Disusun oleh :
Nama
: Diandra Arisnawati
NIM
: J410130073
Semester/shift : 6/A
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Lingkungan kerja adalah tempat di mana pegawai melakukan
aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan
prestasi
kerja
pegawai.
Lingkungan
kerja
yang
apabila
ada
kenyamanan
dalam
lingkungan
kerja.
bising,
debu,
bau
dan
hal
semacam
itu
yang
beban kerja dari tenaga kerja itu sendiri dan jika tidak dikendalikan
dengan baik sehingga melebihi nilai batas yang di perkenankan maka
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja dan dapat menurunkan
produktivitas tenaga kerja (Annuriyana, 2010). Maka dari itu,
diperlukan pengukuran terhadap suhu efektif di tempat kerja apakah
hasilnya sudah memenuhi standar atau tidak agar bisa ditentukan
pengendalian yang tepat.
b. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal metode dan peralatan pengukuran iklim
kerja.
2. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pengukuran iklim kerja.
3. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengukuran.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Iklim Kerja
Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembapan udara,
kecepatan gerakan, dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat factor
ini dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh yang disebut
tekanan panas (Soeripto, 2008). Menurut Permenakertrans No. PER
13/MEN/X/2011 iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu,
kelembapan, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat
pengeluaran
panas
dari
tubuh
tenaga
kerja
sebagai
akibat
pekerjaannnya.
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelmababna
udara, kecepatan gerakan udara, dan suhu radiasi pada suatu tempat
kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang
ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat
menurunnya efisiensi dan produktifitas kerja. Suhu udara yang
dianggap nikmat bagi orang Indonesia ialah berkisar 24 0C260C dan
selisih suhu didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 5 0C. batas
kecepatan angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk (Soeripto,
2008).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keseimbangan suhu
tubuh adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. Suhu lingkungan
Hear Stress
keringat.
7) Heat stroke
Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat
pengatur suhu tubuh. Pada kondisi ini mekanisme pengatur
suhu tidak berfungsi lagidisertai hambatan proses penguapan
secara tiba-tiba (Muflichatun, 2006).
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimitasi dengan
iklim tropis yang suhunya sekitar 29-300 C dengan kelembaban
sekitar 85 95 %. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses
penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama
berada di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja
tanpa pengaruh tekanan panas.
b. Iklim kerja dingin
Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan
keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh
suhu
ruangan
sangat
rendah
terhadap
kesehatan
dapat
kerja
dapat
dilakukan
dengan
koreksi
tempat
kerja,
IV.
CARA KERJA
1. Pengukuran Suhu
a. Membuka penutup baterai pada bagian belakang alat kemudian
memasang baterai pada tempatnya.
b. Menekan tombol on pada sakelar di samping baterai.
c. Memasang kassa pada thermometer basah dan dibasahi dengan
menggunakan aquades secukupnya.
d. Thermometer di diamkan selama 5 menit di tempat yang akan di
ukur suhunya (outdoor).
e. Setelah 5 menit, lihat hasil pengukuran suhu basah, suhu kering
dan suhu bola pada monitor yang ada pada thermometer.
f. Catat hasilnya pada lembar kerja.
2. Pengukuran Kelembaban Relatif
a. Memberikan kassa pada ujung
thermometer
basah
sling
hygrometer.
b. Membasahi thermometer basah yang telah di beri kassa dengan
aquades secukupnya.
c. Putar sling hygrometer selama 2 menit untuk diketahui suhunya.
d. Seletah 2 menit, membaca suhu basah dan suhu kering pada sling
hygrometer.
e. Catat hasilnya kemudian di hitung selisih antara suhu basah dengan
suhu kering, lalu cocokkan dengan tabel untuk mengetahui
kelembaban relatifnya.
V.
HASIL PENGUKURAN
Hasil Pengukuran
Lokasi
SB
SK
SG
KR
Outdoor (Depan
26,2 C
32,0 C
32,2 C
62%
ruang BAA)
Indoor (Ruang
27,7 C
32,1 C
53%
Workshop)
ISBB outdoor = 0,7 x suhu basah alami + 0,1 x suhu kering + 0,2 suhu
Bola
= (0,7 x 26,2) + (0,1 x 32) + (0,2 x 32,2)
=18,34 + 3,2 + 6,44
= 27,98
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 11 mei 2016 adalah
melakukan pengukuran iklim kerja. Dimana iklim kerja adalah suatu
kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara,
dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Iklim kerja yang tidak nyaman
dapat menurunkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Pada pengukuran kali ini, kelompok mendapatkan pembagian tempat
pengukuran outdoor yaitu di depan ruang BAA. Hasil pengukuran yang di
dapatkan antara lain suhu basah 26,2 C, suhu kering 32,0 C , suhu bola
32,2 C dan kelembaban relatifnya sebesar 62%. Sehingga diperoleh hasil
ISBB outdoor sebesar 27,98 C. Dari hasil yang diperoleh tersebut
berdasarkan Peraturan Menteri Tanaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
Per.13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas fisika dan kimia di tempat
kerja dengan beban kerja ringan, nilai ambang batas yang diperbolehkan
yaitu sebesar 30C sehingga hasil pengukuran iklim kerja di depan ruang
BAA tersebut memenuhi karena tidak melebihi NAB yang telah
ditentukan.
Hasil pengukuran indoor yang diperoleh dari kelompok lain yaitu
suhu basah 27,7 C, suhu bola 32,1 C dan kelembaban relatifnya sebesar
53% sehingga diperoleh hasil ISBB indoor sebesar 29,02C. Dari hasil
yang
diperoleh
tersebut
berdasarkan
Per.13/MEN/X/2011,
hasil
pengukuran masih dalam suhu yang normal karena tidak memenuhi NAB
yang ditentukan.
Dari hasil pengukuran indoor maupun outdoor, diketahui bahwa
iklim kerja di ruang workshop dan di depan ruang BAA masih dalam suhu
yang normal sehingga tidak akan menimbulkan gangguan dalam bekerja.
VII.
secara
berkala
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Annuriyana, Eka. 2010. Hubungan Tekanan Panas Dengan Produktivitas Tenaga
Kerja Bagian Pencetakan Genteng di Desa Jelobo Wonosari Klaten. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Budiono. 2008. Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Depnakertrans RI. 2011. PER.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja. Depnakertrans RI. Jakarta
Indonesia.
Idrus, Muhammad. 2006. Implikasi Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Universitas
Diponegoro. Vol.3 (1) hal: 94-106.
Muflichatun. 2006. Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi dan
Produktivitas Kerja pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji
Donorejo Batang. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Soeripto , M . 2008. Hygiene Industri. Jakarta : Balai penerbit FKUI.