PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dunia kedokteran gigi
tentunya akan merubah pola pikir masyarakat akan lebih menjaga kesehatan
rongga mulut dan gigi. Namun tidak semua elemen masyarakat mampu
menerapkan perubahan tersebut sehingga menimbulkan berbagai permasalahan
mengenai kesehatan gigi dan rongga mulut seperti karies, trauma dan pergeseran
gigi (Upadhyaya dan Humagain, 2009).
Gigi sebagai alat yang berperan penting pada manusia seperti fungsi
pengunyahan,fungsi berbicara dan fungsi estetik estetik. Kehilangan gigi tentu
akan mengganggu fungsi-fungsi tersebut. Kehilangan gigi dapat berpengaruh pada
senyum dan rasa percaya diri seseorang. Gigi yang hilang dan tidak diganti
menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem stomatognasi: ekstrusi gigi
antagonis, perpindahan gigi sebelahnya, dan mengganggu struktur pendukung
gigi. Untuk memperbaiki gangguan fungsi di atas, maka kehilangan gigi tersebut
harus digantikan dengan gigi tiruan. Secara umum gigi tiruan dapat dibedakan
atas gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat (Gunadi et al, 2013).
Kehilangan beberapa gigi dapat diatasi dengan pemberian gigi tiruan
sebagian lengkap atau partial denture. Menurut Applegate (1959), gigi tiruan
sebagian lepasan adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah
plat dasar dan dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan
terpilih sebagai pegangan. Keuntungan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ( GTSL )
adalah pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat
dalam membersihkannya, mudah dipreparasi bila ada kerusakan, harganya relatif
murah jika dibandingkan dengan gigi tiruan cekat (Jepson, 2004).
Keberhasilan perawatan penggunaan GTSL tidak hanya dari kompetensi
dan skill dokter gigi, namun kerjasama dari pasien juga menjadi faktor dari
keberhasilan perawatan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)
2.1.1 Pengertian GTSL
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang
bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien. Perawatan dengan gigi tiruan
sebagian lepasan adalah perawatan yang dapat dipilih untuk merestorasi
kehilangan gigi oleh sebagian besar pasien yang kehilangan gigi sebagian karena
biayanya yang lebih terjangkau. Beberapa akibat kehilangan gigi sebagian yang
tidak digantikan adalah migrasi dan rotasi gigi asli yang masih ada, erupsi
berlebih, penurunan efisiensi kunyah, gangguan pada sendi temporomandibular,
beban berlebih pada jaringan pendukung, gangguan bicara, estetis yang buruk,
terganggunya kebersihan mulut, atrisi, dan efek yang tidak diinginkan pada
jaringan lunak. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara lain memperbaiki
fungsi pengunyahan, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik,
serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat (Phoenix,
2003).
Gigi tiruan lepasan secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yang
pertama adalah gigi tiruan sebagian lepasan (partial denture) dan gigi tiruan
penuh (full denture atau complete denture) gigi tiruan sebagian lepasan di
indikasikan untuk menggantikan beberapa gigi area edentulous dan untuk
mendapatkan estetik yang lebih baik (Phoenix, 2003)
2.1.2 Keuntungan dan Kerugian
Rehabilitasi keadaan rongga mulut dengan gigi tiruan, baik cekat maupun
lepasan, memiliki peranan yang penting untuk menjaga kesehatan rongga mulut
dan sistemik pasien yang mengalami kehilangan gigi. Keuntungan perawatan
gigitiruan sebagian lepasan dibandingkan dengan gigitiruan cekat adalah biaya
yang lebih terjangkau dan prosedur pemeliharaan kebersihan yang lebih mudah
dilakukan karena gigi tiruan jenis ini dapat dibuka pasang. Salah satu kerugian
pemakaian gigitiruan sebagian lepasan yaitu dapat merusak jaringan mulut yang
aksi
self-cleansing
oleh
lidah
dan bukal
selama
proses
orang yang kehilangan gigi aslinya dan tidak memakai gigi tiruan, diantaranya
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
tiruan
yang
tidak
langsung, berupa
lengan
pengimbang, sandaran/ rest (bagian dari cangkolan yang bersandar pada bidang
oklusal atau incisal gigi pegangan yang memberikan dukungan vertikal terhadap
gigi tiruan).
