NIM
: 140513604220
RESUME
SISTEM BAHAN BAKAR EFI
3. Saringan bensin
Saringan bensin berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh aliran bahan bakar dari
tanki, sehingga bensin yang menuju injektor diharapkan benar-benar bersih. Ada bermacammacam bentuk saringan bensin.
4. Regulator tekanan
Regulator tekanan bensin berfungsi mengatur tekanan kerja pada sistem aliran bensin
agar tetap, berkisar 3 4,5 bar. Tekanan bahan bakar dari pipa penyalur ditentukan oleh regulator
bahan bakar. Dengan tekanan yang dijaga tetap maka pengaturan jumlah injeksi bensin sematamata dapat dengan mengatur lamanya sinyal mengaktifkan injektor.
5. Peredam getaran
Kerja injektor adalah membuka dan menutup untuk menyemprotkan bensin dengan
melepas tekanan sistem, sehingga terjadi getaran pada pipa pembagi (tekanan berfluktuasi).
Terkadang pada pipa pembagi bahan bakar dipasangkan peredam getaran (pulsation damper)
untuk meredam getaran tekanan tersebut agar terhindar dari timbulnya gelembung udara yang
dapat mengganggu kerja sistem.
6. Throttle Position Sensor (TPS)
TPS merupakan sebuah tahanan geser dengan bahan karbon arang, berfungsi untuk
mengetahui posisi (derajat) pembukaan katup gas guna mengkoreksi AFR (Air Fuel Ratio),
pendeteksi perlambatan bersama sama dengan sensor RPM untuk fuel cut-Off dan untuk
mendeteksi beban maksimum.
7. Injektor
Injektor merupakan aktuator yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar kedalam mesin.
Injektor bekerja berdasarkan elektro-magnetis yang diatur oleh ECU. Bahan bakar disemprotkan
dengan sangat halus. Terkadang tiap injektor dirangkai dengan tahanan luar
: 140513604220
RESUME
SISTEM INDUKSI UDARA EFI
Air flow sensor merupakan sensor utama pada sistem injeksi yang digunakan untuk
mengukur jumlah udara yang masuk ke engine dan dari informasi jumlah udara yang
masuk ke engine oleh sensor ini ECU akan menentukan seberapa jumlah bahan bakar
yang yang sesuai untuk disemprotkan pada perbandingan dasar sesuai perbandingan
stoichiometrik..
Tipe-tipe MAFS
1) Measuring Plate Type
Sensor air flow meter terbuat dari karbon arang. Ketika pedal gas ditekan untuk
membuka katup gas. Udara diisap oleh motor jumlah udara yang mengalir diukur
oleh pengukur jumlah udara.
2) Hot Wire Type
Sensor masa udara model kawat panas terbuat dari platinum, thermister, metallic
film.
3) Karman Vortex
Ada bermacam-macam karman vortex. Ada yang terbuat dari opto coupler
(pasangan LED dan Photo Transistor), dan ada pula yang menggunakan pasangan
pengirim gelombang radio dan penerimanya.
b. MAPS (Manifold Absolut Pressure Sensor)
Beban engine dibaca dari sensor MAP juga diperhitungkan untuk menentukan
durasi injeksi dan saat pengapian yang tepat. MAP sensor terbuat dari Piezo Resistive,
berfungsi untuk mengetahui tekanan udara masuk yang akan menerjemahkan beban
kendaraan. MAP sensor memiliki 3 buah konektor. Sumber tegangan 5 volt memerlukan
dua konektor dan satu terminal sebagai tegangan sinyal menuju inputan ECU. Data
tegangan kerja MAP sensor berkisar antara 0,2 volt sampai dengan 4,5 volt.
c. IATS (Intake Air Temperature Sensor)
IAT terletak pada saluran udara masuk (intake manifold) berfungsi untuk mendeteksi
suhu udara masuk. Kisar temperatur yang dapat terdeteksi 40C s/d +120C. IAT
dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tahanan pada IAT
berubah (karena temperatur), tegangan sinyal akan mengalami perubahan. Perubahan
tegangan identik dengan perubahan temperatur.
\
d. ISC (Idle Speed Control)
Idle speed control biasanya dipasangkan pada saluran by-pass pada intake manifold,
memungkinkan penambahan udara masuk kemesin. Perubahan jumlah udara
memungkinkan perubahan campuran bahan bakar dan udara selama start dingin dan
selama pemanasan awal.
