Kelompok 5 - Farmasi 4B
(31113082)
(31113083)
(31113084)
(31113085)
(31113086)
Neneng Farida
(31113087)
FORMULA SEDIAAN
Formula E
(Pengisi Laktosa Spray dried)
Fasa Dalam (92%)
Antalgin
500 mg
Amprotab
(10 %)
PVP
(5 %)
Laktosa Spray dried
qs
Fasa Luar (8%)
Mg Stearat
1%
Talk
2%
Amprotab
5%
IV.
Nama
kimia:
Natrium
2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4-
metilaminometanasulfonat
Sinonim :
-
Metampiron
Antalgin
Dipiron
tablet
Antalgin
mengandung
Antalgin,
menyerap bau
Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut kloroform, etanol, dan eter
283
Akan berubah warna akibat pemanasan
Pengoxida kuat
s
Kegunaan
Penyimpanan
BJ
yang kering
0,88 gr/cm3
PVP, Polivinilpirolidon
Rumus Molekul
Pemerian
Kelarutan
Inkompatibilitas
Kegunaan
Penyimpanan
Magnesium Stearat
(HOPE, 5th,430)
RM
BM
Pemerian
C36H70MgO4
591,27
Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,
Kelarutan
Kegunaan
Titik Leleh
Sifat Alir
Stabilitas
Penyimpanan
OTT
88,5oC
Sulit mengalir, Bubuk kohesif
Stabil
Talk
Pemerian
Kelarutan
Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran debu.
praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik
Ph
Stabilitas
dan air
6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160C
tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen
OTT
Kegunaan
Penyimpanan
Amprotab
RM
Pemerian
Kegunaan
Kelarutan
pengikat tablet
Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 %
Ph
Densitas
Aliran
Stabilitas
pada 37C.
5,5 6,5
1,478 g/cm30
10,8-11,7 g/det
Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari
kelembaban yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur
pada tablet dibawah kondisi normal pati biasanya inert. Larutan
pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah
VI.
ANALISIS FORMULA
Formula
Fasa Dalam
Amprotab
Kegunaan
Analisis Formula
Penghancur
PVP
Pengikat
Laktosa
Pengisi
Spray dried
Fasa Luar
Mg Stearat
sebagai pengisi
Lubrikan
Talk
Glidan
Amprotab
VII.
Oven
Loyang
Beaker glass
Batang pengaduk
Mangkuk stenles
Kertas payung
Pipet tetes
Lagu ukur
Spatula
Batang pengaduk
Hardness terter
Spatel
Timbangan analitik
Antalgin
Amprotab
PVP
Mg Stearat
Talk
VIII. PERHITUNGAN
Tablet Antalgin :
Kandungan Antalgin / Tab
500 mg
Bobot tablet
750 mg
300 tablet
(Fasa dalam)
Antalgin
Amprotab
gram
PVP 5%
gram
5
100
92
100
gram
= 207 gram (150 gram + 22,5 gram + 11,25 gram)
= 23,25 gram
(Fase luar)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
1
92
22,5
2
2
92
4,5
2
= 2,25 gram
Amprotab 5%
Rata-rata =
= 18 gram
PENIMBANGAN
Bahan
Penimbangan
Fasa dalam
Antalgin
150 gram
Amprotab
22,5 gram
PVP
11,25 gram
Laktosa
23,25 gram
Mg Stearat
1,125 gram
Talk
2,25 gram
X.
5
92
Bahan
Penimbangan
Fasa luar
Mg Stearat
1,125 gram
Talk
2,25 gram
Amprotab
11,25 gram
PROSEDUR PEMBUATAN
A. Granulasi Hingga Tabletasi (Pengikat ditambahkan dengan cara kering)
Siapkan semua
bahan yang di
butuhkan lalu
timbang
Tambahkan mg
stearat, aduk
selama 2 menit
Campurkan semua
bahan fase dalam
yang telah
ditimbang
Campurkan granul
dengan fasa luar
Campuran bahan
dibuat menjadi slug
menggunakan punch
yang berdiameter
besar (13-20mm)
pada mesin tablet
Timbang granul
yang diperoleh
Massa cetak di
kempa dengan
menggunakan
punch 13mm
sesuai bobot
tablet yang
dihitung
tablet dievaluasi
dengan
persyaratan yang
berlaku
XI.
PROSEDUR EVALUASI
A. Evaluasi Granul
N
o
1
Jenis Evaluasi
Prosedur
b.
Bobot jenis
Kerapatan
/ a.
b. BJ mampat
Prosedur :
Timbang 100 g granul dan masukkan dalam
gelas ukur lalu catat volumenya (Vo)
Gelas ukur diketuk sebanyak 10 dan 500 kali.
Catat volumenya (V10 dan V500)
W
P n=
Vn
Pn = BJ pada n ketukan
W = Bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
c. BJ sejati
bJ sejati merupakan massa granul dibagi volume
granul yang tidak termasuk pori granul
Alat : piknometer
P = BJ nyata
W = Bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
( ba ) x BJ cairan pendispersi
BJ sejati=
( b+d ) ( a+c )
a = bobot piknometer kosong
b = bobot piknometer + 1 g granul
c = bobot piknometer + 1 g granul + cairan
pendispersi
d = bobot piknometer +cairan pendispersi
d. Kadar Pemampatan
Prosedur : sama dengan BJ mampat
VoV 500
Kp=
x 100
Vo
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
V500 = volume granul pada 500 kali ketukan
Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika Kp
20%
e. Perbandingan Haussner
Prosedur : sama dengan pada prosedur BJ mampat
BJ
Angka Haussner= setelah pemampatan
BJ sebelum pemampatan
Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika
angka Haussner 1
f. Persen kompresibilitas (%K)
Prosedur : sama pada prosedur BJ mampat dan BJ
nyata
BJ
BJ nyata
%K mampat
x 100
BJ mampat
Penafsiran hasil:
Jika %K = 5-15% alirasn sangat baik
= 16-25% aliran baik
Granulometri
(distribusi
ukuran partikel)
Jenis Evaluasi
Prosedur
secara
acak.
Kekerasan
diukur
250
mg)
yang
diambil
secara
acak.
ada
tablet
yang
masing-masing
e. Keseragaman kandungan
Diambil 30 tablet secara acak, lalu ditentukan
waktu
yang
diperlukan
untuk
Uji disolusi
Kadar
zat
Indonesia
aktif Lihat masing-masing monografi di farmakope
dalam tablet
XII.
Indonesia
Waktu
deti
k
Rumus
-
Rumus
2. Kerapatan
- BJ Mampat
W = 50g
V10= 89ml
V500= 83ml
50 g
P10 89 ml
P500
100 g
= gram/detik
Lebar Penyebaran
5 cm
5
o
6,5 = 41,37
= 0,5617 g/ml
50 g
83 ml = 0,6024 g/ml
BJ Ruah
W
P=
V
50 g
90 ml
P=
-
berat
waktu
= 0,5555 g/ml
BJ Sejati
a. Pikno kosong = 11,5061 g
b. Pikno + 1 g granul + paraffin cair = 20,4140 g
c. Pikno + Paraffin cair = 21,4044
d. Pikno + 1 g granul = 12,5061
(12,5061 g11,5061 ) x 0,88
= ( 12,5061+21,4044 )( 12,5061+20,4140 g)
=
1 x 0,88
33.910532.9201
= 0,89
3. Kadar Mampat
8983
x 100% = 6,742 %
89
4. Angka Haussner
0,5617
=1
10
0,5555
500=
0,6024
0, 5555
5. %K
=1
K10 =
0,56170,5555
=0,01
0,5555
K500 =
0,60240,5555
=0,08
0,5555
B. Evaluasi Tablet
1. Organoleptik
- Warna : Putih
- Bau : Berbau obat
- Rasa : Pahit
2. Sifat fisika kimia
Keseragaman Bobot
Tablet
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Bobot (gram)
0,7770
0,7742
0,7885
0,7800
0,7800
0,7764
0,7589
0,7831
0,7913
0,7873
0,7956
0,7759
0,7839
0,7654
0,7724
0,7747
0,7563
0,7699
0,7422
0,7882
Jumlah
Rata-rata
15,523
0,7761
20 tab rata-rata + 5 %
= 0,7761 + 0,0388
= 0,8149 g
>10% = 0,7761 + 0,0776
= 0,8537 g
<10% = 0,7761 0,0776
= 0,6985 g
3. Uji Friabilitas
Bobot awal = 15,6092 g
Bobot akhir = 14,8328 g
15,609214,8328
x 100 =5,2
=
14,8328
4. Uji Keseragaman Kandungan