3. Gigi pengganti
Bagian GTSL yang mengganti gigi yang hilang.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan menentukan disain GTSL adalah
sebagai berikut :
1. Retensi
Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan ke arah
oklusal. Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest ,
contour, landasan denture, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface
tension.
2. Stabilisasi
Perlawanan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat GTSL dalam arah
horizontal dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar besarnya agar
beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal ini
5
gigi saja.
g. Adanya kemungkinan kelainan TMJ.
2.2.2 Klasifikasi Kennedy Klas III
beban
seluas-luasnya
atau
menyebarluaskan
beban
tersebut.
Pengurangan beban dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah anasir gigi
yang diganti, seperti gigi molar ketiga yang tidak diganti, kemudian memperkecil
luas permukaan gigi yang diganti, seperti gigi molar yang hilang digantikan oleh
premolar. Penggunaan plat akrilik yang luas sebagai outline sadle juga berguna
untuk mengurangi beban (McGivney, 1994).
g. Lidah
besar
(memenuhi
ruang
interdental)
dengan
atau
tanpa
hiperaktivitas.
h. Hiperaktivitas refleks muntah.
Area edentulous bounded anterior dan posterior oleh abutment. Dapat
unilateral atau bilateral. Apabila tidak ada modifikasi space, gigi yang berbatasan
dengan edentulous space harus diberi clasp untuk sisi dentulous dari klas II,
modifikasi 1. Pada sisi yang tidak ada jarak (space), clasp diletakkan sejauh
mungkin, dapat dibagian anterior maupun posterior (Paulose, 2005).
Apabila space modifikasi tidak tersedia pada sisi lawan dari lengkung
rahang, semua empat gigi abutment harus diberi clasp dengan tipe sederhana dari
berbagai pilihan clasp yang tersedia. Apabila satu atau kedua gigi abutment
posterior lemah karena kehilangan tulang, dapat disarankan unuk diletakkan clasp
yang retentif pada gigi tersebut, tetapi ditempatkan pada occlusal rest untuk
support vertikal dan clasp yang non-retentif untuk menahan pergerakan lateral
(Paulose, 2005).
1. Retensi direk
Retensi didapatkan dengan sedikit efek potensial yang membahayakan gigi
abutment. Posisi dari undercut yang retentif untuk gigi penyangga (Paulose,
2005).
2. Clasp
Posisi quadrilateral untuk retainer direk, Tipe clasp yang dipilih tidak
critical dan Bracing arms harus rigid (Paulose, 2005).
Tooth support dari gigi tiruan sebagian lepasan (kennedy klas III) tidak didukung
oleh struktur yang resilient dan ditransmisikan seluruh kekuatan pada prothesa
sepanjang long axis dari gigi abutment. Gigi penyangga sebagian lepasan dapat
menjadi stress karena tipe dari kekuatan yang tidak terlibat, tidak adanya garis
fulkrum disekitar gigi tiruan yang dapat rotasi (Veeraiyan, 2007).
2.4 Survey Model
Surveying adalah suatu langkah dalam mendesain konstruksi gigi tiruan.
Surveing instrument menarik garis pada model kerja sehingga dokter gigi dapat
memastikan bahwa tidak ada bagian yang rigid dari gigi tiruan sebagian, sehingga
dapat menentukan undercut dan diameter terbesar gigi. Surveying dapat
10
Model yang akan disurvey diletakkan dan diklem pada meja model. Posisi
permulaan dipilih dengan meletakan bidang kunyah dalam arah horizontal
(zero tilting).
11
b.
c.
analyzing rod.
Memeriksa daerah undercut. Bila pada posisis horizontal ini diperoleh
daerah undercut yang cukup untuk meletakkan cangkolan pada gigi
sandaran, maka posisi ini diambil untuk melakukan surveying selanjutnya.
Pada posisi ini arah pemasangan tegak lurus terhadap bidang oklusal,
d.
e.
f.
g.
Keuntungan dari gigi tiruan sebagian lepasan yang dilakukan survey model
(Soratur, 2006).
