Anda di halaman 1dari 11

MATERI TPTT

SYARAT TUMBUH KARET


A. IKLIM

Daerah antara 15,0 LS dan 15,0 LU.

Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga awal produksinya lebih lama

1). Curah hujan (ch)

Pengaruhnya sangat besar:


1. Pada Pertumbuhan tanaman
2. Berkembangnya penyakit: makin tinggi tempat, curah hujan makin banyak, makin
lembab, jamur daun (colletrtricum gloeosporioides)
3. Pemungutan hasil / produksi lateks, hujan pagi merusakkan tampungan lateks

Curah hujan optimal :


1. 2.500 mm - 4.000 mm/tahun (Chairil Anwar Pusat Penelitian Karet 2001)
2. 800-2500 mm per tahun (Damardono 1994)

2). Hari hujan (hh)

Optimum 115 sd. 150 hh/tahun.

Bila ch hujan sama, tetapi hh sedikit, berarti ch harian tinggi -- merusak lateks

Hari hujan pengaruhnya lebih nyata dibanding ch rata-rata per tahun

Pada ch 115-150/thn, dengan ch 10-15 mm/hari maka:

Kebutuhan air tanaman terpenuhi

Tidak merusak lateks

Tidak menciptakan lingkungan lembab

Curah hujan untuk karet dikembangkan Damardono (1994): yaitu penggolongannya

Bulan basah > 150 mm optimal 5-6 bulan


Bulan kering < 130 mm optimal

5-6 bulan

3). Tinggi tempat / Elevasi

Mempengaruhi produksi karet melalui pengaruhnya yang sangat nyata dan positif terhadap
jumlah hh per tahun

Elevasi juga mempengaruhi suhu

Setiap kenaikan elevasi 100 m di atas 200 m dpl, tanaman karet terlambat matang
sadapnya 6 bln, karena suhu turun 0,5oC tiap naik 100 m

Hubungan elevasi dengan hh berupa regresi linear


Y = 122,464 + 0,075 X
Y = jumlah hh per tahun
X = elevasi

Tumbuh optimal pada dataran rendah sampai 200 m dpl.

Ketinggian > 600 m dpl tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet

Suhu optimal berkisar antara 25,0C sampai 35,0C


4) Angin

Angin yang terlalu kencang kurang baik, menyebabkan roboh

B. TANAH

Sifat fisik tanah lebih penting dibandingkan dengan sifat kimianya (sifat kimia lebih mudah
diatur)

Berbagai jenis tanah dapat sesuai (vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m)

Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang baik (struktur, solum, kedalaman air tanah, aerasi
dan drainasenya)

Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya (drainase dan aerasi) kurang baik

pH 3, 0 - pH 8,0

Sifat-sifat tanah cocok untuk karet :

- Solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas

- Aerase dan drainase cukup

- Tekstur tanah remah, porus dan dpt menahan air

- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir

- Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm

- Kandungan hara NPK dan hara mikro cukup

- Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5

- Kemiringan tanah < 16% dan

- Permukaan air tanah < 100 cm

Tujuan Budidaya karet


1. Pertumbuhan tanaman baik (indicator: pertambahan lilit batang + 0.75 cm/bln)
2. Produksi tinggi
3. Umur produksi panjang, yaitu 25-30 tahun
Penyebaran akar karet dipengaruhi oleh:
1.

klon

2.

Umur

3.

Jarak tanam

4.

Lingkungan tumbuh
Faktor yg mempengaruhi perkembangan akar
1. Energi yg tersedia (biji, hsl fotosintesis dan respirasi)
2. Fisika dan kimia tanah
a) Kegemburan, porositas (fisika)
b) Unsur hara dan toksik (kimia) (BO, KTK, Hara, Air)
3. Akar cenderung berkembang ke Carbon Org dan KTK tinggi
Setelah tan karet dewasa (5 tahun)
a)

Menggugurkan daunnya

b)

Memerlukan 2 minggu untuk bersemi kembali

c)

Produksi turun pada periode ini


Penyebab lain defoliasi :

Kemarau panjang (kekeringan)


Dingin ekstrem dan hari penyinaran pendek (non tropis)
Lateks

Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga 10.000
satuan dalam rantai tanpa cabang. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia
akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan sumbu
panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah al asan mengapa
karet bersifat elastik.

Kebun Entres : kebun untuk perbanyakan calon batang atas, menghasilkan mata entres
Kebun bibit Batang bawah (rootstock) : bibit asal biji, untuk diokulasi dg mata entres
Okulasi :Proses penyambungan batang bawah dengan mata entres
KEBUN ENTRES
Syarat Lokasi:
1. Tidak tergenang air tetapi dekat dengan sumber air untuk penyiraman.
2. Bebas dari sumber penyakit, mengingat kebun entresakan dipertahankan 8-10 tahun.
3. Sebaiknya topografi datar, dengan kemiringan 0-10%.
4. Dekat dengan jalan, untuk memudahkan pengangkutan sarana produksi.
Pemeliharaan:

Pemurnian: dengan cara pewiwilan tunas yang tumbuh dari batang bawah
Pemupukan: Urea, SP 36, KCl dan Dolomit, masing-masing dengan dosis 10, 15, 10 dan 20 gram
per pohon tiap aplikasi. Aplikasi pupuk dilaksanakan 4 kali setahun
Pengendalian Gulma: manual dan herbisida (setelah batang bawah berwarna coklat 4-5- bln)
Penanggulangan Hakit:
Penyakit gugur daun Oidium penyemprotan Bayleton 250 EC
Penyakit gugur daun Colletotrichum Dithane M-45,
Lapuk batang Fusarium pengolesan Antico F96
Jamur akar putih penyiraman Bayleton 250 RC dan penggunaan Trichoderma

Pengambilan entres

Umur cabang 6 bulan

Dilakukan dengan pemotongan batang entres dengan arah potongan miring (serong)
kemudian luka bekas potongan dioles dengan TB 192 atau paraffin.

Pemanenan Perdana dilakukan 30 cm di atas pertautan okulasi

Selanjutnya bekas potongan akan muncul 3-4 cabang yang dipelihara sebagai mata tunas
PEMBIBITAN ROOT STOCK

Bahan bibit tanaman untuk batang bawah

Seleksi biji (biji sapuan/ illegitimate, atau legitimate)

PEGANGAN DI LAPANG UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BIJI KARET:


Daya kecambah

= 60%

Kecambah dapat ditanam

= 90%

Tanaman hidup siap okulasi

= 80%

Okulasi jadi

= 80%

Bibit siap salur

= 90%

Berdasar asumsi di atas


Kebutuhan Biji = 3,215 x L x P
L

= luas yang direncanakan

= Jumlah pokok
STADIA PERTUMBUHAN BENIH DIPINDAH

1. Stadia mentis : calon tunas dan akar baru mulai kelihatan


2. Stadia bintang : akar mulai keluar, sementara tunas belum
3. Stadia pancing kecil: akar sudah tumbuh dan plumule tumbuh tetapi masih melengkung seperti mata
pancing
4. Stadia pancing besar: plumule mulai tumbuh memanjang lurus ke atas.
Stadia terbaik dipindah adalah stadia 3 dan 4
TINDAKAN KONSERVASI KEBUN KARET
1. Pemupukan dengan tepat
2. Pengaturan drainase kebun
3. Penanaman Legume Cover Crops (LCC), sekaligus pengendalian gulma secara biologis

