MENCRET
Seorang laki-laki, 35 tahun, dibawa ke puskesmas karena mengalami mencretlebih dari
12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan malam di warung
nasi dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, TD: 85/60 mmHg,
nadi: 120x/menit, pernapasan 34 x/menit, cepat dalam. Julah urine sedikit. Dipuskesmas
penderita dipasang infuse dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter
meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah.
Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic, dengan anion
gap yang normal.
SASARAN BELAJAR
LI.I.
LI.I.
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana kosentrasi ion H+ yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion H+ yang dikeluarkan oleh sel .Keseimbangan asam
basa adalah keseimbangan H+.Pada proses kehidupan keseimbangan asam basa pada tingkat
molekuler umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah .Begitu pula pada tingkat
konsentrasi ion H+ atau ion OH yang sangat rendah.
LO.II. Macam-macam keseimbangan asam-basa
Asam adalah sekelompok zat yang mengandung hidrogen yang mengalami
disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H bebas dan anion.
Basa adalah bahan yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut
dari larutan.
Menurut Bronsted Lowry asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain
sebagai donor proton sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion (H +) dari zat lain
akseptor proton dari asam konjugatnya. Menurut Lewis asam adalah akseptor elektron dan basa
adalah molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan PEBnya.
Dalam sistem buffer, kedua teori ini dipakai, contoh:
HCL(aq) + H2O(l) -> H3O+(aq) + Cl (aq)
Menurut arrhenius asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidrogen
[
], sedangkan basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidroksida [
].
Berdasarkan Kekuatannya
Klasifikasi asam basa ini digolongkan berdasarkan kekuatannya dan ukuran terionisasi,
dibagi menjadi 2 , yaitu:
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam
air dan menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh HCL, HN
S
, HCl
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam
air dan bereaksi dengan asam. Contoh NaOH, KOH, Ba(OH
Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam
air kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh H 3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH.
3
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air.
Contoh NaHCO3, N
OH
,C
KOH]
Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H
atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)
Contoh : asam diprotik [
Ba(OH)2]
Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau
lebih ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)
Contoh : asam poliprotik [
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya ph darah.
5
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya ph darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. asidosis metabolik dan
alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan
asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan
oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan
jumlah karbondioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut
bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1.
2.
3.
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol
kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolik.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika
diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan
pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya.Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita
gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal
untuk membuang asam.
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid
atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi atau kolostomi.
Asidosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.
Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling
sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin,
kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida
meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan
menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
7
Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau
bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di
rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik
dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paruparu, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, seseorang dapat mengalami
asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
8
membutuhkan yang lebih lama. Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan 3
faktor yaitu :
A) Ekskresi ion hidrogen
Paru-paru hanya mampu mengeluarkan asam karbonat melalui eliminasi C
. Tugas untuk mengeliminasi
Besarnya sekresi
dan HC
dan
berawal di
yang berdifusi
O membentuk
, jika konsentrasi C
jadi kecepatannya
begitu pula sebaliknya. Ginjal tidak dapat meningkatkan konsentrasi plasma dengan
10
mereabsorpsi
dalam ginjal.
B)
Ekskresi bikarbonat
Sebelum dibuang oleh ginjal,
oleh HC
yaitu :
1.
Reabsorpsi HC
. Lalu C
masuk kembali
11
secara
ini
di
Penambahan HC
, HC
dieksresi di urin.
Selama
asidosis, ginjal
melakukan
kompensasi
sebagai berikut :
12
dapat
di plasma menurun.
Mereabsorpsi semua ion bikarbonat yang difiltrasi disertai dengan penambahan ion
bikarbonat baru ke plasma sehingga konsentrasi ion bikarbonat plasma
meningkat.Begitu pula sebaliknya pada alkalosis.
3.
Sekresi amonia
Terdapat dua penyangga urin yang penting yaitu penyangga fosfat (yang
difiltrasi) dan amonia (NH3) yang disekresi. Dalam keadaan normal, ion hidrogen
yang disekresikan, pertama disangga oleh sistem penyangga fosfat, yang berada di
dalam lumen tubulus karena kelebihan ingesti fosfat telah difiltrasi tetapi tidak
direabsorpsi. Jika sekresi ion hidrogen meningkat, kapasitas fosfat urin untuk
menyangga akan terlampaui,tetapi ginjal tidak dapat mengeluarkan lebih banyak
fosfat basa, maka semua ion fosfat basa akan diekskresikan agar berikatan dengan
ion hidrogen.
Lalu sel-sel tubulus mensekresikan N
penyangga fosfat urin menjadi jenuh. Lalu, ion Hidrogen akan terus berikatan
dengan N
menyangga kelebihan ion hidrogen di dalam lumen tubulus, sehingga ion hidrogen
dapat disekresikan dalam jumlah besar ke dalam urin sebelum pH semakin menurun
sampai batas 4,5.
