ADAM MANDAWA
20/10/1
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini secara tersusun dengan judul
Budaya dan Peradaban Agama Islam. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Ahmad Zaldi selaku guru pembimbing pendidikan agama islam yang telah memberikan tugas
makalah ini.
Dengan keterbatasan kami dalam hal pengetahuan maupun pengalaman, yang diyakini
masih memiliki banyak kekurangan dalam makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik dan sempurna
DAFTAR ISI
Judul(i)
Kata Pengantar..(ii)
Daftar Isi.(iii)
Bab I Pendahuluan1
A. Latar Belakang.1
B. Rumusan Masalah1
C. Maksud dan Tujuan.1
Bab II Isi..2
Bab III Penutup..9
A. Kesimpulan dan Saran.9
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah masyarakat adalah himpunan dari individu yang membentuk suatu
kelompok sosial budaya. Pengalaman individu tak dipungkiri, itu adalah hasil dari sebuah
interaksi antar sesama dalam sebuah masyarakat. Interaksi ini melahirkan sebuah
kebudayaan sebagai icon dari masyarakat tersebut. Tak ada sebuah masyarakat manapun
di dunia ini yang tidak memiliki budaya karena manusia adalah makhuk sosial. Kata
Aristoteles, manusia adalah zoon politicon (manusia adalah binatang berpolitik), atau
menurut istilah ilmu mantiq, (manusia adalah hewan makhluk hidup- yang berakal).
B. Rumusan Masalah
Oleh karena kehidupan sosial budaya selalu melekat dan berpengaruh serta
menjadi pedoman bagi setiap prilaku individu, maka tanpa masyarakat ia tidak dapat
berkembang menjadi pribadi karena ikatan dalam kelompoknya merupakan urat nadi
dalam hidupnya. Ibarat sampan tak berdayung atau sepeda tak berantai. Lebih konkret
lagi diumpamakan sesosok manusia yang berkaki satu, bertangan satu, bertelinga satu,
bermata satu, berlubang hidung satu, begitulah sebuah masyarakat terbentuk dari
beberapa idividu dan satu individu tidak membentuk sebuah masyarakat.
Bab II
ISI
KEBUDAYAAN
DAN
PERADABAN AGAMA ISLAM
Dari akar kata madana lahir kata tamaddun yang secara literal berarti peradaban yang
berarti juga kota berlandaskan kebudayaan atau kebudayaan kota. Landasan peradaban islam
dalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudaan islam adalah
agama. Dalam islam tidak seperti masyarakat penganut agama yang lainnya, agama bukanlah
kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa
dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari peradaban.
Peradaban merupakan kebudayaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimana kebudayaan tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya tapi juga
mempengaruhi daerah-daeerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut berkembang.
PUNCAK KEJAYAAN DALAM PERADABAN ISLAM
Seorang pemikir Perancis
bernama
Dr.
Gustave
Le
Bone
mengatakan:
Dalam satu abad atau 3 keturunan, tidak ada bangsa-bangsa manusia dapat mengadakan
perubahan yang berarti. Bangsa Perancis memerlukan 30 keturunan atau 1000 tahun baru dapat
mengadakan suatu masyarakat yang bercelup Perancis. Hal ini terdapat pada seluruh bangsa dan
umat, tak terkecuali selain dari umat Islam, sebab Muhammad El-Rasul sudah dapat mengadakan
suatu masyarakat baru dalam tempo satu keturunan (23 tahun) yang tidak dapat ditiru atau
diperbuat oleh orang lain.
Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama
sekira 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah Saw di Madinah (622-632M); Masa
Daulat Khulafaur Rasyidin (632-661M); Masa Daulat Umayyah (661-750M) dan Masa Daulat
5
Islam.Masa Kedaulatan Abbasiyah merupakan pencapaian cemerlang di dunia Islam pada bidang
sains, teknologi dan filsafat.
Masa sepuluh Khalifah pertama dari Daulat Abbasiyah merupakan masa kejayaan
(keemasan) peradaban Islam.Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan
filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.Pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama juga
lahir para imam mazhab hukum yang empat hidup Imam Abu Hanifah (700-767 M); Imam Malik
(713-795 M); Imam Syafi'i (767-820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M).
Beberapa ilmuwan muslim lainnya pada masa Daulat Abbasiyah yang karyanya diakui
dunia diantaranya:
1)
Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul
buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling
masyhur adalah Al-Hawi Fi Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan
upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh
Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar
dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak.
Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina;
2)
Motibus,
dimana
Al Yaqubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu
geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn
Waddih qui dicitur al-Yaqubi historiae;
4)
Pada masa Khilafah Utsmani, para ahli sejarah sepakat bahwa zaman Khalifah Sulaiman
Al-Qanuni (1520-1566 M) merupakan zaman kejayaan dan kebesaran yang pada masanya telah
jauh meninggalkan negara-negara Eropa di bidang militer, sains dan politik.
Bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran,
penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi
oleh masa the Dark Ages mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment
(pencerahan) di Eropa.
Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan modern. Menurut George Barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk
merasakan perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak
ditujukan kepada sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber-sumber Arab.
Dunia Barat sekarang sejatinya berterima kasih kepada umat Islam. Akan tetapi pada
kenyataannya pihak Barat (non Muslim) telah sengaja menutup-nutupi peran besar atas jasa para
pejuang dan ilmuwan muslim tersebut yang pada akhirnya terabaikan bahkan sampai terlupakan.
TEKNOLOGI DALAM PERADABAN ISLAM
Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, Kekhilafahan
Abbasiyahmampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam.Di era ini, telah lahir ilmuwanilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia.Sebut saja, alKhawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
matematika, Algoritma (logaritma).Ada Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara
untuk mengukur suhu udara.Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis
Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi referensi ilmu
kedokteran para pelajar Barat.Tak ketinggalan al-Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan
terhadap tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun
bunga dan tidak pernah 7 atau 9.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya
merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan
Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih
yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat
8
2,5:1.Kecanggihan
teknologi
masa
ini
juga
terlihat
dari
peninggalan-peninggalan
sejarahnya.Lain lagi pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah, kekuatan militer laut
Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi mereka menguasai Laut Tengah.
Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18.Umat Islam mulai merasa
tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte
ke Mesir.Saat itu Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak, ditambah
tenaga ahli.
Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat pemerintahannya diserang
oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang
berkembang pada kekhalifahan Usmaniyah.
FUNGSI MASJID PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
Masjid bukan hanya untuk tatapan dan ibadah namun, merupakan pusat dan nadi
kegiatan.Al-Quran menjelaskan fungsi masjid di dalam firman-Nya pada surah Al-Nur, ayat 3637.
Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, langkah pertama yang baginda lakukan ialah
membina masjid.Masjid pertama yang dibina oleh Rasulullah ialah Masjid Quba. Diantara fungsi
masjid pada zaman Rasulullah ialah:
1.
2.
3.
Pusat perkembangan ilmu pengetahuan kerana masjid tempat ilmu pengetahuan disampaikan
baik dalam bidang akidah, syariat dan akhlak.
4.
5.
6.
Pusat kegiatan sosial dan kehakiman dalam perkara yang berkaitan dengan nikah dan
penyelesaian masalah umat Islam.
7.
8.
9.
Antara sebab masjid pada zaman silam mampu berperanan sedemikian luas ialah:
1.
Keadaan masyarakat yang bersatu padu dan berpegang teguh kepada nilai keagamaan dan
kebudayaan.
2.
Kemampuan pembina masjid menghubungkan aspek sosial dan keperluan masyarakat dengan
kegiatan masjid.
3.
1.
2.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi.Ekonomi adalah modal
dasar untuk membangun umat agar tetap melanjutkan nilai-nilai perjuangan menegakkan syariat
Islam. Rasulullah adalah seorang pedagang yang jujur, beliau telah mencontohkan kepada kita
bagaimana cara mengembangkan wawasan perekonomian pada waktu di Mekkah dan Madinah.
3.
4.
Bidang seni (seni suara, seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni arsitektur).
Kebudayaan manusia akan terus berkembang dari waktu ke waktu, bukan dalam bidang seni
membaca Al-Quran saja yang masuk dalam kategori seni suara, seni musik pun berkembang
pesat seperti rebana, kasidah, nasid. Seni tari seperti tara ala Sufi, tari Saman dan seni rupa
seperti kaligrafi Al-Quran dan seni arsitektur atau seni bangunan.
11
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan
setiap kecakapan dan kebiasaan.
2. Peradaban adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya
manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan,
jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek), yang teridentifikasi
melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun
melalui identifikasi diri yang subyektif.
3. Peradaban Islam adalah pencapaian hasil budi kaum Muslimin dalam sejarah yang
diilhami, dilandasi oleh keyakinan Islam.
4. Pendidikan Islam pertama ada empat, yaitu:
*Pendidikan keagamaan
*Pendidikan akliyah dan ilmiyah
*Pendidikan akhlak dan budi pekerti
*Pendidikan jasmani.
12