Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


F4 : SURVEI CAKUPAN GIZI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Menempuh
Program Dokter Internsip Indonesia

Oleh :
dr. Hewin irawan
Pendamping :
dr. H. Ramli Yunus
Wahana :
Puskesmas Lampa
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KABUPATEN PINRANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016

HALAMAN PENGESAHAN
Nama

: dr. Herwin Irawan

Judul Laporan

: Survei Cangkupan Gizi Pada Balita Di Kampung Baru


Tatae

Laporan Survei Cangkupan Gizi Pada Balita Di Kampung Baru Tatae telah
disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang
Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat.
Pinrang,

Oktober 2016

Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip

dr. H. Ramli Yunus

A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ- organ, serta
menghasilkan energi (Proverawati A, 2009, p.1).
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun termasuk bayi usia di bawah
satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Sesuai dengan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasannya, balita mengalami perkembangan sehingga
jenis makanan dan cara pemberiannya harus disesuaikan dengan keadaannya
(Proverawati A, 2009, p.127).
Kebutuhan zat gizi pada balita disesuaikan dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan disesuaikan dengan kelompok umur dan kemampuan anak menerima
makanan yang diberikan. Anak usia di bawah lima tahun atau Balita termasuk
golongan yang mudah kena penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan pada
golongan balita dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain yang terkait seperti
faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial ekonomi.
Kondisi gizi salah di Indonesia yang terbanyak termasuk berat badan di
bawah garis merah kebanyakan disebabkan oleh konsumsi pangan yang tidak
mencukupi kebutuhan badan. Kondisi gizi salah terutama diderita oleh anak-anak
yang sedang tumbuh dengan pesat yaitu kelompok balita (bawah lima tahun)
dimana prevalensinya pada anak balita masing tinggi +30-40%. Kebanyakan
penyakit gizi ditandai dengan berat badan di bawah garis merah pada masa bayi
dan anak ditandai 2 sindrom yaitu kwashiorkor dan marasmus (Hardjoprakoso,
1986).
Menurut Suhardjo (1986), klasifikasi keadaan berat badan balita di bawah
garis merah yang

paling sederhana dan umum dipakai adalah ukuran berat

menurut umur yang kemudian dibandingkan terhadap ukuran baku, karena berat
badan anak merupakan indikator yang baik bagi penentuan status gizinya.
Khususnya untuk mereka yang berumur di bawah lima tahun, dimana keadaan

seperti ini disebabkan oleh faktor-faktor tertentu seperti: tingkat pendidikan ibu,
tingkat ekonomi keluarga, latar belakang sosial budaya keluarga dilihat dari
pantangan makanan, distribusi makanan, keadaan fisiologi, sehingga faktor-faktor
tersebut ikut menentukan besarnya presentase balita dengan berat badan di bawah
garis merah.
Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan
balita. Pada KMS terdapat garis yang berwarna merah. Apabila balita tersebut
berada di bawah garis merah menunujukkan bahwa anak tersebut memiliki
masalah gizi dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Seorang balita yang
berada di bawah garis merah (BGM) pada KMS belum tentu menderita gizi
buruk. KMS tidak dapat dipakai untuk mengukur status gizi balita.
B. Permasalahan di Masyarakat
Di negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak balita banyak
dipengaruhi oleh status gizi (Supariasa, 2001, p.184). Dengan demikian status
gizi balita perlu dipertahankan dalam status gizi baik, dengan cara memberikan
makanan bergizi seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan (Paath, 2004,
p.108).
Menurut data tahun 2006 di Indonesia, jumlah balita yang mengalami gizi
buruk mencapai 4,8 juta anak. Pada tahun 2007 ada penurunan, yaitu jumlah
balita yang mengalami gizi buruk mencapai 4,1 juta anak (www.gizi.net). Dan
pada tahun 2008 juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu jumlah
balita yang mengalami gizi buruk mencapai 4 juta anak (Depkes, 2008).
Pemberian pola makan yang tidak teratur, tidak sesuai dengan kebutuhan
nutrisi yang baik untuk balita, ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai
dan jarang melakukan pemeriksaan tumuh kembang ke posyandu sebagai deteksi
status gizi pada balita yang dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap
gizi balita. Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan peningkatan pengetahuan,
kesadaran, dan peran serta orang tua dalam rangka menurunkan angka kejadian
gizi buruk.

C. Pemilihan Intervensi
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami
bermaksud mengadakan survey cangkupan gizi balita terhadap orangtua, dengan
tujuan :
1. Mensurvei status gizi semua balita di wilayah kerja puskesmas Lampa,
khususnya di dusun kampung baru kelurahan Tatae sehingga melalui
survey ini balita yang memiliki status gizi buruk maupun kurang dapat
terdeteksi.
2. Meningkakan pengetahuan dan kesadaran orangtua kan pentingnya
pemberian makanan bergizi dalam menunjang tumbuh kembang anak.
3. Menurunkan angka kejadian gizi buruk pada balita.
Diharapkan dengan adanya pengetahuan dan kesadaran yang cukup tentang
gizi yang baik dapat membantu peningkatan kesehatan balita di wilayah kerja
puskesmas Lampa.
D. Pelaksanaan
Survei status gizi dilaksanakan di Dusun Kampung Baru, Kelurahan Tatae
yang termasuk wilayah kerja puskesmas Lampa pada tanggal 13 Juni 2016
bersamaan dengan kegiatan posyandu. Survei status gizi dilakukan melalui data
yang diambil dari kartu menuju sehat yang dimiliki setiap balita. Jika pada kartu
menuju sehat iini ditemukan status gizi balita dibawah garis merah dan dua pita
terbawah, maka orangtua balita akan diberikan konsultasi personal mengenai
perlunya pemberian makanan bergizi, jenis-jenis makanan bergizi, serta
pentingnya pola makan yang teratur, kebersihan makanan serta pemeriksaan status
gizi berkala di posyandu.

