Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga awal produksinya lebih lama
Bila ch hujan sama, tetapi hh sedikit, berarti ch harian tinggi -- merusak lateks
5-6 bulan
Mempengaruhi produksi karet melalui pengaruhnya yang sangat nyata dan positif terhadap
jumlah hh per tahun
Setiap kenaikan elevasi 100 m di atas 200 m dpl, tanaman karet terlambat matang
sadapnya 6 bln, karena suhu turun 0,5oC tiap naik 100 m
Ketinggian > 600 m dpl tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet
B. TANAH
Sifat fisik tanah lebih penting dibandingkan dengan sifat kimianya (sifat kimia lebih mudah
diatur)
Berbagai jenis tanah dapat sesuai (vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m)
Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang baik (struktur, solum, kedalaman air tanah, aerasi
dan drainasenya)
Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya (drainase dan aerasi) kurang baik
pH 3, 0 - pH 8,0
- Solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
klon
2.
Umur
3.
Jarak tanam
4.
Lingkungan tumbuh
Faktor yg mempengaruhi perkembangan akar
1. Energi yg tersedia (biji, hsl fotosintesis dan respirasi)
2. Fisika dan kimia tanah
a) Kegemburan, porositas (fisika)
b) Unsur hara dan toksik (kimia) (BO, KTK, Hara, Air)
3. Akar cenderung berkembang ke Carbon Org dan KTK tinggi
Setelah tan karet dewasa (5 tahun)
a)
Menggugurkan daunnya
b)
c)
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga 10.000
satuan dalam rantai tanpa cabang. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia
akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan sumbu
panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah al asan mengapa
karet bersifat elastik.
Kebun Entres : kebun untuk perbanyakan calon batang atas, menghasilkan mata entres
Kebun bibit Batang bawah (rootstock) : bibit asal biji, untuk diokulasi dg mata entres
Okulasi :Proses penyambungan batang bawah dengan mata entres
KEBUN ENTRES
Syarat Lokasi:
1. Tidak tergenang air tetapi dekat dengan sumber air untuk penyiraman.
2. Bebas dari sumber penyakit, mengingat kebun entresakan dipertahankan 8-10 tahun.
3. Sebaiknya topografi datar, dengan kemiringan 0-10%.
4. Dekat dengan jalan, untuk memudahkan pengangkutan sarana produksi.
Pemeliharaan:
Pemurnian: dengan cara pewiwilan tunas yang tumbuh dari batang bawah
Pemupukan: Urea, SP 36, KCl dan Dolomit, masing-masing dengan dosis 10, 15, 10 dan 20 gram
per pohon tiap aplikasi. Aplikasi pupuk dilaksanakan 4 kali setahun
Pengendalian Gulma: manual dan herbisida (setelah batang bawah berwarna coklat 4-5- bln)
Penanggulangan Hakit:
Penyakit gugur daun Oidium penyemprotan Bayleton 250 EC
Penyakit gugur daun Colletotrichum Dithane M-45,
Lapuk batang Fusarium pengolesan Antico F96
Jamur akar putih penyiraman Bayleton 250 RC dan penggunaan Trichoderma
Pengambilan entres
Dilakukan dengan pemotongan batang entres dengan arah potongan miring (serong)
kemudian luka bekas potongan dioles dengan TB 192 atau paraffin.
Selanjutnya bekas potongan akan muncul 3-4 cabang yang dipelihara sebagai mata tunas
PEMBIBITAN ROOT STOCK
= 60%
= 90%
= 80%
Okulasi jadi
= 80%
= 90%
= Jumlah pokok
STADIA PERTUMBUHAN BENIH DIPINDAH
2. Stum tinggi
o
Untuk penyulaman
3. Bibit polybag
o
o
4. Stum mini
o
o
o
5. Stum kagok
o
o
o
o
o
o
Akar lengkap,
Pertumbuhan homogen
o
o
o
o
PEMELIHARAAN TANAMAN
Untuk memperoleh TBM yg matang sadap tepat waktu (5 thn) maka perlu mendapatknan
pemeliharaan yg baik, antara lain :
1. Penyulaman.
Batas penyulaman maximum 5 %.