Kurva Standar Antalgin
Panjang gelombang Maksimum : dalam larutan asam 258 nm
Konsentrasi
8 ppm
10 ppm
12 ppm
14 ppm
16 ppm
18 ppm
a= 0.0420 b = 0.0359
r = 0.9968
pengenceran = 250 kali
Absorbansi
0.324
0.414
0.468
0.552
0.602
0.698
sampel = 0.694
y = bx+ a
0.694 = 0.0359 x + 0.0420
0.0359 x = 0.694 0.0420
0.652
x
= 0.0359
= 18.1615 ppm
Pengenceran 250 kali
18.1615 x 250 = 4540.375 ppm
Konfersi
4540.375
mg
=
x 100
1000
= 454.0375 mg
% Kadar
% Kadar
454.0375
500
100%
= 90.8075%
XIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan tablet Antalgin dengan
menggunakan metode Granulasi Kering. Tablet yang dibuat sebanyak 300 buah.
Komposisi tablet yang akan kami buat adalah sebagai berikut :
R/
Antalgin
500 mg
Amprotab
10 %
PVP
5%
1%
Talkum
2%
Amprotab
5%
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
sekali tidak memakai air. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang eksipen
fase dalam dan fase luar. Yang termasuk fase dalam adalah antalgin, amprotab,
PVP, dan laktosa spray dried. Dan yang termasuk fase luar adalah Mg stearat,
talkum dan amprotab. Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian di ayak agar
memperoleh partikel yang halus dan dilakukan untuk menghomogenkan ukuran
serbuk dan menghindari adanya bahan-bahan yang menggumpal yang
menyebabkan tidak meratanya jumlah bahan-bahan tersebut dalam setiap tablet
yang dicetak nanti, sehingga menghasilkan tablet dengan kualitas yang beragam
dan hal ini merupakan hal yang tidak diinginkan.
Pada percobaan ini, antalgin dibuat menjadi bentuk sediaan tablet dan
dipilih metode granulasi kering untuk menghindari proses yang dapat
mengganggu stabilitasnya (panas dan kelembaban). Selain itu, penggranulan
dalam metode granulasi kering ini juga diharapkan dapat meningkatkan sifat
aliran, kompresibilitas, dan kompaktibilitasnya pada saat proses pengempaan.
Proses pembentukan granul dapat diperoleh dengan metode slugging
maupun penggunaan mesin roller compactor/chilsonator. Pada metode slugging,
komponen-komponen tablet yang tadi telah dicetak dikompakkan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug. Setelah itu, slug diayak menggunakan ayakan
dengan mesh no 14 untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik
dari campuran awal. Bila slug yang didapat sifat alirannya belum memuaskan,
maka proses diatas dapat diulang.
Bahan pengikat merupakan zat inert secara farmakologi yang ditambahkan
dalam formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel- partikel
serbuk dalam massa tablet yang diperlukan untuk pembuatan granul dan membuat
massa granul menjadi kompak padat/tablet. Yang ingin dicapai adalah
kompresibilitasnya yang baik. Jumlah/konsentrasi pengikat yang digunakan dan
metode penambahan pengikat harus diperhatikan agar tablet tetap utuh saat ditelan
dan saat disimpan, tetapi hancur saat masuk dalam saluran cerna.
Zat pewarna tidak dipergunakan dalam metode ini karena zat warna sukar
homogen tanpa adanya bantuan air. Pembuatan metode ini tidak memerlukan
bahan pengikat, hanya membutuhkan bahan pelicin dan bahan penghancur saja.
Bahan pengikat berfungsi sebagai meningkatkan kekuatan ikatan antara bahanbahan, dan perlu adanya bantuan air untuk memperkuat ikatan tersebut. Namun
pembuatan metode granulasi kering untuk meningkatkan kekuatan ikatan tersebut
dengan cara di kempa dengan tekanan yang besar yang kemudian dihancurkan
untuk mendapatkan granul yang cukup keras dan tidak rapuh.
Untuk mempermudah hancurnya granul menjadi partikel halus yang
mudah larut,maka digunakan penghancur/disintegran dalam di mana disintegran
ini dicampur dengan bahan fasa dalam lainnya saat granulasi. Oleh karena itu,
digunakan amprotab (amilum protablet) sebagai penghancur dalam pada formulasi
tablet ini karena amprotab termasuk zat yang inert, kompatibel dengan komponen
tablet lainnya, dan merupakan serbuk yang alirannya baik. Sifat hidrofilik yang
dimiliki amprotab mampu menyerap air dan membentuk pori-pori dalam tablet.
Hal ini akan menyebabkan penghancuran tablet menjadi lebih baik.
PVP disini berfungsi sebagai bahan penghancur tablet untuk mempercepat
wakru hancur tablet setelah tablet diminum/digunakan. Penambahannya tidak
membutuhkan air, hanya dicampurkan begitu saja sehingga tidak ada
permasalahan yang mengganggu proses pembuatan metode granulasi kering ini.
Untuk menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran
granul dari hopper ke dalam die digunakan glidan. Glidan juga dapat
yang basah. Serta alat yang digunakan tidak sebanyak granulasi basah. Pada
proses pengempaan pertama diperlukan tekanan yang besar pada waktu
pengempaan masa menjadi slug (tablet dengan diameter besar) atau menjadi
lempengan-lempengan. Hal ini bertujuan supaya granul yang dihasilkan cukup
keras/tidak rapuh. Setelah didapat cetakan tablet untuk mendapatkan granul
dengan cara dihancurkan, ketika proses penghancuran sebaiknya tidak terlalu
kuat. Hal ini bertujuan supaya granul yang dihasilkan tidak terlalu kecil bahkan
menjadi serbuk kembali. Tapi jika pada proses pengempaan tekanannya kuat akan
membantu meminimalkan hasil granul yang rapuh bahkan sampai menjadi serbuk.
Kemudian di ayak menurut ukuran sesuai bentuk granul yang ingin dihasilkan.
Setelah terbentuk granul, garanul dievaluasi kompresibilitas dimana granul
dimasukan kedalam gelas ukur kemudian diketuk-ketukan dan setelah pengetukan
selesai kami menghitung kompresibilitasnya. Diperoleh kompresibilitasnya sebesa
6,742
dengan
memasukan
data
kepersamaan
kompresibilitas
BJ mampatBJ nyata
x 100
, kompresibilitas granul dengan nilai tersebut
Bj mampat
tergolong sangat baik karena standar kompresibilitas granul yang sangat baik
adalah 5-15%.
Selanjutnya dilakukan uji alir menentukan kecepatan alir dengan
menggunakan metoda corong dan metoda istirahat. Dimana kecepatan alir dengan
metoda corong dihitung dengan membagi bobot granul dan waktu yang
dibutuhkan granul untuk melewati corong. Dihasilkan kecepatan alir rata-rata 1,3
g/detik. Hasil tersebut menunjukan aliran granul baik karena kecepatan alir < 4 g/
detik. Sedangkan metoda istirahat yaitu dengan menentukan sudut antara lereng
dan dasar granul dan dihasilkan sudut = 23,96 yang menunjukkan bahwa aliran
granul tidak mudah mengalir karena tidak berada pada range persyaratanya itu
antara 25-30.
Setelah melewati tahap-tahap pengujian granul, selanjutnya granul tersebut
dicetak dengan menggunakan mesin cetak tablet single punch. Granul yang terdiri
dari fase luar dan fase dalam dimasukkan ke dalam hopper. Kemudian alat
dihubungkan ke arus listrik. Punch atas diatur untuk mengatur kekerasan tablet
dan punch bawah diatur untuk mengatur ukuran tablet. dan kekerasan sekitar 7080 N. Setelah itu, tekan tombol on pada alat tersebut dan tablet pun tercetak
dengan kecepatan yang diinginkan. Tablet yang terbentuk berukuran sedang yang
berat rata-ratanya adalah 0,7761 gram. Tablet tersebut dievaluasi dengan beberapa
parameter, yaitu : uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji friabilitas,
uji waktu hancur (disintegrasi) dan uji kekerasan.
Uji yang pertama dilakukan adalah uji keseragaman bobot tablet. Prosedur
untuk pengujian ini adalah tablet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu diatas
alat timbangan. Kemudian hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis
keseragaman bobot tablet dengan membandingkan bobot tablet dalam rentang
penyimpangan bobot rata-rata tablet.
Evaluasi yang selanjutnya dilakukan adalah Uji Keseragaman ukuran. Uji
ini merupakan perbandingan antara diameter dan tebal tablet. Pertama-tama
diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya menggunakan
jangka sorong. Digunakan jangka sorong karena alat ini memiliki ketelitian yang
cukup bagus dan sesuai dengan pengukuran panjang dan tebal tablet. Ketelitian
jangka sorong manual adalah 0,05 mm. Tablet tersebut kemudian dijepit di celah
jangka sorong tersebut. Untuk mengukur tebal, tablet diletakkan secara datar dan
untuk mengukur diameter, tablet diletakkan pada posisi tegak. Selanjutnya, dibaca
skala kecil dan besar yang ditunjukkan oleh pengukur jangka sorong. Catat
diameter dan tebal dari kedua puluh tablet tersebut. Menurut FI III diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3tebal tablet. Ketebalan suatu
tablet dipengaruhi oleh volum dari bahan yang diisikan ke dalam cetakan, garis
tengah cetakan, dan besarnya tekanan oleh punch. Oleh karena itu untuk
mendapatkan tablet yang tebalnya seragam selama produksi harus selalu
dilakukan pengawasan. Menurut Farmakope Indonesia, diameter tablet tidak lebih
dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
Selanjutnya adalah Uji Kekerasan tablet. Uji ini bertujuan untuk menjamin
ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan, penghantaran
(shipping). Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tabletdengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Tujuan dilakukan uji kekerasan
tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet melawan
tekanan
mekanik
(goncangan)
dan
tekanan
pada
saat
pembungkuran,
menguji kekerasan tablet ini, pertama-tama dipilih secara acak sebanyak 20 tablet.
Setelah itu masing-masing tablet diukur kekerasannya dengan menggunakan alat
uji kekerasan. Tablet tersebut memiliki kekerasan yaitu sebesar 3 kg.
Selanjutnya adalah uji friabilitas. Parameter untuk menguji ketahanan
tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu. Friabilitas digunakan untuk
mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman. Prinsip dari uji friabilitas adalah
menentukan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama
diputar dalam
friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar
sebanyak 100 kali putaran. Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya
kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot < 750 mg,
timbang sejumlah tablet hingga beratnya mendekati 7,5 g. Untuk tablet dengan
bobot > 750 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang
telah ditimbang ke dalam friabilator lau dijalankan sebanyak 100 kali putaran.
Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan
seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet
yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1
%. Setelah itu dihitung % friabilitas dengan rumus :
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus diatas, didapatkan bahwa
persen friabilitas adalah sebesar 2,321 %. Hasil ini menunjukkan hasil yang tidak
baik, karena lebih dari 1%. Sementara apabila presentase kehilangan massa tablet
kurang dari 1 %, maka tablet tersebut dinayatakan tahan terhadap goresan ringan/
kerusakan dalam penanganan, pengemasan, pengapalan dan pengiriman.
XVI. Brosur
XVII. DOKUMENTASI
No
1
Gambar
Keterangan
Proses pengayakan
Penimbangan granul
6.
7.
8.
9.
Evaluasi granul
10.
11.
12.
Penimbangan granul
13.
14.
Penimbangan bahan