Anda di halaman 1dari 4

Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam

desimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama
kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui.
Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan
air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah
didapat dan mudah dimurnikan (Ansel H.C, 1989).
Misalnya, satu mililiter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya
adalah13,6 g/mL. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka
bobot jenis merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarkan hubungan
antara bobot suatu zat terhadap sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan
dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin
adalah 1,25 , artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot
jenis alkohol adalah 0,81 , artinya bobot jenis alkohol 0,81 kali bobot volume air
yang setara. (Ansel, 2006)
Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada air. Zat
yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air. Bobot jenis
dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma sebanyak
akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka di belakang
koma sudah mencukupi. Bobot jenis dapat dihitung, atau untuk senyawa khusus dapat
ditemukan dalam United States Pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain.
Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu
menggunakan piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, neraca
Mohr Westphal (Sutoyo,1993).
Prinsip Metode Piknometer ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan
menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah
ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20oC). Ketelitian metode
piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya

volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe
piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet (Roth, Herman J, 1994).
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu
(Lachman, 1994) :
1. Bobot janis sejati (benar)
adalah perbandingan antara massa dan volume zat padat tanpa pori dan tanpa
ruang rongga. Penentuan bobot jenis sejati bahan berbentuk butir dan serbuk
menuntut bahan tersebut berada dalam bentuk sehalus mungkin, dilakukan dengan
menggunakan metode piknometer cairan atau metode manometer (Voigt, 1994).
2. Bobot jenis nyata
adalah volume yang membesar akibat adanya pori-pori yang menyebabkan
besarnya volume.
3. Bobot jenis efektif
Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif
merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan untuk pemeriksan
konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi.
(Lachman, 1994)

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi penetapan bobot


jenis digunakan hanya untuk cairan dan kecuali dinyatakan lain didasarkan
pada perbandingan bobot zat diudara pada suhu 25 o terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi,
bobot jenis dalah perbandingan bobot zat diudara pada suhu yang telah
ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada
suhu 25o zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah

tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu
25o. (2:1030)
Prosedur gunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi
dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru di didihkan
pada suhu 25o. Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 20 o, masukan kedalam
piknometer. Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25 o, buang
kelebihan zat uji dan timbang, kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot
piknometer yang telah diisi . (2:1030)
Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi
bobot zat dengan bobot air dalam piknometer, kecuali dinyataka lain dalam
monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25 o. (2:1030)
Penentuan bobot jenis berlangsung dengan poknometer, aerometer,
timbangan hidrostatis (timbangan mohr-westphal) dan cara manoretris. (4:65)
Metode piknometer, prinsip metode ini didasarkan atas penentuan
ruangan yang ditempati caran ini. Ruangan piknometer dilakukan dengan
menimbang air. Menurut peraturan apotek harus menggunakan piknometer
yang sudah ditarer, dengan isi ruang dalam ini dan suhu tertentu (20 o C)
ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu
dengan bertambahnya volume piknometer yaitu tipe botol dan tipe pipet.
(4:766)

DAFTAR PUSTAKA
1. Ida, Nur, 2014.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika.Universitas Islam
Makassar.Makassar
2. Ditjen POM,1995.Farmakope Indonesa. edisi IV.Departemen Kesehatan RI.
3. Ditjen POM,1979.Farmakope Indonesa. edisi III.Departemen Kesehatan RI.
4. Martin, A.1990.Farmasi Fisik I.UI-Press.Jakarta
Anse, C Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes Ri
Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisika. Jakarta: Ui Press
Voight, Rudolf.1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke V. Yokyakarta:
Ugm Press

Anda mungkin juga menyukai