Edited Makalah Pengelolaan Laboratorium
Edited Makalah Pengelolaan Laboratorium
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses belajar
mengajar, sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar, laboratorium harus
mempunyai sifat yang nyaman dan aman. Laboratorium yang bersifat nyaman artinya
semua kebutuhan atau keperluan untuk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat
yang semestinya atau mudah di akses bila digunakan. Sedangkan laboratorium yang
bersifat aman artinya segala penyimpanan material berbahaya dan kegiatan berbahaya
telah dipersiapkan keamanannya.
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan
baik, jika tidak didukung oleh adanya Manajemen Laboratorium yang baik. Oleh
karena itu Manajemen Laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan yang dilakukan di laboratorium sehari-hari.
Manajemen memiliki kata dasar To Manage yang artinya mengurus,
mengelola, mengatur, memperlakukan dan melaksanakan. Manajemen meliputi
pimpinan, ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Manajemen meliputi
berbagai aspek kehidupan manusia seperti, bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan
bahkan didalam keluarga dibutuhkan sebuah manajemen. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa Manajemen Laboratorium adalah suatu proses untuk melakukan
kegiatan dengan cara melaksanakan POAC ( Planning, Organizing, Actuating,
Controlling ) dan pengawasan sehingga tenaga kerja/staff dapat melakukan aktivitas
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dengan menggunakan Sumber Daya
Organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya manajemen pekerjaan
kita akan terlaksana dengan baik, hambatan-hambatan pekerjaan kita dapat
diminimalisir, dan tujuan kita akan mudah tercapai dengan efektif dan efisien.
Dalam setiap kegiatan tentu lebih baik bila didahului dengan penyusunan
suatu rencana, sehingga apa yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik serta hasil
yang diperoleh akan baik pula. Membuat perencanaan untuk mengoperasionalkan
strategi yang sudah dimiliki dan diterjemahkan ke dalam realisasi kegiatan dalam
1
proses implementasi adalah bagian dari penyusunan rencana kegiatan operasional. Hal
itulah yang disebut dengan POA ( Planning of Action ).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian POAC dan POA ?
2. Apa makna dari masing-masing fungsi POAC dan POA ?
3. Bagaimanakah prinsip dalam melaksanakan POAC dan POA ?
4. Bagaimanakah Langkah-langkah dalam melaksanakan POAC dan POA ?
5. Apa sajakah contoh implementasi dari POAC dan POA dalam suatu manajemen
Laboratorium ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari POAC dan POA
2. Mahasiswa dapat mengetahui sekaligus memahami makna dari masing-masing
fungsi POAC dan POA
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dalam melaksanakan POAC dan POA
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam
melkasanakan POAC dan POA
5. Mahasiswa dapat memberikan contoh penyusunan POAC dan POA khususnya
dalam suatu Manajemen Laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian POAC dan POA
Istilah POAC adalah kepanjangan dari Planning (perencanaan), Organizing
(mengelompokkan dengan membuat struktur), Actuating (peran manajer), Controlling
(melakukan pengawasan) merupakan suatu komponen/prinsip atau fungsi manajemen
yang harus ada di dalam suatu organisasi. Sedangkan POA ( Planning Of Action )
merupakan kumpulan aktivitas atau kegiatan dan pembagian tugas diantara para
pelaku atau penanggung jawab suatu program. Selain itu, Planning Of Action
merupakan penghubung antara tataran konsep dengan kumpulan kegiatan dalam
jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Planning Of Action adalah
rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan.
B.
1.
A.
Planning
Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan
meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer
memperhatikan masa depan, mengatakan Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya.
Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer memutuskan tujuan,
menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan tanggung
jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan
dengan membandingkan tujuan. Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari
cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap
pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting
karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya,
3
setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.
B. Organizing
Organizing atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan
orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan
bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Fungsi pengorganisasian adalah untuk menentuan pekerjaan yang harus
dilakukan, pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan,
penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian
ini adalah menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa
tugas dan tujuan mereka.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen
atau beberapa subdivisi lainnya.
C. Actuating
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya,
suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, Actuating bertujuan untuk
menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan
kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik.
Fungsi Actuating adalah upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan
berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan
dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu,
actuating tidak lepas dari peranan kemampuan Leadership.
Leadership dan Actuating
POA
Menurut Kamus Bisnis, fungsi POA adalah sebagai gambaran atas Rencana aksi
untuk individu atau tim tentang bagaimana kesuksesan mereka akan mempengaruhi
pencapaian tujuan seluruh organisasi. Dengan adanya POA, diharapkan agar :
1)Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2)Tidak ada tahapan penting terlewati.
