Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN PADAT


TABLET ANTALGIN

Kelompok 5 - Farmasi 4B

Muhamad Agung Ramadhan

(31113082)

Murni Siti Wahyuni

(31113083)

Mutia Uswah Hasanah

(31113084)

Nadya Octavanie Dewi

(31113085)

Najiah Rahmatun Nisa

(31113086)

Neneng Farida

(31113087)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA


PROGRAM STUDI FARMASI
TASIKMALAYA
2016
I.
NAMA SEDIAAN
ANTRON
II.
KEKUATAN SEDIAAN

Tiap tablet mengandung 500mg Antalgin


III.

FORMULA SEDIAAN
Formula E
(Pengisi Laktosa Spray dried)
Fasa Dalam (92%)
Antalgin
500 mg
Amprotab
(10 %)
PVP
(5 %)
Laktosa Spray dried
qs
Fasa Luar (8%)
Mg Stearat
1%
Talk
2%
Amprotab
5%

IV.

PREFORMULASI ZAT AKTIF

Nama

kimia:

Natrium

2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4-

metilaminometanasulfonat
Sinonim :
-

Metampiron

Antalgin

Dipiron

Rumus molekul : C13H16N3NaO4S.H2O


Berat molekul : 351,37
Pemerian : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan

Susut pengeringan : Tidak lebih dari 5,5 % pada suhu 1050C


hingga bobot tetap
Kelarutan : Larut dalam air dan HCl 0,02 N
Antalgin mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak
lebih dari 101,0 % C13H16N3NaO4S, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Syarat

tablet

Antalgin

mengandung

Antalgin,

C13H16N3NaO4S.H2O, tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih


dari 105,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM,
1995).
V.

PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN


Laktosa Spray Dried

(Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi VI. 2009. Hal : 64)


Pemerian
Serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau putih krem. Tidak
berbau dan berasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah
Kelarutan
Titik Leleh
Stabilitas
Inkompatibilita

menyerap bau
Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut kloroform, etanol, dan eter
283
Akan berubah warna akibat pemanasan
Pengoxida kuat

s
Kegunaan
Penyimpanan

Zat pengisi tablet


Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin dan tempat

BJ

yang kering
0,88 gr/cm3

PVP, Polivinilpirolidon
Rumus Molekul
Pemerian

(HOPE 5th, hal 611-616)


(C6H9NO)n
Serbuk halus; putih hingga putih-krem; tidak berbau atau

Kelarutan

hampir tidak berbau; sangat higroskopis


Sangat larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton,

metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon,


Stabilitas

dan minyak mineral.


Warna povidon berubah gelap dengan pemanasan pada suhu
105C, dan terjadi penurunan kelarutan dalam air. Stabil pada
pemanasan 110-130oC yang sebentar, sterilisasi dengan uap
tidak mengubah karakteristik povidon. Larutan povidon
mudah terkontaminasi oleh jamur olah karena itu perlu
ditambahkan pengawet. Povidon dapat disimpan dalam
kondisi biasa-biasa saja tanpa mengalami degradasi atau
dekomposisi. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada

Inkompatibilitas

tempat yang sejuk dan kering


dapat membentuk molecular adducts dalam larutan dengan
sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin
dan bahan lain. Efek dari beberapa pengawet seperti
thimerosal dapat berubah (merugikan) ketika terbentuk

Kegunaan
Penyimpanan

kompleks dengan povidon.


Pengikat 0,5% - 5%
Dalam wadah kedap udara, sejuk, dan tempat kering

Magnesium Stearat
(HOPE, 5th,430)
RM
BM
Pemerian

C36H70MgO4
591,27
Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,

Kelarutan

mudah melekat di kulit, bebas dari butiran


Praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut
dalam benzen hangat dan etanol 95% hangat.

Kegunaan
Titik Leleh
Sifat Alir
Stabilitas

Lubrikan untuk tablet dan kapsul.

Penyimpanan
OTT

disimpan di wadah yang kering dan tertutup rapat.


Asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan

88,5oC
Sulit mengalir, Bubuk kohesif
Stabil

bahan oksidator kuat.

Talk
Pemerian

(HOPE VI: 728)


Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.

Kelarutan

Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran debu.
praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik

Ph
Stabilitas

dan air
6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160C
tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen

OTT
Kegunaan
Penyimpanan

oksida atau penyinaran gamma.


Senyawa ammonium kuatener
Sebagai glidant dan sebagai lubrikan.
Disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang dingin dan
kering.