1. Pasian dapat melepas dan memasang kembali gigi tiruan ke dalam mulut
dengan mudah
2. Gigi tiruan memiliki retensi dan stabilitas yang baik
3. Gigi tiruan tidak mengganggu penampilan pasien
4. Gigi abutment teeth tidak tertekan melampaui batas fisiologis.
2.5 Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam
12
Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam merupakan salah satu jenis gigi
tiruan sebagian lepasan (GTSL).GTSL merupakan bagian dari ilmu gigi tiruan
(prosthodontics). GTSKL merupakansalah satu GTSL yang paling sering
digunakan selain GTSL akrilik.1GTSKL dapatterbuat dari berbagai macam logam,
di antaranya logam campur emas kuning, logam campur emas putih logam baja tahan
karat dan logam campur kobalt kromium. Di antara bahan-bahan tersebut, bahan
yang paling sering digunakan adalah kobaltkromium. Bahan tersebut tersedia
dalam bentuk wrought wire (kawat logam yang sudah jadi) dan cast alloy (logam
tuang).
Komponen GTSKL terdiri dari konektor mayor, konektor minor,
rest,retainer direk, komponen stabilisasi dan resiprokasi, retainer indirek, dan
basis yang mendukung elemen gigi. Masing-masing komponen memiliki
beberapakemungkinan desain. Komponen-komponen tersebut masing-masing
akan memberikan satu atau beberapa fungsi sebagai support, retensi bracing,
resiprokasi, retensi indirek, estetik atau oklusi (menggantikan kehilangan gigi),
penghubung dan stabilitas (Carr et al, 2011).
13
bersifat kaku. Kerugian yang ada secara umum masih dapat diatasi dengan
beberapa cara. Berikut beberapa keuntungan pemakaian bahan logam baja tahan
karat sebagai rangka (metal frame) gigi tiruan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(metal frame) sebagai rangka terdapat pada segi estetik apabila logam terlihat dan
biaya pembuatan yang lebih tinggi (Lee, 1996).
Indikasi dari gigi tiruan kerangka logam adalah
1.
2.
Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal dan memenuhi syarat
sebagai gigi pegangan.
3.
4.
5.
14
b) Palatal strap
c)Anterior/posterior palatal bar
d) Skeletal design
e) Horshoe design
f) Labial bar
direct retainer arm
minor conector
B. Konektor Minor
Konektor minor merupakan komponen yangmenghubungkan antara
konektor mayor atau basis gigi tiruan GTSKL dengan bagian lain dari gigi tiruan
15
seperti lengan cengkram, retainer indirek, dan rest oklusal. Konektor minor dapat
juga diartikan sebagain komponen yang menghubungkan komponen GTSKLlainnya
dengan konektor mayor. Pada beberapa desain cengkram,konektor minor juga
berfungsi sebagai alat resiprokasi. Pertemuan atau junction antara konektor minor
dan rest harus memiliki ketebalan minimal 1,5 mm. Konektor minor juga harus
memiliki jarak minimal 5 mm dengankomponen vertikal lainnya (Carr et al,
2011).
C.Rest
Rest merupakan komponen GTSKL yang memindahkan gaya kebawah sumbu gigi
penyangga. Permukaan gigi yang dipreparasi sebagaitempar rest disebut rest seat .
Pada kasus tooth borne GTSL semua tekanan harus ke gigi penyangga, sedangkan
pada tooth-tissue borne GTSL, hanya sebagian dari tekanan yang diteruskan ke gigi
penyanggasedangkan sebagian yang lain diteruskan ke
residual ridge. Terdapat 3 jenis utama rest yang digunakan dalam rencana perawatan
GTSKL yaitu:rest oklusal, rest lingual atau singulum, dan rest insisal (Carr et al,
2011).
D. Retainer Direk
Retainer dapat didefinisikan sebagai semua jenis cengkram, attachment ,
alat, dan sebagainya, yang digunakan untuk fiksasi, stabilisasi,atau retensi dari
suatu gigi tiruan. Fungsi utama retainer direk pada GTSLadalah support, retensi,
dan bracing. Retainer direk dapat dibagi menjadi 2 jenis utama yaitu retainer direk
intrakoronal dan ekstrakoronal (Carr et al, 2011).
