Anda di halaman 1dari 6

1.

Analisis saya mengenai mengapa aspek peserta didik dan karakteristik materi
pelajaran digunakan sebagai pertimbanagn dalam memilihan an penentuan
media pembelajaran.
Sebelum seorang guru memilih media pembelajaran yang akan digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran maka seorang guru harus mempertimbangkan
beberapa hal dimana dalam hal ini aspek dan karakteristik materi yang digunakan
sebagai acuan sebagai indikatoruntuk memilih dan menentukan jenis media
pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya. Disini saya akan
menjelaskan mengapa 2 hal tersebut merupakan faktor penting dalam keberhasilan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru.
Dilihat dari aspek peserta didik dapat diketahui bahwa kemampuan, kepribadian,
kecakapan, kesenangan mengenai mata pelajaran pada setiap peserta didik berbeda
antara satu dengan yang lain. Dimana aspek peserta didik ini dapat debedakan
menjadi beberapa aspek yangdapat menjadi indikator yaitu, dalam jenjang dan
kelas berapa peserta didik yng menjadi sasaran dari media pembelajaran yang kita
gunakan, penentuan media pembelajaran yang akan digunakan oleh guru untuk
kegitan belajar harus mengacu pada penyesuaian media dengan karakteristik
peserta didik, media pembelajaran digunakan untuk siswa yang jumlahnya berapa,
gaya belajar apa yang mayoritas disukai siswa...... ( Sungkono. Pemilihan Dan
Penentuan Media Dalam Proses Pembelajaran ). Dinama menurut Sungkono, M.Pd
menyatakan khususnya pada karakteristik peserta didik bahwa, karakteristik peserta
didik ini menyangkut beberapa hal seperti kemampuan atau taraf berfikir setiap
peserta didik, perbedaan daya tangka setiap peserta didik, pengalaman yang
berbeda-beda antara setiap peserta didik, serta yang paling utama adalah apakah
media pembelajaan yang digunakan menarik bagi setiap peserta didik.

Dari

pernyataan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa aspek peserta didik sangatlah
memepengaruhi keberhasilan suatu kgitan pembelajaran pada khususnya yang
menggunakan media pembelajaran, dengan melihat aspek ini seorang guru akan
lebih mudah menentukan jenis media pembelajaran apakah yang sesuai dengan
peserta didik, banyak peserta didik yang lebih suka gaya belajar visualisasi daripada
audio, tetapi ada juga siswa yang lebih suka audio dari pada visual, sehingga
dengan memepertimbangkan aspek peserta didik ini kemungkinan besar media
pembelajaran yang guru tersebut gunakan akan lebih berhasil.
Dilihat dari karakteristik materi pelajaran, untuk menentukan

media

pembelajaran yang pas dan cocok bagi para peserta didik paling tidak harus
mengacu pada karakteristik, dimana menurut Widodo Dan Jasmadi, suatu materi
memeiliki karakteristik sebagai berikut : mamapu digunakan dalam pembelajaran
mandirir, bersifat lengkap dan jelas, berdirir sendirir (tidak bergantung pada bahan

ajar lain), mamapu beradaptasi dengan perkembangan iptek saat ini sesuai
jamannya( fleksibel), mudah dipahami dan digunakan untuk menjelaskan suatu
kejadian.( Lestari, 2013: 2). Dari pernyataan diatas suatu materi yang dibuat dalam
suatu media pembelajaran harus bisa menggantikan peran dari karakteristik materi
asli secara keseluruhan artinya media yang dibuat harus benar-benar mewakili
materi yang disampaikan secara utuh dan yang paling penting adalah peserta didk
mampu memahami ataupun mampu untuk mengerti apa materi yang disampaika
didalam medi pembelajaran tersebut. Didalam membuat media pembelajaran, media
pembelajaran harus mengikuti karakteristik dari materi yang dibahas/diangkat.
Dimana dapat saya simpulkan media pembelajaran tersebut haruslah bersifat self
instruction yangmana suatu media pembelajaran tersebut dirancang agar media
tersebut mampu menggantikan peran guru,sehingga siswa mampu belajar secara
mandiri tanpa bantuan guru, self contained yangmana suatu media pembelajaran
tersebut dirancang secara komplit, sehingga siswa akan lebih bisa memahapi dan
tidak akan mengalami salah penafsiran tentang materi yang disampaikan, stand
alone yangmana suatu media pembelajaran harus berdiri sendiri, artinya media
pembelajaran tersebut sudah mampu memberikan pengetahuan secara keseluruhan
tanpa harus menggunakan mediayang lain, adaptive yangmana media pembelajaran
harus mampu bersifat fleksibel dan selalu dikembangkan mengikuti perkembangan
jaman, user friendly yangmana berarti media pembelajaran harus mudah digunakan
dan mudah di pahami oleh peserta didik ataupun guru yang bersangkutan sehingga
media pembelajaran tersebut benar-benar mampu memberikan keberhasilan yang
maksimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
2. Jenis media pembelajaran yang saya gunakan jiak berperan sebagai guru,
dimana jenis media pembelajaran yang saya gunakan mengacu pada cone
experinence.
Sebelum membuat media pembelajaran, sebagai seorang guru saya akan
terlebih dahulu menentukan indikator pembuatan media pembelajaran, dimana
indikator tersebut saya ambil dari cone of experience dan saya sesuaikan dengan
tingkat pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki berdasarkan kelasnya. Disini
saya ambil contoh saya akan menggunakan media pembelajaran yang bersifat
presentasi yang lebih menekankan pada audiovisual seperti video demonstrasi atau
video tutorial, hal ini saya lakukan sebab siswa kelas X semester satu pasti akan
sangat awam bagi mereka mengetahui materi baru yang belum pernah mereka
pelajari saat di SMP, misalnya pada mata pelajaran motor bakar pada kelas X
semester satu, kemungkinan saya akan membuat media pembelajaran berupa
video/animasi 3D hal itu akan lebih membantu siswa untuk memahami bagaimana