Amprotab
RM
Pemerian

(HOPE, 2nd ed, 1994, hal.483-487)


(C6H10O5)n
Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granulgranul kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan

Kegunaan

bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman.


Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;

Kelarutan

pengikat tablet
Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 %

Ph
Densitas
Aliran
Stabilitas

pada 37C.
5,5 6,5
1,478 g/cm30
10,8-11,7 g/det
Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari
kelembaban yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur
pada tablet dibawah kondisi normal pati biasanya inert. Larutan
pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah

ditumbuhi mikroorganisme sehinggamenghasilkan turunan pati


dan modifikasinya yang berbentuk unik,

VI.

ANALISIS FORMULA

Formula
Fasa Dalam
Amprotab

Kegunaan

Analisis Formula

Penghancur

Meningkatkan keterkempaan serbuk dan aliran

PVP

Pengikat

Untuk membuat tablet menjadi kompak

Laktosa

Pengisi

Pengisi yang pertama kali dan banyak digunakan

Spray dried
Fasa Luar
Mg Stearat

sebagai pengisi
Lubrikan

Lubrikan yang paling efektif

Talk

Glidan

Meningkatkan aliran granul dari hopper ke die

Amprotab

VII.

Membantu dalam prosen pencetakkan

ALAT DAN BAHAN


A. Alat-alat yang digunakan :
-

Oven

Loyang

Beaker glass

Batang pengaduk

Mangkuk stenles

Kertas payung

Pipet tetes

Alat cetak tablet single punch

Alat uji friabilitas

Alat uji laju alir

Lagu ukur

Spatula

Batang pengaduk

Alat uji waktu hancur

Hardness terter

Pengayak mesh 10, dan 14

Spatel

Tap density tester

Timbangan analitik

B. Bahan-bahan yang digunakan :


-

Antalgin

Amprotab

PVP

Mg Stearat

Talk

Laktosa spray dried

VIII. PERHITUNGAN
Tablet Antalgin :
Kandungan Antalgin / Tab

500 mg

Bobot tablet

750 mg

Jumlah tablet yang dibuat

300 tablet

(Fasa dalam)
Antalgin

= 500 mg x 300 tablet = 150 gram


10
= 100 x 750 mg = 75 mg x 300 tablet = 22,5

Amprotab
gram

PVP 5%
gram

5
100

Laktosa spray dried =

92
100

x 750 mg = 37,5 x 300 tablet = 11,25

x 750 mg = 690 mg x 300 tablet = 207

gram
= 207 gram (150 gram + 22,5 gram + 11,25 gram)
= 23,25 gram
(Fase luar)

Mg Stearat 1%

Talk 2%

1
92

22,5
2

2
92

x 207 gram = 4,5 gram

4,5
2

= 2,25 gram

x 207 gram = 2,25 gram


= 1,125 gram

Amprotab 5%

Rata-rata =

= 18 gram

207 gram+18 gram


= 750 mg / tablet
300 tablet

PENIMBANGAN
Bahan

Penimbangan
Fasa dalam
Antalgin
150 gram
Amprotab
22,5 gram
PVP
11,25 gram
Laktosa
23,25 gram
Mg Stearat
1,125 gram
Talk
2,25 gram
X.

x 207 gram = 11,25 gram

2,25 g+ 4,5 g+ 11,25 g


3

Bobot yang diperoleh =


IX.

5
92

Bahan

Penimbangan
Fasa luar
Mg Stearat
1,125 gram
Talk
2,25 gram
Amprotab
11,25 gram

PROSEDUR PEMBUATAN
A. Granulasi Hingga Tabletasi (Pengikat ditambahkan dengan cara kering)

Siapkan semua
bahan yang di
butuhkan lalu
timbang

Tambahkan mg
stearat, aduk
selama 2 menit

Campurkan semua
bahan fase dalam
yang telah
ditimbang

Campurkan granul
dengan fasa luar

Campuran bahan
dibuat menjadi slug
menggunakan punch
yang berdiameter
besar (13-20mm)
pada mesin tablet

Timbang granul
yang diperoleh

Slug yang sudah


jadi digiling kasar
dan diayak
menggunakan
ayakan mesh 16

Massa cetak di
kempa dengan
menggunakan
punch 13mm
sesuai bobot
tablet yang
dihitung
tablet dievaluasi
dengan
persyaratan yang
berlaku

Lakukan evaluasi terhadap


granul yang dihasilkan,bila
belum memenuhi syarat
maka slugging dapat di
ulang max 3 kali hingga
diperoleh granul yang
memenuhi syarat

XI.

PROSEDUR EVALUASI
A. Evaluasi Granul

N
o
1

Jenis Evaluasi

Prosedur

Kecepatan Aliran a. Metode corong


Alat : Flow Tester
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir
melalui alat selama waktu tertentu
Prosedur :
Sejumlah 100 g granul dimasukkan ke dalam
corong dengan ukuran tertentu
Corong digetarkan sampai seluruh granul
mengalir keluar dari lubang corong
Baca waktu yang diperlukan untuk mengalirkan

b.

Bobot jenis
Kerapatan

/ a.

seluruh granul keluar dari corong


Kecepatan aliran dihitung dengan membagi bobot
granul (100 g) dengan waktu yang diperlukan
granul untuk melewati corong (g/detik)
Penafsiran hasil : aliran granul baik jika waktu
yang diperlukan untuk mengalirkan 100 g granul
10 detik
Metode sudut istirahat
Alat : Flow Tester
Prinsip : pengukuran sudut yang membentuk dari
lereng timbunan granul yang mengalir bebas dari
corong terhadap suatu bidang datar
Prosedur :
Timbang sejumlah granul, masukkan ke dalam
corong
Granul dibiarkan mengalir bebas dari lubang
corong/silinder dan ditampung pada suatu bidang
datar hingga timbunan granul tersebut
membentuk kerucut
Dari timbunan ini di ukur sudut istirahat (sudut
antara lereng granul dengan bidang datar)
Penafsiran hasil:
Jika : = 25-30o granul sangat mudah mengalir
= 30-38o granul mudah mengalir
> 38o granul kurang mengalir
BJ Ruah
Prosedur : timbang 100 g granul dan masukkan
dalam gelas ukur. Catat volumenya.
W
P=
V
P = BJ nyata
W = Bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan

b. BJ mampat
Prosedur :
Timbang 100 g granul dan masukkan dalam
gelas ukur lalu catat volumenya (Vo)
Gelas ukur diketuk sebanyak 10 dan 500 kali.
Catat volumenya (V10 dan V500)
W
P n=
Vn
Pn = BJ pada n ketukan

W = Bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
c. BJ sejati
bJ sejati merupakan massa granul dibagi volume
granul yang tidak termasuk pori granul
Alat : piknometer
P = BJ nyata
W = Bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
( ba ) x BJ cairan pendispersi
BJ sejati=
( b+d ) ( a+c )
a = bobot piknometer kosong
b = bobot piknometer + 1 g granul
c = bobot piknometer + 1 g granul + cairan
pendispersi
d = bobot piknometer +cairan pendispersi
d. Kadar Pemampatan
Prosedur : sama dengan BJ mampat
VoV 500
Kp=
x 100
Vo
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
V500 = volume granul pada 500 kali ketukan
Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika Kp
20%
e. Perbandingan Haussner
Prosedur : sama dengan pada prosedur BJ mampat
BJ
Angka Haussner= setelah pemampatan
BJ sebelum pemampatan
Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika
angka Haussner 1
f. Persen kompresibilitas (%K)
Prosedur : sama pada prosedur BJ mampat dan BJ
nyata
BJ
BJ nyata
%K mampat
x 100
BJ mampat
Penafsiran hasil:
Jika %K = 5-15% alirasn sangat baik
= 16-25% aliran baik

Granulometri
(distribusi
ukuran partikel)

Kadar zat aktif

26% aliran buruk


Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi
granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam
melakukan analisis granulometri digunakan susunan
pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar
diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun
pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Prosedur :
Timbang 100 g granul
Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari
ketahanan granul pada getaran
Timbang granul yang tertahan pada tiaptiap pengayak
Hitung persentase granul pada tiap-tiap
pengayak
Zat aktif dalam granul ditentukan sesuai dengan
metoda yang tercantum pada masing-masing
monografi zat di farmakope

B. Evaluasi Tablet (Produk akhir)


N
o
1

Jenis Evaluasi

Prosedur

Visual/Organoleptic a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop

Sifat fisika kimia

agar permukaan tablet lebih jelas terlihat


b. Bau
c. Rasa
a. Keseragaman ukuran
Keseragaman tebal
Keseragaman diameter
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur
diameter dan tebalnya menggunakan jangka
sorong. Menurut FI III diameter tablet tidak lebih
dari 3 kali dan tidak kurang 1 1/3 tebal tablet
b. Kekerasan
Alat : Hardness tester
Prosedur : dilakukan terhadap 20 tablet yang
diambil

secara

acak.

Kekerasan

diukur

berdasarkan luas permukaan tablet dengan

menggunakan beban yang dinyatakan dalam


kg/cm2. Ditentukan kekerasan rata-rata dan
standar deviasinya.
Syarat : tablet besar 7-8 kg/cm2, tablet kecil 4
kg/cm2
c. Friabilitas
Alat : Friabilator
Prosedur : dilakukan terhadap 20 tablet (jika
bobot tablet > 250 mg) atau 40 tablet (jika bobot
<

250

mg)

yang

diambil

secara

acak.

Dibersihkan satu persatu dengan sikat halus lalu


ditimbang (a). masukkan semua tablet kedalam
alat, lalu putar sebanyak 100 putaran. Lalu tablet
dibersihkan lagi dan ditimbang (b)
ab
f=
x 100
a
f = friabilitas
a = bobot tablet sebelum uji
b = bobot tablet setelah uji
Syarat : tablet yang baik memilikifriabilitas <
1%
d. Keseragaman bobot
Diambil 20 tablet secara acak, lalu ditimbang
masing-masing tablet. Hitung bobot rata-rata dan
penyimpangan terhadap bobot rata-rata. Tidak
boleh

ada

tablet

yang

masing-masing

penyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari


harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak
boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari harga kolom B
Bobot rata-rata
< 25 mg
26-150 mg
151-300 mg
>300 mg

Penyimpangan bobot rata-rata (%)


A
B
15
30
10
20
7,5
15
5
10

e. Keseragaman kandungan
Diambil 30 tablet secara acak, lalu ditentukan

kadar dari 10 tablet satu persatu dengan metoda


yang sesuai. Jika ada 1 tablet yang diluar 85115%, tentukan 20 tablet sisanya. Dianggap
memenuhi syarat jika hanya 1 tablet dari 30
3

Uji waktu hancur

tablet yang memberikan hasil diluar 85-115 %.


Alat : Disintegration tester
Prosedur : bejana diisi dengan HCl 0,1N. volume
diatur pada kedudukan tertinggi, lempeng kasa tepat
pada permukaan larutan dan pada kedudukan
terendah mulut tabung tetap diatas permukaan.
Suhu pelarut 36-38oC. 6 tablet dimasukkan satu
persatu kedalam masing-masing tabung, keudian
alat dinyalakan dan atur naik turun keranjang 30
kali tiap menit. Tablet hancur jika tidak ada bagian
tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmenfragmen bahan pembantu. Waktu hancur dicatat
sejak pertama kali alat dinyalakan hingga tidak ada
bagian-bagian tablet yang tertinggal diatas kasa.
Syarat

waktu

yang

diperlukan

untuk

menghancurkan ke 6 tablet tidak lebih dari 15 menit


4
5

untuk tablet yang tidak bersalut.


Lihat masing-masing monografi di farmakope

Uji disolusi
Kadar

zat

Indonesia
aktif Lihat masing-masing monografi di farmakope

dalam tablet
XII.

Indonesia

HASIL EVALUASI SEDIAAN


A. Evaluasi Granul
1. Kecepatan Aliran
- Metode corong
Berat Granul
100 gram

Waktu
deti
k

Rumus
-

Rumus

2. Kerapatan
- BJ Mampat
W = 50g
V10= 89ml
V500= 83ml
50 g

P10 89 ml
P500

100 g
= gram/detik

Lebar Penyebaran
5 cm

5
o
6,5 = 41,37

= 0,5617 g/ml

50 g
83 ml = 0,6024 g/ml

BJ Ruah
W
P=
V
50 g
90 ml

P=
-

Metode sudut istirahat


Diameter Corong
13 cm
R2 = 6,5 cm

berat
waktu

= 0,5555 g/ml

BJ Sejati
a. Pikno kosong = 11,5061 g
b. Pikno + 1 g granul + paraffin cair = 20,4140 g
c. Pikno + Paraffin cair = 21,4044
d. Pikno + 1 g granul = 12,5061
(12,5061 g11,5061 ) x 0,88
= ( 12,5061+21,4044 )( 12,5061+20,4140 g)
=

1 x 0,88
33.910532.9201

= 0,89
3. Kadar Mampat
8983

x 100% = 6,742 %
89

4. Angka Haussner
0,5617

=1
10
0,5555
500=

0,6024
0, 5555

5. %K

=1

K10 =

0,56170,5555
=0,01
0,5555

K500 =

0,60240,5555
=0,08
0,5555

B. Evaluasi Tablet
1. Organoleptik
- Warna : Putih
- Bau : Berbau obat
- Rasa : Pahit
2. Sifat fisika kimia
Keseragaman Bobot
Tablet
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Bobot (gram)
0,7770
0,7742
0,7885
0,7800
0,7800
0,7764
0,7589
0,7831
0,7913
0,7873
0,7956
0,7759
0,7839
0,7654
0,7724
0,7747
0,7563
0,7699
0,7422
0,7882