Mekanisme keseimbangan system paru
Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam-basa
13
LO.III.
Analisa Gas Darah (AGD/Astrup) merupakan salah satu tes diagnostik untuk menentukan
status respirasi. Status respirasi yang dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah
status oksigenisasi dan status asam basa .Komponen yang terdapat dalam pemeriksaan AGD
adalah pH, PCO, PO, saturasi O, basa penyangga, Base Excess (BE).
pH darah diukur secara langsung memakai pH meter. Suatu keadaan disebut asidosis bila
pH di cairan ekstraseluler kurang dari 7,35 dan disebut alkalosis bila pH lebih dari 7,45.
Komposisi Analisa Gas Darah dan Nilai Normalnya
Komposisi
pH
7,35-7,45
PO
80-100
Saturasi O
95%
PCO
35-45 mmHg
HCO
22-26 mEq/L
Nilai Normal
PCO
HCO,
Murni
Terkompensasi
Sebagian
15
Asidosis
Metabolik
Terkompensasi
penuh
Murni
Terkompensasi
Sebagian
Terkompensasi
penuh
Murni
Terkompensasi
Sebagian
Terkompensasi
penuh
Murni
Terkompensasi
Sebagian
Terkompensasi
penuh
Alkalosis
Metabolik
meningkat sesaat).Hal ini tampaknya memiliki korelasi dengan CO2 yang dihasilkan pada
pemberian bikarbonat sebagai ekses buffer pada ion hydrogen. Pemberian HCO 3- eksogen hanya
diperlukan bila PH < 7,2. Langkah langkah koreksi asidosis metabolic :
1. Tetapkan berat ringannya gangguan asidosis yaitu bila PH < 7 atau kadar ion H > 100
nmol/L. Gangguan yang perlu diperhatikan bila PH 7,1 7,3 atau kadar iion H
anatara 50-80 nmol/L
2. Tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui dengan etiologi
asidosis metabolic.
3. Bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gap dengan delta
HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa dikurangi dengan
median anion gap normal, delta HCO3 pada saat pasien diperiksa).Bila rasio 1
(dalam beberapa literature lain disebutkan 1,6) , asidosis disebabkan oleh asidosis
laktat. Langka ke 3 ini menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan
Asidosis Respiratorik
Mengatasi penyakit dasarnya dan bila terdapat hipoksemia harus diberikan terapi
oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dengan retensi oksigen kronik dan hipoksia dapat
mengakibatkan penurunan minute volume dan semakin meningkat PCO2.Pada pasien asidosis
respiratorik kronik, penurunan PCO2 harus berhati hati untuk menghindari alkalosis yang berat
mengingat umumnya sudah ada kompensasi ginjal. Pada kasus ini ditujukan untuk kelainan
primernya.
Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolic bertujuan utnuk meningkatkan tekanan pksigen arterial dan mixed
venous oxygen tension, serta menurunkan konsumsi oksigen.Pada keadaan seperti ini sangat
penting melakukan koreksi pada pasien kritis. Bila penyebabnya hypokalemia lakukan koreksi
kalium plasma. Bila penyebabnya hipokloremia, lakukan koreksi klorida dengan pemberian
NaCl isotonik . Bila penyebabnya pemberian HCO 3- berlebihan , hentikan pemberian bikarbonat.
Pada keadaan ini dapat diberikan antagonis enzim anhydrase karbonat sehingga reabsorpsi
bikarbonat terhambat.
Alkalosis Respiratorik
Pada kondisi normal, PH darah berkisar antara 7,35-7,45. Pada kondisi PH < 7, terjadi
kerusakan struktur ikatan kimiawi dan perubahan bentuk protein yang menyebabkan kerusakan
jaringan dan perubahan fungsi selular. Bila PH > 7, terjadi kontraksi otot skelet yang tidak
terkendali. Tatalaksana alkalosis respiratorik ditujukan pada kelainan primernya. Alkalosis yang
disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan memberikan terapi oksigen. Alkalosis respiratorik
yang disebabkan oleh serangan panic diatasi dengan menenangkan pasien atau memberikan
pernapasan menggunakan system air rebreating.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://books.google.co.id/books?
id=8UIIJRjz95AC&pg=PA152&dq=analisa+gas+darah+asidosis&hl=en&sa=X&ei=P
y1OT9bYJ87prQfWs8WLDw&redir_esc=y#v=onepage&q=analisa%20gas%20darah
%20asidosis&f=false
Sherwood, Lauralee. 2009. Fisiologi manusia dari sel ke sistem, Edisi 6. EGC: Jakarta
Guyton, Arthur.C and Hall, John.E. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 11. EGC: Jakarta
Sjarifuddin, AmirM, dkk. 2008. Gangguan keseimbangan Air-elektrolit dan asam basa, Edisi 2.
Unit Pendidikan Kedokteran- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (UPK-PKB): Jakarta
18