oleh
Dewi Maspufah
140342601189
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makroalga
Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan termasuk dalam
kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus. Tidak memiliki akar batang
dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja. Hidup menempel pada substrat dengan
menggunakan holdfast. Berklorofil a untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya
(Kimbal, 1992).
Menurut Mubarak (1982) Berdasarkan ukuran struktur tubuhnya alga terbagia menjadi
dua yaitu mikroalga dan Makroalga.
1. Mikroalga yaitu alga yang memilki bentuk dan ukuran mikroskopis.
2. Makro alga merupakan alga yang memiliki bentuk dan ukuran makroskopis atau
dapat dilihat secara langsung (kasat mata).
Makro alga umumnya epifit memiliki bagian talus yang khusus untuk menempel pada
subsrat bagian yang menyerupai akar, ini di sebut holdfast. Menurut Sze, (1986) tipe holdfast
pada alga makro adalah sebagai berikut :
a. Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel pada substrat (encrusting)
b. Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus
c. Heterotrichy (lembaran /lampiran) Cabang dimodifikasi membentuk dasar untuk lampiran,
pertumbuhan kembali cepat dari dasar jika sistem hilang
d. Diskoid Pada jaringan (parenchymatous atau pseudoparenchymatous) membentuk dasar
makroalga yang lebih besar
e. Haptera Cabang/batang membentuk seperti jari-jari.
Kehadiran komunitas makro alga disuatu perairan memiliki peran yang cukup besar
terhadap kehidupan biota laut sebagai tempat berlindung dan sebagai tempat mencari makan
(Kumampung, dkk. 2009). Selain itu komunitas makro alga juga dapat berperan sebagai
habitat bagi organisme laut lainnya, baik yang berukuran besar maupun kecil seperti
Ampiphoda, kepiting dan biota laut lainnya.
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Makroalga
Klasifikasi alga laut, makroalga menurut Dawes (1981), terdiri dari 3 divisio yaitu
Rhodophyta alga merah, Phaeophyta alga coklat dan Chlorophyta alga hijau.
2.2.1
karena mengandung pigmen klorofil a, b, karotin, xantovil, violaxantin, dan lutein. Pada
kloroplast terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Pigmen selalu dalam
plastida yang disebut kloroplast.
Dinding lapisan luar terbentuk atas bahan pektin sedangkan dinding lapisan dalam
terbentuk atas selulosa. Alga hijau umumnya hidup dilaut disepanjang perairan dangkal. Pada
umumnya melekat pada bebatuan dan seringkali muncul apabila air surut (Kordi, 2010).
Contoh : Chaulerpa dan Spirulina
2.2.2
2.2.3
dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya gelombang pendek. Hidupnya sebagai bentos
melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat. Hanya
beberapa yang hidup di air tawar, adapula yang hidup diatas tanah atau didalam tanah (hanya
bentuk yang uniseluler). Rhodophyta berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga
lembayung atau pirang kemerah-merahan (Tjitrosoepomo, 2011).
Menurut Kimbal (1992) Kromatofora Rhodophyta berbentuk cakram atau suatu
lembaran mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna
merah yang mengadakan fluoresensi yaitu fikoeritrin. Komponen dinding sel terdiri dari
fibriler dan terdiri dari manan dan xylan dan komponen non fibriler.
Contoh : Eucheuma, Gracilaria, dan Rhodymenia.
Dalam usaha budidaya ada banyak permasalahan yang dihadapi termasuk masalah
lokasi kelayakan budidaya. Pemilihan lokasi budidaya yang tepat merupakan tahap awal yang
harus dilakukan untuk melakukan kegiatan usaha budidaya rumput laut atau alga laut yang
berkelanjutan. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidayaalga
laut ini (Mubarak, 1998).
Lokasi budidaya yang baik adalah didaerah teluk atau perairan yang setengah terbuka
dengan pergerakan arus air dan gelombang yang tidak terlalu keras. Untuk budidaya didasar
(Bottom Cultur) dasar perairan harus diperhatikan terutama jenis substratnya haruslah sesuai
dengan speises alga yang akan dibudidayakan.Juga kualitas perairan haruslah sesuai untuk
pertumbuhan alga.
Menurut Kordi (2010) Parameter kualitas air yang baik yaitu :
Kecerahan
: 20-40 cm/detik
Suhu
: 27-29oC
Salinitas
: 30-33 ppt
pH
: 7,5-8,2
Kecerahan
: 4-6 m
Menurut Aslan (1991) Metoda budidaya alga dapat dilakukan dalam beberapa cara,
yang paling sederhana atau tradisional adalah menanam atau membudidayakan alga di tempat
asalnya dengan cara menebarnya di sekitar perairan tempat tumbuhnya yaitu pada substrat
alami berupa tanah berpasir, atau batu karang mati yang ada. Sedangkan yang telah
menggunakan teknologi yang lebih baik lagi memanfaatkan bahan-bahan yang ada seperti tali
rafia, botol aqua untuk pelampung.
Dan yang lebih maju lagi adalah dengan memanfaatkan material sebagai alat bantu
budidaya alga yang lebih baik lagi seperti menggunakan bola pelampung, tali nylon dan jaring
dari bahan polyetilen bahkan kerangka besi.
3. Teknik Budidaya
a.
Sistem Terapung
Teknik budidaya system terapung ini biasanya menggunakan material sebagai alat
bantu untuk menggantungkan alga sehingga berada dalam kondisi terapung di dalam
kolom air tempat lokasi budidaya. System terapung ini cara budidayanya dibagi atas;
long line, rakit apung dan jalur.
1. Long line
a. bahan :
- Tali multifilament 12 mm sebagai tali utama (main line) dan pemberat
- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris
- Tali multifilament 2 mm sebagai tali pengikat tali utama dan pelampung
- Pelampung kecil (botol aqua) sebagai pelampung tali ris
- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung
- Pemberat (beton, batu gunung dll)
- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat rumput Laut
b. Alat :
- Pisau dapur
- Meteran
- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti sekop
c.Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.
d. Ukuran long line bervariasi sesuai dengan keinginan yaitu 25 x 30 m, 50 x 50 m
e. Jarak antar titik ikat/titik rumpun tanam adalah 25 30 cm
f. Jarak antar tali ris 200 300 cm
g. Jumlah pelampung bola 12 buah
BAB III
KESIMPULAN
1. Makro alga merupakan alga yang memiliki bentuk dan ukuran makroskopis atau
dapat dilihat secara langsung (kasat mata). Makro alga umumnya epifit memiliki
bagian talus yang khusus untuk menempel pada subsrat bagian yang menyerupai akar,
ini di sebut holdfast.
2. Klasifikasi alga, makroalga terdiri dari 3 divisio yaitu
- Rhodophyta alga merahmemiliki warna merah sampai ungu, kadang-kadang juga
lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau
suatu lembaran mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup
-
Daftar Rujukan