Jumlah
Rata-rata

15,523
0,7761

20 tab rata-rata + 5 %
= 0,7761 + 0,0388
= 0,8149 g
>10% = 0,7761 + 0,0776
= 0,8537 g
<10% = 0,7761 0,0776
= 0,6985 g
3. Uji Friabilitas
Bobot awal = 15,6092 g
Bobot akhir = 14,8328 g
15,609214,8328
x 100 =5,2
=
14,8328
4. Uji Keseragaman Kandungan
Kurva Standar Antalgin
Panjang gelombang Maksimum : dalam larutan asam 258 nm
Konsentrasi
8 ppm
10 ppm
12 ppm
14 ppm
16 ppm
18 ppm
a= 0.0420 b = 0.0359
r = 0.9968
pengenceran = 250 kali

Absorbansi
0.324
0.414
0.468
0.552
0.602
0.698
sampel = 0.694

y = bx+ a
0.694 = 0.0359 x + 0.0420
0.0359 x = 0.694 0.0420
0.652
x
= 0.0359
= 18.1615 ppm
Pengenceran 250 kali
18.1615 x 250 = 4540.375 ppm
Konfersi
4540.375
mg
=
x 100
1000
= 454.0375 mg
% Kadar
% Kadar

454.0375
500

100%
= 90.8075%
XIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan tablet Antalgin dengan
menggunakan metode Granulasi Kering. Tablet yang dibuat sebanyak 300 buah.
Komposisi tablet yang akan kami buat adalah sebagai berikut :
R/

Antalgin

500 mg

Amprotab

10 %

PVP

5%

Laktosa Spray Dried q.s


Mg Stearat

1%

Talkum

2%

Amprotab

5%

Granulasi kering itu sendiri adalah proses pembentukan granul dengan


cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar,
bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk baik, kemudian
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan.
Adapun prinsip dari metode ini adalah membuat granul yang dihasilkan
secara mekanis, tanpa penambahan pelarut pengikat ke dalam massa serbuk, di
mana ikatan partikel terbentuk melalui gaya adhesi dan kohesi partikel padat.
Metode granulasi kering diterapkan pada pembuatan tablet dengan zat aktif yang
memiliki dosis efektif terlalu tinggi untuk dikempa langsung, serta memiliki sifat
aliran yang sukar mengalir, kompresibilitas kurang, tidak tahan lembab dan panas.

Metode Granulasi Kering disebut juga slugging, merupakan salah satu


metode pembuatan tablet dengan cara mengempa campuran bahan kering (partikel
zat aktif dan eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang
daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Keuntungan granulasi kering adalah:
-

Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin


pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu

Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab

Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan granulasi kering adalah:


-

Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug

Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam

Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya


kontaminasi silang
Pada pembuatan tablet metode granulasi kering dalam prosesnya sama

sekali tidak memakai air. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang eksipen
fase dalam dan fase luar. Yang termasuk fase dalam adalah antalgin, amprotab,
PVP, dan laktosa spray dried. Dan yang termasuk fase luar adalah Mg stearat,

talkum dan amprotab. Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian di ayak agar
memperoleh partikel yang halus dan dilakukan untuk menghomogenkan ukuran
serbuk dan menghindari adanya bahan-bahan yang menggumpal yang
menyebabkan tidak meratanya jumlah bahan-bahan tersebut dalam setiap tablet
yang dicetak nanti, sehingga menghasilkan tablet dengan kualitas yang beragam
dan hal ini merupakan hal yang tidak diinginkan.
Pada percobaan ini, antalgin dibuat menjadi bentuk sediaan tablet dan
dipilih metode granulasi kering untuk menghindari proses yang dapat
mengganggu stabilitasnya (panas dan kelembaban). Selain itu, penggranulan
dalam metode granulasi kering ini juga diharapkan dapat meningkatkan sifat
aliran, kompresibilitas, dan kompaktibilitasnya pada saat proses pengempaan.
Proses pembentukan granul dapat diperoleh dengan metode slugging
maupun penggunaan mesin roller compactor/chilsonator. Pada metode slugging,
komponen-komponen tablet yang tadi telah dicetak dikompakkan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug. Setelah itu, slug diayak menggunakan ayakan
dengan mesh no 14 untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik
dari campuran awal. Bila slug yang didapat sifat alirannya belum memuaskan,
maka proses diatas dapat diulang.
Bahan pengikat merupakan zat inert secara farmakologi yang ditambahkan
dalam formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel- partikel
serbuk dalam massa tablet yang diperlukan untuk pembuatan granul dan membuat
massa granul menjadi kompak padat/tablet. Yang ingin dicapai adalah
kompresibilitasnya yang baik. Jumlah/konsentrasi pengikat yang digunakan dan

metode penambahan pengikat harus diperhatikan agar tablet tetap utuh saat ditelan
dan saat disimpan, tetapi hancur saat masuk dalam saluran cerna.
Zat pewarna tidak dipergunakan dalam metode ini karena zat warna sukar
homogen tanpa adanya bantuan air. Pembuatan metode ini tidak memerlukan
bahan pengikat, hanya membutuhkan bahan pelicin dan bahan penghancur saja.
Bahan pengikat berfungsi sebagai meningkatkan kekuatan ikatan antara bahanbahan, dan perlu adanya bantuan air untuk memperkuat ikatan tersebut. Namun
pembuatan metode granulasi kering untuk meningkatkan kekuatan ikatan tersebut
dengan cara di kempa dengan tekanan yang besar yang kemudian dihancurkan
untuk mendapatkan granul yang cukup keras dan tidak rapuh.
Untuk mempermudah hancurnya granul menjadi partikel halus yang
mudah larut,maka digunakan penghancur/disintegran dalam di mana disintegran
ini dicampur dengan bahan fasa dalam lainnya saat granulasi. Oleh karena itu,
digunakan amprotab (amilum protablet) sebagai penghancur dalam pada formulasi
tablet ini karena amprotab termasuk zat yang inert, kompatibel dengan komponen
tablet lainnya, dan merupakan serbuk yang alirannya baik. Sifat hidrofilik yang
dimiliki amprotab mampu menyerap air dan membentuk pori-pori dalam tablet.
Hal ini akan menyebabkan penghancuran tablet menjadi lebih baik.
PVP disini berfungsi sebagai bahan penghancur tablet untuk mempercepat
wakru hancur tablet setelah tablet diminum/digunakan. Penambahannya tidak
membutuhkan air, hanya dicampurkan begitu saja sehingga tidak ada
permasalahan yang mengganggu proses pembuatan metode granulasi kering ini.
Untuk menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran
granul dari hopper ke dalam die digunakan glidan. Glidan juga dapat

meminimalisasi kecenderungan granul untuk memisah/ segregasi selama tahap


vibrasi yang berlebihan. Dalam formulasi tablet ini digunakan talk sebagai
lubrikan. Talk yang digunakan hanya 2%, karena jika digunakan terlalu banyak,
menyebabkan tablet menjadi capping. Talk dapat mengabsorbsi gas, sehingga
meningkatkan sifat hidrofob bahan. Bahan yang hidrofob akan capping (terbelah)
ketika dicetak. Pada fasa dalam diperlukan glidan karena selama proses granulasi
kering, partikel digranulasi membentuk slug. Untuk dapat mengalirkan granul
sebelum dikempa, diperlukan glidan yang dapat melapisi granul sehingga dapat
mengalir dengan baik. Lubrikan juga diperlukan pada fasa dalam untuk
mengurangi friksi yang terjadi antara partikel dengan alat ketika partikel dislugging dan menjaga supaya mesin tidak cepat rusak serta kehilangan massa
yang banyak akibat gesekan Magnesium stearat berfungsi sebagai bahan pelicin
untuk meningkatkan sifat alir granul sehingga akan dihasilkan tablet dengan bobot
yang seragam serta mencegah melekatnya tablet pada cetakan. Untuk mengurangi
gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet dengan dinding die
selama proses pengempaan dan penarikan tablet digunakan lubrikan. Penggunaan
lubrikan juga cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan
tablet dan juga meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. Dalam
formulasi tablet ini digunakan Mg-Stearat sebagai lubrikan karena memiliki tidak
mudah terhidrolisis, tahan panas dan lembab, serta kompatibel terhadap zat aktif.
Mg-stearat juga memiliki kestabilan yang baik dalam kondisi tekanan yang tinggi.
Untuk pencampurannya hanya tambahkan begitu saja.
Proses pembuatan granulasi kering terbilang cepat dibanding granulasi
basah karena tidak membutuhkan proses pemanasan untuk mengeringkan granul

