DI SUSUN OLEH :
NAMA
: LIDIANA HARAHAP
NIM
: 201502179B
PRODI
: KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat.
Kami menulis tugas ini berdasarkan pokok bahasan yang telah diberikan oleh Dosen mata
kuliah Keperawatan Maternitas. Dengan maksud agar lebih meningkatkan pengetahuan
dasar, serta memperluas pengetahuan tentang asuhan keperawatan maternitas pada ibu
section caesarea yang disajikan dari berbagai sumber.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
yang telah membimbing dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami
menyadari tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan, mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari
menarka sampai menopause. Menstruasi adalah wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil yang
setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seseorang perempuan sudah
memasuki masa suburnya, karena secara fisiologis menstruasi terdiri sebagian besar darah sekitar
2/3. Sisanya 1/3 adalah lendir, pecahan-pecahan lapisan uterus dan sel-sel dari lapisan vagina.
Darah menstruasi berbeda dari sirkulasi darah yang melalui tubuh vagina yang terdiri lebih
banyak zat kapur dan tidak memiliki kemampuan untuk membeku,karena darah tersebut harus
melalui leher rahim dan mengalir keluar dari tubuh tanpa mengumpal. Mikroorganisme yang
berada dalam mens yang bisa menginfeksi tubuh wanita jika mereka mens tersebut tidak dibuang
keluar dari uterus.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membahas mengenai gangguan menstruasi yaitu
Disminore.
B.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memahami gangguan menstruasi dan asuhan keperawatannya.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Tujuan Khusus
Mampu memahami pengertian gangguan haid
Mampu memahami klasifikasi haid yang tidak normal.
Mampu menjelaskan pengertian Dismenore
Mampu menjelaskan etiologi Dismenore
Mampu menjelaskan manifestasi klinis Dismenore
Mampu menjelaskan pathway Dismenore
Mampu menyebutkan komplikasi Dismenore
Mampu mengimplementasi asuhan keperawatan pada pasien Dismenore
BAB II
TINJAUAN TEORI
Haid adalah darah yang keluar dari rahim perempuan sehat, lamanya 3-6 hari, dengan
siklus sekitar 25-31 hari sekali, warna kecoklatan, ganti pembalut 2-5 kali/hari, dan terjadi akibat
penurunan kadar hormon progesteron pada siklus haid yang berovulasi.
B. KLASIFIKASI HAID YANG TIDAK NORMAL
1. Berdasarkan siklusnya:
Haid yang terlalu sering dengan interval < 21 hari disebut Polimenorrhea.
Haid terlalu jarang dengan interval > 35 hari disebut Oligomenorrhea.
Tidak terjadi haid disebut Amenorrhea.
Perdarahan bercak (spotting) yag terjadi prahaid, petengahan siklus, dan pasca haid.
C. DISMENORE
1. Definisi
Dismenore adalah perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian
kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Gangguan ini ada dua bentuk yaitu
dismenorre primer dan dismenorre sekunder.
Dismenore (nyeri haid) merupakan gejala yang timbul menjelang dan selama mentruasi
ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian bawah (Djuanda Adhi dkk, 2008).
Dismenore dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Dismenore Primer dan Dismenore Sekunder.
Dismenorre primer yaitu nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin.
Dismenore primer timbul beberapa waktu setelah menarche (> 12 tahun) dengan gejala mules
pada perut bawah, menyebar ke pinggang, paha, mual, muntah, sakit kepala, diare.
Dismenorre sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomi yang
jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi, endometriosis, mioma
uteri, polip endometrial, polip servik, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Dismenore sekunder merupakan dismenore yang disebabkan oleh kelainan ginekologis, oleh
karena endometriosis, salpingitis, mioma uteri, dll.
2. Etiologi
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan
satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut bagian bawah, bokong,
dan nyeri spasmodik di sisi medial paha.
Penyebab Dismenore Primer:
a. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. Menurut Novak dan
Reynolds, hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus sedangkan
hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus.
b. Kelainan organik
seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma
submukosum bertangkai, polip endometrium.
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
seperti: rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik
dengan kewanitaannya, dan imaturitas.
d. Faktor konstitusi
seperti: anemia, penyakit menahun, dsb dapat memengaruhi timbulnya dismenore.
e. Faktor alergi
Menurut Smith, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi antara
dismenorea dengan urtikaria, migren, dan asma bronkiale.
DISMENORE PRIMER
Usia muda (sebelum berusia 25 tahun)
DISMENORE SEKUNDER
Usia lebih tua (setelah berusia 25 tahun)
Timbul setelah terjadinya siklus haid Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus
yang teratur
haid teratur
Nyeri sering terasa sebagai kejang Nyeri sering terasa terus-menerus dan
uterus dan spastik
Hanya
terjadi
pada
siklus
anovulatorik.
