BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses terjadinya perpindahan masa adsorbat dari fase
2.1.1
Klasifikasi Adsoprsi
Pada umumnya proses adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua
proses, yaitu proses adsorpsi secara fisik yang disebabkan oleh gaya Van
der Waals dan secara kimia yang disebabkan melalui reaksi kimia antara
molekul-molekul adsorbat dengan atom-atom penyusun permukaan
adsorben [9].
1. Adsorpsi fisika (physisorption)
Proses adsorpsi fisika adalah fenomena fisik yang terjadi saat
molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu padatan dan
sebagian dari molekul-molekul tadi mengembun pada permukaan padatan
1. Jenis Adsorbat
a. Ukuran molekul adsorbat
Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal yang penting agar
proses adsorpsi dapat terjadi, karena molekul-molekul yang dapat
diadsorpsi adalah molekul-molekul yang diameternya lebih kecil
atau sama dengan diameter pori adsorben.
b. Kepolaran zat
Apabila berdiameter sama, molekul-molekul polar lebih kuat
diadsorpsi daripada molekul-molekul tidak polar. Molekul-molekul
yang lebih polar dapat menggantikan molekul-molekul yang
kurang polar yang terlebih dahulu teradsorpsi.
2. Karakteristik adsorben
a. Kemurnian adsorben
Sebagai zat untuk mengadsorpsi, maka adsorben yang lebih murni
lebih diinginkan karena kemampuan adsorpsi lebih baik
Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga cocos dari
suku aren-arenan atau Arecaceae. Kelapa adalah salah satu tanaman yang tumbuh
subur di Indonesia dengan beragam varietas. Kelapa secara ilmu biologi termasuk
keluarga palma yang bisa dibagi menjadi tiga macam. Varietas dalam yang terdiri
dari viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), macrocorpu (kelapa kelabu),
sakarina (kelapa manis). Kelapa genjah dengan varietas eburnia (kelapa gading),
regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa dan kelapa hibrida.
Gambar 2. Kelapa
Varietas dalam adalah salah satu jenis kelapa dengan batang tinggi dan
besar, ukurannya bisa mencapai 30 meter bahkan lebih. Kelapa dalam mulai
berbuah di usia tanam sekitar 6-8 tahun dan bisa hidup sampai dengan usia 100
tahun. Kelapa jenis ini dapat berbuah hingga 90 butir kelapa per pohon dalam satu
tahun.
2.3
Sabut Kelapa
Buah kelapa terdiri dari epicarp yaitu bagian luar yang permukaannya
licin, agak keras dan tebalnya + 0.7 mm, mesocarp yaitu bagian tengah yang
disebut sabut, bagian ini terdiri dari serat keras yang terbalnya 3-5 cm, endocarp
yaitu termpurung tebalnya 3-6 mm. Sabut merupakan bagian tengah (mesocarp).
Serat Panjang
Geotekstil
Sabut
Genteng
Serat Pendek
Hardboard
Cocopeat
Debu Sabut
Kompos
Hardboard
Isolator Listrik
Gambar 7. Produk Turunan Pengolahan Sabut Kelapa [11]
Sabut kelapa dapat diolah menjadi arang aktif karena struktur sabut kelapa
tersusun dari selulosa yang secara alami memberi struktur berpori sehingga dapat
digunakan sebagai media adsorpsi [3]. Sabut kelapa terdiri dari beberapa unsur
dan senyawa. Adapun komposisi sabut kelapa dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Sabut Kelapa (persen dalam berat kering) [12]
Parameter
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Kadar (%)
19,26 26,6
8,15 8,50
29,33 31,64
Pektin
14,25 14,85
26 29
Arang Aktif
10
Arang aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang
mempunyai luas permukaan yang sangat besar yaitu 300 sampai 2000 m 2/gr. Luas
permukaan yang sangat besar disebabkan karena adanya struktur berpori. Poripori tersebut yang menyebabkan arang aktif memiliki kemampuan untuk
menyerap [13]. Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan
aktivasi dengan aktivator bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada
temperatur tinggi. [14].
Berdasarkan ukuran partikelnya ada dua jenis arang aktif yaitu arang aktif
granular dan arang aktif serbuk. Arang aktif granular merupakan partikel dengan
bentuk yang tidak seragam berukuran 0,20,5 mm. Arang aktif granular dapat
digunakan pada pengolahan limbah cair maupun gas. Sedangkan arang aktif
serbuk jauh lebih kecil dengan ukuran kurang dari 0,18 mm. Arang aktif serbuk
biasanya digunakan pada pengolahan limbah cair [16].
