Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Perencanaan Lapangan Terbang ini dengan baik, walaupun mungkin dalam bentuk
ataupun sistematika penulisannya, belum sepenuhnya benar.
Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana sebagai
penunjang nilai dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang, dan sebagai bahan
pembelajaran demi kelangsungan proses belajar mengajar di kelas. Sehingga kritik dan
saran dari Dosen Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Untuk itu, penulis mengemukakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut membantu
penulis, dalam menyelesaikan makalah ini.

Samarinda, 21 Oktober 2016

Penulis,

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
D. METODE PENULISAN
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB. II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LANDAS PACU
B. PENAMAAN
C. TEKNIS
D. PEMELIHARAAN
E. KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU
BAB. III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bandar udara (disingkat: Bandara) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah
fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar
biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar
udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah
"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan
minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang
bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring
meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti
sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk
melayani penumpang. Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun
pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko,
restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara
baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang
juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus
bandar udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara
yang berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta
(Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan
masih banyak lagi.
Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah:
Sisi Udara (Air Side)

landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang

melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20
meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua
(umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak
ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter.
Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27,
Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan
konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat
yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules,
dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi
ramainya lalu lintas.

Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron
umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat

Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara
khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.

Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran

Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

Sisi Darat (Land Side)

Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang
datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter checkin, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional,
dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan
penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui
garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat
melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.

Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam


bangunan terminal

Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,


termasuk taksi.

B. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam maklah ini adalah tentang salah
satu komponen Lapangan Terbang yaitu Landas Pacu / Runway (R/W), sebagai berikut:
1.

PENGERTIAN

2.

PENAMAAN

3.

TEKNIS

4.

PEMELIHARAAN

5.

KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


Adapun yang menjadi tujuan dari pada penulisan maklah ini adalah :
Sebagai salah satu penilaian dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang.
Menguatkan pemahaman tentang salah satu komponen lapangan terbang yaitu
Landas Pacu / Runway
3. Untuk mengkaji secara meendalam mengenai landas pacu.
1.
2.

D. METODE PENULISAN
Untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan
maklah ini penulis telah mengunakan metode penelitian kepustakaan (library research),
yaitu dengan mempelajari sumber-sumber tertulis, seperti buku-buku yang membahas
masalah mengenai lapangan terbang, artikel-artikel, dan berbagai sumber lainnya.Untuk
pengolahan bahan-bahan tersebut telah digunakan metode-metode:
1.
2.

Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum
kemudian dari hal-hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan yang khusus.
Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus
kemudian dari hal-hal yang bersifat khusus ini ditarik kesimpulan yang umum.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini dibagi dalam tiga bab yang saling keterkaitan erat satu sama lain
karena bab yang lebih dahulu merupakan dasar untuk pembahsan dalam bab selanjutnya.
Yang dibahas dalam masing-masing bab itu, secara garis besarnya adalah:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal yang bersifat teknis untuk suatu penulisan
ilmiah yaitu:
A. Latar belakang penulisan;
B. Permasalahan;
C. Tujuan dan manfaat penulisan;
D. Metode penulisan;
E. Sistematika penulisan;

Bab II Pembahasan
Bab pembahasan ini membahas tentang permasalahan yang ada.

BAB III Penutup


Terdiri atas:
A. Kesimpulan
B. Saran.
Pada akhir penulisan makalah ini, penulis menyertakan daftar pustaka yang
menjadi acuan pada penulisan ini.

BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa Inggris disebut runway.
Gambar. Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado, Bogot, D.C.

B.

PENAMAAN
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan
terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena
sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18.
Contoh: landas pacu 09/27.
Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan
diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right
(kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.

C. TEKNIS
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan
identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis
yang mirip dengan "zebra cross" pada ujung ujungnya yang semakin berkurang
jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang menunjukkan saat saat
pesawat harus touch down (roda roda menyentuh landasan saat mendarat) serta take
off (melandas). Pada landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang
digunakan untuk touch down atau take off digunakan lapisan beton, bukan aspal,
untuk menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan
mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner
sehingga menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat.
Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan yang terbaik
digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi tidak
menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat
panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin
pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu

koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu dibuat
dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap kering, sekalipun
pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang mengakibatkan
pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat
membahayakan.
Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu
dan tiang-tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih
pada cuaca buruk dan penerbangan malam hari.
Sebagai contoh landas pacu sebuah lapangan terbang perintis di Papua.
Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana
dibandingkan bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil.
Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang
diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan untuk mencegah amblasnya tanah
digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston (lapisan plat baja yang berlubang
lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian Jaya
atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa Perang Dunia II
untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin,
serta tekanan udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya
landas pacu yang digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di
bandara-bandara bahkan bandara internasional, karena tekanan udara yang lebih
rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang
sampai lebih dari 5.000 meter.
Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk
pendaratan (arrester cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk
landasan pendek dan landasan pada kapal induk.
D.

