil. Peralatan konsentrasi yang menggunakan prinsip
gravitasi yang umum digunakan pada pertambangan emas skala kecil antara lain
16
adalah dulang (panning), adalah alat konsentrat emas yang menggunakan prinisp
gravitasi paling sederhana. Peralatan ini dapat bekerja ketika kandungan emas
dalam keadaan bentuk elemen bebas dan placer deposit. Selain dulang, alat yang
digunakan dalam pengolahan emas dengan menggunakan konsentrasi gravitasi
adalah Palong (Sluice Box), Spiral Concentrator, Meja goyang (shaking
table), dan Jigs. Palong (Sluice Box) lebih banyak digunakan karena mempunyai
effisiensi yang sama dengan peralatan konsentrasi yang lain namun mempunyai
konstruksi yang lebih sedarhana daripada spiral konsentrator, meja goyang dan
jig, serta dapat memproses lebih banyak bijih per hari daripada dulang. Spiral
Concentrator mampu memisahkan logam berat pada kisaran ukuran 3 mm hingga
75 micron (6 - 200 mesh). Meja goyang (shaking table) efektif memisahkan emas
dari batuan oxydis pada 200 micron, batuan sulfidis 400 micron, dan silika 1.000
micron. Jigs, merupakan alternatif konsentrator yang mudah dioperasionalkan,
Secara umum dapat berjalan efektif pada ukuran terbesar 2 cm dan yang terkecil
10 mesh. Konsentrasi gravitasi kaddang kala menggunakan aur raksa untuk
mengikat emas membentuk amalgam agar lebih mudah memisahkan dari
kotorannya.
4)
Amalgamasi
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur
bijih emas dengan merkuri (Hg). Produk yang terbentuk adalah ikatan antara
emas-perak dan merkuri yang dikenal sebagai amalgam (Au Hg). Merkuri akan
membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina. Amalgam
dapat terurai dengan pemasanasn dalam sebuah retort, air raksa akan menguap
17
dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut dan dapat
dipergunakan kembali. Semetara emas dan perak tetap tertinggal dalam retort
sebagai logam.
Selain distilasi (retort), metode lain juga dipakai dalam pemisahan air
raksa dari amalgam yaitu dengan menggunakan asam nitrat dan dengan
menggunakan perpindahan ion logam yang mempunyai potential electrode lebih
negatif dari air raksa.
c.
Kadar Emas
Emas batangan biasanya berkadar 24 karat (99,99%), sedangkan perhiasan
sehari-hari, bahkan bisa dikatakan manusia hidup tidak bisa lepas dari bahan
galian industri. Hampir semua peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat,
18
kosmetik, alat tulis, barang pecah belah sampai kreasi seni terbuat dari hasil
olahan bahan galian industri melalui rekayasa teknik.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahanbahan Galian, membagi bahan galian menjadi tiga golongan, yaitu golongan A
(bahan galian trategis), golongan B (bahan galian vital), dan golongan C (bahan
galian yang tidak termasuk golongan A ataupun B). Golongan bahan galian A
(strategis), adalah bahan galian tersebut merupakan aset strategis untuk
pertahanan dan keamanan serta perekonomian dan negara. Golongan bahan galian
B (vital), adalah bahan galian yang vital dimana bahan galian tersebut dapat
menjamin hajat hidup orang banyak. Golongan bahan galian C, dapat diartikan
bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital karena sifatnya
tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
C.
Usaha Pertambangan
Usaha pertambangan merupakan semua usaha perorangan atau atau badan
usaha atau badan usaha mengambil barang tambang untuk dimanfaatka demi
kepentingan manusia.
Undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara meliputi
kegiatan:
1.
2.
19
3.
4.
5.
6.
Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat
dengan luas wilayah dan investasi terbatas.
Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan
dan pemurnian sampai tempat penyerahan.
Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara.
D.
Kesejahteraan Hidup
1.
Pengertian Kesejahteraan
Setiap keluarga pasti mendambakan kehidupan yang sejahtera baik secara
20
adalah keluarga yang memenuhi kebutuhan fisik minimum mereka, tetapi belum
memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis seperti interaksi keluarga, interaksi
bertetangga dan pekerjaan-pekerjaan yang menentukan setandar kehidupan yang
baik. Keluarga sejahtera tahap-II adalah keluarga yang memenuhi kebutuhan fisik
minimum mereka, serta memenuhi kebutuhan sosial dan psikologisnya.
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian
sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti
lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Walaupun sulit diberi pengertian,
namun kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan
dasar, makmur, dan sehat, Untuk mencapai kesejahteraan itu manusia melakukan
berbagai macam usaha, misalnya di bidang pertanian, perdagangan, pendidikan,
dan lain-lain.
2.
Indikator Kesejahteraan
a.