3)Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan. Namun, perlu diingat bahwa suatu konsep tanpa tindak lanjut atau
pelaksanaan diibaratkan wacana atau yang tidak memberikan nilai tambah bagi
kebaikan dan kemajuan organisasi. Sedangkan pelaksanaan/ kegiatan tanpa konsep,
akuntabilitas pihak pelaksana dan target-target dan ukuran akan mengundang
kekacauan, ibarat nahkoda tanpa haluan, kegiatan-kegiatan yang dijalankan diatas
menjadi semacam kumpulan kegiatan reaktif, tidak berpola. Sehingga dalam jangka
panjang akan mengakibatkan demotivasi para anggota organisasi dan bahkan akan
5
POAC
Planning
Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan efisien
ekonomi dan pasar, sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan pesaing, dll
Ini adalah lazim selama periode pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, Rencana
yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa depan perusahaan tergantung pada
tingkat kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk menghadapi keadaan
tempat.
Organizing
Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer
Pembagian kerja adalah pemecahan tugas kompleks menjadi komponenkomponennya sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas
terbatas bukannya tugas secara keseluruhan.
Tidak semua orang secara fisik dan psikologi mampu melaksanakan semua
operasi yang menyusun kebanyakan tugas kompleks, bahkan dengan anggapan
6
Actuating
A.
Controlling
Ada beberapa dasar proses dalam Controlling atau pengawasan, diantaranya
adalah teknik pengendalian dan sistem yang pada dasarnya sama untuk kas,
prosedur kantor, moral, kualitas produk atau apa pun. Bisa diasumsikan bahwa
baik rencana dan struktur organisasi yang jelas, lengkap, dan terintegrasi akan
8
tercipta jika manajer yakin akan tugasnya. Jika manajer tidak yakin dari tugasnya
atau bawahan tidak memiliki kemampuan atau tidak tahu bahwa dia memiliki
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, akan menjadi sulit untuk menentukan
siapa yang akan bertanggung jawab.
2.
POA
Prinsip dalam menyusun POA atau Planning Of Action adalah dengan
memperhatikan komponen dan juga unsur-unsur dalam perencanaan. Komponen
yang dimaksud ialah :
1)
Kelengkapan rencana
2)
3)
1.
POAC
Planning
A.
Menyadari kesempatan.
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau
peluang di lingkungan eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal
perencanaan. Menjadi bagian penting melihat terhadap kesempatan masa depan.
Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar organisasi,
permintaan konsumen atau pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan.
B. Menentukan tujuan.
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap
sub unit di dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau
sub unit di dalamnya.
C. Mengembangkan dasar pikiran.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi.
Mengenal dan memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang
sesuai, eksternal maupun internal.
D. Menentukan tindakan alternatif.
Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan terdapat
permasalahan hambatan.
E. Mengevaluasi tindakan alternatif.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan
menimbang dengan cermat, tindakan alternatif yang memberikan peluang yang
paling bagus tentang pencapaian tujuan, biaya yang paling murah dan keuntungan
yang paling tinggi.
F.
Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan
dievaluasi.
G. Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat, perencanaan
telah selesai, dan tujuah langkah telah dilakanakan, maka memerlukan daftar atau
hal yang diperlukan untuk mendukung tujuan. Contoh pendukung tujuan adalah
10
Organizing
Hal pertama yang dilakukan dalam thap/langkah pengorganisasian adalah
yaitu
pendekatan
institusional
dan
pendekatan
kepatuhan.
Institusional diperoleh melalui hak milik atas masyarakat, hukum, dan undangundang. Pendekatan kepatuhan diperoleh dari atasan ke bawahan.
Manajer harus mendelegasikan wewenang karena dia menanggung lebih
banyak pekerjaan dari yang dapat dia kerjakan sendiri, dan kemampuan pikiran
manusia semakin lama bisa semakin bertambah atau berkurang, untuk itulah
manajer mendelegasikan wewenang.
A. Langkah-langkah mendelegasikan wewenang diantaranya :
Actuating
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk
B.
C.
Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
Controlling
Dalam controlling ada beberapa langkah dan proses, yaitu pengawasan. Proses
C.
perbaikan.
D.
dilakukan secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan
dilakukan.
2. POA
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui
empat tahap sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
tujuan
Dimulai dengan sebuah titik waktu berlabel sekarang dan berakhir dengan
titik berlabel tujuan tercapai, buat time line untuk mengalokasikan tanggal date
line disetiap tindakan yang telah diurutkan, yang terdaftar di bawah goal tertentu.
Penting sekali bagi anda menyelesaikan urutan dan waktu secara tepat jika anda
ingin meraih tujuan tercapai secara efektif.
4.