cara kerja motor bakar, prinsip kerja bagaimana serta apa saja komponennya,
semua

submatrei

tersebutakan

saya

buat

sebagai

materi

pada

media

pembelajaran. Disini sayang menggunakan ini sebab siswa kelas X ini masih belum
memiliki pengalaman yang konkrit mengenai materi motor bakar sehingga saya
menekankan terlebih dahulu memberikan pengetahuan secara audiovisual melalui
video animasi dan di tambah dengan pemaparan yangsaya lakukan. Dari sinilah
sya akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kpada siswa kelas X
dimana pengalamandan pengetahuannya ini akan mereka gunakan pada mata
pelajaran prktik motor bakar sepeda motor yang akan dilakukan di semester 2. Hal
ini saya lakukan karena saya ingin memeberikan pengalaman bagi siswa yang
dapat di aplikasikanpada proses yang selanjutnya. Hubungan antara pengalaman
lama dengan pengalan baru ini sangat lah berkaitan erat, seperti kutipan dalam
jurnal berikut, pengetahuan dan ketrmpilan, perubahan sikap dan perilaku dapat
terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
telah dialami sebelumnya. ( Muhamad Ali. Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktifmata Kuliah Medan Elektromagnetik. 2009: 12).
Kemudiaan pada saat siswa kelas XI dan XII, saya akan membuat media
pembelajaran yang bersifat lebih difokus pada pengaplikasian. Disini saya
memanfaatkan pengalaman yang telah diterima siswa sebelumnya sebagai acuan
untuk mengembangkan media pembelajar yang bersifat mengerjakan hal nyata, hal
ini saya terapakan pada praktik motor bakar yang di lakukan siswa pada kelas XI.
Disini telas diketahui bahwa teori yangtelah ereka dapatka dari mata pelajaran
motor bakar pada kelas X semester satu akan mereka gunakan, aplikasikan serta
akan mereka gunakan dasar teorinya untuk melakukan praktik motor bakar. Dari
sini telah terlihat bahwa adanya interaksi pengalaman baru dengan pengalaman
yang siswa alami.
Analisis saya mengenai penggunaan cone of experience sebagai salah satu
indikator pembuatan atau pengembangan media pembelajaran.
Analisa saya mengenai penggunaan cone of experience sebagai salah satu
indikator pembuatan atau pengembangan media pembelajaran merupakan
indikator yang sangat penting untuk menujang keberhasilan dari suatu kegiatan
belajar-mengajar. Dengan

adanya

penggunaan

media

pembelajaran

yang

disesuaikan dengan pengalaman pesertadidik akan membantu mereka untuk lebih


mudah memahami materi yang diajarkan, penggunaan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan pemahamn teori dan pengalaman dari masing-masing peserta
didik

ini

akan

mendorong

tingkat

keberhasilan

dalam

mencapai

tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Untuk memperkuat argumen saya ini, saya

mengambil sedikit kutipan dari jurnal dimana kutipan ini merupakan kesimpulan dari
penelitian

mengenai

pengembanagan

media

pembelajaran

berbasis

komputer berikut kutipannya, ..........pengaruh media dalam pembelajaran


dapat dilihat dari jenjang pengalaman belajar yang akan danatau telah
diterima oleh siswa, dimana hasil belajar dari seorang siswa diperoleh mulai
dari pengalaman langsung (konkrit), kenyataan yang ada di lapangan,
kemudian melalui simulasi, dan samapai pada lambang verbal. ( Muhamad
Ali.

Pengembangan

Media

Pembelajaran

Interaktifmata

Kuliah

Medan

Elektromagnetik. 2009: 15).