: 140513604220
RESUME
d. Knocking Sensor
Knock sensor adalah sebuah sensor yang dipasangkan di kepala silinder,dapat bekerja
dikarenakan oleh sebuah ketukan/ledakan dari sebuah mesin dari pra ledakan campuran udara
dan bahan bakar. Sensor ini untuk memantau mesin apabila terjadi ketukan maka pengapian
akan dimundurkan, kemudian apabila knoking hilang pengapian dimajukan lagi.
e. Busi
Busi adalah komponen terpenting dalam sistem pengapian busi berfungsi untuk
memercikan bunga api diruang bakar pada akhir langkah kompresi busi menerima tegangan
tinggi yang dibangkitkan pada coil pengapian dan menghasilkan letikan api pada kedua ujung
elektroda busi yang kemudian membakar campuran udara bahan bakar dan menggerakkan
mesin. Saat terpasang pada mesin busi tekanan pembakaran dan temperatur yang sangat
tinggi temperatur bisa mencapai lebih dari 20000 oC. Busi juga harus tahan terhadap getaran
busi diciptakan tahan terhadap kondisi-kondisi berat tersebut.
Nama
: Reza Hermawan
NIM
: 140513604220
RESUME
DIAGNOSA DAN PERBAIKAN
1.
a. Tipe OBD
Untuk mengkonfirmasi atau data yang direkam oleh ECU mesin, sistem diagnosa yang
disebut MOBD, CARB OBD II, EURO OBD atau ENHANCED OBD II digunakan untuk
berkomunikasi langsung dengan ECU mesin. Tiap sistem ini menampilkan DTC 5 digit pada
hand-held tester.
1) MOBD = MOBD adalah sistem diagnosa yang unik untuk Toyota. Sistem ini dapat
digunakan untuk memeriksa DTC atau data untuk item-item Toyota.
2) CARB OBD II = CARB OBD II adalah sistem diagnosa emisi yang digunakan di AS dan
Kanada. Ia digunakan untuk memeriksa DTC atau data untuk item-item yang di syaratkan
oleh peraturan di AS dan Kanada.
3) EURO OBD =EURO OBD adalah sistem diagnosa emisi yang digunakan di Eropa. Ia
digunakan untk memeriksa DTC atau data untuk item-item yang disyaratkan oleh peraturan
di Eropa
4) ENHANCED OBD II = ENHANCED OBD II adalah sistem diagnosa yang digunakan di AS
dan Kanada. Sistem ini digunakan untuk memeriksa item-item yang disyaratkan oleh
raturan di AS dan Kanada, dan memeriksa DTC atau data untuk item-item milik Toyota.
2. Prinsip Diagnosa
ECU mesin mendapat sinyal dari sensor dalam bentuk tegangan. ECU mesin dapat
menentukan kondisi mesin atau kendaraan yang melaju dengan mendeteksi perubahan dalam
tegangan sinyal yang di output oleh sensor. Jadi, ECU mesin secara konstan memonitor
sinyal input (tegangan), membandingkannya dengan nilai referensi dalam memori ECU
mesin, dan menentukan kondisi-kondisi tidak normal.
3.
Fungsi MIL
MIL memiliki fungsi berikut.
MIL menyala saat ignition switch di set ke ON, dan mati saat mesin mencapai 400 rpm atau
lebih, untuk memeriksa apakah bola lampu lampu berfungsi atau tidak.
b. Fungsi indikator kerusakan (mesin menyala)
Bila ECU mesin mendeteksi keruskan di dalam rangkaian, ECU mesin memonitor ketika
mesin bekerja, ia menyalakan MIL untuk menginformasikan pengendara tentang kerusakan.
Bila kerusakan sudah di atasi, lampu mati selama 5 detik. Untuk CARB OBD II dan EURO
OBD, bila kerusakan sudah di atasi MIL mati saat tidak terdeteksi kerusakan lain dalam tiga
siklus berurutan.
c. Fungsi tampilan kode diagnosa
Saat di arus pendek terminal TE1-E1 pada kendaraan dengan DLC1 dan DLC2 saja, DTC
ditampilkan oleh pola kedipan MIL. Pada kendaraan dengan DLC3, bila di arus pendek
terminal RC-CG, ada sistem dimana DTC di tampilkan oleh pola kedipan MIL, dan sistem
dimana MIL tidak berkedip.
1) Deteksi satu siklus berkendara MIL-ON
Bila keruskan terdeteksi dalam satu siklus, ECU mesin menyalakan MIL. DTC dan data
freeze frame secara simultan disimpan dalam ECU mesin ketika MIL menyala. Data freeze
frame adalah data sinyal input/output yang disimpan dalam ECU mesin ketika DTC
terdeteksi.
2) Deteksi dua siklus berkendara MIL-ON
Bila kerusakan yang sama terdeteksi dalam dua siklus berurutan, ECU mesin menyalakan
MIL pada dua siklus. Saat MIL menyala, DTC dan data freeze frame secara simultan
disimpan dalam ECU mesin. Dalam hal ini, kerusakan yang terdeteksi pada satu siklus
disimpan sebagai kode pending dalam ECU mesin. Akan tetapi, kode pending dihilangkan
bila kerusakan yang sama dideteksi pada dua siklus. Fungsi diaktifkan ketika kerusakan
timbul terutama pada sistem emisi.