Retainer
direk
intrakoronal
terletak
pada
kontur
normal
dari
yang
meliputi
komponen patrix dan terletak pada kontur normalgigi yang telah dipreparasi.
Komponen patrix dan matrixsering dikenal sebagai komponen maledan female
(kunci dan gembok) (Carr et al, 2011).
16
E.Retainer Indirek
Retainer indirek adalah rest yang paling ujung dari kedua sisidalam bentuk
rest oklusal tambahan atau rest kaninus. Komponen retainer indirek, terdiri dari :
1.Satu atau lebih rest
2.Konektor minor
3.Proximal plate (Carr et al, 2011)
E. Saddle
Sadel merupakan komponen gigi tiruan yang terletak berdekatanpada
jaringan mukosa dan merupakan tempat di mana elemen gigiprostetik terpasang.
Sadel menghubungkan elemen gigi prostetik tersebutdengan konektor minor yang
akan menghubungkan basis gigi tiruandengan konektor mayor. Oleh karena itu
basis gigi tiruan berfungsi sebagai penghubung (Carr et al, 2011).
2.5.3 Klamer/ Clasp dari Gigi Tiruan Kerangka Logam
Klamer tuang atau dental clasp merupakan bagian dari prothesa sebagian
yang dibuat dari logam tahan karat dan memeluk gigi pada bagian bukal, mesial,
17
dan lingual atauseluruh gigi yang berfungsi sebagai retensi terhadap gigi yang
masih ada. Secara garis besar, cengkeram ini dapat dikelompokkan dalam dua
golongan besar, yaitu Cengkeram Oklusal dan Gingival.
A. Macam-macam Cengkeram Oklusal
1. Cengkeram Akers ( Akers Clasp )
Merupakan bentuk dasar dari jenis sirkumferensial, cengkeram ini terdiri
dari lengan bukal, lengan lingual dan sebuah sandaran oklusal. Akers
merupakan pilihan pertama untuk gigi Molar dan Premolar, terutama bila gigi
tidak miring, estetik tidak penting dan letak gerong retentif jauh dari daerah tak
bergigi.
2. Cengkeram Kail Ikan ( Fish Hook, Reverse Loop, Hairpin Clasp )
Sebetulnya bentuk ini merupakan modifikasi Cengkeram Akers, dimana
satu atau kedua lengannya diputar membalik untuk menempati gerong retentif
dekat daerah tak bergigi.
3. Cengkeram Mengarah Kebelakang ( Back Action Clasp )
Jenis cengkeram ini digunakan pada gigi posterior dengan retensi sedikit,
dengan memanfaatkan gerong retentive pada bagian distal dan mesiobukal,
seperti pada Molar atas. Konektor minor cengkeram ini ditempatkan pada
permukaan
mesiopalatal
dengan
sandaran
dibagian
distal.
Menurut
18
permukaan
gigi
penyangga,
maka
secara
estetik
tidak
19
distobukal atau distolingual tak bisa dicapai langsung dari sandaran oklusal
atau adanya gerong jaringan sehingga menghalangi penempatan cengkeram
gingival.
12. Cengkeram Lengan Panjang (Long arm Clasp)
Bila letak garis survai sedemikian mudahnya sehingga perlu digunakan
gerong gigi tetangga, maka lengan cengkeram Akers dapat diperpanjang
sampai masuk ke gerong tetangga tadi.
13. Cengkeram Kombinasi (Combination Clasp)
Cengkeram
20
21
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Data Kasus
Penderita wanita usia 53 tahun datang ke klinik RSGM untuk mengganti
gigi-giginya yang hilang, dia bekerja sebagai pelayan di cafeteria/kantin FKG
Unair. Dia mau membuatkan gig tiruan atas ajakan operator yang seorang
mahasiswa tingkat klinik FKG Unair. Biaya ditanggung mahasiswa tersebut .
Pencabutan terakhir kiri bawah sebulan yang lalu karena tinggal sisa akar.Gigi
penderita ompong sebagian sudah lama, tetapi tidak ada biaya untuk membuat
gigi tiruan. Dia ingin membuat gigi tiruan karena kalau ketawa kelohatan
ompong sebagian.