3. Langkah sebagai seorang guru untuk membuat media pembelajaran


berbasis video :
a. Mencari sumber referensi yang relevan, sebagai dasar ataupun contoh
media berbasis video, misalnya mencari jurnal mengenai media tersebut,
mencari media pembelajaran yang relevan di Youtube, dan melihat
media pembelajaran yang sudah pernah di buat sebelumnya. Dimana hal
itu digunakan sebagai indikator.
b. Melakukan analisis kebutuhan, yang dimaksud analisis kebutuhan disini
adalah mengetahui apakah media pembelajaran berbasis video tersebut
relevan digunakan sebagai media belajar yang pas bagi siswa untuk
mempelajari materi tersebut, kemudian analisis karakteristik peserta
didik, sebab setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda
antara satu siswa dengan siswa yang lain, kemudian apakah media
pembelajran tersebut sudah memenuhi tingkat kebutuhansiswa yang
menjadi sasaranmedia pembelajaran yang dibuat, artinya apakah siswa
sudah bisa paham atau mengerti materi yang akan kita sampaikan hanya
dengan menggunakan media tersebut. Analisis ini juga harus melihat
kondisi dari sekolah yang meliputi ketersediaan sarana-prasaran, kondisi
setiap kelas saat belajar-mengajar, kemampuan dari guru dalam
menggunakan media pembelajaran berbasis video ini.
c. Menentukan desain dari media pembelajaran berbasis video ini, artinya
kita melakukan desain mengenai tampilan seperti apa yang akan
diterapkan dalam media pembelajaran kita ini apakah tampilannya harus
dibuat simple atau seperti apa harus disesuaikan dengan analisis
kebutuhan yang telah dilakukan diatas, kemudian melakukan desan

mengenai

tujuan

instruksional

dan

oprasional,

artinya

media

pembelajaran ini harus relevan untuk mencapai tujuan pemebelajaran


yang diinginkan dimana didalam media tersebut harus tertera apa saja
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan materi seperti apa yang
relevan dimasukan di dalam media pembelajaran ini.
d. Melakukan pengembangan pada desain awal yang telah dibuat, artiya
dari desain awal kita mulai mengembangkan desain tadi, misalnya
desain tampilan, disini akan dikembangkan jenis tampilan yang disukai
siswa adalah semacam ini dan jika dibuat siswa tidak akan bingung
dengan tampilan dari media pembelajaran ini, desain materi yang akan di
sampaikan

harus

dikembangkan

sesuai

dengan

dengan

tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.


e. Membuat storyboard, artinya dari data dan pengembangan yang telah
kita tentukan diawal kita paparkan ataupun sajikan dalam bentuk sketsa
gambar berurutan yg sesuai dengan pengembangan yang telah kita
lakukan diawal tadi. Disini storyboard akan mempermudah penyampaian
suatu susunan materi yang akan dibuat ataupun akan disampaikan.
f. Membuat media pembelajaran yang utuh, artinya media yang telah kita
rangkai diatas harus sudah tersusun dan materinya harus dibuat sesuai
dengan alur yang ada di storyboard tadi. Disini media pembelajaran
harus bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang utuh dan
relevan. Pada proses pembuatan media pembelajran ini tahap inilah
yang sangat penting sebab tahap ini adalah tahapan eksekusi akhir
seperti pembuatan video dan pengeditan tampilan video, tahapan ini
sangat menentukan hasil dari media pembelajaran yang dibuat.
g. Melaksanakan pengujian media pembelajaran yang telah dibuat, disini
keberhasilan dari media pembelajarn yang telah buat dapat dilihat,
apakah banyak siswa yang tertarik dengan media pembelajaran kita,
apakah media pembelajaran kita sudah relevan dengan tujuan
pembelajran yang ingin dicapai serta sudah sesuai dengan materi yg
telah ditentukan sebelunya, apakah dengan menggunakan media ini
tingkat pemahaman dari siswa bertambah. Semua komponen itu bisa
dilihat saat proses pengujian ini.
h. Melakukan evaluasi, disini evaluasi akhir dari media yang kita buat
dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bida media, bidang

pembelajaran dan bidang bahan ajar. Disini setiap komponen tadi akan
dicek oleh para ahli. Ahli media akan melakukan pengecekan apakah
tampilan, desain, dan kondisi dari media pembelajaran tersebutsudah
baik atau belum. Ahli pembelajaran akan melakukan pengecekan
terhadap komponen pembelajaran yang ada di dalam media misalnya
tujuan pembelajaran nya seperti apa, strategi pembelajaran yang
diterapkan di dalam media seperti apa, dan seperti apakah evaluasi yang
ada di dalam media pembelajaran yang dibuat apakah sudah sesuia atau
belum dengan aturan yang ada. Ahli bahan ajar akam melakukan
pengecekan

terhadap

materi

yang

disampaikan

dalam

media

pembelajaran apakah sudah sesuai atau belum. Disini para ahli akan
memberikan penilaian terhadap media pembelajaran tersebut, apakah
sudah baik atau perlu dilakukan revisi.
i. Tahap revisi, jika media pembelajar sudah dinyatakan lulus maka media
pembelajaran sudah bisa digunakan ataupun diterapkan pada proses
belajar mengajar, tetap jika beelum lulus harus dilakukan revisi pada
bagian yang di anggap belum relevan.
j. Tahap penerapan, disini media pembelajaran yang telah di anggap baik
oleh para ahli, artinya lulus dalam penilaian sudah bisa diterapkan
sebagai media pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai