Ekonomi Politik Klasik

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

EKONOMI POLITIK KLASIK

Periode klasik ekonomi politik dimulai sejak terbitnya buku wealth of nation karya
Adam Smith (1776) sampai pada terbitnya buku principel of political economy John Stuart
Mill (1848). Karl Marx adalah orang pertama yang menggunakan istilah ekonomi poltik
klasik, dimana dia menganggap bahwa ekonomi poltik klasik dimulai pada masa kehidupan
William Pety.
Ekonomi politik klasik diuraikan menjadi dua:
1. Pasar yang mengatur dirinya sendiri
2. Teori nilai dan distribusi
Dalam pandangan klasik institusi-institusi sosial yang penting dan vital dalam masyarakat
tidaklah semata-mataa berkembang, karena direncanakan oleh keputusan politik ( pra-klasik
memandang bahwa struktur mesyarakat diatur oleh pemimpin), melainkan masyarakat
berkembang sesuai dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan dasar dari kondisi kehidupan
berkelompok atau bermasyarakat itu sendiri.
Adam Smith memandang kebangkitan masyarakat sipil sebagai dampak dari prilaku
pencarian laba dan bukan sebagai akibat dari perencanaan yang dibuat dan dicanangkan oleh
proses politik atau kemenangan politik apapun. Transisi dari masyarakat tidak beradab
menjadi masyarakat beradab menurut adam smith adalah proses sejarah yang disebabkan oleh
KAPITALISME, dimana peradaban itu terbentuk karena konsekuensi tidak sengaja dari
tindakan-tindakan yang dilakukan demi kebutuhan pribadi.
Berbeda dengan Adam Smith yang mengharamkan peran pemerintah dalam mengatur
perekonomian, Steuart salah satu kaum fisiokrat memiliki pandangan bahwa peran Negara
justru diperlukan dalam mengatur perekonomian Rakyat,
seni memerintah adalah kemampuan untuk melepaskan diri dari prasangka-prasangkaprasangka dan kegemaran-kegemaran terhadap pendapat tertentu, golongan tertentu
apalagi orang tertentu. Memerintah yang baik adalah memahami keingianan dari
masyarakat dan kemudian mewujutkan keinginan itu , sehingga dengan begitu memberikan
kesempatan bagi keinginan-keinginan itu untuk membangkitkan perasaan-perasaan dalam
masyarakat yang bisa membuat masyarakat bersedia menerima perubahan, karena memang
perubahan harus terjadi sebagai akibat dari perubahan situasi. (1776)
Bagi Adam Smith politik tidak berdampak apa-apa bagi masyarakat, maka sebagai
solusinya :
1. Sebuah masyarakat (kelompok) yang bersifat non-politik (masyarakat sipil) harus
mengatur dirinya sendiri dan mempertahabkan kelasnungan kehidupannya tanpa
menggunakan keputusan politik.
2. Prinsip-prinsip dan kebutuhab dasar dari masyarakat sipil itu sendiri harus dapat
mendominasi bidang politik

Kegiatan ekonomi disatukan oleh kegiatan-kegiatan non-ekonomi, contohnya; Keluarga.


Keluarga adalah sebuah instansi non-ekonomi mereka mempunyai kebutuhan ekonomi
namun, mereka masih mempunyai kebutuhan non-ekonomi yang hanya dipahami dalam
logika dari kehidupan keluarga.oleh karenanya harus diadakan metode pembagian kerja dan
penyatuan kembali hasil kerja lewat sebuah ikatan yang disebut kontrak pertukaran.
Kontrak pertukaran dimaksudkan bahwa setiap individu dianggap masing-masing
memiliki komoditi, baik berupa tenaga maupun modal. Sistem kontrak pertukaran ini adalah
yang menjadi sasaran kritik Marx, dimana ketika seseorang yang memiliki modal dapat
membeli komoditi (tenaga) seseorang lain, lalu bebas digunakan sesuai keinginan si Pembeli,
karena orang tersebut sudah dianggap sebagai komoditi. Hal ini dijelaskan Marx lewat Teori
Pencurian Nilai Lebih.
Karl Polanyi (1957: 70) mengatakan bahwa
tidaklah heran jika sebuah masyarakat yang didasarkan pada kontrak akan memiliki
sebuah bidang pertukaran yang secara institusional berdiri sendiri dan memiliki motivasi
sendiri, yaitu pasar
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Polanyi beranggapan bahwa dengan sistem
kontrak pertukaran ini maka setiap individu termotivasi untuk mengembangkan
kemampuannya agar komoditi yang dia miliki mampu bersaing dipasar. Intinya adalah bahwa
dengan kepemilikan pribadi semua orang berkompetisi menjadi yang terbaik sehingga akan
mendorong kesejahtraan masyarakat secara univesal dan berkembangnya pasar. Atau yang
disebut Adam Smith Invisible Hand.
Prinsip utama Ekonomi politi Klasik adalah ide tentang sebuah sistem kepemilikan
yang murni bersifat Swasta/pribadi dimana didalam sistem ini semua orang adalah pemilik
properti /harta benda dan hubungan antara orang dibentuk lewat hubungan kontraktual
yang melibatkan pertukaran properti.
PASAR YANG MENGATUR DIRINYA SENDIRI
memenuhi kebutuhan pribadi adalah sama dengan memenuhi kebutuhan publik