3.2 Anamnesa
1. Keluhan utama
Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan
2. Riwayat geligi
Gigi kiri bawah dicabut sebulan yang lalu
3. Pengalaman dengan gigi tiruan (GT)
Penderita tidak pernah memakai gigi tiruan sebagian
4. Pembiayaan
Pembiayaan 100% ditanggung oleh operator
22
umum:
gigi
hilang,
lunak:
bekas
1. Oklusi statik:
-
23
2 = tidak
1. dalam
2. dangkal
M
1
2
i. Relasi ridge: -
Ki
-2
-
1. Normal
2. Progeni
3. Prognati
j. Bentuk dalam palatum: 2
1. square
2. ovoid
3. tapering
k. tonus palatinus:
1
1. besar
2. kecil
3. flat
l. tonus mandibularis:
3
1. Besar
2. Kecil
3. Flat
m. Tuber maxillae: 1. Besar
2. Kecil
Ka
Ki
24
3
4
n. Exostosis:
1. Ada
2. Tidak ada
O. Retromylohyoid: 1. Dalam
2. Dangkal
Ka
2
3.5 Diagnosa
Ki
2
Rencana Perawatan
1. Recana Perawatan Pendahuluan
Pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, rencana perawatan
pendahuluan harus ditetapkan terlebih dahulu, karena beberapa keadaan
dapat mempengaruhi keadaan lain. Perawatan pendahuluan yang
dilakukan sebelum pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan bertujuan
untuk melihat keadaan seluruh perubahan-perubahan atau kelainan yang
terjadi pada gigi geligi, lingir alveolus yang mendukung gigi tiruan dan
struktur rongga mulut yang lain yang dapat menggagalkan dalam
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.
Perawatan pendahuluan pada gigi tiruan mempunyai beberapa
pertimbangan
yaitu:
membentuk
kesehatan
jaringan
periodontal,
25
Keterangan:
1. Horse-shoe type denture dari resin
akrilik sebagai basis gigi tiruan
rahang atas.
2. Basis gigi tiruan rahang bawah dari
resin akrilik.
3. Klamer 3 jari sebagai direk retainer
pada gigi 17, 27, dan 44.
4. Klamer gilette dengan peninggian
plat sebagai direk retainer pada gigi
13 dan 23.
5. Klamer 2 jari rest mesial sebagai
direk retainer pada gigi 35 dan 46.
6. Peninggian plat akrilik rahang bawah
hingga cingulum gigi-gigi anterior
sebagai indirek retainer.
Keterangan:
Rahang Atas
a.
b.
c.
d.
Keterangan:
1. Single palatal plate dari resin akrilik
sebagai basis gigi tiruan rahang atas.
2. Basis gigi tiruan rahang bawah dari
resin akrilik.
3. Klamer 3 jari sebagai direk retainer
pada gigi 17, 27, dan 44.
4. Klamer gilette dengan peninggian
plat sebagai direk retainer pada gigi
13 dan 23.
5. Klamer 2 jari rest mesial sebagai
direk retainer pada gigi 35 dan 46.
6. Peninggian plat akrilik rahang bawah
hingga cingulum gigi-gigi anterior
sebagai indirek retainer.
Keterangan:
Rahang Atas
a. Klasifikasi Kennedy kelas III modifikasi I
27
b.
c.
d.
e.
f.
Rahang Bawah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keterangan:
28
Rahang Atas
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Rahang Bawah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
BAB IV
PEMBAHASAN
29
Pada kasus ini rahang atas pasien merupakan kasus Kennedy klas III
modifikasi I dan pada rahang bawah pasien kasus Kennedy klas I modifikasi I.
Hal ini dikarenakan pada rahang atas gigi yang hilang adalah 14, 15, 16, 18, 24
25, 26 (bounded saddle), dan kehilangan gigi rahang bawah pada gigi 36, 37, 38,
45, 47, 48 atau disebut (biilateral free end saddle). Penentuan klasifikasi ini
berdasarkan konstruksi GTSL yang akan dibuat dan berdasarkan klasifikasi
kehilangan gigi. Perawatan pendahuluan dimulai dengan perawatan pendahuluan
terlebih dahulu seperti dilakukan DHE (Dental Health Education) kepada pasien
dengan memberi penjelasan kepada pasien mengenai gigi tiruan yang akan dibuat
sehingga pasien mengerti akan kegunaan gigi tiruan tersebut. Kemudian dilakukan
perawatan scalling-root planning pada sisa gigi rahang atas dan rahang bawah
untuk mendapatkan jaringan periodonsium yang sehat terutama pada gigi yang
digunakan sebagai penyangga dan dilakukan bedah torus palatinus supaya tidak
mengganggu pemasangan gigi tiruan karena ukuran torus palatines pada bagian
palatal rahang pasien tersebut besar.