Penyulaman dilaksanakan pada TBM I.
Penyulaman menggunakan bibit polybag yg prima.
2. Penunasan / Wiwil.
Penunasan dilakukan dg tujuan utk mendptkan batang yg lurus dan mulus, keterlambatan
wiwilan akan berdampak pd bidang sadap karena terjadinya luka yg tidak bisa dihindari.
3. Perangasangan Percabangan.
Perangsangan percabangan perlu dilakukan krn tanaman karet dlm membentuk percabangan
ada yg lambat dan cepat menurut
jenis klon, hal ini dilaksanakan dgn tujuan utk
mempercepat perkembangan lilit batang dgn cara memotong pucuk pada payung
terakhir
dgn ketinggian antara 2,5 hingga 3 m.
PEMELIHARAAN TM KARET
1. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pada prinsipnya pemeliharaan jalan dan jembatan sangat perlu dilaksanakan krn dg
terpeliharaanya jalan dan jembatan angkutan produksi berjalan dg lancar sehingga mutu latek sampai ke
pabrik tidak mengalami penurunan kwalitas.
2. Pemeliharaan Saluaran Air, Teras dan Rorak.
Guna mencegah kemunduran tanah akibat erosi, disamping pemberian pupuk juga perlu
pemeliharaan teras dan rorak yg pd prinsipnya sama seperti pd TBM.
3. Pengendalian Gulma.
Pada prinsipnya sama dg TBM, hanya pd TM kondisi gulmanya lebih ringan bila
dibandingkan dg TBM, krn pd TM dg percabangan yg rimbun perkembangan gulma agak tertekan.
4. Pemupukan.
Pemupukan pada TM diberikan dua kali dalam setahun dg dosis mengacu pada
rekomendasi balai penelitian.
5. Inventarisasi Pohon.
Inventarisasi pohon semenjak TBM sampai tanaman akan dibongkar harus diikuti secara
cermat, teliti, dicatat dan setiap bulan dilaporkan, khusus utk TM agar jumlah pohon per hanca betul
betul nyata, sesuai antara LM dg lapangan.
PENYADAPAN
1. Penyadapan mulai ketika lingkar batang mencapai 45 cm (umur 60 bln), diukur 100 cm di
atas sambungan
2. Penyadapan dimulai dari atas ke bawah serong kanan 30-45 o
3. Dilakukan 2 hari sekali (d/2)
4. Setahun konsumsi kulit + 250-280 mm
5. Jumlah hari sadap per tahun 120-160 hari
6. Dapat dilakukan selama 25-30 tahun, tergantung
a. konsumsi kulit tiap sadap
b. Pemeliharaan
c. Adanya penyakit
PELAKSANAAN PENYADAPAN
Kedalaman Irisan Sadap
1. Kedalaman irisan sadap dianjurkan 11.5 mm dari kambium
2. Dasar pemikiran:
1) Pembuluh lateks, semakin ke dalam semakin banyak
2) Jangan sampai terjadi kerusakan kambium agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik
3) Lamanya penyadapan 2530 tahun
DESKRIPSI SISTEM PENYADAPAN
Kode Internasional
Intensitas sadap :
d/2
12m/12
400
Cup-lump
Lump tanah
Screp
Compo/ brown-crepe
Cup lump
sama dg proses membuat sheet angin, hanya saja pengeringannya menggunakan asap
Crumb-rubber
PEMERAMAN
Setelah 15-30 menit terjadi pembekuan lateks, ditambahkan air di bagian atas bekuan untuk mencuci
sisa asam dan mencegah terjadinya oksidasi enzim yang mengakibatkan timbulnya warna gelap. Lama
pemeraman kurang lebih 1 jam.
PENGGILINGAN
Bekuan yang dihasilkan digiling lima kali dengan gilingan polos dan sekali gilingan beralur, sambil
disemprot dengan air. Tujuannya adalah untuk mencuci sit dan mencegah lengketnya sit pada rol
penggiling.
PENCUCIAN
Lembaran sit yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam bak pencuci untuk menghilangkan sisa
asam, sisa serum dan kotoran yang menempel selama penggilingan