PEMELIHARAAN
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau
kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan
penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD).
Kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya
benda benda asing baik yang masuk ke dalam mesin pesawat maupun merusak
badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas landas atau mendarat.
Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de
Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan
jatuh yang menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat.
Selebihnya karena cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap
bandara komersial bahkan perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi
lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu,

dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca serta sensor untuk
mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.
Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu
landasan dan peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk
membersihkan sisa sisa jejak karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang
bila tidak dibersihkan juga dapat mengganggu keselamatan penerbangan.
E.

KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU


Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah
kombinasi dari konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:
a) Landasan Pacu Tunggal
b) Landasan Pacu Pararel
c) Landasan Pacu Jalur Ganda
d) Landasan Pacu Silang
e) Landasan Pacu V Terbuka

Landas Pacu Tunggal (Single Runway)


Konfigurasi landas pacu ini merupakan jenis paling sederhana, sebagian besar
lapangan terbang di Indonesia adalah landasan tunggal. Kapasitas landasan pacu
tunggal dalam kondisi Visual Flight Rule (VFR) antara 45-100 gerakan tiap jam,
sedangkan dalam kondisi IFR (Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang
menjadi 40-50 gerakan tergantung kepada komposisi pesawat campuran dan
tersedianya alat bantu Navigasi.
Landas Pacu Parallel (Parallel Runways)
Konfigurasi landas pacu ini memungkinkan peningkatan kapasitas; semakin
banyak jumlah landas pacu semakin besar kapasitas bandar udara yang bersangkutan.
Kapasitas landasn sejajar terutama tergantung kepada jumlah landasan dan
pemisahan/penjarakan antara dua landasan. Penjarakan landasan dibagi menjadi tiga:
1. Berdekatan (close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk lapangan
terbang pesawat transport), minimum 1067 dalam kondisi IFR.
2. Landasan sejajar menengah (intermediate) dipisahkan dngan jarak 107 m 1524
m.
3. Landasan sejajar jauh (Far) dipisahkan dengan jarak 1310m atau lebih.
Landas Pacu Jalur Garda (Dual Lane Runway)
Konfigurasi landas pacu ini merupakan dua landas pacu parallel yang saling
berdekatan dengan landas hubung keluar masing-masing. satu landas pacu untuk

kedatangan yaitu yang terjauh dari bangunan terminal dan yang terdekat dengan
bangunan terminal untuk pemberangkatan.
Landas Pacu Silang (Intersecting Runways)
Konfigurasi landas pacu ini terdiri dari dua atau lebih landas pacu yang berbeda
arah satu dari yang lainnya. Hal ini didasarkan atas kebutuhan untuk mengatasi arah
angin yang bertiup lebih dari satu arah dan berdampak pada angin samping (cross
winds) yang kuat jika menghandalkan satu.
Landas Pacu V-Terbuka (Open-V Runways)
Konfigurasi landas pacu memberi manfaat hampir sama dengan jenis intersecting
runways (jika angin bertiup kuat dari satu arah) hanya saja jika tiupan angin tidak
terlalu kuat, kedua landas pacu dapat digunakan bersama-sama.
Untuk gambar konfigurasi landas pacu dapat dilihat di buku Perencanaan
Lapangan terbang Ir.Heru Basuki hal. 149.
BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa Inggris disebut runway.
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan
terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena
sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18.
Contoh: landas pacu 09/27.
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau
kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan
penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD).
Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah
kombinasi dari konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:
f) Landasan Pacu Tunggal
g) Landasan Pacu Pararel
h) Landasan Pacu Jalur Ganda
i)
Landasan Pacu Silang
j)
Landasan Pacu V Terbuka

B.

SARAN
Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki Heru. 1986. Meranacang, Merencana Lapanagn Terbang.Bandung: PT. Alumni

Anda mungkin juga menyukai