yang basah. Serta alat yang digunakan tidak sebanyak granulasi basah. Pada
proses pengempaan pertama diperlukan tekanan yang besar pada waktu
pengempaan masa menjadi slug (tablet dengan diameter besar) atau menjadi
lempengan-lempengan. Hal ini bertujuan supaya granul yang dihasilkan cukup
keras/tidak rapuh. Setelah didapat cetakan tablet untuk mendapatkan granul
dengan cara dihancurkan, ketika proses penghancuran sebaiknya tidak terlalu
kuat. Hal ini bertujuan supaya granul yang dihasilkan tidak terlalu kecil bahkan
menjadi serbuk kembali. Tapi jika pada proses pengempaan tekanannya kuat akan
membantu meminimalkan hasil granul yang rapuh bahkan sampai menjadi serbuk.
Kemudian di ayak menurut ukuran sesuai bentuk granul yang ingin dihasilkan.
Setelah terbentuk granul, garanul dievaluasi kompresibilitas dimana granul
dimasukan kedalam gelas ukur kemudian diketuk-ketukan dan setelah pengetukan
selesai kami menghitung kompresibilitasnya. Diperoleh kompresibilitasnya sebesa
6,742

dengan

memasukan

data

kepersamaan

kompresibilitas

BJ mampatBJ nyata
x 100
, kompresibilitas granul dengan nilai tersebut
Bj mampat
tergolong sangat baik karena standar kompresibilitas granul yang sangat baik
adalah 5-15%.
Selanjutnya dilakukan uji alir menentukan kecepatan alir dengan
menggunakan metoda corong dan metoda istirahat. Dimana kecepatan alir dengan
metoda corong dihitung dengan membagi bobot granul dan waktu yang
dibutuhkan granul untuk melewati corong. Dihasilkan kecepatan alir rata-rata 1,3
g/detik. Hasil tersebut menunjukan aliran granul baik karena kecepatan alir < 4 g/
detik. Sedangkan metoda istirahat yaitu dengan menentukan sudut antara lereng

dan dasar granul dan dihasilkan sudut = 23,96 yang menunjukkan bahwa aliran
granul tidak mudah mengalir karena tidak berada pada range persyaratanya itu
antara 25-30.
Setelah melewati tahap-tahap pengujian granul, selanjutnya granul tersebut
dicetak dengan menggunakan mesin cetak tablet single punch. Granul yang terdiri
dari fase luar dan fase dalam dimasukkan ke dalam hopper. Kemudian alat
dihubungkan ke arus listrik. Punch atas diatur untuk mengatur kekerasan tablet
dan punch bawah diatur untuk mengatur ukuran tablet. dan kekerasan sekitar 7080 N. Setelah itu, tekan tombol on pada alat tersebut dan tablet pun tercetak
dengan kecepatan yang diinginkan. Tablet yang terbentuk berukuran sedang yang
berat rata-ratanya adalah 0,7761 gram. Tablet tersebut dievaluasi dengan beberapa
parameter, yaitu : uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji friabilitas,
uji waktu hancur (disintegrasi) dan uji kekerasan.
Uji yang pertama dilakukan adalah uji keseragaman bobot tablet. Prosedur
untuk pengujian ini adalah tablet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu diatas
alat timbangan. Kemudian hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis
keseragaman bobot tablet dengan membandingkan bobot tablet dalam rentang
penyimpangan bobot rata-rata tablet.
Evaluasi yang selanjutnya dilakukan adalah Uji Keseragaman ukuran. Uji
ini merupakan perbandingan antara diameter dan tebal tablet. Pertama-tama
diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya menggunakan
jangka sorong. Digunakan jangka sorong karena alat ini memiliki ketelitian yang
cukup bagus dan sesuai dengan pengukuran panjang dan tebal tablet. Ketelitian
jangka sorong manual adalah 0,05 mm. Tablet tersebut kemudian dijepit di celah

jangka sorong tersebut. Untuk mengukur tebal, tablet diletakkan secara datar dan
untuk mengukur diameter, tablet diletakkan pada posisi tegak. Selanjutnya, dibaca
skala kecil dan besar yang ditunjukkan oleh pengukur jangka sorong. Catat
diameter dan tebal dari kedua puluh tablet tersebut. Menurut FI III diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3tebal tablet. Ketebalan suatu
tablet dipengaruhi oleh volum dari bahan yang diisikan ke dalam cetakan, garis
tengah cetakan, dan besarnya tekanan oleh punch. Oleh karena itu untuk
mendapatkan tablet yang tebalnya seragam selama produksi harus selalu
dilakukan pengawasan. Menurut Farmakope Indonesia, diameter tablet tidak lebih
dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
Selanjutnya adalah Uji Kekerasan tablet. Uji ini bertujuan untuk menjamin
ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan, penghantaran
(shipping). Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tabletdengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Tujuan dilakukan uji kekerasan
tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet melawan
tekanan