Rencana Perawatan Alternatif Pertama Rahang Atas
Pada kasus ini, alternatif rencana perawatan pertama yang dipilih adalah
desain gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dengan basis dan anasir gigi berbahan
dasar akrilik. Penggunaan bahan akrilik sebagai basis memiliki beberapa
kelebihan, terutama dalam kemudahan melakukan relining ataupun rebasing.
Selain itu, pembuatan gigi tiruan berbasis akrilik memiliki biaya pembuatan yang
relatif murah. Dalam segi estetika, GTSL berbasis akrilik memiliki warna dan
karakteristik yang dapat disesuaikan dengan gingiva pasien, sehingga pasien lebih
percaya diri dalam menggunakannya. Namun plat berbahan akrilik memiliki
kekurangan yaitu terdapat mikroporositas sehingga mempermudah perlekatan
mikroorganisme. Sedangkan pemilihan akrilik sebagai bahan dasar anasir gigi
didasarkan atas keuntungan berupa estetik yang baik, biaya yang relatif murah,
serta memiliki kekuatan impak yang lebih besar daripada porselen sehingga tidak
mudah fraktur.
Pada rahang atas, gigi yang tersisa adalah gigi 11, 12, 13, 17, 21, 22, 23,
27, 28. Berdasarkan beban yang diterima, kasus ini termasuk dalam klasifikasi
30
Kennedy kelas III yaitu tooth borne, sehingga klamer yang digunakan adalah
klamer paradental. Perawatan utama pada kasus ini meliputi penggunaan klamer 3
jari pada gigi 17 dan 27. Klamer 3 jari berfungsi sebagai direct retainer
memberikan retensi pada gigi tiruan (mencegah GTSL lepas), serta berperan
sebagai support daerah oklusal untuk pembagian gaya oklusal dan dukungan
vertikal GTSL. Penggunaan klamer 3 jari pada gigi 17 dan 27 dikarenakan daerah
kehilangan gigi 14, 15, 16 dan daerah kehilangan gigi 24, 25, 26 yang cukup
panjang. Pada gigi 13 dan 23 diberikan klamer gillete sebagai direct retainer dan
diberi tambahan peninggian pada gigi tersebut sebagai indirect retainer agar lebih
stabil. Klamer gillete termasuk mucosa borne sementara pada kasus rahang atas
termasuk tooth borne, untuk itu diberi tambahan peninggian plat akrilik sebagai
indirect retainer agar dapat digunakan pada kasus tooth borne (Kennedy klas III),
seain itu klamer gillet memiliki estetik yang lebih baik dibandingkan dengan
klamer half jackson pada gigi anterior (caninus). Desain akrilik menggunakan
desain horse shoe type demi memberikan kenyamanan pada pasien.
Rencana Perawatan Alternatif Pertama Rahang Bawah
Rencana perawatan alternatif pertama rahang bawah Kennedy klas I
modifikasi I /bilateral free end denture adalah desain akrilik protesa lepasan.
Menurut klasifikasi GTSL Osborne J dan Lammie GA berdasarkan distribusi
beban, kasus pada rahang bawah ini merupakan mucosa borne. Menurut
Klasifikasi GTSL MC.Cracken kasus ini merupakan tissue supported denture.
Pada rahang bawah, gigi yang tersisa adalah gigi 31, 32, 33, 34, 35 dan 41,
42, 43, 44, 46. Berdasarkan beban yang diterima, kasus ini termasuk dalam
klasifikasi Kennedy kelas I modifikasi I yaitu mucosa borne. Perawatan utama
pada kasus ini meliputi penggunaan klamer 2 jari rest mesial pada gigi 35 dan 46.