Sumber daya finansial dan SDM harus dialokasikan untuk setiap langkah
tindakan. Jika sumber yang ada terbatas atau selalu kurang dari kebutuhan pada
tiap apapun, mungkin sebaiknya anda kembali ke langkah sebelumnya dan
merevisi action plan anda.
5.
Daftarkan cara untuk memantau kemajuan dari action plan yang telah dibuat.
Tahapan-tahapan pemantauan harus disertakan juga dalam time line.
7.
Delegasikan tugas-tugas.
Ambil setiap titik pada time line secara bergantian dan tanyakan : siapa yang
akan melakukan apa, pada tanggal yang telah ditentukan untuk melakukan tugas
yang telah ditetapkan ? bagikan tugas-tugas ini kepada setiap individu atau tim
yang sesuai.
8.
Implementasikan rencana
POAC
Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau pusat
kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi
adalah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas
maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
15
Organizing (Pengorganisasian)
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan
Controlling (Pengawasan)
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi
terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini,
dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan
efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
Beberapa cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer yang
meliputi pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara
langsung oleh seorang manejer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang
17
dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai
dengan yang dikehendakinya.
Pengawasan tidak langsung, adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan
melalui laporan secara tertulis maupun lisan dari karyawan tentang pelaksanaan
pekerjaan dan hasil yang dicapai. Pengawasan berdasarkan pengecualian, adalah
pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan yang luar biasa dari hasil atau
standar yang diharapkan. Pengawasan ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung
dan tidak langsung oleh manajer.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manajemen merupakan seni untuk mengatur system kinerja perusahaan yang meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (aktuasi), dan
pengontrolan (controlling), untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
18
19
CONTOH KASUS
Penentuan Prioritas Alternatif Solusi untuk Masalah ISPA dengan Metode Reinke
Latar Belakang Masalah
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak.
Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di Negara
berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat
156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di Negara
berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10juta) dan
Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk-pilek
pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et al Bulletin WHO 2008). ISPA
merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah
sakit (15%-30%). (Kementerian Kesehatan, 2012).
Identifikasi Masalah
Misalkan puskesmas yang akan digunakan dalam tulisan ini yaitu Puskesmas X. Berdasarkan
data rekap penyakit yang diperoleh selama kegiatan magang khususnya di bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Puskesmas X, ditemukan permasalahan yang dialami. Salah
satunya adalah masih banyak kasus ISPA yang terjadi di wilayah Kecamatan X. Walaupun jumlah
kasus ISPA di wilayah ini menurun, tetapi jumlah penderitanya masih banyak dan semua
penderitanya adalah balita. Hingga saat ini, ISPA masih menduduki peringkat pertama dari 10
besar penyakit dengan angka kesakitan tertinggi di wilayah kecamatan tersebut .
Tabel 1. Jumlah Penderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas X Selama
Juli
1250
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita ISPA relatif mengalami penurunan
walaupun sempat mengalami peningkatan pada bulan Maret tahun 2010, akan tetapi jumlah
penderitanya masih banyak yaitu mencapai hingga ribuan balita. Pada bulan Agustus tahun 2010,
masih ditemukan kasus ISPA pada balita di Kecamatan X yaitu 18 kasus dan kasus tersebut hanya
untuk orang-orang yang melakukan kunjungan berobat di Puskesmas X. Beberapa hal yang
memungkinkan menjadi penyebab masih tingginya angka kesakitan ISPA di wilayah kerja
Puskesmas X di antaranya adalah :
Masalah tenaga kesehatan bidang P2P Puskesmas X. Masalah tenaga yang ada pada P2P
Puskesmas X, yaitu masalah tenaga berdasarkan keberadaan berbagai jenis tenaga kesehatan
secara kuantitas dan kualitasnya. Kenyataan yang terjadi di bidang P2P, meskipun tugas untuk
masing-masing karyawan (staf) sudah dibagi, tetapi beban kerja yang diberikan masih cukup
berat. Hal ini terjadi karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dan jumlah tenaga yang
masih terbatas.
Proses pencatatan dan pelaporan data. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit akan
sangat efektif bila didukung oleh sistem surveilans yang efektif pula. Dalam surveilans
dilaksanakan proses pengumpulan data, analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta
tindak lanjut perbaikan dan perubahan. Kecepatan dan ketepatan informasi yang dihasilkan dalam
sistem surveilans dapat menjamin pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit dengan
cepat dan tepat, sehingga
20
diperlukan adanya proses pengolahan data secara efektif dan efisien.Dalam melaksanakan
kegiatannya, staf pada bidang P2P menemui beberapa hal yang dapat menghambat kelancaran
proses kerja, salah satunya dalam proses pengolahan data. Proses pencatatan dan pelaporan data
penyakit di bidang ini sering terhambat disebabkan kurangnya sarana komputer, program
komputer yang bermasalah dan kurangnya tenaga untuk melaksanakan tugas tersebut, sehingga
dapat berakibat pada kurang tepatnya waktu penginformasian.
