Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan

Banyak faktor dapat mempengaruhi produktivitas kerja, salah satu diantanya adalah
kesehatan. Kesehatan adalah salah satu unsur penting untuk menjadikan sumbar daya manusia
yang berkualitas dan produktif. Di zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak memikirkan
akan kesehatan. Padahal, kesehatan itu merupakan hal yang sangat penting. Benyak yang
mengorbankan kesehatan demi melaksanakan tugas dan lain sebagainya. Nah, ketika kita terlalu
mangutamakan tugas dan pekerjaan kita dan itu yang membuat kita sering kurang tidur ataupun
bisa tidak tidur sama sekali untuk satu hari. Dengan begitu muncullah gangguan kesehatan.
Hampir semua system didalam tubuh manusia mempunyai irama. Irama tubuh manusia
yang sebagian besar siklusnya berlangsung selama satu hari itu di namakan dengan irama
sirkadian. Jika irama itu mengalami gangguan, maka alarm tubuh akan segera meresponsnya dan
menunjukkan gejala-gejala ketidak beresan. Irama sirkadian ini di prengaruhi oleh perubahan
dari terang ke gelap dan sebaliknya, kontak sosial denagn lingkungan, pekerjaan, dan kesadaran
tentang waktu.1

Pembahasan
Proses tidur diatur oleh sebuah mekanisme khusus yang biasa disebut sebagai Irama
Sirkadian (circadian rhythm) yang berperan sebagai jam biologis. Irama sirkadian berarti sebuah
siklus yang berlangsung sekitar 24 jam. Irama sirkadian amat peka terhadap rangsang cahaya,
disamping faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi. Pada sore hari di saat cahaya sudah
mulai meredup, tubuh kita secara otomatis mulai mempersiapkan diri untuk tidur dengan
meningkatkan kadar melatonin (hormon) dalam darah. Kadarnya akan tetap tinggi sepanjang
malam untuk membantu tidur. Cahaya begitu penting bagi proses tidur, hingga sering dikatakan
bahwa gangguan tidur pertama kali muncul di saat penemuan bola lampu. Dalam pengaturan
tidur, jam biologis berdetak dan memberikan sinyal-sinyal yang memberikan sensasi segar dan
penuh vitalitas pada jam-jam tertentu. Biasanya rangsang sadar ini mencapai puncak pada pukul
sembilan pagi dan malam.1
Akan tetapi tentu saja faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku, sosial, obat-obatan
dan juga usia akan mempengaruhi seluruh proses ini, sehingga satu orang dengan yang lain akan