Klamer 2 jari rest mesial memberikan retensi pada gigi tiruan (mencegah GTSL
lepas), serta berperan sebagai support. Penggunaan klamer 2 jari rest mesial pada
gigi 35 dan 46 dikarenakan daerah kehilangan gigi 36, 37, 38 dan 47, 48 yang
cukup panjang. Pada gigi 44 diberikan klamer half jackson sebagai direct retainer
dan diberi tambahan peninggian pada gigi anterior sebagai indirect retainer agar
lebih stabil. Desain akrilik menggunakan desain bilateral free end denture. Desain
31
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan berbahan akrilik dengan basis yang diperpanjang
hingga retromolar pad (tertutup 10 mm) untuk tujuan mengurangi beban. Bagian
bukal gigi yang diganti diberi sayap sebagai support untuk mengurangi beban
yang diterima. Melebarkan sayap secukupnya saja dan tidak terlalu tinggi
sehingga tidak menekan vestibulum.
32
33
rest mesial dengan mesiolingual dari gigi penopang, dan bersama dengan
proximal plate pada distal, bertindak sebagai reciprocating elements untuk ujung
klamer retentif yang diposisikan anterior terhadap titik tengah dari permukaan
bukal gigi. Clasp ini mengurangi daya lateral dan horizontal pada gigi
penjangkaran.
I bar harus diletakkan 3 mm dari margin gingiva. Lingual plate melapisi
hampir semua aspek lingual dari gigi, margin gingiva dan aspek lingual dari ridge.
Plate diperluas ke anterior sampai menutupi cingulum.Plate tersebut berakhir pada
sulkus. Kekakuan didapatkan dengan menebalkan batas bawah hingga menjadi
bar-like section. Lingual plate juga berfungsi sebagai indirect retainer. Salah satu
dari kerugian dari lingual plate adalah kecenderungan untuk meningkatnya
pembentukan plak. oleh karena itu, plak kontrol pada
pasien haruslah baik.
Sistem RPI dirancang untuk memungkinkan rotasi vertikal dari
perpanjangan denture ke distal ke dalam denture bearing mucosa di bawah beban
oklusal, tanpa merusak struktur pendukung gigi abutment. Karena saddle ditekan
ke dalam denture bearing mucosa, gigi tiruan berputar mengenai titik terdekat
pada mesial rest. Baik distal guide plate maupun I bar bergerak ke arah yang
ditunjukkan dan melepaskan diri dari permukaan gigi. Namun, kondisi
gigi abutment yang memiliki undercut cukup dapat menghindari terjadinya rotasi
tersebut sehingga penggunaan klamer RPI sangat disarankan untuk kasus ini.
Reaksi jaringan dari mukosa yang tertutup bahan logam masih kontroversi.
Reaksi jaringan dapat diperoleh dari kondisi sensitivitas pasien(riwayat alergi),
kebersihan, penggunaan protesa yang terlalu lama. Direct retainer yang digunakan
circumferential clasp karena memberikan retensi dan stabilitas yang baik.
Metal frame digunakan sebagai alternatif karena bentuknya tipis sehingga
tidak menganggu sistem pengunyahan pasien, bersifat kuat atau kaku dan tidak
mudah
berubah
bentuk,
konduktor
panas,
intimate
contact
dengan
34
35
ringan dibandingkan metal frame, teknik pembuatan dan pemolesan mudah serta
harganya yang murah.
BAB V
PENUTUP
36
5.1 Simpulan
Perawatan pasien dalam kasus ini dipilih perawatan utama
menggunakan gigi tiruan sebagian berbahan dasar akrilik sebagai
perawatan utama. Desain rahang atas dipilih horse shoe type denture
dengan pertimbangan kenyamanan dan oral hygiene pasien. Basis akrilik
memiliki warna yang harmonis dengan jaringan sekitar (estetik), apabila
terjadi resorpsi tulang dibawahnya mudah dilakukan relining/rebasing,
relatif lebih ringan dibandingkan metal frame, teknik pembuatan dan
pemolesan mudah serta harganya yang murah.
DAFTAR PUSTAKA
37
RD,
Cagna
DR.
Stewarts.
Clinical
removable
38