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat. Bidang P2P merupakan salah satu
bidang di Puskesmas yang berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara optimal. Dimana dalam pelaksanaannya tidak lepas dari peran serta bidang-bidang lain
yang ada di Puskesmas X maupun peran serta (partisipasi) dari masyarakat Kecamatan X. Namun
selama pelaksanaan program yang telah dijalankan oleh Puskesmas X khususnya program
penanggulangan ISPA, peran serta (partisipasi) masyarakat masih kurang. Masih kurangnya peran
serta (partisipasi) masyarakat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Prioritas Masalah
Metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah Metode Hanlon Kuantitatif.
Metode Hanlon Kuantitatif merupakan salah satu cara untuk menetapkan urutan pioritas masalah
dengan memperhatikan 4 kriteria yaitu:
1. Kelompok kriteria A : besarnya masalah
2. Kelompok kriteria B : tingkat kegawatan masalah
3. Kelompok kriteria C : kemudahan penanggulangan masalah
4. Kelompok kriteria D : PEARL, dimana:
Kelompok kriteria D : PEARL, dimana:
a) P : kesesuaian
b) E : secara ekonomi murah
c) A : dapat diterima
d) R : tersedia sumber
e) L : legalitas terjamin
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di Bidang P2P Puskesmas X diperoleh masalah
bahwa angka kesakitan penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas X masih tinggi, sehingga
dipilih prioritas masalah untuk mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1) Masalah tenaga kesehatan bidang P2P Puskesmas X
2) Proses pencatatan dan pelaporan data
3) Kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat
Penentuan prioritas masalah terhadap permasalahan-permasalahan di Bidang P2P dengan Metode
Hanlon Kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 2. Prioritas Masalah Metode Hanlon Kuantitatif Bidang P2P
No
Inventaris
Skor
Skor D
21
NPD
NPT
Prioritas
Masalah
1.
2.
3.
Masalah tenaga
kesehatan bidang
P2P Puskesmas
X
Proses pelaporan
dan pencatatan
data
Kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran dari
masyarakat
Kriteria
A B C
3 3 3
P
1
E
1
A
1
R
1
L
1
18
18
III
21
21
II
24
24
22
guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan ISPA di wilayah kerja Puskesmas X.
Penentuan prioritas pemecahan masalah berdasarkan kriteria matrik dengan metode
Reinke, yaitu dengan menetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni
dengan memberi angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas
jalan keluar adalah yang nilai efektifitasnya paling tinggi, sedangkan efisiensi untuk setiap
alternatif jalan keluar, yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sampai dengan
angka 5 (paling efisien). Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang
diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar.
Alternatif Jalan Keluar
no
Alternatif Jalan
Keluar
CONTOH POA
23
I.2 PENGERTIAN
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk
menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh puskesmas pada tahun
berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan
setempat.
I.3 TUJUAN
I.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan manajemen Puskesmas dalam mengelola kegiatannya dalam upaya
meningkatkan fungsi Puskesmas sebagai Pusat Pengembangan, Pembinaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan di Wilayah Kerjanya.
I.3.2 Tujuan Khusus
1. Dapat disusunnya Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) Puskesmas yang akan dilaksanakan
pada tahun berikutnya.dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan di wilayah kerjanya.
2. Dapat disusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK ) Puskesmas yang akan
dilaksanakan setelah diterimanya alokasi sumber daya dari berbagai sumber dalam rangka
memantapkan penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang sedang berjalan
( Tahun 2011).
I.4 RUANG LINGKUP
Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan. Yang dimaksud
dengan unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Tehknis Dinas (UPTD ) yakni organisasi dilingkungan
dinas kabupaten / Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.
Kriteria UPTD terdiri dari:
1. Tidak melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, perizinan.
2. Mempunyai misi /tugas pokok yang jelas dan tidak berduplikasi atau tumpang tindih dengan
unit organisasi yg lain.
3. Didukung oleh 3 (tiga ) factor : SDM, anggaran,sarana/prasarana kerja.
4. Memiliki rencana Program dan kegiatan pengembangan yang berkelanjutan.
Fungsi Puskesmas adalah :
1. Pusat Pembangunan berwawasan Kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
3. Pusat pelayanan Kesehatan strata pertama yang meliputi :
- Pelayanan Kesehatan Perorangan
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dalam pelaksanaan ketiga fungsi diatas, Puskesmas memiliki beberapa program,
dimana program tersebut dikelompokkan menjadi :
a. Program Kesehatan Dasar (Upaya Kesehatan Wajib )
24
25