berbeda. Proses tidur juga dipengaruhi oleh mekanisme hutang tidur. Setiap jam kita terjaga
adalah hutang tidur yang akan memberikan rasa ngantuk. Rasa ngantuk ini akan bekerja
berlawanan dengan jam biologis yang mendorong kita untuk terjaga. Rangsang sadar dan
rangsang untuk tidur, saling bersaing untuk mempengaruhi kita. Misalkan saat bangun pagi
dimana rangsang sadar memang belum begitu aktif, tetapi dengan tidur yang cukup, hutang tidur
pun menjadi nol, sehingga kita akan terjaga penuh. Sekitar pukul satu, kantuk mulai menyerang
dan rangsang sadar mulai kehilangan pengaruhnya. Semakin sore rangsang sadar mulai
merangkak naik kembali, cukup untuk melawan hutang tidur yang terus bertambah. Sampai
akhirnya di malam hari, kira-kira pukul sembilan, rangsang sadar mencapai titik puncak tetapi
hutang tidur pun sudah cukup banyak sehingga mengalahkan rangsang sadar dan akhirnya
kantuk pun mengunjungi kita.
Normalnya, seseorang tidur selama 8 jam setiap harinya. Jika kurang dari ini, hutang
tidur akan semakin bertambah. Misalkan seseorang tidur 5 jam malam sebelumnya, maka ia
kekurangan tidur 3 jam yang untuk selanjutnya jadi menambah beban hutang tidur. Malam
berikutnya ia tidur selama 8 jam. Ini tidak cukup, sehingga di hari berikutnya beban 3 jam malam
sebelumnya masih akan membebani dan rasa kantuk pun tetap menyerang. Berbeda jika ia tidur
selama 11 jam untuk melunasi hutang tidur, hari berikutnya tentu saja kesegaran akan menyertai.
Rasa ngantuk akibat hutang tidur yang menumpuk dapat berakibat pada berkurangnya
kemampuan mental, seperti berkurangnya konsentrasi, daya ingat, produktifitas, dan refleks
sewaktu mengendara.
Dikatakan oleh para spesialis kesehatan tidur, bahwa tidur selain istirahat fisik juga
merupakan istirahat mental dan emosional. Pada sebuah penelitian telah dibuktikan bahwa
orang-orang yang kekurangan tidur akan mengalami penurunan tingkat konsentrasi maupun daya
ingat, yang berakibat pada menurunnya tingkat intelegensia.
Setiap makhluk hidup memiliki briotme / jam biologis yang berbeda. Pada manusia
bioritme ini dikontrol oleh tubuh dandisesuaikan dengan faktor lingkungan (mis; cahaya,
kegelapan, gravitasidan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umumadalah
ritme sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalamhal ini, fluktuasi denyut
jantung,tekanan darah,temperature,sekresihormone, metabolisme dan penampilan serta perasaan
individu bergantung pada ritme sirkadiannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi irama sirkadian :

Endogen
Seperti yang teleh dijelaskan di ats bahwa siklus manusia sehari-hari berputar, malam
tidur dan siangnya melek. Yang membuat siklus kita berputar yaitu osilator. Osilator ini
terdapat di nucleus suprachiasmatic, dan nucleus suprachiasmatic ini terdapat pada
hipotalamus.
Eksogen

Rotasi Bumi

Faktor iluminasi

Musim

Faktor suhu

Isyarat/ petunjuk waktu & jadwal kegiatan

Seperti teleh di jelaskan di atas bhwa pada faktor ekdogen terdapat Hipotalamus yang merupakan
tempat ukleus chiasmatic yang didalam nya terdapat isolator yang mengatur siklus kita berputar,
maka dari itu kita perlu mengetahui betapa pentinfnya Hipotalamus karena sebagian besar semua
system yang da dalam tubuh kita berpusat pada Hipotalamus.

Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian diencephalon yang terbentang dari daerah chiasmaopticum ke tepi
kaudal corpus mammillare. Struktur ini terletak di bawah sulcushypothalamicus pada dinding
lateral ventriculus tertius. Jadi hipotalamus secara anatomimerupakan area kecil otak yang
terletak sangat dekat dengan system limbic, thalamus,traktus traktus asendens dan desendens
serta hipofisis. Hipotalamus mengendalikan danmengintegrasikan fungsi system saraf otonom
dan system endokrin serta berperan penting dalam mempertahankan homeostatis tubuh.
Hipotalamus terlibat dalam pengaturan suhu tubuh, cairan tubuh, rasa lapar dan haus, perilaku
seksual, serta emosi.