Badan
Koordinasi
Keluarga
21
22
23
24
pencapaian
program
pembangunan
pendidikan
dalam
dalam
upaya
peningkata
kesejahteraan,
misalnya
dengan
25
mereka yang sudah bekerja sehingga memperoleh imbalan kerja yang memadai
untuk dapat hidup secara layak.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting yang menunjukan
kesejahteraan masyarakat, dimana tolak ukur keberhasilan pembangunan
ketenagakerjaan diantaranya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), lapangan kerja dan status pekerjaan, dan
jam kerja. TPAK menggambarkan persentase angkatan kerja terhadap penduduk
usia kerja, sedangkan TPT menggambarkan persentase penduduk yang sedang
mencari
pekerjaan
atau
mempersiapkan
usaha,
penduduk
yang
sudah
mendapatkan pekerjaan tapi belum mulai bekerja dan penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
5) Pola Konsumsi
Besarnya konsumsi atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu rumah
tangga menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan.
Semakin tinggi pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah rumah tangga untuk
kebutuhan bukan makanan, menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan
rumah tangga yang bersangkutan. Sebagai ukuran, bila persentase pengeluaran
untuk makanan lebih dari 60 persen dari total pengeluaran, maka tingkat
kesejahteraan dapat dikatakan masih rendah. Karena semakin tinggi persentase
pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi makanan, maka pengeluaran untuk
kesehatan, pendidikan, dan lainnya pun menjadi kurang.
26
Aspek lain yang perlu dipantau berkenaan dengan pola konsumsi tersebut
antara lain perkembangan kemiskinan, taraf konsumsi kalori dan protein,
perkembangan distribusi pendapatan, serta pengeluaran rumah tangga.
6) Perumahan dan Lingkungan
Manusia dan alam lingkungannya baik lingkungan fisik maupun sosial
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan fisik bisa berupa
alam sekitar yang alamiah dan buatan manusia. Untuk mempertahankan diri dari
keganasan alam, maka manusia berusaha membuat perlindungan yang pada
akhirnya disebut rumah atau tempat tinggal. Dengan sifatnya sebagai makhluk
sosial, manusia selalu ingin hidup bersama dengan orang lain dan berinteraksi
antara satu dengan lainnya, sehingga satu persatu bangunan rumah tingggal
bermunculan sampai berbentuk suatu pemukiman rumah penduduk.
Selain kebutuhan sandang dan pangan, rumah termasuk kebutuhan pokok
dalam kehidupan manusia. Keberadaan rumah tidak hanya berfungsi sebagai
tempat berlindung, tetapi rumah sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan status
simbol bahkan juga menunjukan identitas pemiliknya.
Rumah dapat dijadikan indikator bagi kesejahteraan pemiliknya, hal ini
berkaitan dengan kualitas rumah tinggal. Semakin baik fasilitas yang dimiliki,
dapat diasumsikan bahwa semakin sejahtera rumah tangga yang menempati
rumah tersebut. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan
tersebut antara lain dilihat dari luas lantai rumah, sumber air minum, fasilitas
tempat buang air besar rumag tangga dan juga tempat penampungan kotoran
akhir.
27
28
pengentasan
kemiskinan
adalah
dengan
cara penjualan
beras
29
2.
3.
4.
Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi fisis-geografis wilayah yang akan
dikembangkan sektor industri. Penerapan teknologi tersebut tidak
menimbulkan erosi, kekeringan (kekurangan air), dan tidak menimbulkan
pencemaran. Oleh karena itu, kemiringan lahan, pengaliran air (sungai dan air
tanah), dan pengaliran udara (angin) harus benar-benar diteliti lebih dahulu.
Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat. Kondisi ekonomi
masyarakat yang ada pada masa transisi umumnya masih agraris. Oleh karena
itu pengembangan teknologi adaptif dalam dalam rangka pengembangan
industri ini, harus membantu dan menunjang sektor agraris. Janganlah
menyaingi atau lebih jauh lagi mematikan sektor agraris.
Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi demografi setempat. Untuk Indonesia
saat ini, harus menerapkan teknologi padat karya, terutama bagi daera-daerah
yang padat penduduknya. Penerapan teknologi padat karyadalam rangka
pembangunan industri yang jarang penduduknya, harus dirancang untuk
penarikan dan penyerapan tenada kerja dari daerah lain yang padat
penduduknya. Dengan demikian, pembangunan industri ini juga berfungsi
meratakan penduduk. Kemungkinan terjadinya ketimpangan sosial dalam
bentuk penciptaan pengangguran, harus benar-benar dicegah.
Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk
setempat, terutama bagi para petani yang masih terikat oleh lapangan di
sektor pertanian yang sudah jenuh.
30
F.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Riduwan (2010 : 163) adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hipotesis asosiatif,, menurut Riduwan (2010 : 168) hipotesis
yang yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang
bersifat hubungan. Dalam penelitain ini terdapat perbedaan mengenai
kesejahteraan penambang emas rakyat di Cihideung, perbedaan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu latar bekang pendidikan penambang serta lama
menambang yang nantinya akan mempengaruhi pendapatan dengan kesejahteraan.
Adapun hipotesis pada penelitian ini, yaitu:
1. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama
menambang dengan pendapatan hasil menambang.
Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan
penambang, lama menambang dengan pendapatan hasil menambang.
2. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama
menambang dan pendapatan penambang dengan pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
Ho: Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan
penambang, lama menambang dan pendapatan penambang dengan
pemanfaatan fasilitas kesehatan.
3. Ha: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan penambang, lama
menambang dan pendapatan penambang dengan biaya pendidikan anak.
31