Prinsip ekonmi klasik bahwa Sebuah pasar akan berjalan dengan baik jika individuindividu dalam pasar bertindak sebagai penjual sekaligus pembeli. Ketika tiap-tiap individu
dalam pasar bertindak sebagai penjual dan pembeli maka uang dan komoditas akan berputar
(sirkulasi dalam pasar). Pasar berfungsi sekedar untuk memfasilitasi pertukaran hak
kepemilikan agar sesuai keinginan dari para pemilik properti yang menjadi pelaku pasar.
Krtiknya adalah sirkulasi pasar ini tidak mungkin berjalan lancar, karena tidak ada
jaminan bahwa sebuah komoditas tertentu pasti akan dibeli, jelas ini akan menciptakan
penderitaan. Namun Para ekonom klasik tidak mengangap bahwa komoditas yang tak laku
adalah bukti kelemahan pasar, karena justru kalau tidak ada penderitaan yang disebabkan

oleh komoditas yang tidak laku, maka tidak akan ada intensif bagi para pelaku pasar untuk
mengubah keterampilan dan sarana produksi mereka sesuai dengan kebutuhan orang lain.
Menurut pandangan ekonomi poltik klasik, pasar tidak akan pernah gagal, hanya individu
yang gagal , karena tidak semua komoditas dalam pasar tidak laku.
Anggapan ini dikritik Marx lewat teori Nilai Kerja, bahwa kerja itu idealnya adalah
sebagai bentuk (1)prealisasian diri manusia artinya bahwa manusia dalam melakukan kerja
bukan karena sebuah keterpaksaan melainkan sebuah prealisasian diri. (2) kerja sebagai
bentuk kesosialan manusia, dalam ekonomi politik klasik khususnya kepemilikan pribadi
pasti akan ada pertentangan antara sipemilik modal dengan pekerja (individu dianggap
sebagai komoditi). (3) kerja sebagai kegiatan khas manusia, manusia itu bekerja menurut
kehendak dan kesadaran, berbeda dengan binatang yang hanya memproduksi untuk
kebutuhannya secara lansung, sedangkan manusia bekerja secara unversal bebas dari
kebutuhan fisiknya, manusia berhadapan bebas dengan produknya, manusia berproduksi
menurut hukum keindahan, maka dalam ekonomi poltik klasik manusia itu dipaksa untuk
menuruti keinginan sipemilik modal yang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
manusia sama saja seperti binatang yang hanya memproduksi lansung untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, maka kerja tidak lagi seideal konsep kerja manusia.
Pada masa deperesi ekonomi tahun 1930-an banyak kapasitas produksi yang tidak
terpakai karena tidak ada permintaan. Disisi lain ketiadaan permintaan ini disebabkan karena
kapasitas produksi yang tidak terpakai. Ini adalah contoh kegagalan pasar. Namun para
ekonom aliran klasik ini berdalih bahwa kegagalan pasar tersebut disebabkan karena faktor
diluar pasar. Alasanya bahwa pertama,selama para penjual komoditaas menggunakan uang
yang mereka dapatkan dari penjualan itu untuk membeli barang lain, maka besarnya
permintaan efektif (yaitu besarnya kebutuhan dalam ukuran uang) tidak akan pernah hilang
dari pasar. Kedua,orang tidak mungkin menyimpan uangnya begitu saja tanpa digunakan
untuk tujuan tertentu, produsen pasti mau meningkatkan pendapatanya dengan cara investasi.
Apabila ditinjau secara kritis, pendapat ini sangat dangkal. pertama,karena tidak
melihat bagaimana hubungan produksi yang terjadi pada era tersebut. Dimana terjadi
konsentrasi produksi dan akumulasi kapital yang dilakukan segelinti perusahaan, sehingga
banyak perushaan yang colapse, sehingga terciptanya banyak penganguran sehingga upah
buruhpun pasti rendah, hal ini yang menyebabkan Over Produksi dimana produksi barang
berlebih sementara daya beli masyarakat rendah, maka terjadilah krisis ekonomi.
Kedua, kemauan untuk investasi sebenarnya sangat besar dikalangan produsen,
namun terhalang oleh proteksi, maka akhirnya meletuslah perang dunia II sebagai upaya
perebutan pasar. Yang kemudian berlanjut pada imprealisme besar-besaran sebagai jalan
keluar dari masalah Over Produksi.

Anda mungkin juga menyukai