Farmasi Soewarni PDF
Farmasi Soewarni PDF
Soewarni Mansjoer
Bagian Farmasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kerusakan atau perubahan yang terjadi pada sel dan jaringan akibat adanya
noksi akan membebaskan berbagai mediator dan substansi radang. Asam arakidonat
mulanya merupakan komponen normal yang disimpan pada sel dalam bentuk
fosfolipida, dibebaskan dari sel penyimpan lipid oleh asil hidrolase sebagai respons
adanya noksi. Asam arakidonat ini kemudian mengalami metabolisme menjadi dua
alur. Alur siklooksigenase yang membebaskan prostaglandin, prostasiklin,
tromboksan; alur lipoksigenase yang membebaskan leukotrien dan berbagai
substansi seperti 5-HPETE, 5-HETE dan sebagainya. Kerja utama kebanyakan
nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID) adalah sebagai penghambat sintesis
prostaglandin, sedangkan kerja utama obat antiradang glukokortikoid menghambat
pembebasan asam arakidonat. Selain dari kerja utama masih ada berbagai kerja lain
pada NSAID dan obat antiradang glukokortikoid.
PENDAHULUAN
Radang merupakan mekanisme pertahanan tubuh disebabkan adanya respons
jaringan terhadap pengaruh-pengaruh merusak baik bersifat lokal maupun yang
masuk ke dalam tubuh (Mutschler. 1991; Korolkovas. 1988). Pengaruh-pengaruh
merusak (noksi) dapat berupa noksi fisika, kimia, bakteri. parasit dan sebagainya.
Noksi fisika misalnya suhu tinggi, cahaya, sinar X dan radium, juga termasuk bendabenda asing yang tertanam pada jaringan atau sebab lain yang menimbulkan
pengaruh merusak. Asam kuat, basa kuat dan racun termasuk noksi kimia. Bakteri
patogen antara lain Streptococcus, Staphylococcus dan Pneumococcus (Boyd, 1971).
Reaksi radang dapat diamati dari gejala-gejala klinis. Di sekitar jaringan
terkena radang terjadi peningkatan panas (kalor), timbul warna kemerah-merahan
(rubor) dan pembengkakan (tumor). Kemungkinan disusul perubahan struktur
jaringan yang dapat menimbulkan kehilangan fungsi (Mutschler, 1991; Korolkovas,
1988).
Tujuan penulisan ini untuk menguraikan mediator dan substansi radang,
proses radang serta mekanisme kerja obat anti radang pada umumnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Mediator dan substansi radang
Kerusakan sel akibat adanya noksi akan membebaskan berbagai mediator
atau substansi radang antara lain histamin, bradikinin, kalidin, serotonin,
prostaglandin, leukotrien dan sebagainya. Histamin terdapat pada semua jaringan
juga pada leukosit basofil. Di dalam jaringan, histamin disimpan dalam sel mast dan
dibebaskan sebagai hasil interaksi antigen dengan antibodi IgE pada permukaan sel
mast, berperanan pada reaksi hipersensitif dan alergi. Substans tersebut merupakan
mediator utusan pertama dari sedemikian banyak mediator lain, segera muncul
dalam beberapa detik. Reseptor-reseptor histamin adalah H1 dan H2. Stimulasi pada
kedua reseptor ini menyebabkan vasodilatasi pada arterial dan pembuluh darah
Melmon, K.L. and Morreli H.F. (1978). Clinical Phamacology, Basic Principles in
Therapeutics. Ed 2. New York: Macmillan Publ. Co. Halaman 658-659, 678,
681.
Mutschler, E. (1991). Arzneimittelwirkungen, Terjemahan: Dinamika obat oleh:
Mathilda B. dan Anna S.R. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 194-195, 359, 388,
401-402.
Reynolds, J.E.F. (1982). Martindale The Extra Pharmacopoeia. Ed 28. London: The
Pharmaceutical Press. Halaman 234, 257.
Robbins S.L. (1974). Pathologic Basis of Disease. Philadelphia: W.B. Saunders Co.
Halaman 61.
Roitt I. et al. (1985). Immunology. London: Gower Med. Publ. Halaman 1.4