MACAM BIBIT KARET


1. Stum mata tidur
o
o

Tunas okulasi belum tumbuh


Batang atas tunas dipotong 1-2 minggu
sebelum tanam

2. Stum tinggi
o

Tunas okulasi sudah tumbuh

Umur tunas 1,5 2 thn di pembibitan

Untuk penyulaman

3. Bibit polybag
o
o

Mata tunas sudah tumbuh daun 2 -3


payung
Umur tunas 3-4 bln

4. Stum mini
o
o
o

Mata Tunas sudah tumbuh 5-7 payung


Umur tunas 11-12 bulan
Batang tunas dipotong 1-2 minggu
sebelum tanam

5. Stum kagok
o
o

o
o

Mata Tunas sudah tumbuh > 1 tahun


Batang tunas dipotong 1-2 minggu
sebelum tanam

Panjang akar 40cm,


Batang di atas mata tunas 5 cm

Panjang akar 50cm,

Batang di atas sambungan 2,5 m

o
o

Akar lengkap,
Pertumbuhan homogen

o
o

Panjang akar 50 cm,


Batang di atas sambungan 20 cm

o
o

Panjang akar 50 cm,


Batang di atas sambungan 1 m

PEMELIHARAAN TANAMAN

Untuk memperoleh TBM yg matang sadap tepat waktu (5 thn) maka perlu mendapatknan
pemeliharaan yg baik, antara lain :
1. Penyulaman.
Batas penyulaman maximum 5 %.
Penyulaman dilaksanakan pada TBM I.
Penyulaman menggunakan bibit polybag yg prima.
2. Penunasan / Wiwil.
Penunasan dilakukan dg tujuan utk mendptkan batang yg lurus dan mulus, keterlambatan
wiwilan akan berdampak pd bidang sadap karena terjadinya luka yg tidak bisa dihindari.
3. Perangasangan Percabangan.
Perangsangan percabangan perlu dilakukan krn tanaman karet dlm membentuk percabangan
ada yg lambat dan cepat menurut
jenis klon, hal ini dilaksanakan dgn tujuan utk
mempercepat perkembangan lilit batang dgn cara memotong pucuk pada payung
terakhir
dgn ketinggian antara 2,5 hingga 3 m.
PEMELIHARAAN TM KARET
1. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pada prinsipnya pemeliharaan jalan dan jembatan sangat perlu dilaksanakan krn dg
terpeliharaanya jalan dan jembatan angkutan produksi berjalan dg lancar sehingga mutu latek sampai ke
pabrik tidak mengalami penurunan kwalitas.
2. Pemeliharaan Saluaran Air, Teras dan Rorak.
Guna mencegah kemunduran tanah akibat erosi, disamping pemberian pupuk juga perlu
pemeliharaan teras dan rorak yg pd prinsipnya sama seperti pd TBM.
3. Pengendalian Gulma.
Pada prinsipnya sama dg TBM, hanya pd TM kondisi gulmanya lebih ringan bila
dibandingkan dg TBM, krn pd TM dg percabangan yg rimbun perkembangan gulma agak tertekan.
4. Pemupukan.
Pemupukan pada TM diberikan dua kali dalam setahun dg dosis mengacu pada
rekomendasi balai penelitian.
5. Inventarisasi Pohon.
Inventarisasi pohon semenjak TBM sampai tanaman akan dibongkar harus diikuti secara
cermat, teliti, dicatat dan setiap bulan dilaporkan, khusus utk TM agar jumlah pohon per hanca betul
betul nyata, sesuai antara LM dg lapangan.

PENYADAPAN

1. Penyadapan mulai ketika lingkar batang mencapai 45 cm (umur 60 bln), diukur 100 cm di
atas sambungan
2. Penyadapan dimulai dari atas ke bawah serong kanan 30-45 o
3. Dilakukan 2 hari sekali (d/2)
4. Setahun konsumsi kulit + 250-280 mm
5. Jumlah hari sadap per tahun 120-160 hari
6. Dapat dilakukan selama 25-30 tahun, tergantung
a. konsumsi kulit tiap sadap
b. Pemeliharaan
c. Adanya penyakit
PELAKSANAAN PENYADAPAN
Kedalaman Irisan Sadap
1. Kedalaman irisan sadap dianjurkan 11.5 mm dari kambium
2. Dasar pemikiran:
1) Pembuluh lateks, semakin ke dalam semakin banyak
2) Jangan sampai terjadi kerusakan kambium agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik
3) Lamanya penyadapan 2530 tahun
DESKRIPSI SISTEM PENYADAPAN

Kode Internasional

Model sadap : spiral

Panjang sadap : setengah spiral

Jumlah sayatan : satu

Arah sadap: kebawah (from left to right)