Menurut Standar Industri Indonesia (SII) No. 0258-88, syarat mutu arang
aktif adalah:
Tabel 2. Syarat Mutu Arang aktif (SII. 0258-88)
Uraian
Bagian yang hilang pada
pemanasan 950oC
Kadar air
Kadar abu
Bagian yang tidak
Persyaratan
Butiran
Padatan
Max. 15%
Max. 25%
Max. 4,5%
Max. 2,5%
Tidak ternyata
Max. 10%
Max. 10%
Tidak ternyata
11
mengarang
Daya serap terhadap
larutan I2
Arang aktif murni
Daya serap terhadap
benzene
Daya serap terhadap
methylene blue
Kerapatan jenis curah
Min. 80%
Min. 65%
Min. 25 ml/g
Min. 60 ml/g
Arang aktif telah digunakan secara luas, terutama di bidang industri yaitu
sebagai adsorben (penyerap) karena kapasitas adsorpsi yang besar pada banyak
jenis zat terlarut. Arang aktif digunakan dalam bidang perlindungan lingkungan
dari bahan kimia, makan dan farmasi, hidrometalurgi, industri katalis, bahan
elektroda, pertahanan militer-kimia dan sebagainya. Dalam industri arang aktif
sangat diperlukan karena dapat mengabsorpsi bau, warna, gas dan logam.
Kebutuhan Indonesia akan arang aktif untuk bidang industri relatif tinggi,
disebabkan semakin meluasnya pemakaian arang aktif pada sektor industri.
Permintaan arang aktif akan terus meningkat sebesar 9% per tahun. Konsumsi
arang aktif pada tahun 2014 adalah sebesar 1,7 juta ton [4].
Menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia berikut data ekspor dan
impor aranga aktif di Indonesia.
Tabel 3. Data Ekspor dan Impor Arang Aktif di Indonesia
Per Kg
Tahun
2007
2008
2009
Ekspor
76.324.910
27.055.688
22.740.624
Impor
3.474.254
3.528.208
4.846.055
2010
24.791.393
5.777.577
2011
21.652.271
5.444.834
Berikut data perusahaan yang bergerak di bidang Industri arang aktif di Indonesia
Tabel 4. Daftar Perusahaan Produksi Arang Aktif
Nama Perusahaan
PT. Aiptomindo Nuansa Kimia
Lokasi Perusahaan
Bandung, Jawa Barat
12
13
dengan
bahan
aktivasi
ini
dimaksudkan
untuk
14
2.5
Minyak Goreng
Dalam proses penggorengan, minyak goreng berperan sebagai media
untuk perpindahan panas yang cepat dan merata pada permukaan bahan yang
digoreng. Selama proses penggorengan minyak mengalami reaksi degradasi yang
disebabkan oleh panas, udara dan air, sehingga mengakibatkan terjadinya
oksidasi, hidrolisis, dan polimerisasi. Reaksi oksidasi juga dapat terjadi selama
masa penyimpanan. Minyak goreng juga mengalami perubahan warna dari kuning
menjadi warna gelap. Reaksi degradasi ini menurunkan kualitas minyak [6].
Proses oksidasi dan polimerisasi merusak sebagian vitamin dan asam
lemak esensial dalam minyak sehingga dapat mengakibatkan keracunan dalam
tubuh dan berbagai macam penyakit, seperti diare, pengendapan lemak dalam
pembuluh darah, dan kanker. Kerusakan minyak goreng mempengaruhi kualitas
dan nilai gizi makanan yang digoreng. Penurunan mutu minyak jelantah antara
lain dilihat dari warna menjadi lebih gelap, aroma menjadi tidak sedap, serta kadar
asam lemak bebas dan bilangan peroksida yang tinggi [19].
15
Gambar 10. Reaksi Pembentukan Asam Lemak Bebas pada Minyak Goreng [20]
Kriteria Uji
Keadaan
Bau
Warna
Kadar air dan bahan menguap
Bilangan asam
Bilangan peroksida
Minyak pelican
Asam linoleat (C18:3) dalam
komposisi asam lemak minyak
Cemaran logam
Kadmium (Cd)
Timbal (Pb)
Timah (Sn)
Merkuri (Hg)
Cemaran arsen (As)
Minyak Jelantah
Satuan
Persyaratan
% (b/b)
mg KOH/g
mek O2/kg
-
Normal
Normal
maks. 0,15
maks. 0,6
maks. 10
Negatif
maks. 2
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
maks. 0.2
maks 0.1
maks. 40, 0/250,0
maks. 0.05
maks. 0,1
16
atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan gliserol dan asam lemak
bebas. Kerusakan minyak atau lemak dapat juga diakibatkan oleh proses oksidasi,
yaitu terjadinya kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak, yang biasanya
dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Selanjutnya,
terurainya asam-asam lemak disertai dengan hidroperoksida menjadi aldehid dan
keton serta asam-asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh
proses hidrolisa dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral dan pada
konsentrasi sampai 15%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih dari 1%,
jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan lidah.
Penentuan asam lemak dapat dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari
minyak, karena bilangan asam dapat dipergunakan untuk mengukur dan
mengetahui jumlah asam lemak bebas dalam suatu bahan atau sampel. Semakin
17
besar angka asam dalam minyak maka kandungan asam lemak bebas akan
semakin tinggi [19].