Gambar hipotalamus
Hipotalamus koordinat ritme sirkadian banyak hormon dan perilaku, pola-pola kompleks
output neuroendokrin, mekanisme homeostatik yang kompleks, dan penting perilaku.
Hipotalamus karena itu harus merespon sinyal yang berbeda, beberapa di antaranya dihasilkan
secara eksternal dan beberapa internal. Hipotalamus demikian kaya terhubung dengan banyak
bagian dari sistem saraf pusat , termasuk batang otak formasi reticular dan otonom zona, otak
depan limbik (khususnya amigdala , septum , pita diagonal Broca , dan umbi penciuman , dan
korteks serebral ). beberapa inti telah diidentifikasi di hipotalamus. Beberapa telah menjadi
terkait dengan kegiatan fisiologis tertentu, sedangkan fungsi lain kurang jelas dan dalam
beberapa kasus tidak diketahui. Oleh karena itu penting untuk mengenali bahwa Anda melihat
inti pada sisi kanan ventrikel ketiga saja. Dengan kata lain, masing-masing inti dipasangkan. Inti
yang sering dikelompokkan dalam empat bidang umum. Daerah preoptik meliputi inti preoptik
medial dan lateral, yang memperpanjang melalui lamina terminalis. Area supraoptik termasuk
hipotalamus, supraoptik anterior, dan inti paraventrikular. Daerah tuberal termasuk hipotalamus
lateral, posterior hipotalamus, dorsomedial, dan inti ventromedial. Akhirnya, daerah mamiliari
terdiri dari inti mamiliari medial dan lateral.
Hipotalamus responsif terhadap:
Cahaya: daylength dan photoperiod untuk mengatur sirkadian ritme dan musiman
Rangsangan penciuman, termasuk feromon

Steroid, termasuk steroid gonad dan kortikosteroid


Neurally mengirimkan informasi yang timbul terutama dari jantung, perut, dan saluran
reproduksi
Otonom masukan
Melalui darah rangsangan, termasuk leptin , ghrelin , angiotensin , insulin , hormon pituitari,
sitokin , konsentrasi plasma glukosa dan osmolaritas dll
Stres
Menyerang mikroorganisme dengan suhu tubuh meningkat, ulang termostat tubuh ke atas.

Irama Tidur-Jaga
Irama tidur-jaga mempunyai pola tertentu atau waktu tertentu. Dalam hal ini terdapat formasio
retikularis yang ikut membantu dalam kegiatan tersebut serta yang menentukan kegiatan tersebut
adalah Nukleus raphe. Jam biologis pada manusia hampir tak kentara, tetapi tak dapat disangkal
bahwa terdapat sejumlah irama yang jelas menyerupai kerja sebuah jam. Nadi umumnya
berdenyut 75 kali permenit. Paru-paru diisi udara dalam selang waktu yang teratur, bahkan otak
berpikir dengan lebih jelas pada waktu-waktu tertentu seharinya. Banyak irama dalam tubuh
manusia yang agaknya bekerja menurut daur 24 jam yang merupakan daur utama dalam alam.
Manusia memerlukan jangka waktu yang teratur unuk beristirahat, biasnaya pada malam hari.
Bahkan pada waktu ia tidurpun, getaran listrik dalam otaknya mempunyai irama sendiri yang
khas. Daur yang lebih panjang juga tampak pada manusia. Daur datang bulan pada wanita
barangkali merupkana peninggalan jadwal bulanan pada banyak binatang laut. Kelipatan daur
bulanan dapat ditemukan pada jangka hidup rata-rata sel darah merah yang lamanya 120 hari.
Bagaimana pun juga teraturnya setiap irama tubuh, semua harus bekerja bersama-sama,
jika daur ini bergeser, seperti yang terjadi pada pekerja pabrik yang berganti giliran kerja dari
siang menjadi malam, akan timbul ketegangan yang kadang-kadang dapat menyebabkan orang
mudah menjadi marah serta khilaf dalam mengambil keputusan.

Formasio Retikularis
Formasio Retikularis menghubungkan semua jenis informasi neuronal melalui kolateralnya.
Disini berbagai masukan diterima dan kemudian disebarluarkan serta dilakukan organisasi
respon nya.

Penerimaan informasi yang luas, baik sumbernya yang berasal dari bagian sensoris yang melalui
saraf tulang belakang dan dari seluruh bagian sensoris di batang otak, di kirim melalui bagian
tepi dari formasio retikularis. Input yang berasal dari hidung (olfactory) melalui sistem saraf
hidung masuk kebagian otak depan. Struktur yang berasal dari hipotalamus dan sistem limbic
juga memberikan input ke formasio retikularis, beberapa bagian dari fungsi viseral dan fungsi
saraf otonom, dan serebelum juga turut memberikan input ke bagian medial formasio retikularis
untuk diaturnya. Formasio retikularis terletak di substansi abu otak dari daerah medulla sampai
midbrain dan talamus. Neuron formasio retikularis menunjukkan hubungan yang menyebar,
seperti yang telah di jelaskan pada skema diatas.