mekanik

(goncangan)

dan

tekanan

pada

saat

pembungkuran,

pengangkutan, dan penyimpanan. Selain ketebalan dan diameter, kekerasan tablet


juga perlu diperhatikan karena pada umumnya tablet harus cukup keras agar tidak
pecah saat pengemasan, pengapalan, dan saat penanganan normal, tetapi tablet ini
juga harus cukup lunak untuk melarut akan menghancur dengan sempurna begitu
digunakan orang atau dapat dipatahkan di antara jari-jari bila memang tablet ini
perlu dibagi untuk pemakaiannya. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh sifat granul
dan besarnya tekanan yang diberikan punch. Kekerasan tablet ini pun erat
hubungannya dengan ketebalan tablet, bentuk dan waktu hancur tablet. Untuk

menguji kekerasan tablet ini, pertama-tama dipilih secara acak sebanyak 20 tablet.
Setelah itu masing-masing tablet diukur kekerasannya dengan menggunakan alat
uji kekerasan. Tablet tersebut memiliki kekerasan yaitu sebesar 3 kg.
Selanjutnya adalah uji friabilitas. Parameter untuk menguji ketahanan
tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu. Friabilitas digunakan untuk
mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman. Prinsip dari uji friabilitas adalah
menentukan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama

diputar dalam

friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar
sebanyak 100 kali putaran. Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya
kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot < 750 mg,
timbang sejumlah tablet hingga beratnya mendekati 7,5 g. Untuk tablet dengan
bobot > 750 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang
telah ditimbang ke dalam friabilator lau dijalankan sebanyak 100 kali putaran.
Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan
seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet
yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1
%. Setelah itu dihitung % friabilitas dengan rumus :
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus diatas, didapatkan bahwa
persen friabilitas adalah sebesar 2,321 %. Hasil ini menunjukkan hasil yang tidak
baik, karena lebih dari 1%. Sementara apabila presentase kehilangan massa tablet
kurang dari 1 %, maka tablet tersebut dinayatakan tahan terhadap goresan ringan/
kerusakan dalam penanganan, pengemasan, pengapalan dan pengiriman.

Selanjutnya dilakukan uji keseragaman kandungan dengan menggunakan


spekrofotometer UV-Vis dengan pelarut etanol dan pada panjang gelombang 258
dan didapatkan kadar sebeesar 90,8075%. Dimana hasil yang didapatkan tidak
memenuhi syarat menurut farmakofe Indonesia dimana menurut Farmakope
Indonesia kandungan dalam tablet tidak < dari 95% dan dan tidak < dari 105%.
XIV. Kesimpulan
Dalam praktikum pembuatan tablet Antalgin dengan metode granulasi
kering kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Dihasilkan kecepatan alir rata-rata 1,3 g/detik. Hasil tersebut menunjukan
aliran granul kurang baik karena kecepatan alir < 4 g/ detik. Hal ini
menunjukan bahwa granul memiliki daya alir yang buruk.
2. Uji keseragaman kandungan yang di dapatkan adalah 90,8075%. Dimana
hasil yang didapatkan tidak memenuhi syarat menurut Farmakope
Indonesia yaitu tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105%.
XV.

Wadah dan Kemasan

XVI. Brosur

XVII. DOKUMENTASI

No
1

Gambar

Keterangan
Proses pengayakan

Evaluasi tablet (uji friabilitas)

Evaluasi tablet (uji kekerasan)

Penimbangan granul

Penimbangan cawan (uji kelembaban)

6.

Penimbangan cawan (uji kelembaban)

7.

Penimbangan cawan (uji kelembaban)

8.

Evaluasi granul (bobot jenis)

9.

Evaluasi granul

10.

Penimbangan piknometer (uji bobot jenis)

11.

Penimbangan piknometer (uji bobot jenis)

12.

Penimbangan granul

13.

Penimbangan gelas kimia

14.

Penimbangan cawan + granul

Penimbangan bahan

Mengsentrifugasi tablet untuk uji kadar zat aktif

Hasil sentrifugasi tablet untuk uji kadar zat aktif

Absorbansi tablet pada uji kadar zat aktif

Anda mungkin juga menyukai