3)Kedipan MIL
Bila misfire yang dapat merusak konverter katalis terdeteksi, MIL akan berkedip.
Bila misfire yang sama terdeteksi pada siklus kedua, MIL berkedip, dan DTC dan data
freeze frame direkam dalam memori ECU mesin. Bila gejala misfire berkurang, MIL
berubah dari bekedip menjadi beriluminasi.
4. DTC (DIAGNOSTIC TROUBLE CODES)
a. DTC Output
DTC di output baik sebagai kode 5 digit atau 2 digit. Pada Repair Manual, item deteksi,
kondisi deteksi dan area masalah di ikutkan untuk tiap DTC, jadi lihatlah Repair Manual
untuk troubleshooting.
1) DTC 5 digit = Untuk DTC 5 digit, hubungkan tester genggam ke DLC3 untuk
berkomunikasi langsung dengan ECU mesin dan menampilkan DTC pada layar tester untuk
konfirmasi.
2) DTC 2 digit = Konfirmasikan DTC 2 digit dengan melihat pola kedipan MIL. Arus
pendekkan antara terminal TE1 (Tc) - E1 (CG) dari DLC1 (Data Link Connector 1), DLC2
atau DLC3 untuk membuat MIL berkedip dan meng-output DTC. Konfirmasikan DTC
dengan menggunakan pola kedipan lampu.
5. REVERENSI
a. Terminal VF Output
Terminal VF adalah terminal yang meng-output data ECU mesin. Terminal VF meng output
data berikut.
1) Nilai koreksi feedback rasio udara-bahan bakar
Output biasanya ditetapkan pada 2,5 V, output ini memberikan feedback bahwa bahan bakar
sedang ditambah, sehingga mungkin saja rasio bahan bakar menjadi tipis. Sebaliknya, output
0 V memberikan feedback bahwa jumlah bahan bakar sedang dikurangi, jadi mungkin saja
rasio udara-bahan bakar menjadi kaya. Tetapi penting untuk diperhatikan untuk output 0 V
ketika mesin tidak memenuhi syarat feedback, misalnya mesin dalam keadaan dingin.
2) Sinyal sensor oksigen
Ketika di arus pendek terminal TE1 dan E1, dan set kontak sensor posisi throttle (IDL) ke
off, output sinyal sensor oksigen adalah 5 V untuk sinyal yang kaya dan 0 V untuk sinyal
tipis. Akan tetapi, bila kontrol feedback tidak bekerja, standarnya adalah 0 V.
3) Hasil diagnosa
Bila terminal TE1 dan E1 yang di arus pendek (kontak IDL adalah on), 5 V adalah output
apabila hasil diagnosanya normal, atau 0 V bila DTC sudah disimpan.
b. DTC CLEAR
ECU mesin merekam DTC menggunakan catu daya konstan, jadi DTC tidak dibersihkan
ketika ignition switch di set ke OFF. Untuk membersihkan DTC, kita menggunakan handheld tester untuk berkomunikasi dengan ECU mesin dan membersihkan DTC, atau
memindahkan fuse EFI atau kabel batere untuk memutus catu daya konstan ECU mesin.
Tetapi, dibutuhkan kehati-hatian, karena memutus catu daya konstan ECU mesin juga
membersihkan nilai yang terekam dalam memori ECU mesin.
1) Fungsi Seleksi Mode Diagnosa
Sistem diagnosa memiliki du mode: Mode normal dan mode pemeriksaan.
a) Mode normal
Gunakan mode ini untuk diagnosa normal.
b) Mode cek
Mode ini memberikan senstivitas deteksi yang lebih baik dibanding mode normal dan
mempermudah deteksi kerusakan. Lebih mudah untuk mendeteksi DTC dalam ini ketika
melakukan test reproduksi kerusakan pada kendaraan. Semua DTC dan data freeze frame
akan dibersihkan pada mode ini.
6. Fungsi Fail-Safe Dan Back-Up
a. Fungsi Fail Safe
Bila ECU mesin mendeteksi kerusakan pada sistem sinyal input yang manapun, fungsi failsafe mengontrol mesin dengan menggunakan nilai stardar yang terdapat ada ECU mesin,
atau menghentikan mesin untuk mencegah maslah pada mesin atau overheating katalis yang
dapat terjadi bila kontrol berlanjut berdasarkan rangkaian dengan sinyal tidak normal.
Hubungan antara rangkaian dengan sinyal tidak normal dan fungsi fail-safe ditunjukkan
pada tabel di bawah.
b. Fungsi Back-up
Fungsi back-up berpindah ke kontrol sinyal tetap dengan IC back-up untuk mengizinkan
berkendara pada kasus dimana kerusakan terjadi pada mikrokomputer didalam ECU mesin.
Fungsi ini hanya mengontrol fungsi dasar, jadi ia tidak bisa memberikan performa mesin
yang sama seperti saat dalam keadaan normal.