Berikut ini tabel interpretasi status gizi berdasrkan KMS :


No.
1.

Keteranga
n
Dibawah

Interpretasi

garis Anak

merah

tingkat

Tindak lanjut

kurang

gizi Perlu pemberian makanan

sedang

atau

tambaha

(PMT)

berat badan atau disebut

diselenggarakan oleh orang

kurang

energi

tua/petugas kesehatan

protein

nyata

dan

(KEP Perlu

nyata)

penyuluhan

Dua

pita Harus

terbawah

gizi

seimbang
Perlu

2.

yang

hati-hati

dirujuk

untuk

pemeriksaan kesehatan
dan Ibu
dianjurkan
untuk

waspada karena keadaan

memberikan

gizi anak sudah kurang

anak balitanya dirumah

meskipun tingkat ringan Perlu


atau

disebut

KEP

PMT

penyuluhan

pada
gizi

seimbang

tingkat ringan
3.

Dua pita hijau Anak mempunyai berat Beri dukungan pada ibu
tua

badan

cukup

disebut gizi baik

atau

untuk tetap memperhatikan


dan mempertahankan status
gizi anak
Beri

4.

Dua pita teratas

penyuluhan

gizi

seimbang
Anak mempunyai berat Konsultasi ke dokter
badan
semakin

yang

lebih, Penyuluhan gizi seimbang

keatas Konsultasi ke gizi/pojok


kelebihan berat badanya
gizi di puskesmas
semakin banyak

E. Evaluasi
Pada kegiatan paengukuran status gizi di posyandu kampung baru didikuti
oleh 19 balita dengan data sebagai berikut :
No.

Nama

Umur

Jenis

Berat

Kelamin Bada

Status Gizi
Berdasarkan KMS

n
1.

Muh.Lutfi Hasan

3 Tahun

(Kg)
12,2

2.

Maulana Putra

5 Bulan
2 Tahun

9,6

Bawah Garis

3.

Nayza Afila

8 Bulan
3 Tahun

10,8

Merah
2 Pita Terbawah

Syahrul Fachrul R

2 Bulan
2 Tahun

11,5

2 Pita Terbawah

5.

Aldi Putra F

8 Bulan
2 Tahun

12,6

2 Pita Hijau

6.

Salsabila Putri

5 Bulan
2 Tahun

11,4

2 Pita Terbawah

7.

Zaskiya Almira

6 Bulan
10

2 Pita Hijau

Agus Setiansyah

Bulan
1 Tahun

9,4

2 Pita Hijau

9.

Dimas Prayoga

2 Bulan
3 Tahun

12,4

2 Pita Terbawah

10.
11.

Raehan Aditya
Gilang Ramadhan

2 Bulan
3 Tahun
2 Tahun

L
L

12
9,8

2 Pita Terbawah
2 Pita Terbawah

12.

Annisa Nur Fitri

6 Bulan
1 Tahun

8,5

2 Pita Terbawah

13.
14.
15.

Rizky Ahmad
Putri Ramadhani
Irwansyah

2 Bulan
3 Tahun
3 Tahun
1 Tahun

L
P
L

11,8
12,2
11

2 Pita Terbawah
2 Pita Terbawah
2 Pita Hijau

16.

Siti Rahma Risky

6 Bulan
1 Tahun

10

2 Pita Terbawah

4.

8.

2 Pita Terbawah

17.

Muh.Firman Raziq

8 Bulan
2 Tahun

10,6

2 Pita Terbawah

18.
19.

Adelia Fitri
Andi Asriansyah

4 Bulan
8 Bulan
10

P
L

8,5
9

2 Pita Hijau
2 Pita Hijau

Bulan
Berikut grafik status gizi dusun kampung baru keluraham tatae pada bulan
juli 2016 :

STATUS GIZI DUSUN KAMPUNG BARU KELURAHAN TATAE


JULI 2016
14
12
10
8
6
4
2
0
BGM

2 Pita Terbawah

2 Pita Hijau

2 Pita Teratas

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey gizi yang dilakukan di dusun Kampung Baru
kelurahan tatae pada bulan Juli 2016, diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Jumlah balita yang berada di bawah garis merah berdasarkan KMS


berjumlah 1 balita yang merupakan balita Laki-laki.
b) Jumlah balita yang berada di dua pita terbawah berjumlah 12 balita,
yang terdiri dari 7 balita laki-laki dan 5 balita perempuan
c) Jumlah balita yang berada di dua pita hijau tua berjumlah 6 balita, yang
terdiri dari 4 balita laki-laki dan 2 balita perempuan.
d) Tidak terdapat balita yang berada di dua pita teratas.
Dari 19 balita yang datang ke posyandu, konsultasi personal hanya
dilakukan pada orang tua dengan balita yang masuk dalam status gizi kriteria di
bawah garis merah dan dua pita terbawah. Diharapkan dengan dilakukannya
konsultasi personal ini, maka balita yang berada pada kriteria tersebut dapat
mengalami perbaikan gizi.
2. Saran
a) Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat, khususnya para ibu yang
memiliki balita untuk pertumbuhan balitanya melalui kegiatan Posyandu
b) Menjalin komunikasi dan kerjasama yang lebih efektif dengan lintas
program dan lintas sector
c) PMT Pemulihan balita gizi buruk sebaiknya melalui klinik gizi
Puskesmas kecamatan agar memudahkan monitoring dan evaluasi

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai