Anda di halaman 1dari 2

sloof merupakan elemen struktur pada rumah yang terletak di bawah lantai 1 atau di atas pondasi

berupa beton bertulang. Sebagai seorang engineer diwajibkan untuk mengetahui cara
menghitung kebutuhan semen pada beton bertulang. Beton bertulang tersusun oleh material
semen pasir kerikil dan besi beton. Pada artikel sebelumnya sudah dibahas bagaimana cara
menghitung kebutuhan material pada pondasi batu kali. Setelah anda membuat pondasi rumah
langkah selanjutnya dalam membangun rumaha adalah membuat sloof beton bertulang. Tentu
sebelum membuat anda harus menghitung terlebih dahulu berapa volume material yang
dibutuhkan untuk membuat sloof tersebut. Perhitungan kebutuhan menjadi hal yang sangat
penting karena anda dapat mempersiapkan biaya maupun alat jauh-jauh hari sebelum
pelaksanaannya.
Ukuran sloof pada rumah tinggal 1 lantai berkisar 15 cm x 25 cm. Besi beton yang digunakan
biasanya adalah P12 atau D10 untuk tulangan utama dan P8 atau P10 pada sengkangnya. Setelah
kita tahu material apa saja yang dibutuhkan untuk membuat beton maka kita harus menghitung
jumlah atau volumenya. Yang perlu menjadi catatan adalah perbandingan semen:pasir:kerikil
yang biasa dilakukan oleh tukang adalah perbandingan volume dengan 1 PC : 2 PS : 3 Kr.
Perbandingan tersebut setara dengan kuat tekan beton K125 atau 9,5 Mpa.

Kebutuhan Semen pada beton bertulang


Semen merupakan zat utama pembentuk beton sehingga campuran air, kerikil, dan pasir bisa
mengeras dan digunakan untuk struktur bangunan. Semen dipasaran atau toko bangunan
biasanya 1 zak sama dengan 50 kg. Cara menghitung kebutuhan semen kita lakukan terhadap
satuan kilogram kemudian dikonversi menjadi jumlah zak.
Sebagai contoh panjang sloof adalah 6 meter. Ukuran penampangnya adalah lebar 15 cm dan
tinggi 20 cm. Campuran beton dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 Kr. Pertama yang perlu
dihitung adalah volume beton.
volume = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18 m3
kebutuhan semen dengan campuran K125 dalam 1 m3 = 276 kg sesuai dengan SNI 2008.
Kebutuhan semen pada sloof = 276 x 0.18 = 49.68 kg.
Kebutuhan Pasir pada beton bertulang

Pasir merupakan agregat halus yang digunakan sebagai komposisi filler pada beton yang dapat
menyumbang kuat tekan beton yang cukup besar. Biasanya pasir di pasaran dalam bentuk satuan
kubik.
volume = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18 m3
kebutuhan pasir dengan campuran K125 dalam 1 m3 = 828 kg sesuai dengan SNI 2008.
Kebutuhan pasir pada sloof = 828 x 0.18 = 149,4 kg
berat jenis pasir = 1400 kg/m3 maka apabila dikonversi ke m3 menjadi 149,4/1400 = 0.1 m3
Kebutuhan Kerikil pada beton bertulang
kerikil merupakan agregat kasar yang digunakan sebagai campuran pokok beton yang dapat
menyumbang kuat tekan beton yang cukup besar. Biasanya kerikil di pasaran dalam bentuk
satuan kubik. Ukuran kerikil antara 20 mm sampai 30 mm.
volume = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18 m3
kebutuhan kerikil dengan campuran K125 dalam 1 m3 = 1012 kg sesuai dengan SNI 2008.
Kebutuhan kerikil pada sloof = 1012 x 0.18 = 182 kg
berat jenis kerikil = 1350 kg/m3 maka apabila dikonversi ke m3 menjadi 182/1350 = 0.13 m3

Anda mungkin juga menyukai