Perubahan Pola Tidur, Kinerja Mental & Kinerja Psikomotor

Banyak orang memiliki waktu tidur yang tidak menentu. Entah itu karena sibuk dengan
pekerjaan dan lain sebagainya. Hipotalamus adalah pusat otak yang paling penting dalam
mengatur durasi tidur dan irama sirkadian. Tujuh puluh lima tahun yang lalu, telah diprediksi
bahwa hipotalamus bagian rostral terdiri dari neuron-neuron sleep-promoting, sedangkan
hipotalamus bagian posterior terdiri dari neuron-neuron wakefulness-promoting. Tidur dikontrol
oleh 2 proses, proses homeostasis, dan circadian timing, yang secara bersama-sama menentukan
kecenderungan, lama dan insidensi dari episode dan intensitas tidur. Pengaturan fase dan irama
sirkadian ini dipercayakan pada beberapa transmitter yang bersama-sama membangkitkan dan
mempertahankan tidur.
Seperti yang teleh di jelaskan di atas bahwa setiap orang punya irama dalam tubuhnya. Irama
dalam waktu 24 jam itu yang di namakan dengan irama sirkadian, di mana pada irama ini
seharusnya pada malam hari adalah waktunya tidur dan siang melek. Tapi dengan berbagai
kesibukan ataupun diberikan tugas untuk jaga malam seperti seorang satpam, tentunya dia
mengalami perubahan jadwal tidur. Yang tadinya jadwal tidurnya adalah malam tetapi karena
tugas dan lain hal ia harus melek pada malam hari.
Efek dari kerja malam itu ada beberapa, yaitu :
1. Efec Fisiologis

Kualitas tidur : tidur siang tidak seefektif malam, banyak gangguan dan
biasanyadiperlukan waktu istirahat untuk menembus kurang tidur selama kerja
malam.

Menurunnya aktivitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.

Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial
Efek ini menimbulkan masalah lebih besar dari efek fisiologis, antara lain
adanyagangguan kehidupan keluarga, hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk
berinteraksidengan teman, dan gangguan aktivitas kelompok dalam masyarakat.
menambahkan bahwa pekerjaan malam berpengaruh terhadapkehidupan masyarakat yang
biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.Sementara padasaat iti bagi pekerja malam
diperlukan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibatnya tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja

Kinerja menurun akibat kerja malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan
efek psikososial.Menurutnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun
yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali
dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Kerja malam menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada
usia 40-45 tahun. Kerja malam juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangankadar
gula dalam darah bagi penderita diabetes. Stres yang dialami oleh seseorang akan
merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa stres
akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan
jumlah fighting desease cells. Akibatnya orang tersebut cenderumg sering terserang
penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak
memproduksi sel-sel kekebalan tubuh ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah.
Banyak sudah penelitian yang menemukan sebab akibat antara stres dengan penyakit,
seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maagh, alergi dan beberapa penyakit
lainnya. Oleh karenanya perlu kesadaran penuh oleh setiap orang untuk mempertahankan
tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikisnya.
Pemutusan gangguan tidur nocturnal secara langsung terkait dengan penurubnan
kesadaran dan gangguan kognitif siang dan kinerja psikomotor, yang sering dipikirkan.
Riwayat yang cermat penting pada evaluasi pasien dengan keluhan tidur. Lama,
keparahan dan konsistensi keluhan penting, dengan perkiraan pasien pada kasus keluhan
insomnia, konsekuensi kehilangan tidur yang dilaporkan pada fungsi bangun berurutan.

Anda mungkin juga menyukai