7
Sering
disertai
mual,
Umur
: 12 Tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
b.Keluhan utama
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai dengan mual muntah,
pusing dan merasakan badan lemas.
c. Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali berusia 11 tahun, lama haid 1 minggu dan siklus nya 29 hari
d. Riwayat penyakit dahulu
pernah penyakit maag
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ada anggota keluarga yaitu kk nya yang mengalami nyeri pada saat menstruasi seperti
dirinyadan Di keluarga nya
Pada kasus Dismenore akan timbul ketakutan karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi/
pengetahuan mengenai Dismenore.
B. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
C. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b.d. kurangnya suplai oksigen dalam jaringan
Tujuan : Setelah diberikan askep selama 124 jam diharapkan nyeri pasien berkurang
Kriteria hasil :
3. Setelah dilakukan uji statistik t-test independen diperoleh hasil bahwa masase teknik
effleurage pada abdomen dapat menurunkan intensitas nyeri dismenore primer.
6) Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman ; misal
waktu tidur, belakangnya dipasang bantal kecil.
Rasional: Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.
7) Anjurkan menurunkan masukan sodium selama seminggu sebelum mens
Rasional: Mengurangi resiko retensi cairan.
8) Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri, dan menghubungkan
berapa lama nyeri akan berlangsung.
Rasional: Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya. Dan dapat
membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
9) Observasi ulang tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat
analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. Serta setiap 1 2 jam setelah tindakan perawatan
selama 1 2 hari.
Rasional: Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk
mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.
10) Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik rofecoxib dan valdecoxib.
Rasional: Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang.
b. Intoleran aktifitas b/d nyeri haid
Tujuan : Setelah diberikan askep selama 124 jam diharapkan pasien menunjukan perbaikan
intoleransi aktifitas.
kriteria hasil : Pasien dapat melakukan aktivitas Intervensi
Intervensi:
1) Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat membuat lelah,
berikan istirahat yang cukup.
Rasional: Istirahat yang cukup dapat menurunkan stress dan meningkatkan kenyamanan.
2) Berikan istirahat cukup dan tidur 8 10 jam tiap malam.
Rasional: istirahat cukup dan tidur cukup menurunkan kelelahan dan meningkatkan resistensi
terhadap infeksi.
3) Observasi ulang tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat
analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. Serta setiap 1 2 jam setelah tindakan perawatan
selama 1 2 hari.
Rasional: Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk
mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
Tujuan : Setelah diberikan askep selama 124 jam diharakan pasien menunjukkan perbaikan
nutrisi.
Kriteria hasil : mual muntah teratasi.
Intervensi:
1) Timbang BB setiap hari
Rasional : agar dapat mengetahui perubahan berat badan setiap harinya.
2) Pantau hasil lab
Rasional : memntau perubahan nilai hasil lab.
3) Jelaskan pentingnya nutrisi adekuat
Rasional : nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan berat badan.
4) Beri suasana menyenangkan saat makan
Rasional : dapat meningkatkan nafsu makan.
5) Beri porsi kecil tapi sering
Rasional : mengurangi rasa mual dan muntah yang timbul saat makan
6) Beri makanan dengan protein dan kalori yang tinggi
Rasional : meningkatkan asupan energi
d. Ansietas b.d. kurang pengetahuan mengenai gangguan menstruasi
Tujuan : Setelah diberikan askep selama 124 jam diharapkan kecemasan menurun Kriteria hasil
: Pasien tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya
Intervensi:
1) Jelaskan prosedur yang diberikan dan ulangi dengan sering
Rasional : Informasi memperkecil rasa takut dan ketidaktauan.
2) Anjurkan orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan
Rasional: Meningkatkan perasaan berbagi.
3)
Anjurkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan
menyatakan masalah
Rasional: membuat perasaan terbuka dan bekerja sama.
4) Singkirkan stimulus yang berlebihan
Rasional: memberi lingkungan yang lebih tenang.
5)
Ajarkan
teknik
relaksasi;
latihan
napas
dalam,
imajinasi
terbimbing
Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan
EVALUASI
1. Pasien dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan/ menurunkan nyeri, skala nyeri
ringan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dismenore adalah perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian
kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Gangguan ini ada dua bentuk yaitu
dismenorre primer dan dismenorre sekunder. Faktor endokrin, kelainan organik, faktor alergi,
faktor kejiwaan atau psikis seseorang juga sangat mempengaruhi terjadinya Dismenorre.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus Dismenorre yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan gangguan menstruasi, Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri dismenore, Resiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, diare sekunder, dan
juga Ansietas berhubungan dengan inefektif koping individu
B. Saran
Kita sebagai Perawat dapat memberikan tindakan keperawatan yang sesuai bagi pasien
denga dismenore dan lebih memahami berbagai tindakan keperawatan tersebut sebelum
diterapkan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
I Putu Juniartha Semara Putra, 2012. Laporan Pendahuluan Gangguan Haid Dismenore.