Intensitas sadap :

setiap 2 hari sekali

Jumlah Bulan sadap per tahun

d/2
12m/12

Jumlah pohon per ha

400

Kalkulasi Intensitas sadap =


= jumlah sayatan x panjang sadap x intensitas sadap harian x jumlah bulan disadap dalam setahun x
jumlah pohon =
1 x S x x 12/12 x 400 = 100%
BERBAGAI PRODUK PRIMER KARET
1. Hasil sadapan:
Lateks cair

: kwalitas prima, K3 + 30%

Cup-lump

: bekuan lateks dlm mangkok

Lump tanah

: tumpahan lateks diatas


tanah, kadar kotoran + 75 %

Screp

: bekuan lateks pada bidang


sadap

2. Hasil olahan petani


Sheet angin dan crepe

: dibuat dari bahan lateks cair

Compo/ brown-crepe

: dibuat dari bahan cup-lump


bersih

Compo bermutu rendah : dibuat dari lump tanah


dicampur screp
Slab

: dibuat dari bahan lateks, cuplump

Cup lump

: dibuat dari bahan lateks cair

3. Hasil olahan pabrik:

RSS (Ribbed Smoke Sheet),

sama dg proses membuat sheet angin, hanya saja pengeringannya menggunakan asap

Crumb-rubber

hasil olahan petani dilanjutkan proses, pemecahan,pencucian, penggilingan, dikering anginkan,


diremah, dikeringkan dlm dryer, dikempa dan dikemas
1. SIT ANGIN (Unsmoked Sheet/USS)
Sit Angin adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang digiling dan dikeringanginkan,
sehingga memiliki KKK 90-95%
Keuntungan dengan membuat sit angin :
1) Dapat diolah menjadi RSS 3, RSS 4 atau SIR 5
2) Memiliki KKK yang tinggi dan mutunya lebih konsisten
3) Biaya pengangkutan dan pengolahan di pabrik lebih efisien
Kendala dalam pembuatan Sit
1) Diperlukan investasi untuk pembelian peralatan pengolahan, asam format/semut
atau asap cair dan tempat pengeringan
2) Diperlukan disiplin petani yang tinggi
3) Diperlukan curahan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi
TAHAPAN PENGOLAHAN SIT
PENYARINGAN LATEKS
Lateks kebun disaring dengan saringan 40 atau 60 mesh, untuk memisahkan kotoran yang terikat
seperti daun dan tatal, Saringan sebaiknya terbuat dari baja anti karat, kemudian dilakukan pengujian
kadar karet kering
PENGENCERAN
Pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan air bersih ke dalam lateks sehingga diperoleh
KKK baku 12-15%. Jumlah air yang ditambahkan dapat dihitung dengan rumus :
PEMBEKUAN
1. Pembekuan lateks dilakukan didalam bak yang terbuat dari aluminium atau plastik dengan ukuran
50cmX25cmX6cm.
2. Latek yang telah diencerkan sebanyak 5-6 liter dituang kedalam bak pembeku, kemudian
ditambah 370 ml asam format/semut 1% atau 300 ml larutan asap cair10% untuk setiap liter
lateks kemudian diaduk.
3. Busa yang timbul selama pengadukan dibuang, kemudian lateks dibiarkan membeku.
4. Untuk menghindari adanya kotoran maka bak perlu ditutup.

PEMERAMAN
Setelah 15-30 menit terjadi pembekuan lateks, ditambahkan air di bagian atas bekuan untuk mencuci
sisa asam dan mencegah terjadinya oksidasi enzim yang mengakibatkan timbulnya warna gelap. Lama
pemeraman kurang lebih 1 jam.
PENGGILINGAN
Bekuan yang dihasilkan digiling lima kali dengan gilingan polos dan sekali gilingan beralur, sambil
disemprot dengan air. Tujuannya adalah untuk mencuci sit dan mencegah lengketnya sit pada rol
penggiling.
PENCUCIAN
Lembaran sit yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam bak pencuci untuk menghilangkan sisa
asam, sisa serum dan kotoran yang menempel selama penggilingan

Anda mungkin juga menyukai